PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH GEOTHERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK DI DUSUN BAHOAN KECAMATAN SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN.
PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH
GEOTHERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET
DAN GEOLISTRIK DI DUSUN BAHOAN KECAMATAN
SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN
Oleh:
Wahyu Azhar Ritonga
NIM 4122240007
Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
iii
PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH
GEOTHERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET
DAN GEOLISTRIK DI DUSUN BAHOAN KECAMATAN
SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN
Wahyu Azhar Ritonga (4122240007)
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang Penentuan Struktur Bawah Permukaan
Daerah Geothermal Menggunakan Metode Geomagnet Dan Geolistrik Di Dusun
Bahoan Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kontur penyebaran fluida, penampang anomali dan model lapisan
struktur bawah permukaan. Pengukuran metode geomagnet menggunakan PPM
(Proton Precession Magnetometer) tipe Elsec 770, pengambilan data dilakukan
secara acak dengan jumlah titik yang diperoleh 40 titik ukur, pengolahan data
menggunakan surfer 10 untuk mendapatkan peta kontur dan Mag2DC for windows
untuk mendapatkan penampang anomali magnetik. Metode geolistrik menggunakan
alat Ares-G4 Versi 4,7 (Automatic Resistivity System) dan GPS (Global Position
System) pengukuran metode geolistrik dilakukan dengan membentangkan elektroda
serta menginjeksi arus melalui dua elektroda dan beda potensial yang muncul dapat
terukur sehingga didapat harga resistivitas semu yang diperoleh dari alat geolistrik.
Kemudian data diolah menggunakan Res2Div untuk mendapatkan penampang
kontur 2-D dari nilai resistivitas lapisan batuan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kontur penyebaran fluida menggunakan metode geomagnet dan geolistrik
tersebar secara vertikal, penampang anomali dengan metode geomagnet memiliki
nilai terendah 22,75 nT dan nilai tertinggi 69,92 nT, dari penampang anomali
didapat nilai suseptibilitas 0,00054, 0,0006, 0,0016 dimana model lapisan struktur
bawah permukaan terdiri dari batuan pasir, lempung dan gamping. Untuk metode
geolistrik memiliki nilai resistivitas (0,00-100)
dan model lapisan batuan
lempung. Nilai resistivitas (150-200)
model lapisan batuan lanau. Nilai
restivitas (350-500)
model lapisan pasir, dan nilai restivitas >2250
model
lapisan batu gamping. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daerah Dusun
Bahoan Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun berpotensi sebagai energi
panas bumi.
Kata kunci: Geomagnet, Geolistrik, GPS, Suseptibilitas, Resistivity, Geothermal
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi
ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains di
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri
Medan. Adapun judul skripsi ini yaitu “ Penentuan Struktur Bawah
Permukaan Daerah Geothermal Menggunakan Metode Geomagnet dan
Geolistrik di Dusun Bahoan Kecamatan Silau Kahean Kabupaten
Simalungun”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Muhammad Kadri, S.Si., M.Sc. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan saran, bimbingan dan nasehat keilmuan selama penelitian dan
penulisan skripsi. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Dr. Karya
Sinulingga, M.Si, Bapak Drs. Juniar Hutahean, M.Si, dan Bapak Drs. Togi
Tampubolon, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan saran
mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Disamping itu, ucapan terima kasih kepada Bapak Rektor Unimed Prof. Dr.
Syawal Gultom, M.Pd selaku pimpinan Unimed beserta seluruh wakil rektor,
Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Alkhafi
Maas Siregar, M.Si, selaku ketua jurusan fisika, Ibu Dr. Rita Juliana, M.Si, selaku
sekretaris jurusan fisika, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si, selaku ketua program
studi fisika, beserta seluruh staf edukatif dan administratif pada program studi
Fisika Universitas Negeri Medan.
Ucapan terimaksih kepada bapak Margono selaku Kepala Kantor BMKG
serta staf pegawai yang telah membantu dalam peminjaman alat untuk penelitian
dan abang Yosi Setiawan yang ikut serta pada penelitian dalam penyelesaian
skripsi, juga kepada Kepala Pangulu Dolok Morawa Ibu Saida Purba, yang telah
memberi ijin penulis untuk melakukan penelitian di daerah dusun Bahoan desa
Dolok Morawa kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun.
v
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orang
tua saya, Ayahanda dan ibunda tercinta Asal Ritonga, S.Pd, dan Farida Hanum
Siagian yang memberi motivasi berupa moral dan materi serta doa kepada penulis
sehingga skripsi dapat diselesaikan pada waktunya. Ucapan terimakasih saya
ucapkan kepada Abangda saya Sangkot Idris Ritonga dan adik-adik saya Rinaldi,
Khairul Azmi, Muhammad Alwi, Adrian Tama yang selalu menjadi penyemangat
buat saya. Dan juga terimaksih kepada abang Dedi Surahman, Maksum Ahmadi,
Khairul Umam Rambe, Mutakin, Envil serta Mashudi dan teman-teman dijurusan
Fisika yakni Lili, Ibrahim, Clara, Dheni, Elvi, Sri, Herianto, Habibi, Reza, Isrin,
Intan, Erni, Konni, Kartika, Wardatul, Maymunah, Linda, Fauzan, Sabarina, Juli,
Risky, Habibi, Toha, Rahmat, Eka, Febri, Fikri, Suryani, Irma, Nila, Martha
Khairunnisya, Rahmayani, Fitria, Buk Intan, Buk Tuti, Kak Maya, Bang Anton,
dan yang lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan motivasi dan banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, oleh karena itu demi
kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata bahasa, penulis menerima kritik dan
saran dari pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga skripsi
ini bermanfaat untuk penelitian lanjutan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Medan,
Maret 2016
Penulis,
Wahyu Azhar Ritonga
NIM. 4122240007
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
xi
Daftar Lampiran
xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Batasan Masalah
5
1.3. Rumusan Masalah
5
1.4. Tujuan Penelitian
6
1.5. Manfaat Penelitian
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
7
2.2. Panas Bumi (Geothermal)
8
2.2.1. Pengertian Geothermal
8
2.3 Batuan dan Mineral
9
2.3.1. Batuan
9
2.3.2. Mineral
10
2.4. Geologi Struktur
11
2.5. Magma
13
2.6. Tipe-tipe Sistem Panas Bumi
14
2.7. Manifestasi Panas Bumi di Permukaan
15
2.7.1. Tanah Hangat (Warm Ground)
16
2.7.2. Permukaan Tanah Beruap (Steaming Ground)
16
vii
2.7.3. Mata Air Panas atau Hangat (Hot or Warm Spring)
16
2.7.4. Umur (Lifetime) Sumber Panas Bumi
17
2.8. Model Geologi Panas Bumi
18
2.8.1. Model Geologi Sistem Panas Bumi
20
2.9. Fluida Panas Bumi
21
2.10. Proses Pembentukan Sumber Panas Bumi
23
2.11. Reservoir Panas Bumi
24
2.12. Energi Geothermal Menjadi Energi Listrik
26
2.13. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
26
2.14. Metode Geolistrik
27
