Profil Asam Amino Baby Fish Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Berbagai Umur Panen

PROFIL ASAM AMINO BABY FISH IKAN MAS
(Cyprinus carpio) PADA BERBAGAI UMUR PANEN

BIANCA BENNING

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Profil Asam Amino
Baby Fish Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Berbagai Umur Panen adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014
Bianca Benning
NIM C34100017

ABSTRAK
BIANCA BENNING. Profil Asam Amino Baby Fish Ikan Mas (Cyprinus carpio)
pada Berbagai Umur Panen. Dibimbing oleh AGOES MARDIONO JACOEB dan
NURJANAH.
Baby fish atau ikan balita merupakan istilah untuk ikan-ikan yang masih
berukuran kecil. Olahan baby fish ikan mas atau ikan mas balita sangat populer di
daerah Jawa Barat dalam bentuk ikan balita goreng. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan perbedaan profil asam amino dan deskripsi jaringan baby fish ikan
mas (Cyprinus carpio) pada umur panen tiga, lima, dan tujuh minggu. Profil asam
amino ditentukan menggunakan HPLC. Total asam amino pada baby fish
meningkat seiring dengan pertambahan umur panennya. Kandungan total asam
amino basis kering baby fish ikan mas berumur panen tiga, lima, dan tujuh
minggu berturut-turut, yaitu 45,69%, 46,58%, dan 60,46%. Asam amino glutamat
merupakan asam amino dengan kandungan tertinggi pada setiap umur panen baby
fish, sedangkan amino dengan kandungan terendah pada setiap umur panen baby

fish adalah histidina dan metionina. Baby fish ikan mas secara histologi
mengalami perkembangan myomer dengan pertambahan umur panen. Jumlah sel
penghasil mukus dan sel penyerap pada pencernaan baby fish juga bertambah
seiring dengan pertambahan umur panennya.
Kata kunci: asam amino, baby fish ikan mas, histologi, proksimat

ABSTRACT
BIANCA BENNING. Amino Acid Profile of Baby Common Carp (Cyprinus
carpio) at Various Harvest Time. Supervised by AGOES MARDIONO JACOEB
and NURJANAH.
Baby fish is a term for fish fingerlings or for small-sized fish. Processed
baby fish, which is fried, is very popular in West Java. This study was aimed to
determine the difference of amino acid profile and the tissues description of baby
common carp at various harvest time. The selected harvest time is three, five, and
seven weeks. The amino acid profile was determined by HPLC. The total amino
acids content of baby common carp increased with the increasing of the harvest
time. The total dry basis amino acids content of baby common carp at the harvest
time of three, five, and seven weeks, in a row, were 45.69%, 46.58%, and 60.46%.
The highest amino acid content of baby fish in every harvest time was glutamate,
while the lowest amino acid content was histidine and methionine. The myomer

of baby common carp histologically developed with the increasing of the harvest
time. The number of mucus-secreting cells and nutrition-absorbent cells in baby
common carp’s intestinal also increased in the older baby common carp.
Keywords: amino acid, baby common carp, histology, proximate

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PROFIL ASAM AMINO BABY FISH IKAN MAS
(Cyprinus carpio) PADA BERBAGAI UMUR PANEN

BIANCA BENNING

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Teknologi Hasil Perairan

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi
Nama
NIM
Program Studi

: Profil Asam Amino Baby Fish Ikan Mas (Cyprinus carpio)
pada Berbagai Umur Panen
: Bianca Benning
: C34100017
: Teknologi Hasil Perairan


Disetujui oleh

Dr Ir Agoes M. Jacoeb, Dipl-Biol
Pembimbing I

Prof Dr Ir Nurjanah, MS
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Joko Santoso, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga karya ilmiah yang berjudul Profil Asam Amino Baby Fish Ikan Mas
(Cyprinus carpio) pada Berbagai Umur Panen ini dapat diselesaikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan karya ilmiah ini, terutama kepada:
1) Dr Ir Agoes M. Jacoeb, Dipl-Biol dan Prof Dr Ir Nurjanah, MS selaku dosen
pembimbing atas segala bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada
penulis.
2) Bapak Saeful dari Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan
(Departemen Teknologi Hasil Perairan), Ibu Endang dari Pusat Penelitian
Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (Lembaga Penelitian dan
Pemberdayaan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor), Bapak Ian dari
Laboratorium Terpadu (Institut Pertanian Bogor), dan Bapak Ranta dari
Laboratorium Kesehatan Ikan (Departemen Budidaya Perairan).
3) Papa Drs Marzuki, mama Ratna Syarif, BSc, kakak Anugrah Aulia, SP dan
adik Camilie Constantia tercinta yang telah memberikan segalanya kepada
penulis.
4) Laurensius Sitanggang, Siti Mayang, Arif Yanwar, Yulia Ekawati, Reza
Febriyansyah, Sonya Ayu, Aufa Khoirunnisa, Maydariana Ayuningtyas,
Asih Rahayu, Rahma Yulia, Feky Pundi, Anastasia Mensanie, dan temanteman THP angkatan 47 lainnya yang banyak membantu penulis moril dan
materil.
5) Fauzan Mulya Adiputra atas bantuan, perhatian, dukungan, doa, dan
kesabarannya selama ini.

6) Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala bentuk
kesalahan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, 7 Mei 2014
Bianca Benning

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................ 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................ 1
Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 2
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 2
Bahan................................................................................................................... 2

Alat ...................................................................................................................... 3
Prosedur Penelitian.............................................................................................. 3
Analisis Proksimat .......................................................................................... 3
Analisis Asam Amino (AOAC 2005 nomor 999.12) ...................................... 5
Analisis Jaringan (Angka et al. 1990) ............................................................. 6
Rancangan Percobaan ..................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 8
Morfometrik Baby fish ikan mas (C. carpio) ...................................................... 8
Komposisi Kimia Baby Fish Ikan Mas (C. carpio) ............................................ 9
Kadar Air....................................................................................................... 10
Kadar Abu ..................................................................................................... 10
Kadar Lemak ................................................................................................. 10
Kadar Protein ................................................................................................ 11
Kadar Karbohidrat ......................................................................................... 11
Kandungan Asam Amino Baby Fish Ikan Mas (C. carpio) .............................. 12
Histologi Baby Fish Ikan Mas (C. carpio) ........................................................ 14
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 16
Kesimpulan ....................................................................................................... 16
Saran .................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

LAMPIRAN .......................................................................................................... 20
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 31

DAFTAR TABEL
1 Bobot dan morfometrik baby fish ikan mas (C. carpio) ..................................... 9
2 Komposisi kimia baby fish ikan mas (C. carpio) ............................................. 10

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

Diagram alir prosedur penelitian ........................................................................ 3
C. carpio ............................................................................................................. 9
Kandungan asam amino non-esensial baby fish ikan mas (C. carpio). ............ 13
Kandungan asam amino esensial baby fish ikan mas (C. carpio). ................... 13

Penampang melintang tubuh baby fish ikan mas (C. Carpio) .......................... 14
Penampang melintang pencernaan baby fish ikan mas (C. Carpio). ................ 15
Penampang melintang otot baby fish ikan mas (C. Carpio) ............................. 16

DAFTAR LAMPIRAN
1 Contoh perhitungan data ................................................................................... 20
2 Hasil analisis statistik komposisi kimia baby fish ikan mas (C. carpio) .......... 24
3 Hasil analisis statistik kandungan asam amino baby fish ikan mas
(C. carpio) ......................................................................................................... 26

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan mas merupakan salah satu komoditi budidaya perikanan di Indonesia.
Produksi budidaya ikan mas tercatat sebesar 242.322 ton pada tahun 2008.
Volume produksi ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai 282.695 ton
pada tahun 2010. Volume produksi ikan mas dari kegiatan budidaya di Indonesia
diperkirakan masih akan mengalami peningkatan pada tahun 2011 dengan ratarata peningkatan sebesar 11,81% (KKP 2012).
Produksi ikan mas yang besar melalui kegiatan budidaya kolam ini
berpotensi menjadi bahan baku industri perikanan terutama dibidang pangan.
Ikan mas sebagai bahan pangan atau lauk pauk di Indonesia sudah sangat dikenal

dan telah diolah menjadi berbagai jenis produk. Olahan ikan mas yang beragam
ini mulai dari olahan tradisional, misal bekasam, ikan mas goreng hingga baby
fish atau ikan mas balita goreng.
Olahan baby fish atau ikan balita sangat populer di daerah Jawa Barat, di
sepanjang jalan lintas antara Bogor dan Bandung melalui daerah Cianjur atau
daerah Purwakarta akan mudah ditemui restoran yang menawarkan menu ikan
balita goreng. Tidak hanya di restoran pinggir jalan, menu olahan ikan balita juga
dapat ditemui di hotel-hotel berbintang terutama di daerah Bogor dan Jakarta.
Popularitas menu ikan balita goreng di daerah Jawa Barat sekarang ini juga
menjadikannya sebagai salah satu produk oleh-oleh yang diproduksi dalam
berbagai macam rasa dengan kemasan yang menarik (Amri dan Khairuman 2007).
Popularitas produk pangan olahan baby fish ikan mas sekarang ini belum
disertai dengan informasi gizi yang cukup. Ikan mas memang sudah lama dikenal
sebagai pangan dengan kandungan protein yang tinggi. Kandungan protein kasar
pada beberapa strain ikan mas bahkan ditemukan berkisar antara 59,44% sampai
dengan 60,75% (Dewantoro 2001). Komposisi kimia ikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor selain perbedaan spesies, diantaranya umur ikan tersebut (Irianto
dan Soesilo 2007). Analisis mengenai jenis dan jumlah asam amino pada baby
fish ikan mas belum dilakukan, oleh karena itu perlu dilakukan untuk melengkapi
informasi yang dibutuhkan.

