Status Hidrasi, Aktivitas Fisik Dan Tingkat Kebugaran Atlet Futsal Remaja Putri

STATUS HIDRASI, AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT
KEBUGARAN ATLET FUTSAL REMAJA PUTRI

GANDIS ASTI RIZKIYANTI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Status Hidrasi,
Aktivitas Fisik dan Tingkat Kebugaran Atlet Futsal Remaja Putri” adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Gandis Asti Rizkiyanti
NIM I14110022

ABSTRAK
GANDIS ASTI RIZKIYANTI. Status Hidrasi, Aktivitas Fisik dan Tingkat
Kebugaran Atlet Futsal Remaja Putri. Dibimbing oleh BUDI SETIAWAN

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara status hidrasi,
aktivitas fisik dan tingkat kebugaran atlet futsal remaja Putri. Penelitian ini
merupakan penelitian cross sectional study. Penelitian dilakukan di tim futsal
NLFC (Netic Ladies Futsal Club), dengan jumlah 21 responden. Penelitian
dimulai pada bulan Februari 2015. Penelitian ini menggunakan data primer
dengan cara wawancara dan observasi langsung responden dan data sekunder
yang berasal dari administrasi sekolah. Terdapat hubungan signifikan antara
pengetahuan gizi dengan status gizi (p0.05), asupan air
dengan status hidrasi, tingkat kecukupan air dengan status hidrasi, status hidrasi

dengan tingkat kebugaran, dan status gizi dengan tingkat kebugaran.
Kata Kunci: aktivitas fisik, pengetahuan gizi, status gizi, status hidrasi, tingkat
kebugaran

ABSTRACT
GANDIS ASTI RIZKIYANTI. Hydration Status, Physical Activity, and Fitness
Level in Adolescent Girl Futsal Athlete. Supervised by BUDI SETIAWAN.

The purpose of this study was to analyze the relationship between hydration
status, physical activity and fitness levels in adolescent girls futsal athletes. This
study was a cross sectional study. There research were held in futsal team NLFC
(Netic Ladies Futsal Club), the number of respondents were 21 respondents. The
study began in February 2015. It used primary data through interviews and direct
observation of the respondents and secondary data derived from the school’s
administration. There were a significant correlation (p0.05) between physical activity with water intake,
intake of water for hydration status, the adequacy of water for hydration status,
hydration status with fitness levels, and nutritional status with fitness levels.
Keywords: physical activity, knowledge of nutrition, nutritional status, hydration
status, fitness level.


STATUS HIDRASI, AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT
KEBUGARAN ATLET FUTSAL REMAJA PUTRI

GANDIS ASTI RIZKIYANTI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
pada Program Studi Ilmu Gizi
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Status Hidrasi, Aktivitas Fisik dan Tingkat Kebugaran Atlet Futsal
Remaja Putri
Nama

: Gandis Asti Rizkiyanti
NIM
: I14110022

Disetujui oleh

Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Rimbawan
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Status Hidrasi,
Aktivitas Fisik dan Tingkat Kebugaran Atlet Futsal Remaja Putri”. Skripsi ini

ditunjukkan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk melaksanakan tugas akhir
guna memperoleh gelar sarjana di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu
memberikan saran, bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
2. Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik
dan saran untuk perbaikan skripsi.
3. dr. Karina Rahmadia Ekawidyani, S.Ked., M.Sc selaku dosen pemandu
seminar yang telah memberikan saran.
4. Keseluruhan tim futsal putri NLFC (Netic Ladies Futsal Club), baik dari
manager pak Teguh, pelatih tim pak Agung dan anggota tim futsal NLFC.
5. Kepada kepala sekolah SMPN 3 Cibinong, karena telah bersedia
mengizinkan dan menyediakan tempat selama penelitian.
6. Keluarga tercinta: Bapak, mama, dede Risna Nur Pujawati, dan dede Ranti
Tika Gantika, serta seluruh keluarga besar atas segala do’a dan dukungan.
7. Kepada teman-teman tersayang yang telah membantu proses turun lapang
penelitian dan memberikan semangat serta motivasi: Satrio Bagus Eka
Putra, Cynthia, Yenni Puspitasari, Ulya Rufako, Gina Paradisa, Ka Sari
Kaylaku, Karizma Rindu, Ka Anisyah Citra, Ka Umbara Paskindra, Ka

