MASJID RAYA BINJAI SEBAGAI PENINGGALAN KESULTANAN LANGKAT DI KOTA BINJAI.
PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL
TARI ANGGUK DI DESA KOLAM KECAMATAN
PERCUT SEI TUAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUHAMMAD AFANDI
NIM. 3123121035
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
ABSTRAK
Muhammad Afandi. NIM 3123121035. “Perkembangan Seni Pertunjukan
Tradisional Tari Angguk Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan”.
Penelitian ini bertujuan untuk (a) Mengetahui Sejarah Seni Pertunjukan
Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan (b)
Mengetahui Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan (c) Mengetahui Fungsi Seni Pertunjukan
Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan, serta (d)
Mengetahui Upaya Pelestarian Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan
pendekatan penelitian Deskriptif Kualitatif. Adapun jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yakni upaya memperoleh
data dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi serta penelitian
kepustakaan (library research) yakni upaya memperoleh data dari buku-buku atau
literatur-literatur yang berkaitan dengan judul penelitian. Dari hasil penelitian
yang dilakukan diketahui bahwa Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di
Desa Kolam terus berkembang hingga sekarang. Hal ini ditandai dengan eksisnya
paguyuban-paguyuban Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan. Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan juga setidak-tidaknya memiliki tiga fungsi
antara lain: fungsi religi, fungsi sosial dan fungsi hiburan. Perkembangan Seni
Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan
juga tidak terlepas dari adanya upaya-upaya pelestarian yang dilakukan oleh
masyarakat melalui paguyuban-paguyuban atau sanggar seni. Upaya pelestarian
kesenian tradisional Tari Angguk di Desa Kolam juga dilakukan oleh pemerintah
terkait dengan dikeluarkannnya Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor. 721 Tahun
2013 Tentang Kewenangan Lokal Berskala Desa serta Peraturan Desa No. 2
Tahun 2016 Pasal 6 Tentang Program Pemberdayaan Lembaga Kesenian dan
Adat.
Kata Kunci: Seni Pertunjukan Tradisional, Tari Angguk Desa Kolam, Paguyuban
Pelestarian
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Perkembangan Seni
Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei
Tuan”. Shalawat beriring salam kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafa’at di hari akhir kelak.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dalam
penulisan skripsi ini penulis sadar masih tedapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis sangat berterima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr.Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta
staf-stafnya.
3. Ibu Dr. Ida Liana Tanjung, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah.
4. Ibu Lister Eva Simangunsong, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Sejarah.
5. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi saya yang
tiada lelah dan bosannya membimbing dan memberikan arahan dan masukanmasukan dalam penyelesaian skripsi ini.
ii
6. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi
ini.
7. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si, selaku dosen penguji skripsi yang telah
memberikan saran dan masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian
skripsi ini.
8. Bapak Drs. Ponirin, M.Si, selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan
saran dan masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Seluruh Dosen di Jurusan Pendidikan Sejarah, terima kasih atas ilmu-ilmunya
yang berguna yang telah diberikan kepada saya. Semoga Tuhan selalu
melimpahkan berkah dan kasih sayangnya terhadap Ibu dan Bapak.
10. Terima kasih sebesar-besarnya untuk Mamak tercinta, Cucu Kartika dan
Ayahku tersayang, Abdul Manaf yang telah berjuang tiada lelahnya untuk
membiayai kuliah penulis sampai selesai. Terima kasih karena telah
memberikan doa dan dukungan baik materi maupun moril dalam penyusunan
skripsi ini. Semoga selalu dalam lindungan Tuhan.
11. Adikku tersayang dan semata wayang Siti Soleha, yang selalu memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Special Thanks to Amalia Syafitri binti Margono yang telah sudi meluangkan
waktunya menyertai penulis melakukan penelitian.
13. Bapak Kepala Desa Kolam beserta staf-stafnya yang telah memberikan waktu
dan tempat untuk melakukan penelitian.
iii
14. Bapak Sugiman (Ketua Sanggar Pacas Wahyu Sekar Manunggal), Bapak
Painen (Ketua Sanggar Seni Remaja), Bapak Erwin Syahputra (Ketua
Sanggar Kenanga), Bapak Narsan, Bapak Benny Asmara dan Bapak Jaimen
yang banyak memberikan informasi yang berharga kepada penulis berkaitan
dengan Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
15. Terkhusus untuk sahabatku yang tergabung dalam Tim 7: Muhammad Arifin
Harahap, Daniel Sinaga, Indah Sari Hasibuan, Metha Florika Sihite, Nuari
Nur Utami, Mesmiati dan Gery G Sembiring. Terima kasih telah berjuang
bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Special Thanks to Keluarga Teguh Harahap: Mbak Novi, Siiriin dan Bang
Teguh yang telah sudi menyediakan tempat dan waktu bagi penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
17. Terima kasih untuk ke-39 warga Kelas Yahudi B Reguler Pendidikan Sejarah
2012.
18. Terkhusus kepada sahabat-sahabatku Bagus Pramono, Ahmad Dian
Syahputra dan Iqbal Fahlevi yang telah memberikan bantuan dan dukungan
materi dan moril kepada penulis selama kuliah dan dalam penyusunan skripsi
ini.
19. Terima kasih juga untuk kerjasamanya, Bernancy Pane, Nopa Delima dan
Sutera Sihite.
Besar harapan penulis agar skripsi penelitian ini dapat diseminarkan
dengan baik dan lancar. Tak lupa penulis mengharapkan kritik dan saran yang
iv
membangun dari Bapak/Ibu dosen dan teman-teman untuk kesempurnaan skripsi
ini selanjutnya.
Medan,
Februari 2017
Muhammad Afandi
NIM 3123120135
v
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK .................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
i
ii
vi
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
1
1.1. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
1.2. Identifikasi Masalah ................................................................
6
1.3. Rumusan Masalah ...................................................................
7
1.4. Tujuan Penelitian ....................................................................
7
1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ...............................................................
9
2.1. Kajian Pustaka..........................................................................
9
2.2. Kerangka Konsep ....................................................................
14
2.2.1. Perkembangan Seni ........................................................
14
2.2.2. Seni Pertunjukan .............................................................
15
2.2.3. Pertunjukan Tradisional ..................................................
16
2.2.4. Tari Angguk ....................................................................
18
2.3. Kerangka Berpikir ...................................................................
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................
26
3.1. Metode Penelitian.....................................................................
26
3.2. Lokasi Penelitian .....................................................................
27
3.3. Sumber Data .............................................................................
28
3.4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
29
3.5. Teknik Analisis Data ...............................................................
30
BAB IV PEMBAHASAN .....................................................................
31
4.1. Gambaran Umum Desa Kolam ................................................
31
4.2. Sejarah Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk Di Desa
Kolam .......................................................................................
4.3. Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk
vi
38
Di Desa Kolam .........................................................................