2.15. Model Konfigurasi Elektroda dan Sensivitasi
28
2.15.1. Wenner Alpha
29
2.15.2. Wenner Beta
30
2.15.3. Wenner Gamma
30
2.15.4. Pole-pole
30
2.15.5. Dipole-dipole
30
2.15.6. Pole-Dipole
31
2.15.7. Wenner Schlumberger
31
2.16. Sifat Listrik Batuan
32
2.17. Metode Geomagnet
32
2.18. Gaya Magnetik
32
2.19. Kuat Medan Magnet
33
2.20. Induksi Magnet
33
2.21. Medan Magnet
34
2.22. Potensial Dua Elektroda Arus di Permukaan Bumi
36
2.23. Resistivitas
37
2.23.1. Resistivitas Batuan
38
2.23.2. Resistivitas Semu
42
viii
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
43
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
44
3.2.1. Alat Penelitian
45
3.2.2. Bahan Penelitian
47
3.3. Prosedur Penelitian
47
3.4. Analisis Data
48
3.4.1. Menggunakan Metode Geomagnet
48
3.4.2. Menggunakan Metode Geolistrik
53
3.5. Diagram Alir Penelitian
55
3.5.1. Diagram Alir Penelitian Geomagnet
55
3.5.2. Diagram Alir Analisis Data Magnetik
56
3.5.3. Diagram Alir Penelitian Geolistrik
57
3.5.4. Diagram Alir Geomagnet dan Geolistrik
58
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian Geomagnet
59
4.1.1. Deskripsi Data
59
4.1.2. Pola Penyebaran Anomali Magnet Bumi
60
4.1.3. Suseptibilitas
61
Batuan Daerah Bahoan
4.2. Pembahasan Geomagnet
62
4.2.1. Interpretasi Data Geomagnet
62
4.3. Hasil Penelitian Geolistrik
64
4.4. Pembahasaan Geolistrik
65
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
69
5.2. Saran
69
DAFTAR PUSTAKA
70
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kabupaten Simalungun
7
Gambar 2.2. Peta Lokasi Penelitian
8
Gambar 2.3.Lapisan Bumi
9
Gambar 2.4. Sesar Normal
12
Gambar 2.5. Sesar Naik
12
Gambar 2.6. Sesar Geser
13
Gambar 2.7. Fumarole dan Solfatara
15
Gambar 2.8. Sebaran Daerah Vulkanik Aktif
19
Gambar 2.9. Sistem Magmatik Vulkanik Aktif
20
Gambar 2.10. Proses Perpindahan Panas Bumi
23
Gambar 2.11. Perpindahan Panas di Bawah Permukaan
24
Gambar 2.12. Cara Kerja PLTP
26
Gambar 2.13. Konfigurasi Elektoda Dalam Eksplorasi Geolistrik
29
Gambar 2.14. Konfigurasi Wenner Schlumberger
31
Gambar 2.15. Potensial yang di Timbulkan Oleh Dua Elektroda
Arus Pada Permukaan Bumi
36
Gambar 3.1. Peta Geologi Daerah Penelitian
43
Gambar 3.2. Daerah Penelitian Menggunakan Satelit
44
Gambar 3.3. Daerah Penelitian Menggunakan Google earth
44
Gambar 3.4. Grafik Intensitas Magnetik (I) Versus Waktu (t)
49
Gambar 3.5. Diagram Alir Penelitian Geomagnet
55
Gambar 3.6. Diagram Alir Analisis Data Magnetik
56
Gambar 3.7. Diagram Alir Penelitian Geolistrik
57
Gambar 3.8. Diagram Alir Geomagnet dan Geolistrik
58
Gambar 4.1. Pola Penyebaran Anomali Magnet Bumi di Lokasi Survei
61
Gambar 4.2. Peta Kontur Suseptibilitas di daerah Bahoan
62
Gambar 4.3. peta kontur anomali dengan sayatan A-A’
63
Gambar 4.4. Model Penampang Geomagnetik Menggunakan Mag2DC
64
x
Gambar 4.5. Penampang Kontur Restivitas Lintasan I
66
Gambar 4.6. Penampang Kontur Restivitas Lintasan II
67
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sistem Panas Bumi Berdasarkan Temperatur
23
Tabel 2.2. Hubungan Antara Sifat Magnetik dan Suseptibilitas
35
Tabel 2.3. Resistivitas Batuan
38
Tabel 2.4. Variasi Resistivitas Batuan dan Mineral
38
Tabel 2.5. Variasi Resistivitas Tanah dan Mineral
39
Tabel 2.6. Resistivitas Batuan Menurut Jenis Batuan
39
Tabel 2.7. Harga Suseptibilitas Magnetik dan Mineral
40
Tabel 2.8. Unsur Kimia Dari Jenis Batuan
41
Tabel 3.1. Alat Penelitian
45
Tabel 3.2. Alat Pemancar dan Spesifikasinya
46
Tabel 3.3. Alat Penerima dan Spesifikasinya
46
Tabel 4.1. Nilai Anomali Magnet dan Suseptibilitas
59
Tabel 4.2. Hasil Pengukuran di Lapangan
65
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Magnet Terolah Dengan Koreksi Variasi Harian
73
Lampiran 2. Anomali Magnet dan Harga Suseptibilitas Batuan
di Lokasi Penelitian
75
Lampiran 3. Data Pengamatan Magnet Bumi di Base
77
Lampiran 4. Data Hasil Penelitian Lintasan I
79
Lampiran 5. Data Hasil Penelitian Lintasan II
86
Lampiran 6. Pengolahan Data Magnetik
93
Lampiran 7. Peta Geologi Lokasi Penelitian
98
Lampiran 8. Peta Topografi Lokasi Penelitian
99
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian
101
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi merupakan salah satu faktor pendukung perkembangan kemajuan
suatu
negara,
bilamana
suatu
negara
kekurangan
energi
maka
akan
memperlambat perkembangan kemajuan negara serta memperlambat laju
mobilitas ekonomi dan menurunkan produksi industri. Salah satu energi yang
sangat diperlukan adalah energi listrik. Kebutuhan energi listrik setiap tahun
semakin meningkat, pada tahun 2014 di Indonesia mencapai 31.550,95 MW,
sedangkan kebutuhan energi listrik yang dibutuhkan oleh Indonesia 50.000,00
MW. Daerah yang mengalami rasio elektrifikasi pasokan listrik yakni Propinsi
Papua (36,41%), Nusa Tenggara Timur (54,77%), Nusa Tenggara Barat (64,43%),
Kalimantan Tengah (66,21%), Gorontalo (67,81%), Sulawesi Barat (67,6%),
Kepulauan Riau (69,66%) dan Sumatera Utara (89,6%), khususnya Sumatera
Utara sejak tahun 2005, krisis listrik di Sumut tidak kunjung selesai. Saat ini
kebutuhan listrik Sumut sebesar 1.700 MW(megawatt), sedangkan kekurangan
pasokan sekitar 330 MW. Jumlah ini diluar cadangan daya yang dibutuhkan
sebagai cara untuk mengantisipasi jika terjadi gangguan pembangkit (Budiyanti,
2014).
Salah satu energi yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan adalah panas
bumi (geothermal). Geothermal merupakan sumber daya panas alami, hasil
interaksi antara panas yang dipancarkan batuan panas (magma) dan air tanah yang
berada disekitarnya, dimana cairan yang terpanasi akan terperangkap di dalam
batuan yang terletak didekat permukaan sehingga secara ekonomis dapat
dimanfaatkan (Amstead, 1983). Potensi panas bumi di Indonesia sangat
melimpah, karena terletak di zona tumbukan
antara lempeng Eurasia dan
lempeng Indo-Australia, hingga saat ini telah teridentifikasi 265 daerah prospek
panas bumi di Indonesia, 138 lokasi (52,07%) masih pada tahap penyelidikan
tingkat spekulatif, 24 lokasi (9,05%) masih pada tahap penyelidikan tingkat
hipotetis, 88 lokasi (33,21%) berpotensi sebagai cadangan panas bumi, 8 lokasi
2
(3,01%) siap dikembangkan menjadi potensi panas bumi, 7 lokasi (2,64%) telah
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (badan geologi, 2009).
Diperkirakan energi potensi panas bumi di Indonesia mencapai 27.500,00
MW, yakni sumber potensi tersebut berada di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang paling
banyak memiliki potensi energi panas bumi yaitu 1.857,00 MW yang terdapat di
enam kabupaten yakni, Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,
Padang Lawas dan Mandailing Natal (Gunawan, 2013).
Menurut kementerian energi sumber daya mineral tahun 2011 bahwa
Sumatera Utara tidak akan kekurangan sumber energi listrik jika potensi panas
bumi dimanfaatkan secara maksimal. Energi panas bumi yang telah ada
pengembangannya di Sumatera Utara yaitu panas bumi Sarulla (330 MW) dan
Sibayak (120 MW),
Dolok Marawa Kabupaten Simalungun dengan potensi
cadangan terduga 38 MW.
