Uji Klon Jati Unggul Nusantara (JUN) Umur 30 Bulan Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

UJI KLON JATI UNGGUL NUSANTARA (JUN)
UMUR 30 BULAN DI KABUPATEN PURWAKARTA
JAWA BARAT

TINTIN GIGIH WIDHYASTUTI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Uji Klon Jati Unggul
Nusantara (JUN) Umur 30 Bulan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini,

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Tintin Gigih Widhyastuti
NIM E44090030

ABSTRAK
TINTIN GIGIH WIDHYASTUTI. Uji Klon Jati Unggul Nusantara (JUN) Umur
30 Bulan Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dibimbing oleh ISKANDAR Z.
SIREGAR.
Jati Unggul Nusantara (JUN) merupakan bibit hasil perkembangbiakan
vegetatif yang memiliki sifat unggul cepat tumbuh. Namun demikian informasi
ilmiah tentang uji klon JUN masih banyak kekurangannya. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk i) mengkaji kinerja 41 klon JUN, ii) menduga parameter genetik,
dan iii) mengkaji pengaruh tapak mikro terhadap keragaan klon JUN. Pengujian
klon JUN di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ini menggunakan rancangan acak
kelompok lengkap (RCBD) yang dilakukan pada 41 klon JUN dan 1 lot kontrol
jati lokal yang ditanam pada 4 tapak mikro dengan pemberian pupuk dan jarak
tanam yang berbeda. Daya sintas di lapangan menunjukkan nilai sangat tinggi
(>90%). Pengujian yang dilakukan menghasilkan nilai repeatability pada umur 30

bulan untuk diameter ( = 0.948) dan tinggi ( = 0.699). Nilai korelasi genetik
dan fenotipik antara diameter dan tinggi berturut-turut rG= 0.351 dan rP= 0.864.
Tapak mikro terbaik untuk JUN umur 30 bulan ini adalah tapak mikro 1 dengan
jarak tanam 3 m x 4 m dengan pupuk dasar 3 kg, sementara itu bentuk batang
(sekitar 45% dari populasi) terbaik terdapat di tapak mikro 2.
Kata Kunci: bentuk batang, Jati Unggul Nusantara (JUN), korelasi genetik
korelasi fenotipik, repeatability

ABSTRACT
TINTIN GIGIH WIDHYASTUTI. Clonal Trials of Jati Unggul Nusantara (JUN)
at 30 months in Purwakarta, West Java. Supervised by ISKANDAR Z SIREGAR.
Jati Unggul Nusantara (JUN) is known as commercial planting stock
material that is vegetatively propagated by means of shoot cutting technique. JUN
is claimed to be fast growing. However, scientific information on the growth of
selected JUN clones from clonal tests is still lacking. The objective of the study
were i) to review performance of 41 JUN clones, ii) to estimate their genetic
parameters and iii) to assess the effect of microsites on tested JUN clones. Genetic
assessment of JUN clones was carried out in Purwakarta, West Java in a
Randomized Complete Block Design (RCBD) consisting of 41 clones. The
clones were planted on 4 microsites that were differentiated by fertilizer doses and

spacings. The results showed that generally survival rates were high (>90%). In
= 0.948
addition, repeatability at 30 months after planting was about
(diameter) and
= 0.699 (height), respectively. While genetic and phenotypic
correlations between diameter and height were rG=0.315 and rP=0.864,
respectively. The best microsite supporting growth of JUN clones at 30 months
was found on microsite 1, namely spacing 3 m x 4 m with 3 kg organic fertilizer,
while the best straight stem form (around 45% of the population) was observed on
microsite 2.
Keyword: Jati Unggul Nusantara (JUN), fenotipe correlation, genetic correlation,
repeatability, stemform.