Enra Sujanawan, Sry Novi, Rika Mustika, Gina Qudsi, Rina, Intan,
Hanifah, Klara, Asmi, Syifa, Susani, Dian Irma, Nisfa, Nur Afifah, Nur
Khoiriyah.
8. Teman-teman Mineral 48 atas segala dukungan, perhatian, semangat,
motivasi yang selalu diberikan kepada penulis.
9. Teman-teman kos Tridara: Aulia Idzihar, Dyah Ayu, Shinta, Ka Feni, Ka
Marsita, Ka Mira, Ka Wenti atas semangat dan motivasinya
Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2015

Gandis Asti Rizkiyanti

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Hipotesis
Manfaat Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE
Desain, Waktu dan Tempat
Cara Pengambilan Contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Pengetahuan Gizi
Kebutuhan Energi
Tingkat Kecukupan Energi dan Gizi
Status Gizi
Kebiasaan Minum
Kebutuhan Air
Tingkat Kecukupan Air Harian
Status Hidrasi
Aktivitas Fisik
Tingkat Kebugaran Jasmani

Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Tim NLFC
Karakteristik Responden
Usia
Berat Badan
Tinggi Badan
Status Gizi
Pengetahuan Gizi
Konsumsi Pangan
Kebiasaan Makan dan Minum
Kebiasaan Makan dan Minum Sebelum dan Sesudah
Latihan/Pertandingan
Kebiasaan Makan dan Minum Saat Latihan
Tingkat Kecukupan Gizi
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium

Zat Besi

i
ii
iii
1
1
2
2
3
3
5
5
5
5
6
7
7
7
8

8
9
9
9
10
10
11
12
12
12
12
13
13
14
14
16
16
18
20
21

22
23
23
24
25
25

Vitamin A
Vitamin B6
Vitamin C
Kebiasaan Minum
Aktivitas Fisik
Kebutuhan Air
Asupan Air
Konsumsi Air dari Makanan
Konsumsi Air dari Metabolik
Total Konsumsi Air
Tingkat Kecukupan Air
Status Hidrasi
Tingkat Kebugaran
Uji Hubungan Antar Variabel
Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Responden
Hubungan antara Tingkat Kecukupan Gizi dengan Status Gizi
Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Asupan Air Responden
Hubungan antara Asupan air, Tingkat Kecukupan Air dan
Status Hidrasi
Hubungan antara Status Hidrasi dengan Tingkat Kebugaran
Responden
Hubungan antara Status Gizi dengan Tingkat Kebugaran
Responden
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

26
27
27
28
30
31
32
33
34
34
35
37
38
39
39
40
40
41
42
42
42
42
43
44
49
59

DAFTAR TABEL

1 Kategori pengetahuan gizi
2 Kategori status gizi berdasarkan IMT/U
3 Kategori status hidrasi
4 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL
5 Sebaran responden berdasarkan umur
6 Sebaran responden berdasarkan berat badan
7 Sebaran responden berdasarkan tinggi badan
8 Sebaran responden menurut status gizi
9 Sebaran responden berdasarkan hasil pengukuran pengetahuan gizi
10 Sebaran responden berdasarkan kebiasaan makan dan minum sebelum
dan sesudah latihan/pertandingan
11 Sebaran responden berdasarkan kebiasaan makan dan minum saat
latihan/pertandingan
12 Sebaran responden berdasarkan tingkat kecukupan energi
13 Sebaran responden berdasarkan tingkat kecukupan protein
14 Sebaran responden berdasarkan tingkat kecukupan lemak
15 Sebaran responden berdasarkan tingkat kecukupan karbohidrat
16 Sebaran responden berdasarkan tingkat kecukupan kalsium
17 Sebaran responden berdasarkan tingkat kecukupan zat besi
18 Sebaran responden berdasarkan tingkat kecukupan vitamin A
19 Sebaran responden berdasarkan tingkat kecukupan vitamin B6
20 Sebaran responden berdasarkan tingkat kecukupan vitamin C
21 Sebaran responden berdasarkan jenis minuman dan pola minum
22 Sebaran responden berdasarkan tingkat aktivitas fisik
23 Sebaran kebutuhan air responden berdasarkan kategori PAL dan periode
hari
24 Sebaran rata-rata konsumsi air dari minuman (mL/hari) responden
berdasarkan jenis minuman dan periode hari
25 Sebaran rata-rata asupan air responden dari makanan
26 Sebaran rata-rata konsumsi zat gizi makro dan air metabolik responden
27 Sebaran rata-rata konsumsi air total responden menurut sumber
28 Sebaran rata-rata konsumsi, kebutuhan, dan tingkat kecukupan air
responden
29 Sebaran tingkat kecukupan air responden berdasarkan kebutuhan air
30 Sebaran rata-rata konsumsi, kebutuhan dan tingkat kecukupan air
responden berdasarkan periode hari dan umur
31 Sebaran tingkat kecukupan air responden berdasarkan AKG 2013
32 Sebaran responden berdasarkan kategori status hidrasi
33 Sebaran responden berdasarkan tingkat kebugaran

