Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat Penebangan dan Penyaradan Kayu di Areal IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PENEBANGAN
DAN PENYARADAN KAYU DI AREAL IUPHHK-HA PT.
SARMIENTO PARAKANTJA TIMBER,
KALIMANTAN TENGAH

DINA ANDINA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kerusakan Tegakan
Tinggal Akibat Penebangan dan Penyaradan Kayu di Areal IUPHHK-HA PT.
Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skipsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Dina Andina
NIM E14090105

ABSTRAK
DINA ANDINA. Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat Penebangan dan
Penyaradan Kayu di Areal IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber,
Kalimantan Tengah. Dibimbing oleh ELIAS.
Penebangan dan penyaradan pohon merupakan bagian dari kegiatan
pemanenan hutan yang akan menyebabkan kerusakan tegakan tinggal. Penelitian
ini bertujuan untuk menghitung dan mengidentifikasi tingkat kerusakan tegakan
tinggal pada pohon dengan diameter 10 cm ke atas akibat penebangan dan
penyaradan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kerusakan tegakan
tinggal yang terjadi akibat penebangan dan penyaradan pohon di PT. Sarmiento
Parakantja Timber termasuk dalam kategori kerusakan sedang, yaitu sebesar
28.41%. Berdasarkan besarnya luka pada pohon yang rusak, rata-rata pohon yang

rusak termasuk dalam tingkat pohon rusak berat sebesar 49.30%, sedangkan pada
pohon rusak sedang sebesar 20.88% dan pohon rusak ringan sebesar 29.82%.
Luas rata-rata keterbukaan areal akibat penebangan dan penyaradan kayu sebesar
231.48 m2/pohon atau 3804.62 m2/ha. Intensitas penebangan yang tinggi akan
mengakibatkan kerusakan tegakan tinggal dan keterbukaan areal yang tinggi.
Kata kunci: kerusakan tegakan tinggal, penebangan, penyaradan

ABSTRACT
DINA ANDINA.Residual Stand Damage Caused by Felling and Skidding in Area
of IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber, Central Kalimantan.
Supervised by ELIAS.
Tree felling and skidding a part of forest harvesting activities that would
cause damage to the residual stand. This study aims to calculate and identify the
extent of damage to remaining trees with the diameter of 10 cm up due to tree
felling and skidding. The result of this research showed that the residual stand
damage caused by felling and skidding in PT. Sarmiento Parakantja Timber is
included medium damage, namely 28.41%. Based on the size wound on damaged
trees, the trees damaged consist of severely damaged 49.30%, medium damaged
20.88% and lightly damaged 29.82%. The average size of the open area caused by
felling and skidding is at 232.48 m2/tree or 3804.62 m2 ha-1. High logging

intensity would cause higher damage to the residual stand and higher opened area
as well.
Keywords: residual stand damage, tree felling, skidding

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PENEBANGAN
DAN PENYARADAN KAYU DI AREAL IUPHHK-HA PT.
SARMIENTO PARAKANTJA TIMBER,
KALIMANTAN TENGAH

DINA ANDINA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat Penebangan dan Penyaradan
Kayu di Areal IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber,
Kalimantan Tengah
Nama
: Dina Andina
NIM
: E14090105

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Elias
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Ahmad Budiaman, MSc Ftrop
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

Judul Skripsi: Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat Penebangan dan Penyaradan
Kayu di Areal IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber,
Kalimantan Tengah
Nama
: Dina Andina
: E14090105
NIM

Disetujui oleh

Prof. Dr. If. Elias
Pembimbing

Tanggal Lulus:

0 7 JAN 2D14


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah
kerusakan tegakan tinggal, dengan judul Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat
Penebangan dan Penyaradan Kayu di Areal IUPHHK-HA PT. Sarmiento
Parakantja Timber, Kalimantan Tengah.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Elias selaku pembimbing.
2. Bapak Poltak Tampubolon dan Bapak Supit selaku pembimbing lapangan
serta seluruh bagian Perencanaan yang telah membantu dalam pengumpulan
data di PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah.
3. Orangtua serta seluruh keluarga penulis atas segala curahan doa dan kasih
sayangnya yang tak pernah terputus.
4. Sahabat penulis (Aila, Novilia, Ika, Susanti dan Anggun) yang telah
memberikan dukungan moril dan bantuan dalam penulisan skripsi
5. Seluruh teman-teman Manajemen Hutan angkatan 46 yang telah bersamasama selama empat tahun diperkuliahan.

Bogor, Januari 2014
Dina Andina


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xi

DAFTAR LAMPIRAN

xi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

1

METODE PENELITIAN

2

Waktu dan Tempat Penelitian

2

Objek dan Alat Penelitian


2

Prosedur Penelitian

2

Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Potensi Tegakan

7

Volume Pohon yang Ditebang


8

Kerusakan Tegakan Tinggal

9

Keterbukaan Areal Akibat Penebangan dan Penyaradan Kayu

11

Hubungan Antara Intensitas Tebangan dengan Kerusakan Tegakan Tinggal
dan Keterbukaan Areal
12
SIMPULAN DAN SARAN

13

Simpulan

13


Saran

13

DAFTAR PUSTAKA

13

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Total potensi pohon sebelum dan setelah penebangan
Volume pohon yang ditebang dan disarad menuju Tpn
Pohon yang ditebang tetapi tidak disaran ke Tpn
Derajat kerusakan tegakan tinggal dari pohon berdiameter 10 cm ke atas
Tingkat kerusakan pohon berdasarkan besarnya luka
Tipe kerusakan pohon yang disebabkan oleh penebangan dan penyaradan
kayu
Proporsi tipe-tipe kerusakan pohon akibat penebangan dan penyaradan
Luas keterbukaan areal
Intensitas penebangan, kerusakan tegakan tinggal dan keterbukaan areal

8
9
9
9
10
10
11
11
12

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

Bagan plot utama dan sub plot penelitian
Ilustrasi pengukuran jarak dan posisi pohon di lapangan
Skema pengukuran keterbukaan tegakan akibat penebangan pohon
Ilustrasi pengukuran posisi keterbukaan bekas jalan sarad
Komposisi jenis pada plot penelitian
Hubungan antara jumlah pohon dengan kelas diameter pada plot penelitian

3
3
4
4
7
8

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Peta penyebaran pohon dan keterbukaan tanah pada plot 1
Keterangan nomor dan nama pohon yang ditemukan dalam petak contoh 1
Peta penyebaran pohon dan keterbukaan tanah pada plot 1
Keterangan nomor dan nama pohon yang ditemukan dalam petak contoh 2
Peta penyebaran pohon dan keterbukaan tanah pada plot 1
Keterangan nomor dan nama pohon yang ditemukan dalam petak contoh 3
Dokumentasi penelitian