44
4.3.1. Masa Orde Lama ............................................................
46
4.3.2. Masa Orde Baru ..............................................................
59
4.3.3. Masa Reformasi ..............................................................
67
4.4. Pengaruh Falsafah Kejawen Dalam Seni Pertunjukan
Tradisional Tari Angguk Di Desa Kolam ..............................
73
4.4.1. Kontroversi Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk
Sebagai Kesenian Tradisional Bercorak Islam ..............
78
4.5. Wewangian Dalam Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk
Di Desa Kolam .........................................................................
82
4.6. Fungsi Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk Di Desa ....
85
4.6.1. Fungsi Religi ..................................................................
86
4.6.2. Fungsi Sosial ...................................................................
90
4.6.3. Fungsi Hiburan ................................................................
95
4.7. Upaya Pelestarian Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk
Di Desa Kolam .........................................................................
96
4.7.1. Upaya Pelestarian Oleh Masyarakat ..............................
98
4.7.2. Upaya Pelestarian Oleh Pemerintah ................................
104
KESIMPULAN & SARAN ....................................................
106
5.1. Kesimpulan ..............................................................................
106
5.2. Saran ........................................................................................
109
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
110
BAB V
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang Masalah
Suku Jawa atau Suku Bangsa Jawa adalah suku bangsa terbanyak
jumlahnya dalam populasi penduduk Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik
dalam sensus penduduk tahun 2010 saja jumlah orang Jawa telah mencapai 41,7
persen dari seluruh populasi penduduk Indonesia yang mencapai angka 237,56
Juta jiwa. Di Provinsi Sumatera Utara sendiri populasi suku bangsa Jawa
mencapai sepertiga dari 12,98 juta populasi penduduk Provinsi Sumatera Utara.
Catatan sejarah mengatakan bahwa migrasi suku bangsa Jawa ke
Sumatera Timur mulai ramai pada abad 19 dan abad 20. Tepatnya pada tahun
1863 dimana banyak para pengusaha Belanda yang membuka perkebunanperkebunan baru di Sumatera Timur. Mereka bermigrasi ke-luar Pulau Jawa
dikarenakan semakin banyaknya keperluan tenaga kerja perkebunan di Sumatera
Timur. Awalnya para pemilik kebun mendatangkan orang Cina dari Pulau
Pinang dan Singapura sebagai buruh perkebunan. Namun kesulitan-kesulitan
dalam cara memperoleh pekerja Cina akhirnya menyebabkan pemilik
perkebunan beralih menggunakan pekerja Jawa (Reid, 2011:192). Pada
pertengahan 1890-an para kuli Jawa dengan cepat melampaui jumlah kuli Cina
di perkebunan-perkebunan Deli (Reid, 2011:220). Salah satu penyebabnya
1
adalah upah kuli Jawa jauh lebih murah daripada upah kuli Cina (Breman,
1997:66-67).
Gelombang migrasi orang Jawa pasca Indonesia merdeka kian ramai.
Orang-orang Jawa khususnya yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta banyak yang bermigrasi, merantau ke Tanah
Sumatera Utara. Maka tidak heran jika banyak sekali berdiri kampung-kampung
orang Jawa di Sumatera Utara. Salah satunya Desa Kolam yang berada di
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Mereka, yakni orang-orang Jawa membawa serta kebudayaan dari daerah
asal mereka ke tanah rantau ini, termasuk kesenian leluhur mereka. Salah satu
kesenian yang berkembang di Desa Kolam adalah Seni Pertunjukan Tradisional
Tari Angguk. Tari Angguk adalah tari rakyat yang berasal dari Daerah Istimewa
Yogyakarta, khususnya dari Kabupaten Kulon Progo. Tradisi Tari Angguk ini
awalnya dikenal dengan istilah Terbangan. Tradisi ini mirip dengan tradisi
Barzanji dalam budaya Melayu yang melantunkan lagu-lagu syiar Islam yang
dinyanyikan oleh beberapa orang laki-laki dan diiringi dengan tabuhan alat
musik rebana, bedug, tamborin dan kendang.
Kesenian Tari Angguk awalnya merupakan perkembangan dari tradisi
Terbangan. Kesenian terbangan sendiri masuk di Indonesia khususnya di pulau
Jawa dibawa oleh wali songo sebagai penyebar agama Islam (Lelono, 2012:12).
Tradisi terbangan diperkenalkan oleh para Wali Songo untuk memperkenalkan
Islam di Jawa pada sekitar abad 15-16 M. Seiring perkembangan waktu, maka
2
tradisi terbangan mendapat pengaruh unsur tari dan tembang-tembang atau
tradisi lisan Jawa yang akhirnya memunculkan sebuah kesenian baru yang
dikenal dengan Tradisi Shalawatan Angguk. Kesenian ini diperkenalkan oleh Ki
Kasan Dimejo pada tahun 1920 Di Jogjakarta. Dari Jogjakarta kemudian
kesenian tradisional ini menyebar ke beberapa daerah lain semisal di Purworejo
dan Magelang serta ke Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
Seni pertunjukan terbangan atau yang kini kita kenal dengan kesenian
Tari Angguk merupakan seni pertunjukan yang berkembang pada masa Islam.
Kesenian ini termasuk ke dalam seni pertunjukan tari dan musik yang dianggap
bercorak Islam karena perkembangannya bertaut dengan sejarah penyebaran
agama Islam (Paeni, 2009:77).
Kesenian Tari Angguk telah ada di Desa Kolam sejak tahun 1959.
Kesenian ini diperkenalkan oleh seorang perantau dari desa Pripih, Kabupaten
Kulon Progo yang bernama Kartosari. Hingga hari ini kesenian Tari Angguk
dijaga dan dilestarikan di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan. Namun Tari
Angguk dewasa ini telah dikemas dalam bentuk yang sedikit berbeda namun
tetap tidak menghilangkan keaslian Tari Angguk itu sendiri.
Dalam perkembangannya Seni pertunjukan tradisioal Tari Angguk ini
telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan itu antara lain tampak
pada format pertunjukannya. Jika pada awalnya Tari Angguk adalah murni
berfungsi sebagai media syiar agama Islam dengan menyanyikan lagu-lagu
pujian dan shalawatan terhadap Nabi Muhammad, kini ditemukan pula sesaji-
3
sesaji dan pemanggilan roh-roh halus untuk menarik minat para penonton.
Tujuan disediakannya sesaji-sesaji ini adalah untuk menjadikan para penarinya
in trance atau ndadi (kesurupan). Dalam setiap pementasan ada beberapa
tembang dan tarian yang sering berakhir dengan kondisi penarinya (salah satu
atau beberapa) menjadi ndadi atau kesurupan (in trance), sehingga dalam menari
pun mereka seperti lupa diri atau dianggap kesetanan (Widayat, 2008:8).