7
8
10
10
13
13
14
14
15
19
20
22
23
24
25
25
26
26
27
27
30
30
31
32
33
34
35
35
36
36
37
38
39

DAFTAR GAMBAR

1

Kerangka pemikiran status hidrasi, aktivitas fisik dan tingkat
kebugaran atlet futsal remaja putri

4

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Tabel jenis dan cara pengumpulan data penelitian
Tabel nilai physical activity ratio
Tabel prediksi VO2 max
Tabel klasifikasi VO2 Max putri berdasarkan umur (Tahun)
Tabel sebaran responden berdasarkan pertanyaan pengetahuan gizi
Tabel sebaran responden berdasarkan kebiasaan makan dan minum
Hasil uji korelasi pearson antara pengetahuan gizi dengan status
gizi
Hasil uji korelasi pearson antara tingkat kecukupan energi dengan
status gizi
Hasil uji korelasi pearson antara tingkat kecukupan protein dengan
status gizi
Hasil uji korelasi pearson antara tingkat kecukupan lemak dengan
status gizi
Hasil uji korelasi pearson antara tingkat kecukupan karbohidrat
dengan status gizi
Hasil uji korelasi spearman antara aktivitas fisik dengan asupan air
Hasil uji korelasi pearson antara asupan air dengan tingkat
kecukupan Air
Hasil uji korelasi pearson antara asupan air dengan status hidrasi
Hasil uji korelasi pearson antara tingkat kecukupan air dengan
status hidrasi
Hasil uji korelasi pearson antara status hidrasi dengan tingkat
kebugaran
Tabel hasil uji korelasi pearson antara status gizi dengan tingkat
kebugaran
Dokumentasi kegiatan penelitian

49
50
51
52
52
53
54
54
54
55
55
55
56
56
56
57
57
58

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Futsal merupakan suatu permainan beregu yang terdiri dari lima orang
pemain dengan tujuan memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan
gawang tersebut, agar tidak kemasukan bola. Olahraga ini membentuk seorang
pemain agar selalu siap menerima dan mengumpan bola dengan cepat dalam
tekanan pemain lawan. Di dalam memainkan bola, setiap pemain diperbolehkan
menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan, dimana hanya
penjaga gawang yang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan
(Giriwijoyo dan Ali 2005). Permainan futsal membutuhkan daya tahan fisik yang
tinggi untuk melakukan aktivitas secara terus-menerus dalam waktu lama tanpa
mengalami kelelahan yang berarti.
Performa atlet dilapangan berkaitan dengan keterampilan dan kebugaran
yang didapat dari latihan rutin dan faktor psikologis atlet, didukung oleh asupan
energi, zat gizi dan status hidrasi selama pertandingan. Menjaga keseimbangan
cairan merupakan hal yang harus diperhatikan selama latihan atau
bertanding.Kegagalan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dapat
mempengaruhi performa altet. Menurut NATA (2000), dehidrasi akibat
berkurangnya 1-2% berat badan akan mulai mengganggu fungsi fisiologis tubuh
dan memberikan pengaruh negatif terhadap performa. Hal ini didukung Irawan
(2007) yang menyatakan berkurangnya 1-2% berat badan akibat keluarnya cairan
tubuh melalui keringat dapat menurunkan performa sebesar 10%.
Masa remaja merupakan masa percepatan pertumbuhan dan
perkembangan. Percepatan pertumbuhannya lebih cepat daripada masa anak-anak.
Pada atlet remaja, pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah
pertambahan tinggi badan, konsumsi oksigen maksimal (VO2 max), dan kekuatan
otot. Atlet remaja juga memiliki resiko dehidrasi lebih tinggi daripada atlet
dewasa. Saat berolahraga atlet remaja cenderung lebih tinggi beresiko dehidrasi
jika dibandingkan dengan atlet dewasa, hal ini disebabkan tingginya metabolisme
dapat menyebabkan tingginya pengeluaran panas didalam tubuh dan
meningkatkan suhu tubuh, sehingga simpanan cairan cairan tubuh digunakan
untuk menurunkan panas tubuh. Namun, Irianto (2006) menyatakan atlet remaja
juga lebih sedikit berkeringat, hal ini disebabkan kemampuan tubuh yang rendah
untuk mentransfer panas hasil kontraksi otot ke lapisan kulit, sehingga
menyebabkan penurunan penyaluran panas tubuh melalui pengeluaran keringat.
Sebuah penelitian di Brazil menyatakan sebanyak 22% atlet remaja masih
mengonsumsi air dibawah jumlah yang cukup (Sousa et al. 2007). Menurut
Briawan et al. (2011) rata-rata laki-laki meminum 6 gelas per hari, sementara
perempuan meminum 6-7 gelas per hari, masih kurang dari jumlah yang
dianjurkan, yaitu sebesar 2 liter per hari atau setara dengan 8 gelas per hari.
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Aktivitas fisik memerlukan energi diluar kebutuhan untuk
metabolisme basal. Menurut Briawan et al. (2011) asupan air seseorang akan
tergantung dari tingkat aktivitas, pola makan, lingkungan, dan aktivitas sosialnya.
Irawan (2007) menyatakan bahwa bukan hanya remaja yang memiliki aktivitas