Panas bumi salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui
(renewable). Untuk mengatasi krisis energi khususnya di Sumatera Utara yang
salah satu provinsi memiliki potensi panas bumi, seharusnya pembangkit listrik
tenaga panas bumi merupakan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah
kekurangan energi tersebut, kelebihan energi panas bumi yaitu ramah lingkungan
dan termasuk energi yang tidak dapat diekspor sehingga pasokan energi listrik di
negara Indonesia terus terjaga hingga ratusan tahun. Eksplorasi panas bumi dapat
diketahui dengan cara menentukan nilai resistivitas batuan dengan menggunakan
beberapa metode yakni elektromagnetik, gravitasi, seismik, geomagnetik dan
geolistrik. Dari beberapa metode dalam penentuan ekplorasi panas bumi banyak
kelebihan jika menggunakan metode geomagnetik dan geolistrik.
Metode geomagnet dilakukan berdasarkan pengukuran anomali geomagnet
yang diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas atau permeabilitas
magnetik tubuh jebakan dari daerah sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif
itu diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic
dan diamagnetic. Metode geomagnet ini sensitif terhadap perubahan vertikal,
umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat
3
hidrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic dan struktur geologi (Broto,
2011).
Sangarimbun (2013), telah melakukan penelitian di area panas bumi
Patuha menunjukkan adanya anomali magnetik berupa tufa dan terfa lapili,
piroklatik andesit, breksi andesit dan basaltik andesit dengan variasi nilai
suseptibilitas, k, dari -0,03 hingga 0,25 (dalam unit cgs). Anomali magnetik di
sekitar manifestasi disebabkan oleh lapisan batuan permiabel. Lapisan ini
diperkirakan sebagai reservoir yang diprediksi sebagai andesit yang lebih muda
dan menjadi sumber energi panas bumi.
Metode geolistrik (resistivity) adalah metode eksplorasi geofisika yang
digunakan untuk eksplorasi bahan tambang, persedian air dan panas bumi. Metode
ini dirancang untuk memberikan informasi dari formasi batuan yang mempunyai
anomali konduktivitas listrik. Metode resistivity dan magnetotelluric dapat
digunakan untuk memetakan kecungan sedimen pada tahap awal eksplorasi
minyak bumi (Broto, 2011).
Dalam eksplorasi panas bumi, metode geolistrik digunakan untuk
mengetahui prospek daerah panas bumi, yakni mempelajari sifat aliran listrik
pada batuan di bawah permukaan bumi. Prinsip dasarnya yaitu dengan
menginjeksikan arus ke bawah permukaan melalui dua elektroda arus, dan
mengukur besar tegangan di antara dua elektroda potensial (Arnata, 2012).
Berdasarkan penelitian Santi (2013) di daerah gunung Sibual-bual
menunjukkan bahwa daerah panas bumi tersebut memiliki resistivitas yang
bervariasi yaitu sekitar 1,27 – 13,8 Ωm . Lapisan yang mengandung panas bumi
berada pada kedalaman 1,25 – 6,00 meter. terdapat lapisan yang memiliki nilai
resistivitas < 14 Ωm, pada lapisan ini ditafsirkan sebagai lapisan tanah lanauan.
Dari kedalaman 1,25 – 12,4 meter jenis tanah atau batuannya adalah tanah
lanauan, tanah lempung, dan tanah lempung basah lembek.
Dari penelitian sebelumnya metode yang efektif untuk mengetahui titik
prospek panas bumi yaitu menggunakan metode geomagnet dan geolistrik. Salah
satu daerah prospek panas bumi terdapat di kabupaten Simalungun, yang secara
geografis
terletak di 02036’15”-03018’06” LU dan 98032’06”-99034’28” BT.
4
Adanya titik prospek panas bumi daerah Simalungun dikarenakan berada pada
posisi silang kawasan palung pasifik barat, sehingga terdapat sumber energi panas
kawah putih dan kawah biru, salah satu daerah yang berpotensi adanya
geothermal tepatnya di desa Tinggi Raja kelurahan Dolok Morawa kecamatan
Silau Kahean kabupaten Simalungun.
Awaliyatun (2015) melakukan penelitian di desa Tinggi Raja yang
mengidentifikasi titik panas bumi menggunakan metode geomagnetik. Diketahui
bahwa adanya variasi kuat medan magnet disetiap titik dengan nilai intensitasnya.
Dari hasil interpretasi kualitatif, nilai anomali magnetik berada pada -11,8533 nT
sampai 34,6033 nT sedangkan hasil interpretasi kuantitatif pemodelan AA’
menunjukan adanya batuan sedimen dan kalsit, dengan nilai suseptibilitas -0,002;
0,006; 0.002; dan 0,015.
Dari hasil penelitian Awaliyatun (2015) di desa Tinggi Raja menunjukkan
potensi panas bumi menjadi energi listrik sangat besar. Berdasarkan hasil
wawancara dari warga sekitar bahwa energi panas bumi hanya digunakan sebagai
tempat kunjungan wisata. Dengan melihat potensi panas bumi di dusun Bahoan
seharusnya potensi ini menjadi prospek besar pembangkit listrik tenaga panas
bumi. Hal ini dinyatakan karena daerah sekitar kekurangan pasokan energi listrik,
maka sumber energi panas bumi perlu untuk dikembangkan sebagai solusi
alternatif penyelesaian masalah kekurangan energi.
Dusun Bahoan merupakan salah satu daerah disekitar panas bumi yang
tidak mendapatkan pasokan energi listrik. Sehingga perlu dilakukan penelitian
sebagai bahan pertimbangan pemerintah untuk membuat pembangkit listrik tenaga
panas bumi supaya dusun Bahoan tidak mengalami kekurangan energi dan dapat
mengembangkan daerah di sekitar panas bumi yang
kemajuan
pembangkit
berpengaruh pada
dibidang transportasi, komunikasi dan teknologi, dengan adanya
listrik
disuatu
daerah
maka
akan
mempercepat
kemajuan
pembangunan. Jikalau potensi ini tidak dikembangkan maka pasokan listrik akan
selalu mengalami kekurangan dan daerah sekitar menjadi tertinggal dalam hal
teknologi dan komunikasi.
5
Oleh sebab itu perlu adanya tindak lanjut karena dolok morawa memiliki
potensi panas bumi yang besar. Bila mana penelitian ini dilakukan maka desa
Dolok Morawa akan tercukupi energi listriknya khususnya di dusun Bahoan,
jikalau tidak dilakukan maka dusun Bahoan desa Dolok Morawa akan sulit untuk
maju dan berkembang, khususnya bidang industri.
Mengidentifikasi panas bumi di daerah dusun Bahoan diharapkan dapat
menjadi solusi alternatif permasalahan energi. penelitian ini dilakukan sebagai
bahan masukan dan menjadi solusi alternatif penyelesaian energi jika tidak
dilakukan maka permasalahan energi akan selalu menjadi permasalahan. Dari
permasalahan tersebut maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “
Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Geothermal Menggunakan
Metode Geomagnet Dan Geolistrik Di Dusun Bahoan Kecamatan Silau
Kahean Kabupaten Simalungun”.
1.2.
Batasan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka
penulis membatasi ruang lingkup masalah serta menitik beratkan permasalahan
pada:
1. Metode
yang digunakan
dalam penelitian menggunakan metode
geomagnet dan metode geolistrik.
2. Penelitian ini dilakukan di dusun Bahoan desa Dolok Morawa kecamatan
Silau Kahean kabupaten Simalungun.
3. Pengolahan data hasil penelitian menggunakan software Res2Dinv dan
Mag2DC.
1.3.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada latar belakang diatas, antara
lain:
1. Bagaimana struktur bawah permukaan serta kontur penyebaran fluida pada
daerah panas bumi di dusun Bahoan?
6
2. Bagaimana model struktur lapisan bawah permukaan daerah panas bumi di
dusun Bahoan?
3. Bagaimana
pola
penyebaran
anomali
geomagnet
dan
geolistrik
berdasarkan sifat kemagnetan dan kelistrikan di dusun Bahoan?