UJI KLON JATI UNGGUL NUSANTARA (JUN)
UMUR 30 BULAN DI KABUPATEN PURWAKARTA
JAWA BARAT

TINTIN GIGIH WIDHYASTUTI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Uji Klon Jati Unggul Nusantara (JUN) Umur 30 Bulan Di
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
Nama
: Tintin Gigih Widhyastuti
NIM
: E44090030

Disetujui oleh


Prof Dr Ir Iskandar Z Siregar, MForSc
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi : Uji Klon Jati Unggul Nusantara (JUN) Umur 30 Bulan Di
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
: Tintin Gigih Widhyastuti
Nama
: E44090030
NIM

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Iskandar Z S ire gar, MForSc

Pembimbing

Diketahui oleh

Tanggal Lulus:

セR@

7 JAN 2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian ini ialah Uji Klon Jati Unggul Nusantara Umur 30 Bulan
di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Terima kasih penulis ucapkan kepada ayah,
ibu, dan adik-adik tercinta Ihdina Istiannah, Aula Ertiningsih, Nur Rachmawati,
dan Miftahul Jannah yang selalu memberikan do’a dan dukungan secara moral
dan spiritual dalam penyusunan skripsi, kepada Prof Dr Ir Iskandar Z Siregar,
MForSc selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan,
bimbingan, motivasi, dan solusi dalam penyusunan skripsi, Dr Ir Hendrayanto,

MAgr selaku dosen penguji, dan Dr Ir Istomo, MS selaku ketua sidang diucapkan
terima kasih banyak. Terima kasih juga tak lupa disampaikan kepada Bapak
Mustimar Karimi yang telah memberikan beasiswa, bimbingan, nasehat dan
do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Juga disampaikan terima
kasih kepada teman satu angkatan di Silvikultur 46, Vera Linda, Sindi
Nursiamdini, Nurhamidah atas kebersamaannya, dan juga teman satu kost Noer
Herlina Hanum, Kak Feni Shintarika, Kak Eka Perdanawati, dan Kak Laswi
Irmayanti atas bantuan dan semangat serta keceriaan yang diberikan. Tak lupa
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014
Tintin Gigih Widhyastuti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

9

Latar Belakang

9

Perumusan Masalah

9


Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

METODE

2

Lokasi dan Waktu Penelitian

2


Bahan dan Alat

3

Prosedur Penelitian

3

Tahapan Penelitian

4

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keragaman Sifat Pertumbuhan dan Taksiran Nilai Repeatability

8
8

Korelasi antar Variabel Pertumbuhan


11

Implikasi pada Pemuliaan Pohon

13

Serangan Hama

15

Bentuk Batang

17

Estimasi Perolehan Genetik

18

SIMPULAN DAN SARAN

18

Simpulan

19

Saran

19

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

22

RIWAYAT HIDUP

24

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Kondisi umum tapak mikro
Skoring gejala serangan hama*
Nilai rata-rata variabel pertumbuhan pada setiap tapak mikro
Analisis ragam, komponen ragam (%), dan repeatability
Nilai repeatability pada setiap tapak mikro
Korelasi genetik (di atas diagonal) dan korelasi fenotipik (di bawah
diagonal)
7 Korelasi genetik antar tapak mikro
8 Rangking tapak mikro berdasarkan uji Duncan
9 Rangking sepuluh besar klon-klon terbaik untuk pertumbuhan
diameter, tinggi, dan daya sintas
10 Analisis ragam serangan hama klon JUN umur 30 bulan
11 Tingkat serangan hama pada setiap tapak mikro
12 Analisis ragam bentuk batang JUN umur 30 bulan
13 Rangking bentuk batang JUN umur 30 bulan
14 Estimasi perolehan genetik