Semakin ramai yang ndadi maka membuat pertunjukkan Tari Angguk semakin
meriah. Bahkan para penonton menganggap kondisi ndadi ini sebagai inti dari
acara.
Seni pertunjukan tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan
Percut Sei Tuan terus berkembang hingga sekarang. Seni pertunjukan tradisional
Tari Angguk hingga hari ini terus berkembang dan masih mendapat tempat di
hati masyrakat Desa Kolam khususnya masyarakat etnis Jawa. Bahkan kesenian
ini mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah Deli Serdang dengan
dikeluarkannya Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 721 Tahun 2013 Tentang
Kewenangan Lokal Berskala Desa. Berdasarkan peraturan ini segala kegiatan
seni yang ada di Deli Serdang khususnya kesenian yang berasal dari Jawa
semisal Tari Angguk, Reog Ponorogo, Tari Kuda Kepang dan Tayub dibina oleh
Dinas Kebudayaan Deli Serdang di bawah payung Krido Manunggal Budaya.
Salah satu aspek kajian budaya adalah yang pendekatannya dari arah
sejarah. Suatu kajian sejarah kesenian dapat pula mengambil satu diantara dua
macam corak, yaitu yang memusatkan perhatian pada perkembangan gaya seni
secara kronologis dengan analisis rinci atas segi-segi teknik, atau mengkaji
4
perkembangan seni dengan perhatian yang lebih rinci atas harapan-harapan dan
kewenangan-kewenangan
dari
golongan-golongan
masyarakat
yang
menghajatkannya. Cara yang disebut terakhir itu telah diberi label “Sejarah
Sosial Kesenian” (Hauser dalam Sedyawati, 2006:132-133).
Cara manapun yang akan diambil oleh peneliti, niscaya konsep sentral
yang harus ditangani dengan benar dalam suatu kajian sejarah kesenian adalah
konsep “gaya seni” atau ” atau style of art. Bagaimanapun, yang akan dilihat
perkembangannya yang terutama adalah sejarah lahirnya kesenian terkait dan
seputar gaya seni itu sendiri. Konsep-konsep keagamaan para pegiat seni dan
kekuatan
sosial-masyarakat
yang
turut
“bermain”
dan
mempengaruhi
perkembangan suatu kesenian tradisional juga tidak luput dari penelitian ini.
Penulis sadar bahwa Kajian Sejarah Kesenian khususnya Kajian Sejarah
Tari harus didasari dengan kemampuan dasar dalam metode penelitian sejarah.
Dalam hal ini penulis sebisa mungkin akan melacak sumber data pada himpunan
literatur dan dokumen yang relevan serta yang utama data-data dari lembagalembaga atau sanggar terkait sebagai sumber informasi. Hal ini tampak sesuai
dengan apa yang dinyatakan oleh Sedyawati (2006:302-303) bahwa saksi-saksi
sejarah dalam perkembangan tari dapat pula dijadikan narasumber dan dapat
diwawancarai sepanjang itu relevan dengan pokok bahasan.
Dari pemaparan diatas, peneliti mengangkat judul “Perkembangan Seni
Pertunjukan Tradisional Tari Angguk Di Desa Kolam Kec. Percut Sei Tuan
(1959-2016)”. Fokus penelitian ini adalah perkembangan seni pertunjukan
5
tradisional Tari Angguk di Desa Kolam yang hingga hari ini masih eksis dan
mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah.
Peneliti menganggap bahwa kesenian ini penting untuk diangkat dalam
kajian sejarah dikarenakan konten dari seni pertunjukan ini syarat makna dan
pesan baik pesan agama, moral, dan sosial dalam tembang-tembang
pengiringnya.
Adapun periodesasi dalam penelitian ini adalah dimulai tahun
1959 yakni sejak pertama kalinya Tari Angguk diperkenalkan di Desa Kolam
hingga tahun 2016 dimana masih terdapat banyak paguyuban-paguyuban seni
Tari Angguk yang masih aktif hingga sekarang. Selain itu penelitian ini juga
akan memaparkan bagaimana upaya-upaya pelestarian seni pertunjukan
tradisional Tari Angguk sehingga bisa eksis hingga saat ini.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dibawah ini dikemukakan berbagai
masalah yang melatar-belakangi penelitian ini, yakni:
1. Sejarah munculnya Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
2. Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Upaya pelestarian Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
6
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah awal munculnya Seni Pertunjukan Tradisional Tari
Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan?
2. Bagaimana perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di
Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan?
3. Bagaimana upaya pelestarian Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk
di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah awal munculnya Seni Pertunjukan Tradisional
Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
2. Untuk mengetahui perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari
Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Untuk mengetahui apa saja upaya-upaya yang dilakukan untuk
melestarikan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan baik oleh pegiat seni Tari Angguk ataupun
oleh Pemerintah terkait.
7
1.5. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk
masyarakat secara umum maupun terhadap kelompok tertentu. Adapun
penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis yakni untuk memperkaya khasanah dan kepustakaan
ilmu pengetahuan di bidang sosial dalam hal ini ilmu sejarah tentang
Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
2. Manfaat Praktis yakni memberikan pengetahuan yang luas terhadap
masyarakat
luas
mengenai
Perkembangan
Seni
Pertunjukan
Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai
Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
4. Untuk menambah bahan pembelajaran khususnya sejarah lokal bagi
mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED.
8
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tari Angguk adalah tari rakyat yang berasal dari Daerah Istimewa
Yogyakarta, khususnya dari Kabupaten Kulon Progo. Tradisi Tari Angguk
ini awalnya dikenal dengan istilah Terbangan yang diperkenalkan oleh para
Wali Songo untuk memperkenalkan Islam di Jawa pada sekitar abad 15-16
M. Tradisi ini mirip dengan tradisi Barzanji dalam budaya Melayu yang
melantunkan lagu-lagu syiar Islam yang dinyanyikan oleh beberapa orang
laki-laki dan diiringi dengan tabuhan alat musik rebana, bedug, tamborin
dan kendang.
2. Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk merupakan salah satu kesenian
tradisional yang berkembang di Desa Kolam. Kesenian ini awalnya
diperkenalkan oleh seorang perantau asal Kulon Progo yang bernama
Kartosari pada tahun 1959.
3. Meskipun merupakan seni pertunjukan yang bercorak Islam namun
kesenian Tari Angguk di Desa Kolam sangat dipengaruhi oleh falsafah
kejawen dan unsur-unsur budaya Hindu-Buddha. Hal ini dibuktikan dengan
106
adanya pemanggilan roh-roh bahureksa maupun danyhang yang akan
merasuki tubuh para penari serta adanya sesajen-sesajen yang disediakan
untuk para roh-roh tersebut. Sesajen-sesajen tersebut berupa berbagai
macam wewangian semisal: kemenyan, minyak kasturi, minyak duyung
serta berbagai macam bunga-bungaan semisal bunga kantil, bunga kenanga
dan bunga mawar. Adanya praktik Kejawen diatas menjadikan kesenian
sebagai kesenian yang kontroversial dan jauh dari kategori kesenian yang
bercorak Islam.
