Kebijakan Deviden Risiko Bisnis Struktur Modal SM

dalam Mayangsari 2001, membuktikan bahwa besaran perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage perusahaan.

5. Tingkat Pertumbuhan Penjualan

Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi kecenderungan penggunaan hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya lebih rendah. Konsisten dengan hasil penelitian Thies dan Klock 1992 yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan dengan leverage. Sedangkan Bakin 1989 dalam Mayangsari 2001 pada penelitiannya menemukan tingkat pertumbuhan penjualan berhubungan positif dengan hutang.

6. Kebijakan Deviden

Secara tidak langsung, kebijakan deviden akan memiliki pengaruh terhadap tingkat penggunaan hutang statu perusahaan. Kebijakan deviden yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana guna membayar jumlah deviden yang tetap tersebut. Dan apabila perusahaan menggunakan tingkat hutang yang tinggi, maka ada kemungkinan bahwa dalam jangka panjang perusahaan tidak akan mampu membayar deviden yang stabil serta memenuhi beban tetap hutang. Menurut Mc. Cue et al. 1992 dalam studinya menemukan bukti bahwa kebijakan deviden mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif dengan debt ratio.

7. Risiko Bisnis

Dalam suatu perusahaan, risiko bisnis akan meningkat jika penggunaan hutang tinggi dan hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan 21 ESA SETIANA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA, 2008. bagi perusahaan. Menurut Feri dan Jones 1979 dalam Mayangsari 2001 dinyatakan bahwa risiko bisnis ditunjukkan oleh variabilitas pendapatan yang akan diterima pada masa yang akan datang. Hasil penenlitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya menggunakan hutang yang lebih sedikit untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan

8. Operating Leverage

Variabel ini timbul dikarenakan perusahaan menggunakan kos operasi tetap dengan menggunakan aktiva tetap dalam operasi perusahaan. Dalam suatu perusahaan, tingkat operating leverage pada suatu tingkat hasil akan ditunjukkan oleh perubahan dalam volume penjualan yang mengakibatkan adanya perubahan yang tidak proporcional dalam laba atau rugi operasi. Operating leverage merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi risiko bisnis. Semakin besar Operating leverage perusahaan maka semakin besar variasi keuntungan akibat perubahan pada volume penjualan perusahaan dan mengakibatkan semakin besar risiko bisnis perusahaan. Pada tingkat risiko yang tinggi, sebaiknya struktur modal dipertahankan atau mengurangi penggunaan hutang yang lebih besar. Sebaliknya untuk perusahaan dengan kos tetap yang kecil dapat menggunakan hutang yang lebih besar.

2.5. R eview Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang menjadi pedoman peneliti dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta dapat dilihat pada tabel 1 berikut: 22 ESA SETIANA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA, 2008.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Design Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kausal Komparatif dan Eksperimental, yaitu penelitian yang menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta BEJ. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari perusahaan tersebut yang diperkirakan dapat mewakili karakteristik populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive random sampling dengan mengemukakan beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar listing di Bursa Efek Jakarta selama periode 2000 – 2004. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang berkesinambungan. 2. Perusahaan yang secara kontinyu mengeluarkan laporan keuangan selama tahun pengamatan, yaitu dari tahun 2000 – 2004. 3. Konsisten memiliki hutang jangka panjang selama periode tersebut. 4. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki kelengkapan data sesuai dengan model yang digunakan. Sementara itu untuk unit analisis dari penelitian ini adalah organisasi perusahaan. ESA SETIANA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA, 2008.

3.2. Teknik Seleksi Sampel

Dalam melakukan seleksi sampel, digunakan teknik 1, 1+2, 1+2+3 dan 1+2+3+4 sesuai dengan kriteria metode purposive random sampling diatas sehingga sampel terpilih berjumlah 66 perusahaan dan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel. 2 Teknik Seleksi Sampel Perusahaan Listing di BEJ 1 1+2 1+2+3 1+2+3+4 307 138 138 98 66

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan dimensi waktu pooling datadata panel gabungan data time series dan data cross section yang meliputi data akuntansi berupa laporan keuangan perusahaan selama kurun waktu 2000 – 2004 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dan permintaan langsung ke Bursa Efek Jakarta BEJ. Sedangkan jenis penelitian ini adalah asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan mempunyai tingkat tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Pada penelitian ini terdapat variabel yang mempunyai hubungan kausalsebab akibat Sugiyono ,2004 Adapun vriabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal SM sebagai dependent variabel variabel terikat, sedangkan ukuran perusahaan size, aktiva growth of assets, dan kemampulabaan profitabilitas sebagai independent variabel variabel bebas. ESA SETIANA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA, 2008.

3.4. Model Analisis

Untuk melihat seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan size, pertumbuhan aktiva growth of assets, dan kemampulabaan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta selama kurun waktu 2000 – 2004 dengan menggunakan data panel, maka model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan model analisis sebagai berikut: SM it = + 1 LUP it + 2 PA it + 3 KL it + i it Keterangan simbol: SM = struktur modal perusahaan i pada tahun t LUP = log ukuran perusahaan i pada tahun t PA = pertumbuhan aset perusahaan i pada tahun t KL = kemampulabaan perusahaan i pada tahun t i = variabel gangguan error term 1 - 3 = koefisien regresi = konstanta i = perusahaan i t = tahun Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Generalized Least Square GLS untuk semua perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria di Bursa Efek Jakarta BEJ. Penggunaan metode GLS untuk data panel pooled data lebih baik dibandingkan dengan metode OLS. Hal ini dikarenakan hasil estimasi dengan metode OLS untuk data panel menjadi bias dan tidak efisien dan Gujarati 2003 menyarankan bahwa metode GLS lebih baik untuk digunakan pada data panel. Sebagai alat analisis yang digunakan untuk mengolah data panel tersebut adalah dengan Program Eviews versi 4.1. ESA SETIANA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA, 2008.

3.5. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini melibatkan 4 variabel yang terdiri atas 1 variabel terikat dan 3 variabel bebas. Untuk variabel bebas tersebut adalah: ukuran perusahaan UP, pertumbuhan asset PA dan kemampuanlabaan KL, sedangkan variabel terikatnya adalah struktur modal SM. Ketiga variabel tersebut dipilih karena berdasarkan hasil pengujian empiris sebelumnya terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal McCue dan Ozcan, 1992; Mahmoud et. al., 1998; Arrayani, 2003. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Struktur Modal SM

Untuk mengukur struktur modal dalam penelitian ini digunakan rasio struktur modal yang disebut dengan leverage ratio. Leverage ratio adalah perbandingan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Dalam perhitungan leverage ratio yang digunakan adalah long term debt to total asset . Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ghosh et. al. 2000, struktur modal dalam penelitian ini menggunakan parameter Long Term Debt to Total Asset Ratio yaitu perbandingan antara hutang jangka panjang perusahaan long term debt dengan total aktiva total assets atau dapat dirumuskan sebagai berikut: Hutang Jangka Panjang Long Term Debt Total aktiva Total Asset Long Term Debt to Total Asset Ratio menggambarkan besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai dari hutang jangka panjang. ESA SETIANA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA, 2008.

2. Ukuran Perusahaan UP