2
5
8
9
10
11
12
13
15
16
17
17
17
18

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Peta sketsa lokasi penelitian (sumber:Yunus 2011)
Diagram alir penelitian
Skoring bentuk batang JUN
Kerangka penyebaran korelasi fenotipik
Lokasi penanaman JUN: A) tapak mikro 1, B) tapak mikro 2, C) tapak
mikro 3, D) tapak mikro 4
6 Intensitas serangan hama klon JUN umur 30 bulan (lihat skor Tabel 2)
7 Serangan hama klon JUN: A) serangan penggerek, B) serangan ulat
daun, C) serangan rayap, D) serangan Hybalea puera
8 Presentase skoring bentuk batang klon JUN umur 30 bulan (lihat skor
Tabel 3)

3
4
5
12
14
15
16
18

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kayu jati termasuk golongan kayu keras (hardwood) yang memiliki jaringan
kayu yang kuat dan dalam (Mulyana & Asmarahman 2010). Sifat fisik dan
estetika dari kayu jatilah yang membuat jati banyak digunakan sebagai bahan
mebel, maupun kerajinan. Permintaan terhadap kayu jati pun menjadi semakin
tinggi. Hal ini tentu menjadikan jati sebagai kayu primadona di pasaran, namun
seperti yang kita ketahui panen jati yang lama menyebabkan keseimbangan antara
penyediaan kayu jati dan kebutuhan industrinya menjadi tidak seimbang. Menurut
Bio Teak (2011), berdasarkan data selama 25 tahun pasaran kayu berkualitas
setingkat kayu jati mengalami peningkatan 10 kali lipat atau peningkatannya
sekitar 40% per tahunnya.
Keterbatasan stok kayu jati diakibatkan oleh lamanya daur jati yang yang
memerlukan waktu hingga 60 sampai 80 tahun untuk mendapatkan kualitas jati
yang optimal (Nugraha 2012). Saat ini telah berkembang berbagai teknologi
pemuliaan pohon termasuk aplikasi bioteknologi yang telah melahirkan berbagai
varietas jati unggul (Yunus 2011). Varietas yang dihasilkan, diharapkan dapat
diperbanyak melalui perbanyakan vegetatif dan dikembangkan secara masal dan
dapat dipasarkan. Salah satu hasil dari perbanyakan vegetatif yaitu Jati Unggul
Nusantara (JUN).
Jati Unggul Nusantara (JUN) memiliki keunggulan dibandingkan dengan
jati lainnya yaitu: i) memiliki perakaran tunjang majemuk, ii) menghasilkan
tanaman jati yang cepat tumbuh, kokoh, dan kayu berkualitas, iii) memiliki masa
tanam yang pendek yaitu 15 tahun dan dapat dipanen umur 5 tahun (PT. SB
2011). Kemampuan serta keunggulan JUN yang dipakai dalam pembangunan
hutan jati merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan kualitas kayu yang
baik dan cepat pertumbuhannya. Akan tetapi, keragaan JUN yang ada saat ini
masih memerlukan verifikasi melalui penelitian uji klon (Yunus 2011).
Perumusan Masalah
1.

2.

3.

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Klon JUN dengan sifat unggul diperlukan untuk meningkatkan produktivitas
hutan. Akan tetapi sejauh ini masih belum terjawab secara ilmiah “bagaimana
kinerja klon-klon JUN yang ditanam di lapangan?
Pengujian klon JUN terkait erat dengan faktor genetik. Oleh karena itu perlu
diketahui melalui penelitian ini “bagaimana gambaran beberapa parameter
genetik dari klon-klon JUN tersebut?
Klon JUN memerlukan kondisi tempat tumbuh yang optimal. Oleh karena itu
perlu diketahui juga “bagaimana kondisi tempat tumbuh yang sesuai untuk
klon-klon JUN?

2
Tujuan Penelitian
1.
2.
3.

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mengkaji kinerja 41 klon berumur 30 bulan hasil pembiakan vegetatif.
Menduga parameter genetik hasil uji klon berumur 30 bulan, mencakup
repeatability, korelasi genetik, dan perolehan genetik.
Mengkaji pengaruh tapak mikro (microsite) terhadap kinerja pertumbuhan
masing-masing klon terkait jarak tanam, dosis pupuk dasar yang
diaplikasikan, dan petani penggarap.