14
15
16
17
18
19
20

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemanenan kayu oleh Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu di Hutan
Alam (IUPHHK-HA) di Indonesia menyebabkan kerusakan pada tegakan tinggal.
PT. Sarmiento Parakantja Timber (selanjutnya disebut PT. Sarpatim) merupakan
salah satu perusahaan yang menerapkan teknik memanen hasil hutan yang ramah
lingkungan yang dapat meningkatkan efisiensi dalam kegiatan pemanenan dengan
menurunkan dampak negatif pemanenan. Terjadinya kerusakan akan berdampak
besar terhadap kelestarian ekosistem hutan.
Pemanenan merupakan salah satu elemen pengelolaan hutan. Kegiatan
pemanenan walaupun dilakukan dengan hati-hati tetapi tetap saja kerusakan tidak
dapat dihindari, yang dapat diusahakan hanya meminimalkan kerusakan.
Kerusakan tegakan tinggal dapat berupa pohon rebah atau pohon yang masih
berdiri berupa banir, batang atau tajuk yang rusak. Pohon-pohon yang mengalami
kerusakan berat diperkirakan tidak dapat tumbuh normal kembali. Penggunaan
bulldozer untuk menyarad kayu dapat mengakibatkan kerusakan pada pohonpohon di sekitarnya yaitu ketika menyarad pohon yang ditebang menabrak atau
menggusur pohon-pohon yang masih berdiri sehingga menimbulkan kerusakan
yang cukup besar. Intensitas penebangan merupakan salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam kegiatan pemanenan hutan. Menurut Elias (2008) makin
tinggi intensitas pemanenan kayu, makin luas areal yang terbuka dan semakin
besar kerusakan vegetasi atau tegakan yang ditimbulkan.
Ekosistem hutan pada umumnya mempunyai keterbatasan daya tahan
terhadap perubahan lingkungan. Ekosistem akan rusak bila batas-batas
ketahanannya dilampaui (Elias 2002). Penelitian tentang kerusakan tegakan
tinggal sangat penting dilakukan karena terjadinya kerusakan akan berpengaruh
terhadap kelestarian ekosistem hutan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi, menghitung, dan menganalisis tingkat kerusakan pohon
berdiameter lebih besar dari 10 cm akibat penebangan dan penyaradan.
2. Menghitung keterbukaan areal akibat penebangan dan penyaradan.
3. Menganalisis hubungan intensitas penebangan dengan kerusakan tegakan
tinggal dan keterbukaan areal.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat
kerusakan tegakan tinggal di PT. Sarpatim. Selanjutnya informasi tersebut dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan pemanenan hutan
untuk mencapai pengelolaan hutan lestari.

2

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 30 April sampai dengan 8 Mei 2013 di
areal RKT 2013 Blok B Sei Bahan-Kulai PT. Sarpatim pada petak N 97 dengan
koordinat titik corner LS 112001’46.88” dan BT 01035’0.33”. Sistem silvikultur
yang digunakan adalah Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ).
Objek dan Alat Penelitian
Objek penelitian adalah kerusakan tegakan tinggal yang terjadi setelah
dilakukan kegiatan penebangan dan penyaradan dengan sistem silvikultur TPTJ.
Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Phiband meter untuk mengukur diameter pohon.
2. Pita meter untuk pengukuran jarak lapangan dan panjang log.
3. Kompas untuk menunjukan arah.
4. Clinometer untuk mengukur kemiringan lapangan.
5. Patok dan cat untuk menandai batas-batas jalur dan petak pengamatan.
6. Tali rafia untuk membatasi plot pencatatan.
7. Label untuk pemberian nomor pohon, diameter pohon dan jenis pohon.
8. Tally sheet serta alat tulis.
9. Notebook, Software Microsoft Exel 2007 dan Microsoft Word 2007.
10. Kamera untuk dokumentasi.
11. Planimeter untuk menghitung luas keterbukaan dari peta.
Prosedur Penelitian
Pengumpulan data
Tahapan kerja yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan dan pembuatan plot contoh penelitian.
a. Observasi lokasi tebangan (melihat peta kerja PT. Sarpatim yang masuk
dalam RKT 2013 yang akan dilakukan penebangan).
b. penentuan tiga plot contoh penelitian dengan jarak lokasi plot penelitian
dekat dengan TPn.
c. Pembuat tiga plot contoh penelitian ukuran 100 m x 100 m (petak utama)
seperti Gambar 1. Setiap sudut plot contoh dipasang pal sudut dari kayu.
Untuk mengetahui stuktur tegakan dilakukan analisis vegetasi. Cara
sampling analisis ini dilakukan dengan sistem nested sampling, yaitu: petakpetak yang besar mengandung petak-petak yang lebih kecil (Soerianegara
dan Indrawan 1980). Di dalam plot contoh utama dibuat sub plot ukuran 20
m x 20 m. Sub plot contoh dibuat untuk memudahkan dalam pemetaan
posisi pohon.

3

Gambar 1 Bagan plot utama dan sub plot penelitian
Inventarisasi pohon pada plot contoh
Inventarisasi pohon berdiameter lebih dari 10 cm pada plot utama (3 plot).
Mencatat nama pohon, nomor pohon, jenis pohon, dan mengukur diameter
setinggi dada (1.30 m di atas permukaan tanah) dan koordinat letak pohon
terhadap sumbu jalur analisis vegetasi.
Pengukuran untuk pembuatan peta tegakan sebelum dan sesudah pebangan
dan penyaradan
Pegukuran dilakukan pada plot 3 contoh yang berukuran 100 m x 100 m.
Pohon-pohon yang diukur adalah pohon-pohon yang berdiameter 10 cm ke atas.
Sebelum penebangan diukur jarak atau posisi pohon terhadap sumbu jalur dan
inventarisasi pohon, nomor pohon, mencatat jenis pohon dan mengukur diameter
pohon pada ketinggian 1.30 m dari permukaan tanah (Gambar 2).

Gambar 2 Ilustrasi pengukuran jarak dan posisi pohon di lapangan
Keterangan:
------ = Batas dalam unit sebagai jalur pengamatan dan pencatatan (proyeksi
y) dibuat dengan tali rafia
---- = Arah survey inventarisasi pohon
(0,0) = Titik awal koordinat pada tiap jalur survey

4
1,2,...
x1, x2

= Nomor pohon
= Jarak pohon terhadap sumbu y, untuk sebelah kiri diberi tanda minus
(–) dan kanan diberi tanda plus (+)

Peta keterbukaan areal akibat penebangan dan penyaradan
Pengukuran keterbukaan areal akibat penebangan dilakukan dengan
mengukur arah dan jarak titik-titik pada garis batas terluar daerah yang terbuka
pada pohon yang ditebang, dimulai dari titik ikat atau titik pasti yang ditetapkan
pada tunggak pohon yang ditebang seperti Gambar 3.

Gambar 3 Skema pengukuran keterbukaan tegakan akibat penebangan pohon
Keterangan:
P
= Titik ikat (tunggak pohon)
α
= Azimuth (0)
d
= Jarak antar titik
1, 2,… = Titik-titik pada garis batas terluar daerah yang terbuka
Keterbukaan areal akibat penyaradan dipetakan dengan mengukur panjang
jalan yang dilewati oleh buldozzer dari plot. Pemetaan didahului dengan
menetapkan titik ikat dan mengukur jarak titik ikat dengan titik pengukuran awal
jalan sarad. Prosedur pelaksanaan di lapangan diilustrasikan seperti Gambar 4.