4. Perkembangan seni pertunjukan tradisional Tari Angguk di Desa Kolam
bisa kita periodesasikan ke dalam tiga masa yakni masa orde lama, masa
orde baru dan masa reformasi.
5. Pada masa orde lama merupakan tahap awal perkembangan seni
pertunjukan tradisional Tari Angguk di Desa Kolam. Pada masa ini
merupakan tahap perkenalan masyarakat Desa Kolam dengan kesenian Tari
Angguk.
6. Pada awal masa orde baru merupakan masa-masa kritis dikarenakan
vakumnya kesenian Tari Angguk dikarenakan peristiwa Gerakan 1 Oktober
1965. Namun memasuki tahun 1967 kesenian ini mulai hidup kembali
dibuktikan dengan berdirinya Sanggar Tari Angguk Seni Remaja yang
didirikan oleh Bapak Painen dan Bapak Jaimen. Memasuki tahun 1991
kesenian ini berkembang menjadi sedikit modern dikarenakan masuknya
instrumen musik keyboard serta disket dan pengeras suara atau speaker
107
yang berdampak positif terhadap perkembangan kesenian ini. Namun terjadi
kelesuan nanggap menjelang tahun 1998 hingga beberapa tahun setelahnya.
7. Pada masa reformasi merupakan masa keemasan perkembangan kesenian
ini. Tepat pada tahun 2000 berdiri Sanggar Tari Angguk Kenanga yang
didirikan oleh Bapak Erwin Syahputra. Memasuki tahun 2004 berdiri pula
Sanggar Tari Angguk Pacas Wahyu Sekar Manunggal.
8. Pada masa reformasi ini pula kesenian Tari Angguk mendapatkan perhatian
pemerintah dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor.
721 Tahun 2013 Tentang Kewenangan Lokal Berskala Desa. Dengan
dikeluarkannya peraturan ini maka kegiatan seni yang ada di Deli Serdang
khususnya kesenian yang berasal dari Jawa seperti Tari Angguk, Reog
Ponorogo, Tari Kuda Kepang dan Tayub dibina oleh Dinas Kebudayaan
Deli Serdang di bawah payung Krido Manunggal Budaya.
9. Kesenian Tari Angguk di Desa Kolam memiliki beberapa fungsi seni
diantara lain: fungsi religi, fungsi sosial dan fungsi hiburan.
10. Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk melestarikan seni pertunjukan
tradisional Tari Angguk di Desa Kolam dilakukan oleh Masyarakat maupun
Pemerintah. Masyarakat mendirikan sanggar-sanggar tari atau paguyuban
untuk melestarikan kesenian ini. Sementara upaya yang dilakukan
pemerintah adalah membantu dalam urusan pendanaan. Hal ini dibuktikan
dengan adanya bantuan dana bagi sanggar Tari Angguk di Desa Kolam yang
tertuang dalam Buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Kolam (RPJM Desa Kolam) Tahun 2016-2017 berdasarkan Peraturan Desa
108
No. 2 Tahun 2016 Pasal 6 Tentang Program Pemberdayaan Lembaga
Kesenian dan Adat.
5.2. Saran
1. Diharapkan kepada para pegiat kesenian Tari Angguk di Desa Kolam agar
melanjutkan usaha dan upayanya untuk terus mengembangkan seni
pertunjukan tradisional Tari Angguk Desa Kolam agar tetap eksis di masa
yang akan datang.
2. Kepada Pemerintah Desa Kolam serta Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang agar lebih memperhatikan kesenian Tari Angguk di Desa Kolam
dengan membantu sanggar-sanggar yang ada dalam bentuk bantuan dana
dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terus menjaga kesenian ini agar tetap
eksis dimasa yang akan datang.
3. Diharapkan pula agar hasil penelitian ini disebarluaskan agar semua
masyarakat semakin tahu akan sejarah perkembangan seni pertunjukan
tradisional Tari Angguk di Desa Kolam dan agar ada peneliti lain yang
memanfaatkan hasil
penelitian ini
109
untuk
penelitian selanjut
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Tradisi Lisan. 2008. Oral Tradition as Cultural Strength to Build
Civilization. Wakatobi: Asosiasi Tradisi Lisan
Breman, Jan. 1997. Menjinakkan Sang Kuli: Politik Kolonial, Tuan Kebun di
Sumatera Timur Pada Awal Abad 20. Jakarta: PT. Pustaka Utama
Grafiti
Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Dewi, Heristina. 2007. Perubahan Seni Pertunjukan Indonesia. Medan.
Universitas Sumatera Utara
Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press
Gunawan, Eki. 2015. Fungsi Kesenian Reog Ponorogo di Desa Kolam. Medan:
Universitas Negeri Sumatera
Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Lelono, Panji Riyadi. 2012. Perkembangan Penggunaan Instrumen Musik Pada
Kesenian Terbangan Di Dusun Bakalan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Mursih, Risah. 2015. Unsur Sensualitas Dalam Seni Pertunjukan Angguk
Sripanglaras Pripih, Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo. Yogyakarta:
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Paeni, Mukhlis. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia: Seni Pertunjukan & Seni
Media. Jakarta: Rajawali Press
Paeni, Mukhlis. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia: Falsafah & Religi.
Jakarta: Rajawali Press
Priyadi, Sugeng. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Sejarah. Yogyakarta:
Penerbit Ombak
Reid, Anthony. 2011. Menuju Sejarah Sumatera: Antara Indonesia dan Dunia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
110
Sedyawati, Edi. 2012. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah.
Jakarta: Rajagrafindo Persada
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Soemaryatmi, 2007. Tari Shalawatan Angguk Rama Ngargatantra: Kajian
Sosiologis. Surakarta: STSI Surakarta
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sutrisno, Isbandi. 2010. Perubahan Orientasi Pada Pesan Verbal Tembang
Dalam Seni Tradisional Angguk & Dolalak. Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Taryati, Renggo Astuti. 1999. Keberadaan Paguyuban-Paguyuban Etnis Di
Daerah Perantauan Dalam Menunjang Pembinaan Persatuan &
Kesatuan. Yogyakarta: Departemen Pendidikan & Kebudayaan dan
CV. Bima Sakti Raya
Ujiantoro, Fajar Lityanto. 2010. Komersialisasi Tari Angguk di Dusun Pripih,
Kelurahan Hargomulyo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo.
Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta
Sumber Internet
http://bps.go.id (diakses pada Senin, 19 September 2016)
http://watespahpoh.net/2014/gemulai-tarian-angguk-kulonprogo.html (diakses
pada Minggu, 1 Januari 2017)
111
TARI ANGGUK DI DESA KOLAM KECAMATAN
PERCUT SEI TUAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUHAMMAD AFANDI
NIM. 3123121035
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
ABSTRAK
Muhammad Afandi. NIM 3123121035. “Perkembangan Seni Pertunjukan
Tradisional Tari Angguk Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan”.
Penelitian ini bertujuan untuk (a) Mengetahui Sejarah Seni Pertunjukan
Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan (b)
Mengetahui Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan (c) Mengetahui Fungsi Seni Pertunjukan
Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan, serta (d)
Mengetahui Upaya Pelestarian Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan
pendekatan penelitian Deskriptif Kualitatif. Adapun jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yakni upaya memperoleh
data dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi serta penelitian
kepustakaan (library research) yakni upaya memperoleh data dari buku-buku atau
literatur-literatur yang berkaitan dengan judul penelitian. Dari hasil penelitian
yang dilakukan diketahui bahwa Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di
Desa Kolam terus berkembang hingga sekarang. Hal ini ditandai dengan eksisnya
paguyuban-paguyuban Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan. Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan juga setidak-tidaknya memiliki tiga fungsi
antara lain: fungsi religi, fungsi sosial dan fungsi hiburan. Perkembangan Seni
Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan
juga tidak terlepas dari adanya upaya-upaya pelestarian yang dilakukan oleh
masyarakat melalui paguyuban-paguyuban atau sanggar seni. Upaya pelestarian
kesenian tradisional Tari Angguk di Desa Kolam juga dilakukan oleh pemerintah
terkait dengan dikeluarkannnya Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor. 721 Tahun
2013 Tentang Kewenangan Lokal Berskala Desa serta Peraturan Desa No. 2
Tahun 2016 Pasal 6 Tentang Program Pemberdayaan Lembaga Kesenian dan
Adat.
Kata Kunci: Seni Pertunjukan Tradisional, Tari Angguk Desa Kolam, Paguyuban
Pelestarian
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Perkembangan Seni
Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei
Tuan”. Shalawat beriring salam kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafa’at di hari akhir kelak.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dalam
penulisan skripsi ini penulis sadar masih tedapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis sangat berterima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr.Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta
staf-stafnya.
3. Ibu Dr. Ida Liana Tanjung, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah.
4. Ibu Lister Eva Simangunsong, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Sejarah.
5. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi saya yang
tiada lelah dan bosannya membimbing dan memberikan arahan dan masukanmasukan dalam penyelesaian skripsi ini.
ii
6. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi
ini.
7. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si, selaku dosen penguji skripsi yang telah
memberikan saran dan masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian
skripsi ini.
8. Bapak Drs. Ponirin, M.Si, selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan
saran dan masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Seluruh Dosen di Jurusan Pendidikan Sejarah, terima kasih atas ilmu-ilmunya
yang berguna yang telah diberikan kepada saya. Semoga Tuhan selalu
melimpahkan berkah dan kasih sayangnya terhadap Ibu dan Bapak.
10. Terima kasih sebesar-besarnya untuk Mamak tercinta, Cucu Kartika dan
Ayahku tersayang, Abdul Manaf yang telah berjuang tiada lelahnya untuk
membiayai kuliah penulis sampai selesai. Terima kasih karena telah
memberikan doa dan dukungan baik materi maupun moril dalam penyusunan
skripsi ini. Semoga selalu dalam lindungan Tuhan.
11. Adikku tersayang dan semata wayang Siti Soleha, yang selalu memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Special Thanks to Amalia Syafitri binti Margono yang telah sudi meluangkan
waktunya menyertai penulis melakukan penelitian.
13. Bapak Kepala Desa Kolam beserta staf-stafnya yang telah memberikan waktu
dan tempat untuk melakukan penelitian.
iii
14. Bapak Sugiman (Ketua Sanggar Pacas Wahyu Sekar Manunggal), Bapak
Painen (Ketua Sanggar Seni Remaja), Bapak Erwin Syahputra (Ketua
Sanggar Kenanga), Bapak Narsan, Bapak Benny Asmara dan Bapak Jaimen
yang banyak memberikan informasi yang berharga kepada penulis berkaitan
dengan Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
15. Terkhusus untuk sahabatku yang tergabung dalam Tim 7: Muhammad Arifin
Harahap, Daniel Sinaga, Indah Sari Hasibuan, Metha Florika Sihite, Nuari
Nur Utami, Mesmiati dan Gery G Sembiring. Terima kasih telah berjuang
bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Special Thanks to Keluarga Teguh Harahap: Mbak Novi, Siiriin dan Bang
Teguh yang telah sudi menyediakan tempat dan waktu bagi penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
17. Terima kasih untuk ke-39 warga Kelas Yahudi B Reguler Pendidikan Sejarah
2012.
18. Terkhusus kepada sahabat-sahabatku Bagus Pramono, Ahmad Dian
Syahputra dan Iqbal Fahlevi yang telah memberikan bantuan dan dukungan
materi dan moril kepada penulis selama kuliah dan dalam penyusunan skripsi
ini.
19. Terima kasih juga untuk kerjasamanya, Bernancy Pane, Nopa Delima dan
Sutera Sihite.
Besar harapan penulis agar skripsi penelitian ini dapat diseminarkan
dengan baik dan lancar. Tak lupa penulis mengharapkan kritik dan saran yang
iv
membangun dari Bapak/Ibu dosen dan teman-teman untuk kesempurnaan skripsi
ini selanjutnya.
Medan,
Februari 2017
Muhammad Afandi
NIM 3123120135
v
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK .................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
i
ii
vi
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
1
1.1. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
1.2. Identifikasi Masalah ................................................................
6
1.3. Rumusan Masalah ...................................................................
7
1.4. Tujuan Penelitian ....................................................................
7
1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ...............................................................
9
2.1. Kajian Pustaka..........................................................................
9
2.2. Kerangka Konsep ....................................................................
14
2.2.1. Perkembangan Seni ........................................................
14
2.2.2. Seni Pertunjukan .............................................................
15
2.2.3. Pertunjukan Tradisional ..................................................
16
2.2.4. Tari Angguk ....................................................................
18
2.3. Kerangka Berpikir ...................................................................
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................
26
3.1. Metode Penelitian.....................................................................
26
3.2. Lokasi Penelitian .....................................................................
27
3.3. Sumber Data .............................................................................
28
3.4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
29
3.5. Teknik Analisis Data ...............................................................
30
BAB IV PEMBAHASAN .....................................................................
31
4.1. Gambaran Umum Desa Kolam ................................................
31
4.2. Sejarah Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk Di Desa
Kolam .......................................................................................
4.3. Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk
vi
38
Di Desa Kolam .........................................................................