Manfaat Penelitian
1. Rekomendasi klon-klon JUN terbaik untuk penanaman dengan skala lebih
besar pada kondisi tapak yang sama.
2. Informasi mengenai perlakuan pemeliharaan JUN untuk pertumbuhan yang
optimal di berbagai kondisi tapak.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah mengkaji pertumbuhan klon Jati
Unggul Nusantara melalui uji klon yang dilakukan pada 4 tapak mikro dengan 4
perlakuan yang berbeda untuk mendapatkan rekomendasi klon terbaik pada
penanaman skala lebh besar.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2013,
bertempat di lahan kerjasama antara KPWN (Koperasi Perumahan Wanabakti
Nusantara) dengan Fakultas Kehutanan IPB di Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada empat tapak mikro
(microsite) dengan kondisi umum seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kondisi umum tapak mikro
Tapak Mikro
1
2
3

Tanaman sela oleh
petani
Padi, ladang, cabai,
talas
Padi ladang
Jahe, jagung, padi
ladang,kacang tanah

4
Jahe, kacang tanah,
kacangkoro

Kesuburan lahan
Keadaan lahan pada
lokasi ini cenderung
kurang subur namun
masih
memenuhi
persyaratan tumbuh
yang baik untuk jati
kecuali pada unsur
Ca (Yunus 2011)

Jumlah petani
penggarap
3
3
3
4

3
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi tallysheet untuk
mencatat data primer pertumbuhan JUN. Data primer yang diperoleh dari
pertanaman jati klon berumur 30 bulan dengan jumlah perlakuan klon sebanyak
41 klon dan 1 lot kontrol (jati lokal asal benih yang diambil dari Purwakarta). Alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat PC (personal computer)
atau laptop Lenovo G400S dengan prossesor Intel(R) Core(TM) i3-3110M CPU
@ 2.40 GHz dan RAM dengan kapasitas 2.00 GB, Software pendukung seperti
Microsoft Office Excel 2013, Microsoft Office Word 2013, Notepad, SAS versi
9.1.3, dan Photoscape dan perlengkapan lapang seperti alat tulis menulis,
tallysheet, kaliper, galah berskala numerik, dan kamera digital.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian yang dilakukan pada uji
klon dengan rancangan acak lengkap berblok (randomized complete block
design/RCBD). Pada setiap tapak mikro penelitian ini terbagi dalam 4 replikasi
kecuali tapak mikro 5 dengan 5 replikasi yang ditanam pada 4 lokasi tapak mikro
(microsite/MS) dengan kondisi sebagai berikut:
1. Tapak mikro 1: jarak tanam 3x4 m dengan pupuk dasar 3 kg.
2. Tapak mikro 2: jarak tanam 3x4 m dengan pupuk dasar 5 kg.
3. Tapak mikro 3: jarak tanam 5x2 m dengan pupuk dasar 3 kg.
4. Tapak mikro 4: jarak tanam 5x2 m dengan pupuk dasar 5 kg.
Pupuk dasar yang dipakai dalam penelitian ini adalah pupuk kandang yang
diberikan pada setiap lubang tanam sebelum kegiatan penanaman. Selain itu
diberikan juga kapur pertanian dan dolomit sebanyak 300 g pada setiap lubang
tanam berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm. Peta lokasi penelitian disajikan pada
Gambar 1.

Gambar 1 Peta sketsa lokasi penelitian (sumber: Yunus 2011)

4
Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan seperti yang tersaji
pada Gambar 2.