Gambar 4 Ilustrasi pengukuran posisi keterbukaan bekas jalan sarad
Keterangan:
P
= Panjang jalan sarad (m)
L1,2,…. = Lebar jalan sarad (m) pada tiap titik pengukuran berjarak 20 m

5
α

= Azimuth penembakan kompas
= Titik awal pengukuran

Penebangan
a. Menghitung jumlah pohon yang rusak pada setiap plot akibat kegiatan
penebangan.
b. Mengidentifikasi bentuk kerusakan pohon:
1. Jenis kerusakan (rusak tajuk, luka batang, patah batang, pecah batang, roboh,
miring, dan rusak banir)
2. Mengukur beratnya luka atau kerusakan pada pohon dengan
mengkategorikan kerusakan yang akan dikelompokan berdasarkan tingkat
kerusakan pohon yaitu kerusakan ringan, sedang, atau berat.
Penyaradan
a. Mengukur panjang dan lebar jalan sarad dan arah azimuth sumbu jalan sarad.
b. Menghitung kehilangan pohon akibat jalan sarad (jumlah dan jenis pohon)
c. Mengukur panjang dan diameter log atau kayu yang disarad sampai dengan di
TPn.
d. Menentukan jenis kerusakan dan ukuran luka atau kerusakan pohon.
Data sekunder
Data sekunder yang diambil, yaitu data potensi tegakan sebelum dilakukan
kegiatan penebangan tiap RKT yang diperoleh dari Laporan Hasil Cuising (LHC),
data kondisi umum perusahaan, peta kawasan pengusahaan hutan, peta pohon,
daftar nama pohon dan keadaan iklim di areal PT. Sarpatim.
Analisis Data
Tingkat kerusakan tegakan tinggal
Tingakat kerusakan tegakan tinggal berdasarkan besarnya luka tiap
individu pohon yang rusak menurut Elias (2008), sebagai berikut:
1. Tingkat kerusakan berat, bila:
a. Batang pohon patah.
b. Pecah batang.
c. Roboh/ tumbang atau miring dengan sudut < 450 dari permukaan tanah.
d. Rusak tajuk > 50%.
e. Luka batang (rusak kulit) > ⅟2 keliling batang.
f. Rusak banir > ⅟2 banir rusak atau perakaran rusak (terpotong)
2. Tingkat kerusakan sedang, bila:
a. Rusak tajuk = 30%-50%.
b. Luka batang (rusak kulit) = ¼-½ kelilng batang.
c. Rusak banir = ¼-½ banir rusak/terpotong.
d. Batang pohon condong/miring > 450 dari permukaan tanah.
3. Tingkat kerusakan ringan, bila:
a. Rusak tajuk < 30%.
b. Rusak batang/rusak kulit < ¼ keliling batang, panjang luka < 1½ m.
c. Rusak banir (< ¼ banir atau akar rusak).
Apabila pada pohon yang rusak terdapat lebih dari satu tipe kerusakan,
maka tingkat kerusakan dinilai sebagai berikut:
1 rusak ringan + 1 rusak ringan = rusak sedang

6
1 rusak ringan + 1 rusak sedang = rusak sedang
1 rusak sedang + 1 rusak sedang = rusak berat
1 rusak sedang + 1 rusak berat = rusak berat
Menghitung persentase kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan
penebangan dan penyaradan kayu dengan rumus (Elias 2008):
O

K=

∑� ��

∑� ��

x100%

Keterangan:
∑� �� = Jumlah pohon berdiameter 10 cm up yang rusak setelah penebangan
∑� �� = Jumlah pohon berdiameter 10 cm up yang sehat sebelum penebangan
Tingkat kerusakan digolongkan atas:
a. Kerusakan berat apabila OK > 50%
b. Kerusakan sedang apabila OK 25%-50%
c. Kerusakan berat apabila OK< 25%
Perhitungan volume pohon berdiri dan volume log
a. Perhitungan volume tegakan menggunakan persamaan pohon berdiri
(Departemen Kehutanan 1992):
V = ¼ . π. D2. Hbc. f
Keterangan:
V = Volume pohon (m3)
D = Diameter pohon (m) setinggi dada (1.30 m dari
permukaan tanah)
Hbc = Tinggi pohon bebas cabang (m)
π = 3.14
f
= Faktor angka bentuk (0.7)
b. Perhitungan volume log atau kayu bulat menggunakan rumus empiris Brereton
(Direktorat Jendral Bina Produksi Kehutanan 2009):
V = ¼ π [(1/2 (Dp + Du) / 100]2 x P

Keterangan:
V = Volume (m3)
Dp = Diameter pangkal (cm)
Du = Diameter ujung (cm)
P = Panjang sortimen kayu (m)
π = 3.14

Perhitungan keterbukaan areal akibat penebangan dan penyaradan
Persentase keterbukaan areal akibat penyaradan dan penebangan dihitung
dengan rumus (Elias 2008):
K=

L
10000

x 100%

Keterangan:
K = Persentase keterbukaan areal (%)
L = Luas areal yang terbuka dalam petak ukur 1 ha (m2)

7

Perhitungan intensitas penebangan
Rumus untuk menghitung intensitas penebangan sebagai berikut (Elias
2008):
Intensitas penebangan = Jumlah pohon yang ditebang per ha atau
Jumlah volume (m3) kayu yang diproduksi per ha
sampai di TPn

HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Tegakan
Komposisi jenis pada plot contoh hasil penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 5.

Jumlah pohon (N/ha)

250
200
150
100
50
0
KD

KND

ND

Keloposisi jenis

Gambar 5

Komposisi jenis group pada plot penelitian.
Komersil Dipterocarpaceae (KD), komersil
non Dipterocarpaceae (KND), dan non
Dipterocarpaceae (ND)

Komposisi jenis group yang mendominasi pada plot penelitian yaitu jenis
group komersil non Dipterocarpaceae dengan jumlah rata-rata 224 pohon/ha atau
59.10%, sedangkan kelompok komersil Dipterocarpaceae sebesar 123 pohon/ha
atau 32.37% dan non Dipterocarpaceae yaitu 32 pohon/ha atau 8.53%.
Sedangkan jenis pohon yang mendominasi plot penelitian berdasarkan hasil
inventarisasi adalah Shorea leprosula Miq yang termasuk dalam jenis group
Komersil Dipterocarpaceae, sehingga jenis Shorea leprosula merupakan jenis
pohon yang paling banyak dipanen.
Struktur tegakan tinggal sebelum dan setelah penebangan dan penyaradan
kayu dapat dilihat pada Gambar 6.