44
4.3.1. Masa Orde Lama ............................................................
46
4.3.2. Masa Orde Baru ..............................................................
59
4.3.3. Masa Reformasi ..............................................................
67
4.4. Pengaruh Falsafah Kejawen Dalam Seni Pertunjukan
Tradisional Tari Angguk Di Desa Kolam ..............................
73
4.4.1. Kontroversi Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk
Sebagai Kesenian Tradisional Bercorak Islam ..............
78
4.5. Wewangian Dalam Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk
Di Desa Kolam .........................................................................
82
4.6. Fungsi Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk Di Desa ....
85
4.6.1. Fungsi Religi ..................................................................
86
4.6.2. Fungsi Sosial ...................................................................
90
4.6.3. Fungsi Hiburan ................................................................
95
4.7. Upaya Pelestarian Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk
Di Desa Kolam .........................................................................
96
4.7.1. Upaya Pelestarian Oleh Masyarakat ..............................
98
4.7.2. Upaya Pelestarian Oleh Pemerintah ................................
104
KESIMPULAN & SARAN ....................................................
106
5.1. Kesimpulan ..............................................................................
106
5.2. Saran ........................................................................................
109
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
110
BAB V
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang Masalah
Suku Jawa atau Suku Bangsa Jawa adalah suku bangsa terbanyak
jumlahnya dalam populasi penduduk Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik
dalam sensus penduduk tahun 2010 saja jumlah orang Jawa telah mencapai 41,7
persen dari seluruh populasi penduduk Indonesia yang mencapai angka 237,56
Juta jiwa. Di Provinsi Sumatera Utara sendiri populasi suku bangsa Jawa
mencapai sepertiga dari 12,98 juta populasi penduduk Provinsi Sumatera Utara.
Catatan sejarah mengatakan bahwa migrasi suku bangsa Jawa ke
Sumatera Timur mulai ramai pada abad 19 dan abad 20. Tepatnya pada tahun
1863 dimana banyak para pengusaha Belanda yang membuka perkebunanperkebunan baru di Sumatera Timur. Mereka bermigrasi ke-luar Pulau Jawa
dikarenakan semakin banyaknya keperluan tenaga kerja perkebunan di Sumatera
Timur. Awalnya para pemilik kebun mendatangkan orang Cina dari Pulau
Pinang dan Singapura sebagai buruh perkebunan. Namun kesulitan-kesulitan
dalam cara memperoleh pekerja Cina akhirnya menyebabkan pemilik
perkebunan beralih menggunakan pekerja Jawa (Reid, 2011:192). Pada
pertengahan 1890-an para kuli Jawa dengan cepat melampaui jumlah kuli Cina
di perkebunan-perkebunan Deli (Reid, 2011:220). Salah satu penyebabnya
1
adalah upah kuli Jawa jauh lebih murah daripada upah kuli Cina (Breman,
1997:66-67).
Gelombang migrasi orang Jawa pasca Indonesia merdeka kian ramai.
Orang-orang Jawa khususnya yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta banyak yang bermigrasi, merantau ke Tanah
Sumatera Utara. Maka tidak heran jika banyak sekali berdiri kampung-kampung
orang Jawa di Sumatera Utara. Salah satunya Desa Kolam yang berada di
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Mereka, yakni orang-orang Jawa membawa serta kebudayaan dari daerah
asal mereka ke tanah rantau ini, termasuk kesenian leluhur mereka. Salah satu
kesenian yang berkembang di Desa Kolam adalah Seni Pertunjukan Tradisional
Tari Angguk. Tari Angguk adalah tari rakyat yang berasal dari Daerah Istimewa
Yogyakarta, khususnya dari Kabupaten Kulon Progo. Tradisi Tari Angguk ini
awalnya dikenal dengan istilah Terbangan. Tradisi ini mirip dengan tradisi
Barzanji dalam budaya Melayu yang melantunkan lagu-lagu syiar Islam yang
dinyanyikan oleh beberapa orang laki-laki dan diiringi dengan tabuhan alat
musik rebana, bedug, tamborin dan kendang.
Kesenian Tari Angguk awalnya merupakan perkembangan dari tradisi
Terbangan. Kesenian terbangan sendiri masuk di Indonesia khususnya di pulau
Jawa dibawa oleh wali songo sebagai penyebar agama Islam (Lelono, 2012:12).
Tradisi terbangan diperkenalkan oleh para Wali Songo untuk memperkenalkan
Islam di Jawa pada sekitar abad 15-16 M. Seiring perkembangan waktu, maka
2
tradisi terbangan mendapat pengaruh unsur tari dan tembang-tembang atau
tradisi lisan Jawa yang akhirnya memunculkan sebuah kesenian baru yang
dikenal dengan Tradisi Shalawatan Angguk. Kesenian ini diperkenalkan oleh Ki
Kasan Dimejo pada tahun 1920 Di Jogjakarta. Dari Jogjakarta kemudian
kesenian tradisional ini menyebar ke beberapa daerah lain semisal di Purworejo
dan Magelang serta ke Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
Seni pertunjukan terbangan atau yang kini kita kenal dengan kesenian
Tari Angguk merupakan seni pertunjukan yang berkembang pada masa Islam.
Kesenian ini termasuk ke dalam seni pertunjukan tari dan musik yang dianggap
bercorak Islam karena perkembangannya bertaut dengan sejarah penyebaran
agama Islam (Paeni, 2009:77).
Kesenian Tari Angguk telah ada di Desa Kolam sejak tahun 1959.
Kesenian ini diperkenalkan oleh seorang perantau dari desa Pripih, Kabupaten
Kulon Progo yang bernama Kartosari. Hingga hari ini kesenian Tari Angguk
dijaga dan dilestarikan di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan. Namun Tari
Angguk dewasa ini telah dikemas dalam bentuk yang sedikit berbeda namun
tetap tidak menghilangkan keaslian Tari Angguk itu sendiri.
Dalam perkembangannya Seni pertunjukan tradisioal Tari Angguk ini
telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan itu antara lain tampak
pada format pertunjukannya. Jika pada awalnya Tari Angguk adalah murni
berfungsi sebagai media syiar agama Islam dengan menyanyikan lagu-lagu
pujian dan shalawatan terhadap Nabi Muhammad, kini ditemukan pula sesaji-
3
sesaji dan pemanggilan roh-roh halus untuk menarik minat para penonton.
Tujuan disediakannya sesaji-sesaji ini adalah untuk menjadikan para penarinya
in trance atau ndadi (kesurupan). Dalam setiap pementasan ada beberapa
tembang dan tarian yang sering berakhir dengan kondisi penarinya (salah satu
atau beberapa) menjadi ndadi atau kesurupan (in trance), sehingga dalam menari
pun mereka seperti lupa diri atau dianggap kesetanan (Widayat, 2008:8).
Semakin ramai yang ndadi maka membuat pertunjukkan Tari Angguk semakin
meriah. Bahkan para penonton menganggap kondisi ndadi ini sebagai inti dari
acara.