1.4.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui struktur bawah permukaan serta kontur penyebaran
fluida pada daerah panas bumi di dusun Bahoan.
2. Untuk mengetahui model struktur lapisan bawah permukaan pada daerah
panas bumi di dusun Bahoan.
3. Menganalisis penampang anomali bawah permukaan dusun Bahoan
berdasarkan penampang anomali geomagnet dan geolistrik.
1.5.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang seberapa besar geothermal di daerah dusun
Bahoan menggunakan metode geomagnet dan metode geolistrik.
2. Merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan energi
panas bumi di daerah dusun Bahoan.
3. Memberikan kontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai salah satu
studi pendahuluan bagi pengembangan penelitian-penelitian di bidang
ekplorasi sumber daya panas bumi.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
antara lain:
1.
Nilai Anomali magnet di derah penelitian berkisar antara 22,75 nT pada
koordinat 476369 N dan 348146 E sampai 69,92 nT pada koordinat 476361 N
dan 347981 E.
2.
Nilai resistivitas pada lintasan I antara 0,00 - 100
50 - 100
dan lintasan II antara
yakni lapisan lempung sebagai zona konduktif manifestasi
panas bumi. Untuk lapisan penudung berupa batu gamping.
3.
Berdasarkan nilai suseptibilitas pada daerah dusun Bahoan jenis batuan yang
terdapat pada daerah penelitian tersebut 0,00054, 0,0006, 0,0016 dimana
model lapisan struktur bawah permukaan terdiri dari batuan pasir, lempung
dan gamping.
4.
Berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh nilai resistivitas (0,00 - 100)
dan model lapisan batuan lempung. Nilai resistivitas (150 - 200)
lapisan batuan lanau. Nilai restivitas (350 - 500)
nilai restivitas >2250
5.
model
model lapisan pasir, dan
model lapisan batu gamping.
Hasil dari nilai suseptibilitas dan nilai resistivitas pada daerah dusun Bahoan
memiliki lapisan yang sesuai.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran untuk peneliti
selanjutnya, yaitu:
1.
Memperluas daerah survei penelitian untuk melihat struktur permukaan
tersebut lebih terperinci.
2.
Menggunakan metode geofisika yang lain seperti geotermometer kimia.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arnata, D.P., Musa, D.T., Sabhan., (2012), Identifikasi Sistem Panas Bumi Di
Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik, Jurnal Natural
Science Vol.1 (1) 1-6.
Awaliyatun,F.Z. (2015), Penentuan Struktur Bawah Permukaan Tanah Daerah
Potensi Panas Bumi Dengan Metode Geomagnet Di Tinggi Raja
Kabupaten Simalungun., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Badan Geologi, (2009), Panas Bumi Di Indonesia: http://psdg.bgl.esdm.go.id.
Diakses tanggal 6 september 2015, Jam 23.55 WIB.
Badan Pusat Statistik, (2014), Letak Geografis Kabupaten Simalungun
http://simalungunkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=1. Diakses tanggal
5 september 2015, jam 16.45 WIB.
Broto, S., Afifah, R.S., (2008), Pengolahan Data Geolistrik Dengan Metode
Schlumberger, Teknik Vol.29 No.2 ISSN: 0852- 1697.
Broto, S., Putranto, T.T., (2011), Aplikasi Metode Geomagnet Dalam Eksplorasi
Panas Bumi, Teknik Vol.32 No.1 ISSN: 0852-1697.
Budiyanti, E., (2014), Mengatasi Krisis Listrik Di Jawa dan Sumatera. Info
Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik Vol. VI, 05/I/P3DI.
Depdikbud, (1995), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Dipippo, R., (2008), Geothermal Power Plants Principles, Aplications, Case
Studies and Environmental Impact, Great Britain, Elsevier Linacre House,
Jordan Hill, Oxford OX2 8DP,UK.
Diway, K., (2012), Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi:
http://diway-5454.co.id.prinsip-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html.
Diakses tanggal 27 Desember 2015, jam 20.10 WIB.
Dobrin, M.B., and Savit, C.H., (1988). Introduction to Geophysical Prospectin.
New York : McGraw-Hill Book Company.
Goff ,F., and Chathy J.J., (2000), Geothermal System, Encyclopedia Of
Volcanoes: Academic Press.
Gultom,J.F., (2011), Penentuan Struktur Bawah Permukaan Sumber Air Panas
Kecamatan Sipohon Kabupaten Tapanuli Utara Dengan Metode
Geomagnetik.,Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
71
Gunawan, H, (2013), Potensi panas Bumi di Samosir Siap Dilelang, Tribunnews:
http://tribunnews.com diakses tanggal 02 oktober 2015, Jam 16.00 WIB.
Haerudin, N., (2008), Metode Geolistrik Untuk Menentukan Pola Penyebaran
Fluida Geothermal Di Daerah Potensi Panasbumi Gunung Rajabasa
Kalianda Lampung Selatan, jurnal Fisika FMIPA Universitas Lampung,
Lampung.
Kadir, A., (1995), Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi
Ekonomi Edisi Kedua. Jakarta : Universitas Indonesia.
Lenat, J.F, dkk, (1999), Geoelectrical structur of the central zone of Piton de la
fournaise volcano (Reunion), Bull Volcanol, 62: 75-89.
Luigi, M., (2001), Geochemical Techniques For The Exploration and Exploitation
of Geothermal Energy. Universita degli Studi Genova, Italy.
Miryani, S.N.,(1992), Teknik Panas Bumi: http://www.dim.esdm.go.id/. Diakses
tanggal 6 September 2015. Jam 23.15 WIB.
Octavani, A.S., (2015). Analisis Resistivitas Bawah Permukaan Menggunakan
Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger dan Dipole-Dipole
Di Daerah Geothermal Gunung Sibayak Kabupaten Karo Provinsi
Sumatera Utara., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Pri, U., Khasani., Warmada, W.I., Wijaya, Y.C., (2013), Berwisata dan Belajar
Tentang Energi Panas Bumi di Lahendong. Pustaka Geo, Yogyakarta.
Reynolds,J.M.,(1997), An Introduction to Applied and Enviromental Geophysics.
John Wiley & Sons, NewYork.
Sangarimbun, A., Bujung, C.N., Fatihin, R.C., (2013), Penentuan Struktur Bawah
Permukaan Area Panas Bumi Patuha Dengan Menggunakan Metoda
Geomagnet, Jurnal Matematika & Sains Vol.18 No.2.
Santoso, D.,(2002), Vulkanologi dan Eksplorasi Geothermal, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
Smiagiundip, (2014), Pemanfaatan Energi Panas Bumi Di Indonesia,
http://smiagiundip.wordpress.com di akses 08 september 2015 Jam 22.00
WIB.
Suharyadi, (2004), Pengantar Ekologi Teknik Edisi 4. Universitas Gajah Mada,
Jogja.
Suparno, S., (2009), Energi Panas Bumi A Present From The Heart Of The Earth.
Edisi I. Universitas Indonesia. Jakarta.
72
Suyono, S.,(1978), Hidrologi Untuk Pengairan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Telford, W.M., Geldart, L.P., and Sheriff, R.R., (1990), Applied Geophysics.
Cambridge University Press. Cambridge.
Triahadin, Agnis, (2014), Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Area
Manifestasi Panas Bumi Air Panas Paguyangan Brebes Menggunakan
Metode Geolistrik dengan Konfigurasi Schlumberger. Youngster Physics
Journal, ISSN: 2302-7371 Vol. 3 No.4.
Wachtel, A., (2010), Geothermal Energy, Chelsea Club House, New York.
Wahyono, S.C., Sari, N., (2007), Penentuan Kontaminasi Limbah Cair Dengan
Metode Geolistrik, Jurnal Sains MIPA, Vol. 13 No.3. Hal 183-189 ISSN:
1978-1873.
Widiyantoro, (2012), Jurnal Geofisika Publikasi Ilmiah Sains dan Teknologi.