Gambar 2 Diagram alir penelitian
Pengolahan Data
Variable pertumbuhan yang diukur adalah tinggi (T), diameter (D), bentuk
batang, serangan hama, dan daya sintas (DS) pada tumbuhan umur 0 bulan setelah
tanam sampai umur 30 bulan. Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan galah
berskala metrik mulai dari pangkal hingga titik apikal (Yunus 2011). Diameter
tanaman diukur 40 cm dari permukaan batang dengan menggunakan kaliper,
bentuk batang diukur dengan tabel skoring, daya sintas dihitung dari jumlah
tanaman hidup dan tanaman mati dalam klon, persen daya sintas dihitung dengan
menggunakan rumus:

Keterangan:
DS = Daya sintas
Th = Tanaman hidup
Td = Tanaman yang ditanam
Kemudian untuk analisis lebih lanjut dilakukan melalui analisis ragam,
dimana nilai daya sintas disederhanakan dengan rumus:

5

Pengamatan terhadap serangan hama dilakukan dengan mengamati gejala
dan tanda serangan pada tanaman umur 30 bulan tersebut. Tingkat keparahan
serangan yang digunakan menurut Yunus (2011) seperti disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Skoring gejala serangan hama*
Tingkat Keparahan Gejala
Serangan Hama

Skor
1

Lemah

2

Sedang

3

Tinggi

Keterangan
Defoliasi oleh hama daun 50%
atau defoliasi 50% dan
tanaman
Diserang rayap penggerek serta kutu
putih

*

Sumber: Yunus 2011

Variabel bentuk batang diukur dengan sistem skoring. Skoring bentuk
batang menggunakan delapan nilai menurut Macdonald et al. (2008):

Gambar 3 Skoring bentuk batang JUN
Data pengukuran tinggi, diameter, bentuk batang dan daya sintas serta
serangan hama dilanalisis ragamnya dengan model linier. (Zhang et al. 2003, Yu
& Pulkkinen 2003):

Keterangan:
= Variabel yang diukur

6
= Rata-rata
= Efek klon ke j; j = 1,2,3,,,,,41
= Efek tapak mikro ke k; k = 1,2,3,4
= Efek interaksi antara klon ke j dan tapak mikro ke k
= Galat

Komponen ragam dihitung dengan expected mean square yang dihasilkan dari
PROC GLM; RANDOM/TEST (SAS Institute Inc. 2004).
Repeatability diestimasi dari manipulasi aljabar dari ragam (Zhang et al.
2003. Yu & Pulkkinen 2003).

Keterangan:
= Repeatability
= Ragam klon
= Ragam interaksi klon dengan tapak mikro
= Ragam eror
= Koefisien yang berhubungan dengan ragam tapak mikro*klon
= Koefisien yang berhubungan dengan ragam klon
Sedangkan standar eror untuk repeatability diestimasi dengan rumus (Zhang et al.
2003; Yu & Pulkkinen 2003).

Keterangan:
= Standar eror repeatability
= Repeatability
= Koefisien yang berhubungan dengan ragam tapak mikro*klon
= Koefisien yang berhubungan dengan ragam klon
= Jumlah klon
Korelasi genetik antar sifat klon dihitung dengan menggunakan rumus (Zhang et
al. 2003):

Keterangan:
= Korelasi klonal antar sifat x dan y
= Estimasi kovarian klonal antara x dan y

7
= Komponen klonal dari estimasi varian x
= Komponen klonal dari estimasi varian y
Dengan standar erornya dirumuskan dengan (Zhang et al. 2003)

Keterangan:
= Standar eror korelasi genetik
= Estimasi korelasi genetik
= Repeatability karakter x
= Repeatability karakter y
= Standar eror repeatability karakter x
= Standar eror repeatability karakter y
Korelasi genetik antar tapak mikro diantara dua sifat x dan y dapat diestimasikan
dengan rumus (Zhang et al. 2003)