Jumlah Pohon

8
160
140
120
100
80
60
40
20
0
10-19

20-29

30-39

40-49

50-59

> 60

Klas Diameter (cm)

Gambar 6

Hubungan antara jumlah pohon dengan kelas
__ __
diameter pada plot penelitian. ■ sebelum
__ __
penebangan dan ▲ setelah penebangan dan
penyaradan

Gambar 6 menunjukan bahwa sebagian besar individu pohon terkonsentrasi
pada kelas diameter 10-19 cm dengan persentase rata-rata 40.02% sedangkan
kelas diameter 20-29 cm sebesar 33.97%, kelas diameter 30-39 cm sebesar
17.42%, kelas diameter 40-49 cm sebesar 3.68%. Jumlah pohon pada plot
penelitian antara 339-417 pohon/ha pada pohon dengan diameter lebih dari 10 cm
sebelum penebangan dan setelah penebangan dan penyaradan antara 220-285
pohon/ ha (Tabel 1).
Tabel 1 Jumlah pohon per hektar sebelum dan setelah penebangan
Kegiatan
Sebelum penebangan

Setelah penebangan dan penyaradan

Plot
1
2
3
1
2
3

Total (jumlah pohon/ha)
339
381
417
220
253
285

Berdasarkan kurva struktur tegakan hutan sebelum dan sesudah pemanenan
di areal PT. Sarpatim secara umum berbentuk kurva J terbalik yang artinya
semakin tinggi kelas diameter maka kerapatannya akan semakin rendah. Dampak
dari kegiatan pemanenan mengakibatkan penurunan jumlah pohon, sehingga
kurva J terbalik yang dibentuknya berada di bawah kurva J terbalik pada hutan
sebelum pemanenan. Bentuk kurva ini menandakan bahwa kondisi hutan masih
dalam keadaan normal.
Volume Pohon yang Ditebang
Berdasarkan hasil inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) dan
hasil pengukuran log di Tpn pada plot yang diteliti, volume pohon yang ditebang
dan disarad menuju TPn rata-rata adalah 74.63 m3 atau 32.20% dari jumlah

9
keseluruhan potensi pohon yang ada dalam plot penelitian dengan rata-rata pohon
yang ditebang dan disarad yaitu 19 pohon/ha (Tabel 2).
Tabel 2 Volume pohon yang ditebang dan disarad menuju Tpn
Volume total Jumlah pohon yang ditebang dan
(m3)*
disarad (pohon/ha)

Plot
1
2
3
Rata-rata

215.61
281.32
211.17
236.03

Volume pohon yang keluar
m3
73.85
73.14
76.90
74.63

21
18
19
19.33

%
34.25
26.00
36.42
32.20

ket: *Volume dari pohon berdiameter 10 cm up semua jenis.

Berdasarkan Tabel 3 terdapat kayu yang ditebang namun tidak disarad
menuju TPn. Kayu yang tidak disarad umumnya disebabkan pada saat kegiatan
penebangan yaitu ketika kayu hasil tebangan rusak sehingga tidak dapat dipakai
sedangkan sebab lain yaitu kayu hasil tebangan sulit untuk disarad karena
topografinya yang curam.
Tabel 3 Pohon yang ditebang tetapi tidak disaran ke Tpn
Plot
1

2

No.
pohon
07560
07593
07995
09252

Diameter (cm) Tbc* (m) Volume (m3)

Jenis
Meranti merah
Kumpang
Meranti merah
Meranti merah
Total

48
46
44
34

18
15
12
15

2.28
1.74
1.28
0.95
6.25

Alasan
Kayu rusak
Kayu rusak
Kayu sulit disarad
Diameter < 40 cm

ket: *Tbc: tinggi bebas cabang.

Kerusakan Tegakan Tinggal
Derajat Kerusakan Tegakan Tinggal
Besarnya kerusakan tegakan tinggal dari pohon berdiameter 10 cm keatas
dapat dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 4 Derajat kerusakan tegakan tinggal dari pohon berdiameter 10 cm ke atas
plot
1
2
3
Rata-rata

Jumlah pohon
sebelum pemanenan
339
381
417
379

Intensitas penebangan
(pohon/ha)
24
19
19
20.67

Jumlah pohon
rusak
100
110
112
107.33

Kerusakan
(%)
29.50
28.87
26.86
28.41

Berdasarkan Gambar 6 pohon-pohon yang mengalami kerusakan adalah
pohon-pohon berdiameter kecil yaitu pohon yang berdiameter 10-19 cm sebesar
44.44% atau sekitar 48 pohon/ha dan 36.42% atau sekitar 40 pohon/ha berasal
dari pohon berdiameter 20-29 cm. Tingginya tingkat kerusakan pada kelas
diameter 10-19 cm dan 20-29 cm terjadi karena sebaran N/ha dari semua
kelompok kayu tertinggi terdapat pada kelas diameter tersebut sehingga memiliki
peluang rusak lebih tinggi.

10
Hasil penelitian Elias (1993) di areal PT. Nakata Rimba (NR) kerusakan
terbesar berasal dari intensitas pemanenan tertinggi yaitu 17 pohon/ha dengan
kerusakan 35.43% dengan jumlah pohon sebelum pemanenan 748 pohon/ha dan
jumlah pohon yang rusak sebesar 259 pohon/ha sehingga dapat disimpulkan
bahwa intensitas pemanenan kayu yang semakin tinggi akan mengakibatkan
kerusakan tegakan tinggal yang semakin tinggi pula. Pada intensitas yang sama
sebanyak 19 pohon/ha di plot 2 dan plot 3 nilai derajat kerusakan tegakan tinggal
yang didapat berbeda, yaitu 28.87% dan 26.86% sehingga dapat disimpulkan
bahwa intensitas tebang yang sama belum tentu nilai yang dihasilkan juga sama.
Kerusakan tegakan tinggal akibat penebangan dan penyaradan rata-rata sebesar
28.41% dari pohon non target yang berada di sekitar pohon target yang ditebang
dan pemanenan kayu yang dilakukan menimbulkan kerusakan tegakan tinggal
tingkat sedang (25%-50%).
Tingkat Kerusakan Pohon Berdasarkan Besarnya Luka
Tingkat kerusakan pohon berdasarkan besarnya luka dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5 Tingkat kerusakan pohon berdasarkan besarnya luka
Plot
1
2
3
Rata-rata

Pohon rusak berat
55.00
52.73
40.18
49.30

Tingkat kerusakan pohon (%)
Pohon rusak sedang
Pohon rusak ringan
14.00
31.00
23.64
23.63
25.00
34.82
20.88
29.82

Berdasarkan besarnya luka pada tiap tipe kerusakan yang terjadi pada
individu pohon, rata-rata sebagian besar pohon yang rusak, termasuk dalam
tingkat pohon rusak berat sebesar 49.30%, yaitu sekitar setengah populasi pohon
yang rusak tergolong rusak berat, sedangkan tingkat pohon rusak sedang sebesar
20.88% dan pohon rusak tingkat ringan sebesar 29.82%.
Tipe-tipe Kerusakan Pohon
Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan penebangan dan penyaradan
ternyata menimbulkan besar kerusakan yang berbeda bila dilihat dari tipe
kerusakan yang terjadi seperti pada Tabel 6.
Tabel 6 Tipe kerusakan pohon yang disebabkan oleh penebangan dan
penyaradan kayu
Plot
1
2
3
Rata-rata