Perumusan Masalah
Penelitian dan informasi mengenai komposisi kimia baby fish masih
terbatas, padahal olahan baby fish sekarang ini semakin populer, terutama di
daerah Jawa Barat. Penelitian yang menghasilkan data mengenai komposisi kimia
baby fish ikan mas oleh karena itu perlu dilakukan.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbedaan profil asam amino dan
deskripsi jaringan baby fish ikan mas (Cyprinus carpio) pada umur panen tiga,
lima, dan tujuh minggu.

2

Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi bagi masyarakat serta sebagai
data untuk keperluan pengembangan pendidikan dan penelitian.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi pengambilan contoh, analisis
komposisi kimia, analisis asam amino, analisis jaringan, analisis data, serta
penulisan laporan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai Januari 2014.
Preparasi dan penentuan ciri-ciri morfometrik dilakukan di Laboratorium
Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan
preparat jaringan dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen
Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Analisis jaringan dilakukan di Laboratorium Terpadu, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis proksimat dilakukan di
Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan
Pemberdayaan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, dan analisis asam amino
dilakukan di Laboratorium Terpadu, Institut Pertanian Bogor.

Bahan
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah baby fish ikan
mas (Cyprinus carpio) umur panen tiga, lima, dan tujuh minggu. Baby fish ikan
mas atau ikan mas balita yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
kolam ikan budidaya di Purwakarta, Jawa Barat. Kolam yang digunakan dalam
pembudidayaan ini adalah kolam beton yang diberi hapa. Pakan yang digunakan
hingga hari ke-10 setelah induk memijah berupa pakan alami, selanjutnya
digunakan pelet giling berkadar protein sekitar 40% yang diberikan sebanyak tiga
kali sehari. Baby fish ditransportasikan hidup dari Purwakarta menggunakan
sistem transportasi basah tertutup.
Bahan kimia yang digunakan untuk pembuatan preparat jaringan yaitu
BNF (Buffer Normal Formalin) 10%, alkohol 50% - 100%, xilol, parafin, Canada
balsam, pewarna haematoksilin dan eosin. Analisis proksimat menggunakan
akuades, selenium, H2SO4 pekat, NaOH 40%, indikator Brom Cresol Green –
Methyl Red, H3BO3 2%, dan HCl 0,1 N. Bahan-bahan untuk analisis asam amino
adalah NaOH, HCl 6 N, HCl 0,01 N, pereaksi OPA (ortophthaldialdehid),
metanol, merkaptoetanol, larutan brij-30 30%, buffer Na-asetat pH 6,5, buffer
kalium borat 1M pH 10,4 dan larutan standar asam amino 0,5 µmol/mL.

3

Alat
Alat yang digunakan pada penentuan ciri-ciri morfometrik adalah mistar
ukur dan neraca digital. Alat yang digunakan dalam pembuatan preparat dan
analisis jaringan adalah mikrotom putar Yamoto RV-240, mikroskop cahaya
Olympus CX41 dan kamera Olympus DP21. Analisis proksimat menggunakan
blender, plastik, neraca digital, cawan porselen, oven, desikator, tabung reaksi,
gelas erlenmeyer, tabung kjeldahl, tabung sokhlet, pemanas, destilator, buret, dan
tanur. Alat yang digunakan dalam analisis asam amino adalah oven, syringe, pipet
mikro, neraca digital, labu erlenmeyer, evaporator, mortar, kaca masir, kertas
saring milipore, dan High Performance Liquid Chromatrography (HPLC)
Shimadzu RF 20A.

Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah
penentuan morfometrik baby fish ikan mas (C. carpio) pada berbagai umur panen
yang meliputi pengukuran bobot, panjang total dan tinggi badan serta preparasi
sampel dengan cara melumatkan baby fish ikan mas (C. carpio) utuh hingga
homogen. Tahap selanjutnya adalah sampel dibagi menjadi tiga bagian yaitu
untuk analisis jaringan, proksimat, dan asam amino yang terdapat pada baby fish
ikan mas (C. carpio) pada berbagai umur panen. Diagram alir prosedur penelitian
disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1 Diagram alir prosedur penelitian

Analisis Proksimat
Analisis proksimat yang dilakukan terhadap baby fish ikan mas meliputi
analisis kadar air dengan metode pengeringan, analisis kadar abu dengan metode
pengabuan, analisis kadar lemak menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut,
analisis kadar protein menggunakan metode kjeldahl, dan analisis kadar
karbohidrat dengan cara by difference.

4

1)

Analisis Kadar Air (AOAC 2005 nomor 985.14)
Penentuan kadar air didasarkan pada berat sampel sebelum dan sesudah
dikeringkan. Cawan kosong dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 °C, lalu
dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang. Sampel sebanyak 1 gram
kemudian dimasukkan ke dalam cawan lalu dikeringkan di dalam oven pada suhu
105 °C selama 8 jam, dibiarkan hingga suhu ruang. Kemudian cawan beserta
isinya dimasukkan ke dalam desikator kembali dan selanjutnya ditimbang. Kadar
air ditentukan dengan persamaan:
Kadar air =
Keterangan:

a
b
c
d

a-d
a

x 100%

= bobot sampel (gram)
= bobot cawan (gram)
= bobot cawan dan sampel (gram)
= bobot sampel kering (gram)

2)

Analisis Kadar Abu (AOAC 2005 nomor 920.153)
Cawan dibersihkan dan dikeringkan di dalam oven dengan suhu 105 °C,
lalu dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang. Sampel sebanyak 1 gram
dimasukkan ke dalam cawan, kemudian dibakar sampai tidak berasap lagi, dan
dimasukkan ke dalam tanur pengabuan bersuhu 600 °C selama 2 jam. Cawan
kemudian dimasukkan ke dalam desikator hingga suhu ruang, kemudian
ditimbang. Kadar abu ditentukan dengan persamaan:
Kadar abu =
Keterangan:

3)

a
b
c
d

d
a

x 100%

= bobot sampel (gram)
= bobot cawan (gram)
= bobot cawan dan abu (gram)
= bobot abu (gram)

Analisis Kadar Lemak (AOAC 2005 nomor 985.15)
Baby fish ikan mas seberat 2 gram (W1) diletakkan di atas kapas bebas
lemak lalu digulung di dalam kertas saring dan dimasukkan ke dalam selongsong
lemak, kemudian dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat
kosongnya (W2) dan disambungkan dengan tabung sohxlet. Lemak diekstrak
dengan pelarut lemak berupa n-heksana sebanyak 150 mL. Tabung ekstraksi
selanjutnya dipasang pada alat destilasi sokhlet yang dipanaskan pada suhu 40°C
dengan menggunakan pemanas listrik dan direfluks selama 6 jam. Pelarut lemak
yang ada dalam labu lemak kemudian didestilasi. Labu lemak selanjutnya
dikeringkan dalam oven pada suhu 100 °C selama 1 jam. Labu lemak yang telah
dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang (W3).
Perhitungan kadar lemak adalah sebagai berikut:

5

Kadar lemak =

W3-W2
W1

x 100%

Keterangan : W1 = bobot sampel (gram)
W2 = bobot labu lemak (gram)
W3 = Bobot labu lemak dengan lemak (gram)
4)

Analisis Kadar Protein (AOAC 2005 nomor 981.10)
Analisis kadar protein dilakukan dengan metode mikro Kjeldahl. Tahaptahap yang dilakukan dalam analisis protein, yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi.
Sampel ditimbang sebanyak 0,25 gram serta 0,25 gram tablet kjeltab selenium dan
3 mL H2SO4 pekat dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 mL. Sampel
didestruksi pada suhu 410 oC selama kurang lebih 1 jam sampai larutan jernih lalu
didinginkan. Setelah dingin, ke dalam labu Kjeldahl ditambahkan 50 mL akuades
dan 20 mL NaOH 40%, kemudian didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam
labu Erlenmeyer 125 mL yang berisi campuran 10 mL asam borat (H3BO3) 2%
dan 2 tetes indikator bromcherosol green-methyl red yang berwarna merah muda.
Setelah volume destilat mencapai 10 mL dan berwarna hijau kebiruan, maka
proses destilasi dihentikan. Destilat selanjutnya dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai
terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Volume HCl terpakai dalam titrasi
dibaca dan dicatat. Larutan blanko dianalisis seperti sampel. Kadar protein
dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
a-b x N HCl x 14 x FK