Keterangan:
= Koefisien korelasi fenotipe antara x (pada tapak mikro 1) dan y
Pada microsite 2
= Akar dari repeatability x pada tapak mikro 1
= Akar dari repeatability y pada tapak mikro 2
Hubungan korelasi fenotipik antara variabel pertumbuhan dihasilkan oleh PROC
CORR (SAS Institute Inc. 2004).
Pada penelitian ini, diasumsikan bahwa proporsi seleksi akan dilakukan
adalah sebesar 61% yaitu sekitar 25 dari 41 klon yang ada dengan intensitas
seleksi sebesar 0,617 (Becker 1992). Pendugaan perolehan genetik pada sifat y
berdasarkan seleksi klon pada sifat x diitung dengan rumus (Falconer 1981):

Keterangan:
= Perolahan genetik
= Intensitas seleksi
= Akar repeatability untuk sifat x
= Standar deviasi klonal untuk sifat y
= Korelasi genetik antara sifat x dan sifat y

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keragaman Sifat Pertumbuhan dan Taksiran Nilai Repeatability
Klon Jati Unggul Nusantara (JUN) merupakan hasil perkembangbiakan
vegetatif. Penelitian klon JUN ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil
pertumbuhan dan serta menduga nilai repeatability dari setiap tapak mikro. Tabel
3 menyajikan nilai koefisien keragaman serta pertumbuhan maksimal dan minimal
klon JUN pada 4 tapak mikro.
Tabel 3 Nilai rata-rata variabel pertumbuhan pada setiap tapak mikro
TM 1
TM 2
Mean
Range
CV %
Mean
Range
D (cm)
5.06 ± 0.99
1.77-7.77 19.57
4.67 ± 1.04
1.39-9.96
T (cm) 495.93±118.85 109-827
23.96 463.53 ± 125.49 98.5-872
DS (%)
98.88 ± 0.26
0-100
18.15
98.81 ± 0.22
50-100
TM 3
TM 4
Mean
Range
CV %
Mean
Range
D (cm)
4.63 ± 1.10
0.14-8.01
23.8
4.58 ± 1.07
1.14-8.42
T (cm) 476.9 ± 125.18
12-865
26.1 485.43 ± 141.88 51-961.9
DS (%)
99.68 ± 0.16
50-100
11.13
99.25 ± 0.20
50-100
D= diameter, T= tinggi, DS= daya sintas, TM= tapak mikro.

CV %
22.34
27.07
15.43
CV %
23.55
29.22
13.65

Tabel 3 menyajikan pertambahan tinggi dan diameter klon JUN pada
setiap tapak mikro. Pertambahan diameter tertinggi pada JUN umur 30 bulan ini
adalah sebesar 9.96 cm yaitu pada tapak mikro 2, sedangkan untuk pertambahan
tinggi tertingginya yaitu sebesar 9.61 meter pada tapak mikro 4. Koefisien
keragaman merupakan gambaran tentang seberapa besar keragaman di dalam
populasi pada suatu percobaan (Syahid 2009). Koefisien keragaman dari setiap
tapak mikro menunjukan angka 90%. Menurut
Hidayah (2011) nilai daya sintas suatu tanaman bernilai ≥80% dapat dikatakan
bahwa faktor lingkungan yang pada suatu tempat pertumbuhan tanaman sesuai.
Dugaan nilai repeatability terhadap diameter, tinggi, dan daya sintas
disajikan pada Tabel 4. Variabel klon memiliki pengaruh yang tinggi terhadap
pertumbuhan diameter dan tinggi JUN pada umur 30 bulan. Hal ini terlihat dari
nilai % keragaman klon lebih tinggi dibandingkan dengan variabel lain seperti
tapak mikro dan interaksi dari kedua variabel tapak mikro dan klon. Nilai
repeatability menunjukan seberapa besar pengaruh klon/faktor genetik
berpengaruh terhadap pertumbuhan suatu tanaman (Nugraha 2012).

9
Tabel 4 Analisis ragam, komponen ragam (%), dan repeatability
Source

DF

Type III SS

Mean
Square

F
Value

Pr > F

%
Variance

Diameter
TM
3
88.6
29.5
30.6