Pohon
roboh
33.00
36.36
46.43
38.59

Rusak
tajuk
28.00
28.18
17.86
24.68

Tipe kerusakan (%)
Luka kulit
Rusak banir dan
dan batang
akar
16.00
5.00
10.00
0.91
7.14
0.89
11.05
2.27

Batang
miring
10.00
15.45
18.75
14.73

Pecah dan patah
batang
8.00
9.09
8.93
8.67

11
Tabel 6 menunjukan rata-rata pohon yang rusak pada setiap bentuk
kerusakan maka pohon roboh dan rusak tajuk adalah yang terbesar yaitu sebesar
38.59% dan 24.68%.
Tipe kerusakan yang paling banyak terjadi pada kegiatan penebangan adalah
rusak tajuk dengan kerusakan sebesar 43.18%. Tipe kerusakan yang paling
banyak terjadi pada kegiatan penyaradan adalah pohon roboh dengan kerusakan
sebesar 65.45%. Informasi secara lengkap ditunjukan pada Tabel 7.
Tabel 7 Proporsi tipe-tipe kerusakan pohon akibat penebangan dan
penyaradan
Persentase kerusakan (%)
Penebangan
Penyaradan
43.18
1.82
11.36
65.45
18.18
14.55
9.09
12.73
15.91
1.82
2.27
3.64
100
100

Tipe kerusakan
Rusak tajuk
Roboh
Batang miring
Luka kulit dan batang
Pecah dan patah batang
Luka akar dan banir
Jumlah

Tabel 7 menunjukan bahwa tipe kerusakan terbesar yang terjadi akibat
penebangan adalah rusak tajuk dan batang miring, sedangkan tipe kerusakan
akibat penyaradan adalah pohon roboh. Hal ini tidak berbeda dengan hasil
penelitian Elias (1993) yang menyatakan bahwa tipe kerusakan yang paling umum
akibat penebangan adalah rusak tajuk dan patah batang yang terjadi karena
tertimpa pohon yang roboh. Sedangkan tipe kerusakan yang paling umum akibat
penyaradan adalah pohon roboh yang terjadi karena penyingkiran pohon untuk
pembuatan jalan sarad.
Keterbukaan Areal Akibat Penebangan dan Penyaradan Kayu
Hasil penelitian mengenai keterbukaan areal hutan akibat pemanenan
kayupada plot penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Luas keterbukaan areal
Plot
1
2
3

Intensitas penebangan
(pohon/ha)
24
19
19

Keterbukaan tanah (m2/ha)
Penebangan
Penyaradan
3283.73
1652.80
3274.13
1435.20
2971.20
1796.80

Total keterbukaan
areal (m2/ha)
4054.93
3667.73
3691.20

Tabel 8 memperlihatkan bahwa luas keterbukaan areal akibat penebangan
dan penyaradan pada plot penelitian yang terbesar yaitu 4054.93 m2/ha atau
40.55% dengan intensitas penebangan sebesar 24 pohon/ha. Rata-rata luas areal
yang terbuka akibat penebangan dan penyaradan adalah 3804.62 m2 atau 38.04%.
Luas keterbukaan areal akibat penebangan per pohon lebih besar daripada
penyaradan yaitu rata-rata 153.69m2 dan akibat penyaradan yaitu rata-rata 78.79
m2. Sehingga untuk memanen sebatang pohon akan menyebabkan keterbukaan
tanah 232.48 m2/ha. Berbeda dengan hasil penelitian Elias (1993) yang

12
menghasilkan luas keterbukaan tanah akibat penyaradan lebih besar daripada
penebangan per pohon yaitu rata-rata 205.33 m2 akibat penyaradan dan 142.17
m2 akibat penebangan. Adanya perencanaan jalan sarad sebelum kegiatan
pemanenan di PT. Sarpatim menyebabkan keterbukaan areal menjadi lebih
rendah. Trase jalan sarad umumya menghindari tegakan yang rapat serta
mengoptimalkan winching agar areal yang terbuka tidak terlalu lebar.
Hubugan antara Intensitas Tebangan dengan Kerusakan Tegakan Tinggal
dan Keterbukaan Areal
Besarnya kerusakan tegakan tinggal dan keterbukaan areal akibat penebangan
dan penyaradan dengan intensitas penebangan berdasarkan hasil penelitian dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9 Intensitas penebangan, kerusakan tegakan dan keterbukaan areal
Plot
1
2
3

Intensitas penebangan
(pohon/ha)
24
19
19

Keterbukaan areal (%)

Kerusakan tegakan tinggal (%)

40.54
36.67
36.91

29.50
28.87
26.86

Tabel 9 memperlihatkan dengan intensitas penebangan yang sama memiliki nilai
kerusakan yang berbeda. Perbedaan ini terjadi pada plot 2 dan plot 3 intensitas
pada plot tersebut sebanyak 19 pohon/ha tetapi besar kerusakan pada kedua plot
berbeda yaitu masing-masing sebesar 28.87% dan 26.86%. Intensitas penebangan
yang sama belum tentu kerusakan tegakan tinggal yang terjadi sama pula karena
masih ada faktor lain yaitu kerapatan tegakan dan topografi yang curam ikut
mempengaruhi besarnya tingkat kerusakan tersebut.
Intensitas penebangan kayu yang tinggi pada plot 1 dengan 24 pohon yang
ditebang mengakibatkan kerusakan tegakan tinggal yang lebih tinggi yaitu
29.50% dibandingkan dengan plot 2 dan plot 3 yaitu sebesar 28.87% dan 26.86%.
Menurut Elias (2008) intensitas pemanenan kayu yang semakin tinggi akan
mengakibatkan kerusakan tegakan tinggal yang semakin tinggi pula.
Kererbukaan areal pada plot dengan intensitas penebangan sebanyak 19
pohon/ha memiliki besar keterbukaan areal hampir sama yaitu pada plot 2 dan
plot 3 masing-masing sebesar 36.67% dan 36.91%, sedangakan keterbukaan areal
yang terrjadi pada plot dengan intensitas penebangan yang lebih tinggi yaitu 24
pohon/ha pada plot 1 memiliki besar keterbukaan yang lebih tinggi dibandingkan
plot lainya sehingga dapat disimpulakan semakin tinggi intensitas penebangan
pohon per hekar maka keterbukaan areal akan semakin tinggi.