Seni pertunjukan tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan
Percut Sei Tuan terus berkembang hingga sekarang. Seni pertunjukan tradisional
Tari Angguk hingga hari ini terus berkembang dan masih mendapat tempat di
hati masyrakat Desa Kolam khususnya masyarakat etnis Jawa. Bahkan kesenian
ini mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah Deli Serdang dengan
dikeluarkannya Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 721 Tahun 2013 Tentang
Kewenangan Lokal Berskala Desa. Berdasarkan peraturan ini segala kegiatan
seni yang ada di Deli Serdang khususnya kesenian yang berasal dari Jawa
semisal Tari Angguk, Reog Ponorogo, Tari Kuda Kepang dan Tayub dibina oleh
Dinas Kebudayaan Deli Serdang di bawah payung Krido Manunggal Budaya.
Salah satu aspek kajian budaya adalah yang pendekatannya dari arah
sejarah. Suatu kajian sejarah kesenian dapat pula mengambil satu diantara dua
macam corak, yaitu yang memusatkan perhatian pada perkembangan gaya seni
secara kronologis dengan analisis rinci atas segi-segi teknik, atau mengkaji
4
perkembangan seni dengan perhatian yang lebih rinci atas harapan-harapan dan
kewenangan-kewenangan
dari
golongan-golongan
masyarakat
yang
menghajatkannya. Cara yang disebut terakhir itu telah diberi label “Sejarah
Sosial Kesenian” (Hauser dalam Sedyawati, 2006:132-133).
Cara manapun yang akan diambil oleh peneliti, niscaya konsep sentral
yang harus ditangani dengan benar dalam suatu kajian sejarah kesenian adalah
konsep “gaya seni” atau ” atau style of art. Bagaimanapun, yang akan dilihat
perkembangannya yang terutama adalah sejarah lahirnya kesenian terkait dan
seputar gaya seni itu sendiri. Konsep-konsep keagamaan para pegiat seni dan
kekuatan
sosial-masyarakat
yang
turut
“bermain”
dan
mempengaruhi
perkembangan suatu kesenian tradisional juga tidak luput dari penelitian ini.
Penulis sadar bahwa Kajian Sejarah Kesenian khususnya Kajian Sejarah
Tari harus didasari dengan kemampuan dasar dalam metode penelitian sejarah.
Dalam hal ini penulis sebisa mungkin akan melacak sumber data pada himpunan
literatur dan dokumen yang relevan serta yang utama data-data dari lembagalembaga atau sanggar terkait sebagai sumber informasi. Hal ini tampak sesuai
dengan apa yang dinyatakan oleh Sedyawati (2006:302-303) bahwa saksi-saksi
sejarah dalam perkembangan tari dapat pula dijadikan narasumber dan dapat
diwawancarai sepanjang itu relevan dengan pokok bahasan.
Dari pemaparan diatas, peneliti mengangkat judul “Perkembangan Seni
Pertunjukan Tradisional Tari Angguk Di Desa Kolam Kec. Percut Sei Tuan
(1959-2016)”. Fokus penelitian ini adalah perkembangan seni pertunjukan
5
tradisional Tari Angguk di Desa Kolam yang hingga hari ini masih eksis dan
mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah.
Peneliti menganggap bahwa kesenian ini penting untuk diangkat dalam
kajian sejarah dikarenakan konten dari seni pertunjukan ini syarat makna dan
pesan baik pesan agama, moral, dan sosial dalam tembang-tembang
pengiringnya.
Adapun periodesasi dalam penelitian ini adalah dimulai tahun
1959 yakni sejak pertama kalinya Tari Angguk diperkenalkan di Desa Kolam
hingga tahun 2016 dimana masih terdapat banyak paguyuban-paguyuban seni
Tari Angguk yang masih aktif hingga sekarang. Selain itu penelitian ini juga
akan memaparkan bagaimana upaya-upaya pelestarian seni pertunjukan
tradisional Tari Angguk sehingga bisa eksis hingga saat ini.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dibawah ini dikemukakan berbagai
masalah yang melatar-belakangi penelitian ini, yakni:
1. Sejarah munculnya Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
2. Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Upaya pelestarian Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
6
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah awal munculnya Seni Pertunjukan Tradisional Tari
Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan?
2. Bagaimana perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di
Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan?
3. Bagaimana upaya pelestarian Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk
di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah awal munculnya Seni Pertunjukan Tradisional
Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
2. Untuk mengetahui perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari
Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Untuk mengetahui apa saja upaya-upaya yang dilakukan untuk
melestarikan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan baik oleh pegiat seni Tari Angguk ataupun
oleh Pemerintah terkait.
7
1.5. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk
masyarakat secara umum maupun terhadap kelompok tertentu. Adapun
penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis yakni untuk memperkaya khasanah dan kepustakaan
ilmu pengetahuan di bidang sosial dalam hal ini ilmu sejarah tentang
Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
2. Manfaat Praktis yakni memberikan pengetahuan yang luas terhadap
masyarakat
luas
mengenai
Perkembangan
Seni
Pertunjukan
Tradisional Tari Angguk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai
Perkembangan Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.
4. Untuk menambah bahan pembelajaran khususnya sejarah lokal bagi
mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED.
8
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tari Angguk adalah tari rakyat yang berasal dari Daerah Istimewa
Yogyakarta, khususnya dari Kabupaten Kulon Progo. Tradisi Tari Angguk
ini awalnya dikenal dengan istilah Terbangan yang diperkenalkan oleh para
Wali Songo untuk memperkenalkan Islam di Jawa pada sekitar abad 15-16
M. Tradisi ini mirip dengan tradisi Barzanji dalam budaya Melayu yang
melantunkan lagu-lagu syiar Islam yang dinyanyikan oleh beberapa orang
laki-laki dan diiringi dengan tabuhan alat musik rebana, bedug, tamborin
dan kendang.
2. Seni Pertunjukan Tradisional Tari Angguk merupakan salah satu kesenian
tradisional yang berkembang di Desa Kolam. Kesenian ini awalnya
diperkenalkan oleh seorang perantau asal Kulon Progo yang bernama
Kartosari pada tahun 1959.
3. Meskipun merupakan seni pertunjukan yang bercorak Islam namun
kesenian Tari Angguk di Desa Kolam sangat dipengaruhi oleh falsafah
kejawen dan unsur-unsur budaya Hindu-Buddha. Hal ini dibuktikan dengan
106
adanya pemanggilan roh-roh bahureksa maupun danyhang yang akan
merasuki tubuh para penari serta adanya sesajen-sesajen yang disediakan
untuk para roh-roh tersebut. Sesajen-sesajen tersebut berupa berbagai
macam wewangian semisal: kemenyan, minyak kasturi, minyak duyung
serta berbagai macam bunga-bungaan semisal bunga kantil, bunga kenanga
dan bunga mawar. Adanya praktik Kejawen diatas menjadikan kesenian
sebagai kesenian yang kontroversial dan jauh dari kategori kesenian yang
bercorak Islam.