padat terkadang orang dewasa melupakan asupan cairan, padahal asupan cairan
sangat penting bagi tubuh, bahkan pada atlet saja asupan cairan dapat
meningkatkan performa.
Hidrasi diartikan sebagai keseimbangan cairan dalam tubuh dan
merupakan syarat penting untuk menjamin metabolisme sel tubuh.Sementara itu,
dehidrasi berarti kurangnya cairan didalam tubuh karena jumlah yang keluar lebih
besar dari jumlah yang masuk. Pada saat berolahraga dehidrasi menyebabkan
penurunan kemampuan konsentrasi, kecepatan reaksi, meningkatkan suhu tubuh,
dan mengambat laju produksi energi. Dehidrasi dapat menurunkan kebugaran
yang berdampak pada performa (Murray 2007). Hasil penelitian (Teresa et al.
2004) menunjukkan bahwa kebugaran sampel yang dilihat dari VO2 max saat
mengalami dehidrasi (3398.3±795.5 ml/min) lebih rendah daripada sampel dalam
kondisi terhidrasi baik (3763.8±840.3 ml/min). Oleh sebab itu, penelitian ini perlu
dilakukan untuk mengetahui status hidrasi dan efeknya terhadap performa atlet.
.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan
status hidrasi, aktivitas fisik dan tingkat kebugaran pada atlet futsal remaja putri.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengkaji karakteristik meliputi, usia, pengetahuan gizi, status gizi, kebiasaan
minum, konsumsi pangan, tingkat kecukupan energi; protein; lemak;
karbohidrat; Fe; vitamin C; vitamin B6, aktivitas fisik, asupan air, kebutuhan
air, status hidrasi, tingkat kebugaran responden.
2. Menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi responden.
3. Menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan gizi dengan status gizi.
4. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan asupan air responden.
5. Menganalisis hubungan antara asupan air, tingkat kecukupan air, dan status
hidrasi.
6. Menganalisis hubungan antara status hidrasi dengan tingkat kebugaran
responden.
7. Menganalisis hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran responden.

Hipotesis
1. Terdapat hubungan positif antara pengetahuan gizi dengan status gizi
responden.
2. Terdapat hubungan positif antara tingkat kecukupan gizi dengan status gizi.
3. Terdapat hubungan positif antara aktivitas fisik dengan asupan air responden.
4. Terdapat hubungan positif antara asupan air, tingkat kecukupan air, dan status
hidrasi.