ISSN: 0854-4352 Vol. 13 No.1.
GEOTHERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET
DAN GEOLISTRIK DI DUSUN BAHOAN KECAMATAN
SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN
Oleh:
Wahyu Azhar Ritonga
NIM 4122240007
Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
iii
PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH
GEOTHERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET
DAN GEOLISTRIK DI DUSUN BAHOAN KECAMATAN
SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN
Wahyu Azhar Ritonga (4122240007)
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang Penentuan Struktur Bawah Permukaan
Daerah Geothermal Menggunakan Metode Geomagnet Dan Geolistrik Di Dusun
Bahoan Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kontur penyebaran fluida, penampang anomali dan model lapisan
struktur bawah permukaan. Pengukuran metode geomagnet menggunakan PPM
(Proton Precession Magnetometer) tipe Elsec 770, pengambilan data dilakukan
secara acak dengan jumlah titik yang diperoleh 40 titik ukur, pengolahan data
menggunakan surfer 10 untuk mendapatkan peta kontur dan Mag2DC for windows
untuk mendapatkan penampang anomali magnetik. Metode geolistrik menggunakan
alat Ares-G4 Versi 4,7 (Automatic Resistivity System) dan GPS (Global Position
System) pengukuran metode geolistrik dilakukan dengan membentangkan elektroda
serta menginjeksi arus melalui dua elektroda dan beda potensial yang muncul dapat
terukur sehingga didapat harga resistivitas semu yang diperoleh dari alat geolistrik.
Kemudian data diolah menggunakan Res2Div untuk mendapatkan penampang
kontur 2-D dari nilai resistivitas lapisan batuan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kontur penyebaran fluida menggunakan metode geomagnet dan geolistrik
tersebar secara vertikal, penampang anomali dengan metode geomagnet memiliki
nilai terendah 22,75 nT dan nilai tertinggi 69,92 nT, dari penampang anomali
didapat nilai suseptibilitas 0,00054, 0,0006, 0,0016 dimana model lapisan struktur
bawah permukaan terdiri dari batuan pasir, lempung dan gamping. Untuk metode
geolistrik memiliki nilai resistivitas (0,00-100)
dan model lapisan batuan
lempung. Nilai resistivitas (150-200)
model lapisan batuan lanau. Nilai
restivitas (350-500)
model lapisan pasir, dan nilai restivitas >2250
model
lapisan batu gamping. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daerah Dusun
Bahoan Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun berpotensi sebagai energi
panas bumi.
Kata kunci: Geomagnet, Geolistrik, GPS, Suseptibilitas, Resistivity, Geothermal
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi
ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains di
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri
Medan. Adapun judul skripsi ini yaitu “ Penentuan Struktur Bawah
Permukaan Daerah Geothermal Menggunakan Metode Geomagnet dan
Geolistrik di Dusun Bahoan Kecamatan Silau Kahean Kabupaten
Simalungun”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Muhammad Kadri, S.Si., M.Sc. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan saran, bimbingan dan nasehat keilmuan selama penelitian dan
penulisan skripsi. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Dr. Karya
Sinulingga, M.Si, Bapak Drs. Juniar Hutahean, M.Si, dan Bapak Drs. Togi
Tampubolon, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan saran
mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Disamping itu, ucapan terima kasih kepada Bapak Rektor Unimed Prof. Dr.
Syawal Gultom, M.Pd selaku pimpinan Unimed beserta seluruh wakil rektor,
Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Alkhafi
Maas Siregar, M.Si, selaku ketua jurusan fisika, Ibu Dr. Rita Juliana, M.Si, selaku
sekretaris jurusan fisika, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si, selaku ketua program
studi fisika, beserta seluruh staf edukatif dan administratif pada program studi
Fisika Universitas Negeri Medan.
Ucapan terimaksih kepada bapak Margono selaku Kepala Kantor BMKG
serta staf pegawai yang telah membantu dalam peminjaman alat untuk penelitian
dan abang Yosi Setiawan yang ikut serta pada penelitian dalam penyelesaian
skripsi, juga kepada Kepala Pangulu Dolok Morawa Ibu Saida Purba, yang telah
memberi ijin penulis untuk melakukan penelitian di daerah dusun Bahoan desa
Dolok Morawa kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun.
v
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orang
tua saya, Ayahanda dan ibunda tercinta Asal Ritonga, S.Pd, dan Farida Hanum
Siagian yang memberi motivasi berupa moral dan materi serta doa kepada penulis
sehingga skripsi dapat diselesaikan pada waktunya. Ucapan terimakasih saya
ucapkan kepada Abangda saya Sangkot Idris Ritonga dan adik-adik saya Rinaldi,
Khairul Azmi, Muhammad Alwi, Adrian Tama yang selalu menjadi penyemangat
buat saya. Dan juga terimaksih kepada abang Dedi Surahman, Maksum Ahmadi,
Khairul Umam Rambe, Mutakin, Envil serta Mashudi dan teman-teman dijurusan
Fisika yakni Lili, Ibrahim, Clara, Dheni, Elvi, Sri, Herianto, Habibi, Reza, Isrin,
Intan, Erni, Konni, Kartika, Wardatul, Maymunah, Linda, Fauzan, Sabarina, Juli,
Risky, Habibi, Toha, Rahmat, Eka, Febri, Fikri, Suryani, Irma, Nila, Martha
Khairunnisya, Rahmayani, Fitria, Buk Intan, Buk Tuti, Kak Maya, Bang Anton,
dan yang lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan motivasi dan banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, oleh karena itu demi
kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata bahasa, penulis menerima kritik dan
saran dari pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga skripsi
ini bermanfaat untuk penelitian lanjutan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Medan,
Maret 2016
Penulis,
Wahyu Azhar Ritonga
NIM. 4122240007
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
xi
Daftar Lampiran
xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Batasan Masalah
5
1.3. Rumusan Masalah
5
1.4. Tujuan Penelitian
6
1.5. Manfaat Penelitian
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
7
2.2. Panas Bumi (Geothermal)
8
2.2.1. Pengertian Geothermal
8
2.3 Batuan dan Mineral
9
2.3.1. Batuan
9
2.3.2. Mineral
10
2.4. Geologi Struktur
11
2.5. Magma
13
2.6. Tipe-tipe Sistem Panas Bumi
14
2.7. Manifestasi Panas Bumi di Permukaan
15
2.7.1. Tanah Hangat (Warm Ground)
16
2.7.2. Permukaan Tanah Beruap (Steaming Ground)
16
vii
2.7.3. Mata Air Panas atau Hangat (Hot or Warm Spring)
16
2.7.4. Umur (Lifetime) Sumber Panas Bumi
17
2.8. Model Geologi Panas Bumi
18
2.8.1. Model Geologi Sistem Panas Bumi
20
2.9. Fluida Panas Bumi
21
2.10. Proses Pembentukan Sumber Panas Bumi
23
2.11. Reservoir Panas Bumi
24
2.12. Energi Geothermal Menjadi Energi Listrik
26
2.13. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
26
2.14. Metode Geolistrik
27
2.15. Model Konfigurasi Elektroda dan Sensivitasi
28
2.15.1. Wenner Alpha
29
2.15.2. Wenner Beta
30
2.15.3. Wenner Gamma