4. Perkembangan seni pertunjukan tradisional Tari Angguk di Desa Kolam
bisa kita periodesasikan ke dalam tiga masa yakni masa orde lama, masa
orde baru dan masa reformasi.
5. Pada masa orde lama merupakan tahap awal perkembangan seni
pertunjukan tradisional Tari Angguk di Desa Kolam. Pada masa ini
merupakan tahap perkenalan masyarakat Desa Kolam dengan kesenian Tari
Angguk.
6. Pada awal masa orde baru merupakan masa-masa kritis dikarenakan
vakumnya kesenian Tari Angguk dikarenakan peristiwa Gerakan 1 Oktober
1965. Namun memasuki tahun 1967 kesenian ini mulai hidup kembali
dibuktikan dengan berdirinya Sanggar Tari Angguk Seni Remaja yang
didirikan oleh Bapak Painen dan Bapak Jaimen. Memasuki tahun 1991
kesenian ini berkembang menjadi sedikit modern dikarenakan masuknya
instrumen musik keyboard serta disket dan pengeras suara atau speaker
107
yang berdampak positif terhadap perkembangan kesenian ini. Namun terjadi
kelesuan nanggap menjelang tahun 1998 hingga beberapa tahun setelahnya.
7. Pada masa reformasi merupakan masa keemasan perkembangan kesenian
ini. Tepat pada tahun 2000 berdiri Sanggar Tari Angguk Kenanga yang
didirikan oleh Bapak Erwin Syahputra. Memasuki tahun 2004 berdiri pula
Sanggar Tari Angguk Pacas Wahyu Sekar Manunggal.
8. Pada masa reformasi ini pula kesenian Tari Angguk mendapatkan perhatian
pemerintah dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor.
721 Tahun 2013 Tentang Kewenangan Lokal Berskala Desa. Dengan
dikeluarkannya peraturan ini maka kegiatan seni yang ada di Deli Serdang
khususnya kesenian yang berasal dari Jawa seperti Tari Angguk, Reog
Ponorogo, Tari Kuda Kepang dan Tayub dibina oleh Dinas Kebudayaan
Deli Serdang di bawah payung Krido Manunggal Budaya.
9. Kesenian Tari Angguk di Desa Kolam memiliki beberapa fungsi seni
diantara lain: fungsi religi, fungsi sosial dan fungsi hiburan.
10. Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk melestarikan seni pertunjukan
tradisional Tari Angguk di Desa Kolam dilakukan oleh Masyarakat maupun
Pemerintah. Masyarakat mendirikan sanggar-sanggar tari atau paguyuban
untuk melestarikan kesenian ini. Sementara upaya yang dilakukan
pemerintah adalah membantu dalam urusan pendanaan. Hal ini dibuktikan
dengan adanya bantuan dana bagi sanggar Tari Angguk di Desa Kolam yang
tertuang dalam Buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Kolam (RPJM Desa Kolam) Tahun 2016-2017 berdasarkan Peraturan Desa
108
No. 2 Tahun 2016 Pasal 6 Tentang Program Pemberdayaan Lembaga
Kesenian dan Adat.
5.2. Saran
1. Diharapkan kepada para pegiat kesenian Tari Angguk di Desa Kolam agar
melanjutkan usaha dan upayanya untuk terus mengembangkan seni
pertunjukan tradisional Tari Angguk Desa Kolam agar tetap eksis di masa
yang akan datang.
2. Kepada Pemerintah Desa Kolam serta Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang agar lebih memperhatikan kesenian Tari Angguk di Desa Kolam
dengan membantu sanggar-sanggar yang ada dalam bentuk bantuan dana
dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terus menjaga kesenian ini agar tetap
eksis dimasa yang akan datang.
3. Diharapkan pula agar hasil penelitian ini disebarluaskan agar semua
masyarakat semakin tahu akan sejarah perkembangan seni pertunjukan
tradisional Tari Angguk di Desa Kolam dan agar ada peneliti lain yang
memanfaatkan hasil
penelitian ini
109
untuk
penelitian selanjut
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Tradisi Lisan. 2008. Oral Tradition as Cultural Strength to Build
Civilization. Wakatobi: Asosiasi Tradisi Lisan
Breman, Jan. 1997. Menjinakkan Sang Kuli: Politik Kolonial, Tuan Kebun di
Sumatera Timur Pada Awal Abad 20. Jakarta: PT. Pustaka Utama
Grafiti
Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Dewi, Heristina. 2007. Perubahan Seni Pertunjukan Indonesia. Medan.
Universitas Sumatera Utara
Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press
Gunawan, Eki. 2015. Fungsi Kesenian Reog Ponorogo di Desa Kolam. Medan:
Universitas Negeri Sumatera
Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Lelono, Panji Riyadi. 2012. Perkembangan Penggunaan Instrumen Musik Pada
Kesenian Terbangan Di Dusun Bakalan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Mursih, Risah. 2015. Unsur Sensualitas Dalam Seni Pertunjukan Angguk
Sripanglaras Pripih, Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo. Yogyakarta:
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Paeni, Mukhlis. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia: Seni Pertunjukan & Seni
Media. Jakarta: Rajawali Press
Paeni, Mukhlis. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia: Falsafah & Religi.
Jakarta: Rajawali Press
Priyadi, Sugeng. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Sejarah. Yogyakarta:
Penerbit Ombak
Reid, Anthony. 2011. Menuju Sejarah Sumatera: Antara Indonesia dan Dunia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
110
Sedyawati, Edi. 2012. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah.
Jakarta: Rajagrafindo Persada
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Soemaryatmi, 2007. Tari Shalawatan Angguk Rama Ngargatantra: Kajian
Sosiologis. Surakarta: STSI Surakarta
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sutrisno, Isbandi. 2010. Perubahan Orientasi Pada Pesan Verbal Tembang
Dalam Seni Tradisional Angguk & Dolalak. Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Taryati, Renggo Astuti. 1999. Keberadaan Paguyuban-Paguyuban Etnis Di
Daerah Perantauan Dalam Menunjang Pembinaan Persatuan &
Kesatuan. Yogyakarta: Departemen Pendidikan & Kebudayaan dan
CV. Bima Sakti Raya
Ujiantoro, Fajar Lityanto. 2010. Komersialisasi Tari Angguk di Dusun Pripih,
Kelurahan Hargomulyo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo.
Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta
Sumber Internet
http://bps.go.id (diakses pada Senin, 19 September 2016)
http://watespahpoh.net/2014/gemulai-tarian-angguk-kulonprogo.html (diakses
pada Minggu, 1 Januari 2017)
111