13

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kerusakan tegakan tinggal akibat penebangan dan penyaradan kayu di PT.
Sarpatim rata-rata sebesar 28.41%, sehingga kegiatan penebangan dan penyaradan
kayu yang dilakukan menimbulkan kerusakan tegakan tinggal tingkat sedang
(25%-50%). Berdasarkan besarnya luka pada pohon yang rusak, rata-rata sebagian
besar pohon yang rusak termasuk dalam tingkat pohon rusak berat sebesar
49.30%, sedangan pohon rusak sedang 20.88%, dan pohon rusak ringan 29.82%
dari total pohon diameter lebih dari 10 cm yang rusak. Luas rata-rata keterbukaan
areal akibat penebangan dan penyaradan satu batang pohon adalah 232.48
m2/pohon atau 3804.62 m2/ha. Intensitas penebangan yang tinggi akan
mengakibatkan kerusakan tegakan tinggal dan keterbukaan areal yang tinggi.
Saran
Perlu pengawasan kegiatan penebangan agar operator chainsaw lebih
memperhatikan arah rebah pohon sehingga kerusakan dapat diminimalkan.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan. 1992. Manual Kehutanan. Jakarta (ID): Departemen
Kehutanan Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 2009. Peraturan Direktur Jenderal
Bina Produksi Kehutanan No. P.9/VI/BPHH/2009 tentang Pedoman
Pelaksanaan Sistem Silvikultur dalam IUPHHK Hutan Produksi. Jakarta:
Ditjen Bina Produksi Kehutanan.
Elias. 1993. Kerusakan tegakan tinggal pada hutan tropika basah akibat
pemanenan kayu dengan sistem TPTI, Nilai dan Biaya memperbaikinya
(studi kasus di PT. Narkata Timber, Kalimantan Timur). Tulisan dimuat
dalam buku: Reduced Impact Logging Buku 2. Bogor (ID): IPB Press.
Rimbawan Indonesia.
Elias. 2002. Reduce Impact Logging. Bogor (ID): IPB Press.
Elias. 2008. Pembukaan Wilayah Hutan. Bogor (ID): IPB Press.
Soerianegara I, A. Indrawan. 1980. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID):
Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan IPB.

Lampiran 2 Keterangan nomor dan nama pohon yang ditemukan dalam petak contoh 1
No Pohon
1
08423*
2
3
4
08424
5
6
7
8
9
10
08642
11
12
13
14
15
16
08428
17
18
19
20a
08429
20
08430
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
08434
08432
32
33
34
35
36
37
38
39
08435
40
41
42
43

Nama Pohon
Jambu-jambu
Meranti merah
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Mehawai
Meranti merah
Kumpang
Nyatoh
Jambu-jambu
Ubar
Mehawai
Kumpang
Meranti merah
Kumpang
Terap
Mehawai
Kumpang
Kumpang
Terap
Meranti merah
Jambu-jambu
Medang
Kumpang
Ulin
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Mehawai
Bunyau
Bunyau
Kumpang
Mehawai
Mehawai
Bunyau
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Medang
Ulin
Bunyau
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Keranji
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah

No Pohon
08438
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
08441
57
58
59
07995
07993
07994
60
07992
07996
61
62
63
64
65
66
67
07998
68
69
70
71
07909
07977
72
73
74
75
76
08000
77
78
79
80
81
82
08001
83
84

Nama Pohon
Kempas
Ubar
Jambu-jambu
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Rambutan
Medang
Medang
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Kumpang
Medang
Kumpang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Medang
Mehawai
Jambu-jambu
Medang
Ubar
Kumpang
Ulin
Medang
Pempaning
Meranti merah
Kumpang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Terap
Meranti merah
Jambu-jambu
Mehawai
Ulin
Ulin
Jambu-jambu
Medang
Kumpang
Mahang
Jambu-jambu
Meranti merah
Jambu-jambu
Medang

No Pohon
08002
85
86
89
08004
88
89
90
91
92
08005
08006
93
94
95
96
97
08008
08010
98
99
100
101
08012
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
08015
112
08016
113
114
07969
115
116
07971
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126

Nama Pohon
Meranti merah
Kumpang
Ulin
Jambu-jambu
Kumpang
Mehawai
Mehawai
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Bunyau
Meranti merah
Mehawai
Rengas
Ulin
Medang
uln
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Nyatoh
Mehawai
Medang
Jambu-jambu
Ulin
Jambu-jambu
Ubar
Kumpang
Mehawai
Rengas
Medang
Medang
Bunyau
Durian
Ubar
Meranti merah
Ulin
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Meranti merah
Jambu-jambu
Mehawai
Jambu-jambu
Medang
Meranti merah
Jambu-jambu
Ubar
Ulin
Meranti merah
Jambu-jambu
Menjalin
Kumpang
Medang
Medang

Keterangan : * nomor pohon dengan awalan 0 merupakan nomor pohon LHC

No Pohon
127
128
07974
129
130
07975
131
132
133
134
07977
135
136
07978
07979
137
138
139
140
141
142
07981
143
144
145
146
147
148
149
07984
150
151
152
153
07995
154
155
07966
156
157
158
159
07988
160
161
162
163
164
165
07989
166
07990
167

Nama Pohon
Medang
Meranti merah
Jambu-jambu
Kumpang
Bunyau
Meranti merah
Ubar
Medang
Terap
Rengas
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Ubar
Meranti merah
Jambu-jambu
Mehawai
Tengkawang
Tengkawang
Jambu-jambu
Mehawai
Keranji
Medang
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Mehawai
Kapul
Medang
Kumpang
Meranti merah
Mehawai
Kumpang
Ulin
Kumpang
Mehawai
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Medang
Medang
Jambu-jambu
Medang
Jambu-jambu
Kumpang
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu

No Pohon
168
07575
169
07577
170
07578
171
172
173
174
175
07579
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
07583
07584
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
07588
07590
07592
200
201
202
203
204
07591
205
07593
206
07594
207
208

Nama Pohon
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Kumpang
Medang
Meranti kuning
Bunyau
Mehawai
Kumpang
Medang
Medang
Mehawai
Kumpang
Meranti merah
Mehawai
Meranti merah
Medang
Bunyau
Medang
Meranti merah
Rambutan
Meranti merah
Jambu-jambu
Kumpang
Jambu-jambu
Rambutan
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Kumpang
Ubar
Kumpang
Mahang
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Ubar
Meranti merah
Kumpang
Meranti merah
Mehawai
Kumpang
Medang
Meranti merah
Mehawai
Mehawai

No Pohon
209
210
211
212
213
214
215
07595
07596
216
217
07553
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
07556
231
232
233
07558
234
235
236
07560
07557
237
07562
238
239
240
241
241
07563
07564
243
244
245
246
247
248
249
250
251

Nama Pohon
Kumpang
Bawang
Jambu-jambu
Medang
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Mehawai
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Mehawai
Medang
Rengas
Medang
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Bengkirai
Mahang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Medang
meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Pempaning
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Mehawai
Kumpang
medang
Bawang
Jambu-jambu
Ulin
Mehawai
Medang
Bawang
Mehawai

No Pohon
252
253
254
255
256
07568
257
258
259
07572
260
261
262
07570
07574
07571
263
264
07573
265
266

Nama Pohon
Rambutan
Medang
Bunyau
Jambu-jambu
Mehawai
Meranti merah
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Medang
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti kuning
Jambu-jambu
Ulin