5. Terdapat hubungan positif antara status hidrasi dengan tingkat kebugaran
responden.
6. Terdapat hubungan positif antara status gizi dengan tingkat kebugaran
responden.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi responden
tentang pengetahuan pola minum, jenis minuman dan asupan air, sehingga dapat
mengetahui jenis minuman yang baik untuk dikonsumsi dan memerhatikan asupan
air yang berdampak pada status hidrasi, dimana status hidrasi ini penting untuk
mempertahankan performa atlet. Kemudian dapat bermanfaat bagi pihak terkait
untuk lebih memerhatikan strategi yang tepat sesuai dengan karakteristik setiap
atlet untuk meningkatkan kebugaran yang kemudian berdampak pada performa.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kebugaran jasmani atau kebugaran fisik merupakan kemampuan tubuh
seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari, kegiatan rekreasi atau
kegiatan lainnya yang bersifat mendadak tanpa mengalami kelelahan yang berarti
(Riyadi 2007). Aktivitas fisik yang dilakukan dengan rutin akan membuat tubuh
menjadi bugar dan menjadi faktor protektif beberapa penyakit seperti hipertensi,
jantung dan berbagai penyakit degeneratif lainnya (Moreira 2011). Aktivitas
tubuh selalu mengeluarkan cairan dalam bentuk keringat, urin, feses, dan melalui
pernapasan. Latihan-latihan berat selama beberapa hari tanpa diimbangi dengan
pergantian air secara cepat akan mengakibatkan dehidrasi yang parah. Menurut
Bening (2007) kebutuhan cairan berbanding lurus dengan aktivitas tubuh, yang
artinya semakin berat aktivitas yang dikerjakan, semakin banyak kebutuhan
cairannya. Hal ini didukung oleh penelitian Kant et al. (2009) bahwa di Amerika
pada orang dewasa menunjukkan bahwa aktivitas luang memiliki hubungan
dengan asupan air putih dan total asupan air, sementara aktivitas yang tinggi
memiliki hubungan dengan air dari minuman dan total asupan air, semakin tinggi
jumlah air yang diasup dari minuman dan total asupan airnya, dimana dengan kata
lain aktivitas fisik memiliki hubungan dengan asupan air.
Kurangnya konsumsi cairan yang menyebabkan dehidrasi berbahaya bagi
kesehatan serta membuat beban kerja tubuh menjadi lebih berat.Pada saat
berolahraga, dehidrasi menyebabkan penurunan kemampuan konsentrasi,
kecepatan reaksi, meningkatkan suhu tubuh, dan menghambat laju produksi
energi.Dehidrasi bersama dengan berkurangnya simpanan karbohidrat merupakan
dua faktor utama penyebab penurunan performa tubuh pada saat berolahraga.
Kant et al. (2009) menunjukkan atlet/individu yang memulai
latihan/pertandingan dengan level hidrasi tubuh yang baik akan mempunyai
performa daya tahan/endurance, kecepatan respon, dan performa olahraga yang
lebih prima. Hal ini membuat strategi hidrasi yang baik menjadi bagian yang tidak

terpisahkan bagi atlet profesional dunia tidak hanya untuk menjaga performa
olahraga, namun juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.
Salah satu cara mempertahankan kebugaran atlet adalah menjaga agar
tubuh tetap terhidrasi dengan baik melalui pengaturan asupan cairan. Status
hidrasi dapat mempengaruhi kebugaran seorang atlet. Hal ini didukung penelitian
Teresa et al. (2004) bahwa kebugaran sampel yang dilihat dari VO2 max saat
mengalami dehidrasi (3398.3±795.5 ml/min) lebih rendah daripada sampel dalam
kondisi terhidrasi baik (3763.8±840.3 ml/min). Sehingga atlet olahraga sebaiknya
memiliki strategi minum yang baik agar hidrasi tubuh selalu terjaga. Berikut
disajikan gambar kerangka pemikiran penelitian ini.
Karakteristik :
o Usia
o Berat badan
o Tinggi badan
o Pengetahuan gizi
o Kebiasaan minum
o Konsumsi pangan
o Konsumsi cairan

Aktivitas Fisik

Asupan air

Asupan energi dan zat gizi

Tingkat Kecukupan Gizi

Status Gizi

Tingkat Kecukupan Air

Status Hidrasi

Tingkat Kebugaran
Gambar 1 Kerangka pemikiranstatus hidrasi, aktivitas fisik dan tingkat
kebugaran atlet futsal remajaputri

Keterangan :
= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti
= Hubungan yang diteliti
= Hubungan yang tidak diteliti