30
2.15.4. Pole-pole
30
2.15.5. Dipole-dipole
30
2.15.6. Pole-Dipole
31
2.15.7. Wenner Schlumberger
31
2.16. Sifat Listrik Batuan
32
2.17. Metode Geomagnet
32
2.18. Gaya Magnetik
32
2.19. Kuat Medan Magnet
33
2.20. Induksi Magnet
33
2.21. Medan Magnet
34
2.22. Potensial Dua Elektroda Arus di Permukaan Bumi
36
2.23. Resistivitas
37
2.23.1. Resistivitas Batuan
38
2.23.2. Resistivitas Semu
42
viii
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
43
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
44
3.2.1. Alat Penelitian
45
3.2.2. Bahan Penelitian
47
3.3. Prosedur Penelitian
47
3.4. Analisis Data
48
3.4.1. Menggunakan Metode Geomagnet
48
3.4.2. Menggunakan Metode Geolistrik
53
3.5. Diagram Alir Penelitian
55
3.5.1. Diagram Alir Penelitian Geomagnet
55
3.5.2. Diagram Alir Analisis Data Magnetik
56
3.5.3. Diagram Alir Penelitian Geolistrik
57
3.5.4. Diagram Alir Geomagnet dan Geolistrik
58
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian Geomagnet
59
4.1.1. Deskripsi Data
59
4.1.2. Pola Penyebaran Anomali Magnet Bumi
60
4.1.3. Suseptibilitas
61
Batuan Daerah Bahoan
4.2. Pembahasan Geomagnet
62
4.2.1. Interpretasi Data Geomagnet
62
4.3. Hasil Penelitian Geolistrik
64
4.4. Pembahasaan Geolistrik
65
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
69
5.2. Saran
69
DAFTAR PUSTAKA
70
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kabupaten Simalungun
7
Gambar 2.2. Peta Lokasi Penelitian
8
Gambar 2.3.Lapisan Bumi
9
Gambar 2.4. Sesar Normal
12
Gambar 2.5. Sesar Naik
12
Gambar 2.6. Sesar Geser
13
Gambar 2.7. Fumarole dan Solfatara
15
Gambar 2.8. Sebaran Daerah Vulkanik Aktif
19
Gambar 2.9. Sistem Magmatik Vulkanik Aktif
20
Gambar 2.10. Proses Perpindahan Panas Bumi
23
Gambar 2.11. Perpindahan Panas di Bawah Permukaan
24
Gambar 2.12. Cara Kerja PLTP
26
Gambar 2.13. Konfigurasi Elektoda Dalam Eksplorasi Geolistrik
29
Gambar 2.14. Konfigurasi Wenner Schlumberger
31
Gambar 2.15. Potensial yang di Timbulkan Oleh Dua Elektroda
Arus Pada Permukaan Bumi
36
Gambar 3.1. Peta Geologi Daerah Penelitian
43
Gambar 3.2. Daerah Penelitian Menggunakan Satelit
44
Gambar 3.3. Daerah Penelitian Menggunakan Google earth
44
Gambar 3.4. Grafik Intensitas Magnetik (I) Versus Waktu (t)
49
Gambar 3.5. Diagram Alir Penelitian Geomagnet
55
Gambar 3.6. Diagram Alir Analisis Data Magnetik
56
Gambar 3.7. Diagram Alir Penelitian Geolistrik
57
Gambar 3.8. Diagram Alir Geomagnet dan Geolistrik
58
Gambar 4.1. Pola Penyebaran Anomali Magnet Bumi di Lokasi Survei
61
Gambar 4.2. Peta Kontur Suseptibilitas di daerah Bahoan
62
Gambar 4.3. peta kontur anomali dengan sayatan A-A’
63
Gambar 4.4. Model Penampang Geomagnetik Menggunakan Mag2DC
64
x
Gambar 4.5. Penampang Kontur Restivitas Lintasan I
66
Gambar 4.6. Penampang Kontur Restivitas Lintasan II
67
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sistem Panas Bumi Berdasarkan Temperatur
23
Tabel 2.2. Hubungan Antara Sifat Magnetik dan Suseptibilitas
35
Tabel 2.3. Resistivitas Batuan
38
Tabel 2.4. Variasi Resistivitas Batuan dan Mineral
38
Tabel 2.5. Variasi Resistivitas Tanah dan Mineral
39
Tabel 2.6. Resistivitas Batuan Menurut Jenis Batuan
39
Tabel 2.7. Harga Suseptibilitas Magnetik dan Mineral
40
Tabel 2.8. Unsur Kimia Dari Jenis Batuan
41
Tabel 3.1. Alat Penelitian
45
Tabel 3.2. Alat Pemancar dan Spesifikasinya
46
Tabel 3.3. Alat Penerima dan Spesifikasinya
46
Tabel 4.1. Nilai Anomali Magnet dan Suseptibilitas
59
Tabel 4.2. Hasil Pengukuran di Lapangan
65
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Magnet Terolah Dengan Koreksi Variasi Harian
73
Lampiran 2. Anomali Magnet dan Harga Suseptibilitas Batuan
di Lokasi Penelitian
75
Lampiran 3. Data Pengamatan Magnet Bumi di Base
77
Lampiran 4. Data Hasil Penelitian Lintasan I
79
Lampiran 5. Data Hasil Penelitian Lintasan II
86
Lampiran 6. Pengolahan Data Magnetik
93
Lampiran 7. Peta Geologi Lokasi Penelitian
98
Lampiran 8. Peta Topografi Lokasi Penelitian
99
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian
101
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi merupakan salah satu faktor pendukung perkembangan kemajuan
suatu
negara,
bilamana
suatu
negara
kekurangan
energi
maka
akan
memperlambat perkembangan kemajuan negara serta memperlambat laju
mobilitas ekonomi dan menurunkan produksi industri. Salah satu energi yang
sangat diperlukan adalah energi listrik. Kebutuhan energi listrik setiap tahun
semakin meningkat, pada tahun 2014 di Indonesia mencapai 31.550,95 MW,
sedangkan kebutuhan energi listrik yang dibutuhkan oleh Indonesia 50.000,00
MW. Daerah yang mengalami rasio elektrifikasi pasokan listrik yakni Propinsi
Papua (36,41%), Nusa Tenggara Timur (54,77%), Nusa Tenggara Barat (64,43%),
Kalimantan Tengah (66,21%), Gorontalo (67,81%), Sulawesi Barat (67,6%),
Kepulauan Riau (69,66%) dan Sumatera Utara (89,6%), khususnya Sumatera
Utara sejak tahun 2005, krisis listrik di Sumut tidak kunjung selesai. Saat ini
kebutuhan listrik Sumut sebesar 1.700 MW(megawatt), sedangkan kekurangan
pasokan sekitar 330 MW. Jumlah ini diluar cadangan daya yang dibutuhkan
sebagai cara untuk mengantisipasi jika terjadi gangguan pembangkit (Budiyanti,
2014).
Salah satu energi yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan adalah panas
bumi (geothermal). Geothermal merupakan sumber daya panas alami, hasil
interaksi antara panas yang dipancarkan batuan panas (magma) dan air tanah yang
berada disekitarnya, dimana cairan yang terpanasi akan terperangkap di dalam
batuan yang terletak didekat permukaan sehingga secara ekonomis dapat
dimanfaatkan (Amstead, 1983). Potensi panas bumi di Indonesia sangat
melimpah, karena terletak di zona tumbukan
antara lempeng Eurasia dan
lempeng Indo-Australia, hingga saat ini telah teridentifikasi 265 daerah prospek
panas bumi di Indonesia, 138 lokasi (52,07%) masih pada tahap penyelidikan
tingkat spekulatif, 24 lokasi (9,05%) masih pada tahap penyelidikan tingkat
hipotetis, 88 lokasi (33,21%) berpotensi sebagai cadangan panas bumi, 8 lokasi
2
(3,01%) siap dikembangkan menjadi potensi panas bumi, 7 lokasi (2,64%) telah
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (badan geologi, 2009).
Diperkirakan energi potensi panas bumi di Indonesia mencapai 27.500,00
MW, yakni sumber potensi tersebut berada di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang paling
banyak memiliki potensi energi panas bumi yaitu 1.857,00 MW yang terdapat di
enam kabupaten yakni, Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,
Padang Lawas dan Mandailing Natal (Gunawan, 2013).
Menurut kementerian energi sumber daya mineral tahun 2011 bahwa
Sumatera Utara tidak akan kekurangan sumber energi listrik jika potensi panas
bumi dimanfaatkan secara maksimal. Energi panas bumi yang telah ada
pengembangannya di Sumatera Utara yaitu panas bumi Sarulla (330 MW) dan
Sibayak (120 MW),
Dolok Marawa Kabupaten Simalungun dengan potensi
cadangan terduga 38 MW.