Lampiran 4 Keterangan nomor dan nama pohon yang ditemukan dalam petak contoh 2
No Pohon
1
2
3
4
09610*
5
6
7
09615
8
9
10
11
12
13
09618
14
09619
15
16
17
18
19
20
21a
21b
22
23
24
25
26
27
28
09621
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
09612
09627

Nama Pohon
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Ubar
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Mangkuan
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Mehawai
Meranti merah
Medang
Bunyou
Medang
Mehawai
Kumpang
Jambu-jambu
Medang
Jambu-jambu
Kumpang
Kumpang Arang
Jambu-jambu
Mehawai
Medang
Medang
Ulin
Medang
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Medang
Mehawai
Kumpang
Jambu-jambu
Meranti merah
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Ubar
Medang
Terap
Kumpang
Bunyou
Ulin
Jambu-jambu

No Pohon
44
45
46
45
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
09276
65
66
09277
67
68
69
09278
70
71
72
73
74
75
76
77
09280
09281
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89

Nama Pohon
Medang
Jambu-jambu
Bunyou
Jambu-jambu
Ubar
Jambu-jambu
Kumpang
Keruing
Jambu-jambu
Simpur
Mehawai
Medang
Jambu-jambu
Ulin
Jambu-jambu
Rengas
Jambu-jambu
Meranti merah
Kumpang
Durian
Ulin
Ulin
Kumpang
Durian
Merannti kuning
Kumpang
Medang
Bunyou
Ulin
Ubar
Medang
Medang
Jambu-jambu
Medang
Jambu-jambu
Bunyou
Medang
Kempas
Medang
Medang
Jambu-jambu
Penguan
Ulin
Medang
Nyatoh
Jambu-jambu
Kumpang
Medang
Medang
Medang
Meranti merah

No Pohon
90
91
09284
09285
92
93
09286
94
95
96
97
98
09287
99
09289
09290
09288
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
09291
110
09292
111
112
113
09294
114
115
09295
116
117
118
09297
119
09250
09249
120
121
122
09253
09252
123
124

Nama Pohon
Medang
Ubar
Meranti merah
Medang
Jambu-jambu
Meranti merah
Tengkawang
Medang
Jambu-jambu
Kumpang
Kumpang
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Kumpang
Medang
Kumpang
Jambu-jambu
Meranti merah
Kumpang
Meranti merah
Kumpang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Medang
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu

Keterangan : * nomor pohon dengan awalan 0 merupakan nomor pohon LHC

No Pohon
125
126
09251
127
128
129
130
131
131
133
134
135
09256
09254
09253
136
09257
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
09259
153
154
155
156
157
158
09264
159
09266
09265
160
161
162
163
164
165
166

Nama Pohon
Kumpang
Kumpang
Kempas
Medang
Ulin
Kumpang
Meranti merah
Medang
Jambu-jambu
Bawang
Jambu-jambu
Kumpang
Meranti kuning
Meranti merah
Jambu-jambu
Ubar
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Nyatoh
Kumpang
Ubar
Medang
Medang
Mehawai
Medang
Medang
Meranti merah
Mehawai
Meranti merah
Medang
Mahang
Ulin
Jambu-jambu
Bunyou
Jambu-jambu
Medang
Jambu-jambu
Kumpang
Medang
Nyatoh
Meranti merah
Simpur
Medang
Meranti merah
Mehawai
Mehawai
Kumpang
Jambu-jambu
Jambu-jambu

No Pohon
167
168
169
170
171
09269
172
09270
173
9271
174
175
176
177
08903
178
08901
179
180
181
182
183
184
08902
185
186
167
188
189
190
191
192
08905
08906
193
194
195
196
08908
197
198
199
200
201
202
203
08909
204
205
206
207

Nama Pohon
Bunyou
Kumpang
Bunyou
Jambu-jambu
Kumpang
Meranti merah
Bunyou
Ulin
Ubar
Meranti merah
Kumpang
Meranti kuning
Medang
Medang
Jambu-jambu
Ubar
Meranti merah
Ubar
Jambu-jambu
Kumpang
Rengas
Ubar
Jambu-jambu
Kumpang
Jambu-jambu
Ubar
Jambu-jambu
Bawang
Mehawai
Ubar
Medang
Meranti merah
Ulin
Meranti merah
Medang
Keranji
Mehawai
Kumpang
Meranti merah
Rengas
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Mahang
Kumpang
Medang
Meranti merah

No Pohon
208
08911
209
210
211
212
213
214
215
08910
216
217
08912
218
219
220
221
222
223
224
225
08916
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
08915
257
08917
238
239
08920
240
241
242
243
244
245
08921
246
247
248
249
250

Nama Pohon
Meranti merah
Medang
Ulin
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Rengas
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Mahang
Meranti merah
Ulin
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Rengas
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Tengkawai
Medang
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Medang
Kumpang
Tengkawai
Meranti merah
Meranti merah
Kumpang
Pepaning
Jambu-jambu
Mahang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Ubar

No Pohon
251
252
253
08840
254
255
256
08899
257
258
259
260
261
08842
262
263
08843
264
265
266
267
268
08845
269
270
271
272
273
08847
274
275
276
277
278
279
08849
280
281
08846
282
283
284
289
286
287
288
08851
289
290
291
292

Nama Pohon
Meranti merah
Mahang
Kumpang
Kempas
Mahang
Mahang
Medang
Pepaning
Bunyou
Jambu-jambu
Kumpang
Medang
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Mahang
Meranti merah
Medang
Bunyou
Meranti merah
Jambu-jambu
Rengas
Kelumbar
Medang
Medang
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Bintangur
Jambu-jambu
Bawang
Jambu-jambu
Meranti merah
Mehawai
Bunyou
Jambu-jambu
Bunyou
Medang
Kempas
Meranti merah

No Pohon
293
294
295
296
297
298
299
300
08854
301
302
08855
303
304
305
306
307
308
309
310
08857
08858
08475
311

Nama Pohon
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Kumpang
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Bintangur
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Rengas
Jambu-jambu
Kumpang
Kumpang
Ubar
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Mahang

Lampiran 6 Keterangan nomor dan nama pohon yang ditemukan dalam petak contoh 3
No Pohon
1
2
3
4
5
6
7
8
06789*
9
10
06787
12
13
14
15
06791
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
06787
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
06799
37
38
06801
39
40
41
06805
42
06806
06693
43
44
07098
45
46
47
48
49
07100
50
51
52

Nama Pohon
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Ubar
Medang
Ubar
Meranti merah
Penguan
Jambu-jambu
Meranti merah
Medang
Rengas
Bunyou
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Medang
Medang
Bunyou
Jambu-jambu
Mehawai
Medang
Kumpang
Meranti merah
Meranti merah
Ubar
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Ubar
Medang
Benuang
Meranti merah
Jambu-jambu
Ubar
Jambu-jambu
Benuang
Jambu-jambu
Meranti merah
Terap
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Medang
Jambu-jambu
Rambutan
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti kuning
Rambutan
Medang