METODE
Desain, Waktu dan Tempat
Desain yang digunakan penelitian ini adalah cross sectional Study.
Penelitian dilakukan bulan Februari 2015 didalam tim futsal putri NLFC. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara purpossive karena NLFC (Netic Ladies
Futsal Club) merupakan tim futsal putri di Bogor yang memiliki pelatihan khusus
dan belum memiliki aturan resmi tentang pola makan dan pola minum.
Cara Pengambilan Contoh
Responden penelitian diambil dengan metode purpossive sampling yaitu
atlet futsal remaja putri yang terdaftar pada tim NLFC (Netic Ladies Futsal Club)
di Bogor. NLFC adalah tim yang selalu mewakili Bogor didalam pertandingan
futsal putri, sehingga tim ini memiliki jadwal latihan yang teratur. Para responden
merupakan siswi yang masuk kedalam tim utama (Tim A), dengan jumlah
responden 21 orang. Kriteria inklusi didalam penelitian ini adalah responden
sedang menjalani latihan, selalu berlatih sesuai dengan program latihan yang
dibuat pelatih, merupakan anggota tim utama yang menjadi wakil disetiap
turnamen, selalu mendapatkan frekuensi dan intensitas latihan terpola, tidak
mengalami cidera, tidak mempunyai masalah dengan pihak-pihak tertentu
terutama institusi, dapat diajak berinteraksi, dan bersedia berpartisipasi. Kemudian
kriteria ekslusi didalam penelitian ini adalah responden yang sedang sakit atau
dalam masa penyembuhan, mengikuti tim futsal kurang dari 1 bulan dan tidak
berada di tempat latihan saat pengambilan data.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh melalui wawancara langsung, penyebaran kuesioner dan
pengukuran. Data primer yang dikumpulkan antara lain, data karakteristik umum

responden (usia, berat badan, tinggi badan, pengetahuan gizi, pola minum, jenis
minuman), aktivitas fisik, asupan cairan, kebutuhan air, tingkat kecukupan air,
tingkat kecukupan energi dan gizi, dan tingkat kebugaran. Data kebiasaan minum
(jenis minuman, pola minum) dan asupan cairan yang diambil dengan
mengunakan metode food recall 2x24 jam yaitu pada hari sekolah dan hari libur.
Data antropometri yang diperoleh dari pengukuran secara langsung menggunakan
timbangan digital dengan ketelitian 0.1 kg, sedangkan tinggi badan menggunakan
stature dengan ketelitian 0.1 cm, data aktivitas fisik diperoleh dengan
menggunakan formulir recall 2x24 jam yaitu pada hari sekolah dan libur, data
tingkat kebugaran yang diperoleh berdasarkan tes dengan menggunakan metode
Tes Bleep/Multi Stage Fitness Test.
Data sekunder digunakan sebagai pertimbangan awal dalam pemilihan
lokasi dan pengambilan responden. Data ini diperoleh dari data administrasi tim
futsal, seperti gambaran umum tim futsal, jadwal latihan tim futsal, jumlat atlet,
dan prestasi tim futsal putri yang diraih. Tabel jenis dan cara pengumpulan data
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Jenis data penelitian yang berjudul Status Hidrasi, Aktivitas fisik dan
Tingkat kebugaran Atlet Futsal Remaja Putri terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diambil langsung dengan cara
pengisian kuesioner, teknik wawancara dan pengukuran, sedangkan data sekunder
merupakan data yang sudah tersedia dari pihak tim. Data primer terdiri dari
karakteristik, antropometri, status gizi responden, aktivitas fisik, tingkat
kecukupan energi dan zat gizi, tingkat kecukupan air, status hidrasi dan tingkat
kebugaran. Data sekunder yang digunakan dari penelitian ini merupakan
gambaran umum tim yang berasal dari administrasi tim futsal putri.

Pengolahan dan Analisis Data
Data-data yang telah diperoleh kemudian diolah secara statistik.Tahap
Pengolahan data dimulai dari pengkodean (coding), pemasukan data (entry),
pengecekan ulang (cleaning), dan analisa data. Tahapan pengkodean dimulai
dengan cara menyusun kode sebagai panduan dalam mengentri dan pengolahan.
Data yang sudah diberi kode kemudian dimasukkan kedalam tabel yang sudah
ada, setelah itu dilakukan pengecekan ulang untuk memastikan tidak ada
kesalahan dalam memasukkan data. Tahap akhir adalah analisis data yang diolah
dengan program Microsoft Excell 2007 for windows dan Statistical Program for
Social Science (SPSS) versi 16 for windows.
Hubungan pengetahuan gizi dengan status gizi responden menggunakan
uji korelasi pearson, hubungan antara tingkat kecukupan gizi dengan status gizi
menggunakan uji korelasi pearson, hubungan antara aktivitas fisik dengan asupan
air responden mengunakan uji korelasi spearman, hubungan asupan air; tingkat
kecukupan air; dan status hidrasi menggunakan uji korelasi pearson, hubungan
antara variabel status hidrasi dengan tingkat kebugaran responden menggunakan
uji korelasi pearson, hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran
menggunakan uji korelasi pearson.