Panas bumi salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui
(renewable). Untuk mengatasi krisis energi khususnya di Sumatera Utara yang
salah satu provinsi memiliki potensi panas bumi, seharusnya pembangkit listrik
tenaga panas bumi merupakan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah
kekurangan energi tersebut, kelebihan energi panas bumi yaitu ramah lingkungan
dan termasuk energi yang tidak dapat diekspor sehingga pasokan energi listrik di
negara Indonesia terus terjaga hingga ratusan tahun. Eksplorasi panas bumi dapat
diketahui dengan cara menentukan nilai resistivitas batuan dengan menggunakan
beberapa metode yakni elektromagnetik, gravitasi, seismik, geomagnetik dan
geolistrik. Dari beberapa metode dalam penentuan ekplorasi panas bumi banyak
kelebihan jika menggunakan metode geomagnetik dan geolistrik.
Metode geomagnet dilakukan berdasarkan pengukuran anomali geomagnet
yang diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas atau permeabilitas
magnetik tubuh jebakan dari daerah sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif
itu diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic
dan diamagnetic. Metode geomagnet ini sensitif terhadap perubahan vertikal,
umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat
3
hidrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic dan struktur geologi (Broto,
2011).
Sangarimbun (2013), telah melakukan penelitian di area panas bumi
Patuha menunjukkan adanya anomali magnetik berupa tufa dan terfa lapili,
piroklatik andesit, breksi andesit dan basaltik andesit dengan variasi nilai
suseptibilitas, k, dari -0,03 hingga 0,25 (dalam unit cgs). Anomali magnetik di
sekitar manifestasi disebabkan oleh lapisan batuan permiabel. Lapisan ini
diperkirakan sebagai reservoir yang diprediksi sebagai andesit yang lebih muda
dan menjadi sumber energi panas bumi.
Metode geolistrik (resistivity) adalah metode eksplorasi geofisika yang
digunakan untuk eksplorasi bahan tambang, persedian air dan panas bumi. Metode
ini dirancang untuk memberikan informasi dari formasi batuan yang mempunyai
anomali konduktivitas listrik. Metode resistivity dan magnetotelluric dapat
digunakan untuk memetakan kecungan sedimen pada tahap awal eksplorasi
minyak bumi (Broto, 2011).
Dalam eksplorasi panas bumi, metode geolistrik digunakan untuk
mengetahui prospek daerah panas bumi, yakni mempelajari sifat aliran listrik
pada batuan di bawah permukaan bumi. Prinsip dasarnya yaitu dengan
menginjeksikan arus ke bawah permukaan melalui dua elektroda arus, dan
mengukur besar tegangan di antara dua elektroda potensial (Arnata, 2012).
Berdasarkan penelitian Santi (2013) di daerah gunung Sibual-bual
menunjukkan bahwa daerah panas bumi tersebut memiliki resistivitas yang
bervariasi yaitu sekitar 1,27 – 13,8 Ωm . Lapisan yang mengandung panas bumi
berada pada kedalaman 1,25 – 6,00 meter. terdapat lapisan yang memiliki nilai
resistivitas < 14 Ωm, pada lapisan ini ditafsirkan sebagai lapisan tanah lanauan.
Dari kedalaman 1,25 – 12,4 meter jenis tanah atau batuannya adalah tanah
lanauan, tanah lempung, dan tanah lempung basah lembek.
Dari penelitian sebelumnya metode yang efektif untuk mengetahui titik
prospek panas bumi yaitu menggunakan metode geomagnet dan geolistrik. Salah
satu daerah prospek panas bumi terdapat di kabupaten Simalungun, yang secara
geografis
terletak di 02036’15”-03018’06” LU dan 98032’06”-99034’28” BT.
4
Adanya titik prospek panas bumi daerah Simalungun dikarenakan berada pada
posisi silang kawasan palung pasifik barat, sehingga terdapat sumber energi panas
kawah putih dan kawah biru, salah satu daerah yang berpotensi adanya
geothermal tepatnya di desa Tinggi Raja kelurahan Dolok Morawa kecamatan
Silau Kahean kabupaten Simalungun.
Awaliyatun (2015) melakukan penelitian di desa Tinggi Raja yang
mengidentifikasi titik panas bumi menggunakan metode geomagnetik. Diketahui
bahwa adanya variasi kuat medan magnet disetiap titik dengan nilai intensitasnya.
Dari hasil interpretasi kualitatif, nilai anomali magnetik berada pada -11,8533 nT
sampai 34,6033 nT sedangkan hasil interpretasi kuantitatif pemodelan AA’
menunjukan adanya batuan sedimen dan kalsit, dengan nilai suseptibilitas -0,002;
0,006; 0.002; dan 0,015.
Dari hasil penelitian Awaliyatun (2015) di desa Tinggi Raja menunjukkan
potensi panas bumi menjadi energi listrik sangat besar. Berdasarkan hasil
wawancara dari warga sekitar bahwa energi panas bumi hanya digunakan sebagai
tempat kunjungan wisata. Dengan melihat potensi panas bumi di dusun Bahoan
seharusnya potensi ini menjadi prospek besar pembangkit listrik tenaga panas
bumi. Hal ini dinyatakan karena daerah sekitar kekurangan pasokan energi listrik,
maka sumber energi panas bumi perlu untuk dikembangkan sebagai solusi
alternatif penyelesaian masalah kekurangan energi.
Dusun Bahoan merupakan salah satu daerah disekitar panas bumi yang
tidak mendapatkan pasokan energi listrik. Sehingga perlu dilakukan penelitian
sebagai bahan pertimbangan pemerintah untuk membuat pembangkit listrik tenaga
panas bumi supaya dusun Bahoan tidak mengalami kekurangan energi dan dapat
mengembangkan daerah di sekitar panas bumi yang
kemajuan
pembangkit
berpengaruh pada
dibidang transportasi, komunikasi dan teknologi, dengan adanya
listrik
disuatu
daerah
maka
akan
mempercepat
kemajuan
pembangunan. Jikalau potensi ini tidak dikembangkan maka pasokan listrik akan
selalu mengalami kekurangan dan daerah sekitar menjadi tertinggal dalam hal
teknologi dan komunikasi.
5
Oleh sebab itu perlu adanya tindak lanjut karena dolok morawa memiliki
potensi panas bumi yang besar. Bila mana penelitian ini dilakukan maka desa
Dolok Morawa akan tercukupi energi listriknya khususnya di dusun Bahoan,
jikalau tidak dilakukan maka dusun Bahoan desa Dolok Morawa akan sulit untuk
maju dan berkembang, khususnya bidang industri.
Mengidentifikasi panas bumi di daerah dusun Bahoan diharapkan dapat
menjadi solusi alternatif permasalahan energi. penelitian ini dilakukan sebagai
bahan masukan dan menjadi solusi alternatif penyelesaian energi jika tidak
dilakukan maka permasalahan energi akan selalu menjadi permasalahan. Dari
permasalahan tersebut maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “
Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Geothermal Menggunakan
Metode Geomagnet Dan Geolistrik Di Dusun Bahoan Kecamatan Silau
Kahean Kabupaten Simalungun”.
1.2.
Batasan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka
penulis membatasi ruang lingkup masalah serta menitik beratkan permasalahan
pada:
1. Metode
yang digunakan
dalam penelitian menggunakan metode
geomagnet dan metode geolistrik.
2. Penelitian ini dilakukan di dusun Bahoan desa Dolok Morawa kecamatan
Silau Kahean kabupaten Simalungun.
3. Pengolahan data hasil penelitian menggunakan software Res2Dinv dan
Mag2DC.
1.3.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada latar belakang diatas, antara
lain:
1. Bagaimana struktur bawah permukaan serta kontur penyebaran fluida pada
daerah panas bumi di dusun Bahoan?
6
2. Bagaimana model struktur lapisan bawah permukaan daerah panas bumi di
dusun Bahoan?
3. Bagaimana
pola
penyebaran
anomali
geomagnet
dan
geolistrik
berdasarkan sifat kemagnetan dan kelistrikan di dusun Bahoan?