No Pohon
53
54
55
56
57
58
59
60
07223
07103
61
07104
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
07105
73
74
07106
75
07108
07107
76
77
78
79
07110
80
81
07111
82
83
84
85
86
87
07114
88
07113
07115
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
07119
100
101

Nama Pohon
Rambutan
Meranti merah
Bunyou
Medang
Kumpang
Medang
Meranti merah
Medang
Medang
Meranti kuning
Medang
Rengas
Ubar
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Bunyou
Bawang
Bintangur
Medang
Medang
Ubar
Jambu-jambu
Medang
Jambu-jambu
Medang
Kumpang
Meranti merah
Penguan
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Medang
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Meranti merah
Jambu-jambu
Bunyou
Meranti merah
Penguan
Penguan
Kumpang
Medang
Mahang
Meranti merah
Meranti merah
Tilung
Medang
Mahang
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Ubar
Mahang
Bunyou
Keranji
Penguan
Mehawai
Meranti merah
Ubar
Kempas
Medang
Meranti merah

No Pohon
102
103
104
07108
105
106
107
108
109
110
07212
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
07213
128
129
130
131
132
133
134
07214
135
07215
136
137
138
139
140
141
07216
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
07219
152
07519
153
154
155

Keterangan : * nomor pohon dengan awalan 0 merupakan nomor pohon LHC

Nama Pohon
Medang
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Pepaning
Meranti merah
Mahang
Meranti merah
Ronggang
Mahang
Meranti merah
Meranti merah
Nyatoh
Kumpang
Jambu-jambu
Ubar
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Benuang
Meranti merah
Bunyou
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Benuang
Kumpang
Mahang
Medang
Mimbar
Meranti merah
Ubar
Meranti merah
Kumpang
Medang
Jambu-jambu
Ubar
Mahang
Medang
Keranji
Ubar
Meranti merah
Ubar
Meranti merah
Meranti merah
Menjalin
Meranti merah
Meranti merah
Ubar
Meranti merah
Meranti merah
Bunyou
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Kumpang
Kumpang
Ubar

No Pohon
156
157
07222
158
159
160
07223
161
162
07224
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
07229
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
07509
190
07510
191
192
193
194
195
196
197
07514
198
199
200
201
202
07516
203
204
205
206
207
208
209

Nama Pohon
Jambu-jambu
Bunyou
Meranti kuning
Ubar
Ubar
Bunyou
Medang
Keranji
Jambu-jambu
Ubar
Medang
Medang
Medang
Meranti merah
Bunyou
Meranti merah
Kumpang
Medang
Ulin
Medang
Meranti merah
Mehawai
Pepaning
Medang
Meranti merah
Medang
Penguan
Penguan
Meranti merah
Medang
Bintangur
Ulin
Jambu-jambu
Ubar
Meranti merah
Mehawai
Medang
Medang
Simpur
Bunyou
Bunyou
Jambu-jambu
Ubar
Meranti merah
Ubar
Jambu-jambu
Bunyou
Jambu-jambu
Meranti merah
Resak
Jambu-jambu
Sengkuan
Jambu-jambu
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Bunyou
Ubar
Medang
Medang

No Pohon
210
211
212
213
214
215
07518
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
07523
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
07529
257
258
259
260
07531
261
261
263
264
265
266
267

Nama Pohon
Kempas
Meranti merah
Medang
Ubar
Medang
Ubar
Jambu-jambu
Medang
Medang
Bunyou
Meranti merah
Bunyou
Medang
Jambu-jambu
Pepaning
Durian
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Kumpang
Jambu-jambu
Meranti merah
Kelumbar
Mahang
Mahang
Mahang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Bunyou
Meranti merah
Bunyou
Medang
Meranti merah
Ubar
Mehawai
Bunyou
Bunyou
Jambu-jambu
Ubar
Medang
Mehawai
Bunyou
Medang
Pepaning
Penguan
Jambu-jambu
Medang
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Ubar
Jambu-jambu
Medang
Bunyou
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah

No Pohon
268
07614
269
270
271
272
273
07613
274
275
276
277
278
279
280
281
282
07616
283
284
285
286
07818
287
288
289
290
291
292
293
294
295
07620
07621
296
07622
297
298
299
300
301
302
303
304
305
07623
306
307
308
309
310
311
07520
312
313
314
315
316
317
318
319
320

Nama Pohon
Ubar
Bengkirai
Meranti merah
Medang
Jambu-jambu
Meranti merah
Medang
Bengkirai
Pepaning
Ubar
Ubar
Mehawai
Bunyou
Meranti merah
Penguan
Medang
Meranti merah
Gerongong
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Mehawai
Meranti merah
Jambu-jambu
Kumpang
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Medang
Kempas
Medang
Bintangur
Terap
Kumpang
Pulai
Mehawai
Kumpang
Bunyou
Meranti merah
Kumpang
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Kumpang
Ubar
Medang
Durian
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Meranti merah
Kumpang
Bunyou
Jambu-jambu

No Pohon
07931
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
333
334
335
336
337
338
07630
339
340
341
342
343
344
345
346
347
07632
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
07634
07924
361

Nama Pohon
Meranti merah
Jambu-jambu
Meranti merah
Mehawai
Kumpang
Jambu-jambu
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Medang
Medang
Meranti merah
Medang
Rengas
Bunyou
Mahang
Meranti merah
Mehawai
Kumpang
Medang
Mehawai
Kumpang
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Jambu-jambu
Keranji
Meranti merah
Medang
Meranti merah
Kumpang
Meranti merah
Kumpang
Ulin
Medang
Ubar
Meranti merah
Meranti merah
Medang
Medang
Meranti merah
Meranti merah
Meranti merah
Bunyou

20

Lampiran 7 Dokumentasi penelitian

Penandaan plot pengamatan

Pengukuran dimensi kayu bulat di TPn

Keterbukaan karena penyaradan

Luka banir

Keterbukaan karena penebangan pohon

21

23

Pecah batang

Batang miring dan rusak tajuk

Rusak tajuk

Luka akar

22
22

Roboh

Patah batang

Rusak tajuk

Luka batang/kulit

23

23

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lebak, Banten pada tanggal 02 Februari 1990 dari
pasangan Bapak Juhi dan Ibu Ruminah yang merupakan putri keempat dari empat
bersaudara. Penulis mengawali pendidikan formal di SDN 2 Leuiwiliang Tahun
1997-2003. Selanjutnya penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 1 Leuiwiliang Tahun 2003-2006 kemudian Sekolah Menengah
Atas di SMA 1 Cibeber pada Tahun 2006-2009. Tahun 2009 penulis masuk
Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kemudian diterima di Departemen
Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan.
Tahun 2011 Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan di Pangandaran dan
Gunung Sawal. Tahun 2012 penulis melaksanakan Praktek Pengelolaan Hutan di
Hutan Pendidikan Gunung Walat. Tahun 2013 penulis melaksanakan Praktek
Kerja Lapang di PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah. Selama
menjadi mahasiswa IPB penulis pernah meraih Juara III lomba atletik tingkat TPB
kategori loncat tinggi Tahun 2010.