Pengetahuan Gizi
Pengukuran pengetahuan gizi didasari dengan kemampuan responden
menjawab dengan benar 20 pertanyaan umum tentang gizi yang terdapat pada
kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diberi skor dan kemudian
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu pengetahuan baik (>80%),
pengetahuan sedang (60-80%), dan pengetahuan rendah (80%
Sedang
60-80%
Kurang
-5
Sumber: Casa et al (2000)

Aktivitas Fisik
Data aktivitas fisik diolah berdasarkan metode recall 2x24 jam kegiatan
sehari dan wawancara langsung. Setiap kegiatan memiliki nilai PAR, terlampir
pada Lampiran 2. Hasil didapatkan dengan cara mengalikan bobot nilai per
aktivitasdengan lamanya waktu yang digunakan beraktivitas dalam 24 jam yang
dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik
(FAO/WHO/UNU 2001). PAL dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
PAL = ∑(PAR x alokasi waktu tiap aktivitas)
24 jam
Keterangan:
PAL = Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
PAR = Physical activity ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis
aktivitas per satuan waktu tertentu)
Menurut FAO/WHO/UNU (2001), nilai yang diperoleh dari PAL dikategorikan
menjadi tiga kategori. Berikut Tabel 4 kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan
nilai PAL.
Tabel 4 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL
Kategori
Nilai PAL
Aktivitas Ringan
1.40-1.69
Aktivitas Sedang
1.70-1.99
Aktivitas Berat
2.00-2.40
Sumber: FAO/WHO/UNU (2001)

Tingkat Kebugaran Jasmani
Tingkat kebugaran jasmani diukur dengan Bleep Test/Multi Stage Fitness
Test. Tes ini merupakan salah satu pengukuran tingkat kebugaran jasmani yang
terfokus pada daya tahan (Endurance). Prediksi VO2 max berdasarkan Depdiknas
(2003) yang terlampir pada Lampiran 3 dan Klasifikasi VO2 max berdasarkan
Cooper (1982) yang terlampir pada Lampiran 4.
Tahap pelaksaan Multi Stage Fitness Test, pertama peserta tes wajib
mengikuti petunjuk dari kaset. Setelah 5 hitungan bleep, peserta tes memulai
berlari/jogging dari garis pertama ke garis 2. Kecepatan berlari konstan dan tepat
tiba di garis, lalu berbalik arah (pivot) ke garis asal. Jika peserta tes sudah sampai
di garis sebelum terdengar bunyi bleep, peserta harus menunggu di belakang garis,
dan baru berlari saat bunyi bleep. Pada tes ini peserta tes berlari bolak-balik sesuai
dengan irama bleep (Depdiknas 2003).

Tahapan lari bolak-balik peserta tes terdiri dari beberapa tingkatan (level).
Setiap tingkatan terdiri dari beberapa balikan (shuttle). Setiap tingkatan (level)
ditandai dengan 3 kali bleep (seperti tanda turalit), sedangkan setiap balikan
(shuttle) ditandai dengan satu kali bleep. Peserta tes berlari sesuai dengan irama
bleep sampai tidak mampu mengikuti kecepatan irama (pada saat bleep terdengar,
peserta tes belum sampai di garis). Jika dalam 2 kali berturut-turut peserta tidak
berhasil mengejar irama bleep, maka peserta sudah tidak mampu mengikuti tes
dan harus berhenti. Setelah tes selesai peserta harus melakukan pendinginan
dengan cara berjalan dan tidak langsung berhenti/duduk (Depdiknas 2003).