1.4.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui struktur bawah permukaan serta kontur penyebaran
fluida pada daerah panas bumi di dusun Bahoan.
2. Untuk mengetahui model struktur lapisan bawah permukaan pada daerah
panas bumi di dusun Bahoan.
3. Menganalisis penampang anomali bawah permukaan dusun Bahoan
berdasarkan penampang anomali geomagnet dan geolistrik.
1.5.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang seberapa besar geothermal di daerah dusun
Bahoan menggunakan metode geomagnet dan metode geolistrik.
2. Merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan energi
panas bumi di daerah dusun Bahoan.
3. Memberikan kontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai salah satu
studi pendahuluan bagi pengembangan penelitian-penelitian di bidang
ekplorasi sumber daya panas bumi.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
antara lain:
1.
Nilai Anomali magnet di derah penelitian berkisar antara 22,75 nT pada
koordinat 476369 N dan 348146 E sampai 69,92 nT pada koordinat 476361 N
dan 347981 E.
2.
Nilai resistivitas pada lintasan I antara 0,00 - 100
50 - 100
dan lintasan II antara
yakni lapisan lempung sebagai zona konduktif manifestasi
panas bumi. Untuk lapisan penudung berupa batu gamping.
3.
Berdasarkan nilai suseptibilitas pada daerah dusun Bahoan jenis batuan yang
terdapat pada daerah penelitian tersebut 0,00054, 0,0006, 0,0016 dimana
model lapisan struktur bawah permukaan terdiri dari batuan pasir, lempung
dan gamping.
4.
Berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh nilai resistivitas (0,00 - 100)
dan model lapisan batuan lempung. Nilai resistivitas (150 - 200)
lapisan batuan lanau. Nilai restivitas (350 - 500)
nilai restivitas >2250
5.
model
model lapisan pasir, dan
model lapisan batu gamping.
Hasil dari nilai suseptibilitas dan nilai resistivitas pada daerah dusun Bahoan
memiliki lapisan yang sesuai.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran untuk peneliti
selanjutnya, yaitu:
1.
Memperluas daerah survei penelitian untuk melihat struktur permukaan
tersebut lebih terperinci.
2.
Menggunakan metode geofisika yang lain seperti geotermometer kimia.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arnata, D.P., Musa, D.T., Sabhan., (2012), Identifikasi Sistem Panas Bumi Di
Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik, Jurnal Natural
Science Vol.1 (1) 1-6.
Awaliyatun,F.Z. (2015), Penentuan Struktur Bawah Permukaan Tanah Daerah
Potensi Panas Bumi Dengan Metode Geomagnet Di Tinggi Raja
Kabupaten Simalungun., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Badan Geologi, (2009), Panas Bumi Di Indonesia: http://psdg.bgl.esdm.go.id.
Diakses tanggal 6 september 2015, Jam 23.55 WIB.
Badan Pusat Statistik, (2014), Letak Geografis Kabupaten Simalungun
http://simalungunkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=1. Diakses tanggal
5 september 2015, jam 16.45 WIB.
Broto, S., Afifah, R.S., (2008), Pengolahan Data Geolistrik Dengan Metode
Schlumberger, Teknik Vol.29 No.2 ISSN: 0852- 1697.
Broto, S., Putranto, T.T., (2011), Aplikasi Metode Geomagnet Dalam Eksplorasi
Panas Bumi, Teknik Vol.32 No.1 ISSN: 0852-1697.
Budiyanti, E., (2014), Mengatasi Krisis Listrik Di Jawa dan Sumatera. Info
Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik Vol. VI, 05/I/P3DI.
Depdikbud, (1995), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Dipippo, R., (2008), Geothermal Power Plants Principles, Aplications, Case
Studies and Environmental Impact, Great Britain, Elsevier Linacre House,
Jordan Hill, Oxford OX2 8DP,UK.
Diway, K., (2012), Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi:
http://diway-5454.co.id.prinsip-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html.
Diakses tanggal 27 Desember 2015, jam 20.10 WIB.
Dobrin, M.B., and Savit, C.H., (1988). Introduction to Geophysical Prospectin.
New York : McGraw-Hill Book Company.
Goff ,F., and Chathy J.J., (2000), Geothermal System, Encyclopedia Of
Volcanoes: Academic Press.
Gultom,J.F., (2011), Penentuan Struktur Bawah Permukaan Sumber Air Panas
Kecamatan Sipohon Kabupaten Tapanuli Utara Dengan Metode
Geomagnetik.,Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
71
Gunawan, H, (2013), Potensi panas Bumi di Samosir Siap Dilelang, Tribunnews:
http://tribunnews.com diakses tanggal 02 oktober 2015, Jam 16.00 WIB.
Haerudin, N., (2008), Metode Geolistrik Untuk Menentukan Pola Penyebaran
Fluida Geothermal Di Daerah Potensi Panasbumi Gunung Rajabasa
Kalianda Lampung Selatan, jurnal Fisika FMIPA Universitas Lampung,
Lampung.
Kadir, A., (1995), Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi
Ekonomi Edisi Kedua. Jakarta : Universitas Indonesia.
Lenat, J.F, dkk, (1999), Geoelectrical structur of the central zone of Piton de la
fournaise volcano (Reunion), Bull Volcanol, 62: 75-89.
Luigi, M., (2001), Geochemical Techniques For The Exploration and Exploitation
of Geothermal Energy. Universita degli Studi Genova, Italy.
Miryani, S.N.,(1992), Teknik Panas Bumi: http://www.dim.esdm.go.id/. Diakses
tanggal 6 September 2015. Jam 23.15 WIB.
Octavani, A.S., (2015). Analisis Resistivitas Bawah Permukaan Menggunakan
Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger dan Dipole-Dipole
Di Daerah Geothermal Gunung Sibayak Kabupaten Karo Provinsi
Sumatera Utara., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Pri, U., Khasani., Warmada, W.I., Wijaya, Y.C., (2013), Berwisata dan Belajar
Tentang Energi Panas Bumi di Lahendong. Pustaka Geo, Yogyakarta.
Reynolds,J.M.,(1997), An Introduction to Applied and Enviromental Geophysics.
John Wiley & Sons, NewYork.
Sangarimbun, A., Bujung, C.N., Fatihin, R.C., (2013), Penentuan Struktur Bawah
Permukaan Area Panas Bumi Patuha Dengan Menggunakan Metoda
Geomagnet, Jurnal Matematika & Sains Vol.18 No.2.
Santoso, D.,(2002), Vulkanologi dan Eksplorasi Geothermal, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
Smiagiundip, (2014), Pemanfaatan Energi Panas Bumi Di Indonesia,
http://smiagiundip.wordpress.com di akses 08 september 2015 Jam 22.00
WIB.
Suharyadi, (2004), Pengantar Ekologi Teknik Edisi 4. Universitas Gajah Mada,
Jogja.
Suparno, S., (2009), Energi Panas Bumi A Present From The Heart Of The Earth.
Edisi I. Universitas Indonesia. Jakarta.
72
Suyono, S.,(1978), Hidrologi Untuk Pengairan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Telford, W.M., Geldart, L.P., and Sheriff, R.R., (1990), Applied Geophysics.
Cambridge University Press. Cambridge.
Triahadin, Agnis, (2014), Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Area
Manifestasi Panas Bumi Air Panas Paguyangan Brebes Menggunakan
Metode Geolistrik dengan Konfigurasi Schlumberger. Youngster Physics
Journal, ISSN: 2302-7371 Vol. 3 No.4.
Wachtel, A., (2010), Geothermal Energy, Chelsea Club House, New York.
Wahyono, S.C., Sari, N., (2007), Penentuan Kontaminasi Limbah Cair Dengan
Metode Geolistrik, Jurnal Sains MIPA, Vol. 13 No.3. Hal 183-189 ISSN:
1978-1873.
Widiyantoro, (2012), Jurnal Geofisika Publikasi Ilmiah Sains dan Teknologi.
ISSN: 0854-4352 Vol. 13 No.1.