Definisi Operasional
Responden adalah putri yang memiliki keahlian dalam olahraga futsal, tergabung
tim futsal NLC dan mengikuti latihan rutin sesuai dengan yang sudah
dijadwalkan.
Status hidrasi merupakan gambaran jumlah air didalam tubuh yang didapat dari
rumus perhitungan perubahan berat badan antara sebelum dan sesudah
latihan.
Antropometri merupakan pengukuran dimensi tubuh untuk penilaian status
gizi secara langsung dengan tinggi badan dan berat badan.
Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang atau kelompok orang yang
diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan
diukur dari berat badan dan tinggi badan dengan parameter IMT/U (WHO
Anthroplus 2007).
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah salah satu indikator status gizi yang
merupakan rasio antara berat badan (kg) dengan tinggi badan kuadrat (m2).
Food Frequency Questionnaire (FFQ) merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk mengetahui gambaran kebiasaan minum responden
berupa pola dan jenis minuman responden.
Food recall 24 jam merupakan salah satu metode dalam melakukan survei
konsumsi air dengan tujuan mengetahui asupan air dari bahan makanan
dan air metabolik, serta dan gambaran tingkat kecukupan air setiap
responden.
Asupan air merupakan jumlah air yang dihitung dari makanan, minuman dan air
metabolik yang dikonsumsi responden. Asupan air ini dibandingkan
dengan kebutuhan air untuk dihitung persentase tingkat kecukupan air
responden.
Kebutuhan energi merupakan hasil dari perhitungan BMR dikalikan dengan
PAL setiap responden, perhitungan ini merupakan rumus TEE
FAO/WHO/UNO (2001).

Kebutuhan air merupakan hasil perhitungan kombinasi rumus Popkin, D’Anci ,
Rosenberg (2010) dan kebutuhan energi FAO/WHO/UNO (2001).
Tingkat kecukupan air adalah perbandingan antara asupan air dengan kebutuhan
air yang dihitung pada masing-masing individu. Hasil perhitungan
kemudian dikali 100% untuk diperoleh persentase asupan terhadap
kebutuhan air setiap responden.
Aktivitas fisik adalah semua kegiatan fisik yang dilakukan responden selama 24
jam, meliputi aktivitas pribadi, sosial, pendidikan dan latihan fisik.
VO2max adalah kemampuan tubuh dalam mengonsumsi oksigen yang
merupakan suatu indikator untuk menentukan daya tahan dalam
melakukan aktivitas.
Tingkat kebugaran adalah kemampuan tubuh responden untuk melakukan
Aktivitas sehari-hari dengan mudah tanpa kelelahan yang berarti dan
diklasifikasikan menurut cooper (1982).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Tim NLFC
NLFC (Netic Ladies Futsal Club) merupakan tim futsal putri yang berada
di kabupaten Cibinong, Bogor. Tempat latihan dan markas utama tim terletak di
Jl. Raya Karadenan, komplek pendidikan. Tim futsal memiliki jadwal, intensitas
dan durasi latihan yang sudah terpola dan teratur disetiap minggu. Anggota tim
futsal terdiri dari umur 13 hingga 18 tahun. Terdapat lima orang anggota tim
futsal NLFC yang sudah pernah dipangggil pelatnas TIMNAS dan terdapat tiga
orang anggota yang masuk TIMNAS Indonesia.

Karakteristik Responden
Penelitian ini menggunakan atlet futsal remaja putri yang dijadikan
sebagai responden. Para responden merupakan atlet futsal yang sudah masuk
kedalam tim inti futsal dengan jadwal latihan dan jenis-jenis latihan yang sudah
ditetapkan. Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi
umur, berat badan, tinggi badan.
Usia
Para responden yang terlibat didalam penelitian ini berusia 13-18 tahun.
Keseluruhan responden masuk kedalam tiga tahapan remaja. Depkes (2005)
menyatakan terdapat tiga tahapan didalam perkembangan masa remaja, yaitu
remaja awal (10-13 tahun), remaja tengah (14-16 tahun), dan remaja akhir (17-19
tahun). Berikut Tabel 5 sebaran responden berdasarkan usia.

Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan usia
Kategori
Remaja awal
Remaja tengah
Remaja akhir
Total
Rata-rata±SD

Usia (Tahun)
10-13
14-16
17-19

n
9
5
7
21

%
42.9
23.8
33.3
100
14.7±0.46

Tabel 5 menunjukkan sebaran usia responden. Berdasarkan Tabel 5, diketahui
bahwa sebagian besar responden (42.9%) termasuk kategori remaja awal (10-13
tahun). Rata-rata usia responden adalah 14.7±2.12 tahun.
Berat Badan
Data berat badan didapatkan langsung dengan pengukuran.
Pengkategorian data didasari oleh berat badan ideal menurut AKG (2013), yaitu
usia 13-15 tahun adalah 46 kg dan usia 16-18 tahun adalah 50 kg. Berikut Tabel 6
sebaran responden berdasarkan berat badan.
Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan berat badan
Usia (tahun)
Berat badan (kg)
n
13-15