Kadar protein = bobot sampel
Keterangan:

a
b
N HCl
FK

g x 1000

x 100%

= volume titran sampel (mL)
= volume titran blanko = 0 mL
= 0,1 N
= faktor konversi = 6,25

5)

Analisis Kadar Karbohidrat
Kadar karbohidrat didapatkan dengan cara by difference. Kadar
karbohidrat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Kadar karbohidrat = 100% - (kadar air + kadar abu + kadar lemak + kadar protein)

Analisis Asam Amino (AOAC 2005 nomor 999.12)
Komposisi asam amino ditentukan menggunakan HPLC Shimadzu RF
20A. Analisis asam amino dengan HPLC terdiri atas empat tahap, yaitu (1)
pembuatan hidrolisat protein; (2) pengeringan; (3) derivatisasi; dan (4) injeksi
serta analisis asam amino.
1) Tahap pembuatan hidrolisat protein
Sampel kering ditimbang sebanyak 30 mg kemudian dihancurkan. Sampel
yang telah hancur dihidrolisis asam menggunakan HCl 6 N sebanyak 2 mL yang
kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 110 °C selama 24 jam.

6

2) Tahap pengeringan
Sampel yang telah dihidrolisis dipindahkan isinya ke dalam labu
evaporator 50 mL dan dibilas dengan 2 mL HCl 0,01 N. Sampel dan cairan
bilasan kemudian disaring dengan kaca masir dan dimasukkan ke dalam labu
evaporator. Sampel selanjutnya dikeringkan menggunakan rotary evaporator
selama 15-30 menit pada suhu 70 °C. Sampel yang sudah kering ditambah dengan
5 mL HCl 0,01 N kemudian disaring dengan mikrofilter berukuran 0,45 μm.
3) Tahap derivatisasi
Larutan derivatisasi dibuat dengan menambahkan buffer kalium borat 1 M
pH 10,4 pada sampel dengan perbandingan 1:1. Sebanyak 50 μL larutan sampel
dan buffer dimasukkan ke dalam vial kemudian ditambah 250 μL pereaksi OPA.
Larutan pereaksi OPA dibuat dengan cara melarutkan 50 mg OPA ke dalam 4 mL
metanol absolut, kemudian ditambah 0,025 mL merkaptoetanol, larutan brij-30
30% sebanyak 0,05 mL dan buffer kalium borat 1 M pH 10,4 sebanyak 1 mL.
4) Injeksi ke HPLC
Larutan diinjeksikan sebanyak 5 μL ke dalam HPLC. Pemisahan asam
amino dilakukan selama 30 menit. Perhitungan konsentrasi asam amino yang ada
pada bahan dilakukan dengan membandingkan kromatogram-kromatogram
standar dan asam amino sampel. Kandungan asam amino dalam 100 gram bahan
dapat dihitung dengan rumus :
µmol asam amino =

luas area sampel
luas area standar

x C x FP

Keterangan : C = Konsentrasi standar asam amino
FP = Faktor pengenceran
Kadar asam amino =

µmol asam amino x Mr asam amino
µg sampel

x 100%

Kondisi alat HPLC saat dilakukannya analisis asam amino adalah sebagai
berikut:
Kolom
: Ultra techspere
Fase mobil
: Buffer Na-asetat dan metanol 95% dengan gradien
Laju alir fase mobil : 1 mL/menit
Detektor
: Fluoresensi
Panjang gelombang : 350-450 nm

Analisis Jaringan (Angka et al. 1990)
Pengamatan jaringan baby fish ikan mas diawali dengan pembuatan
preparat sebelum dilakukan pengambilan gambar obyek dengan mikroskop.
Pembuatan preparat dilakukan dengan metode parafin. Tahap pembuatan preparat
meliputi fiksasi, dehidrasi, clearing, impregnasi, embedding, blocking, trimming,
pemotongan jaringan, pewarnaan, serta perekatan jaringan menggunakan
mounting agent.
Fiksasi dilakukan dalam larutan BNF (Buffer Normal Formalin) 10%.
Larutan fiksasi selanjutnya dibuang dan dilakukan dehidrasi melalui perendaman

7

sampel dalam alkohol pada suhu ruang dengan alkohol secara berurutan yaitu
alkohol 70% selama 24 jam, alkohol 80% selama 2 jam, alkohol 90% selama 2
jam, alkohol 95% selama 2 jam, alkohol 95% selama 2 jam, alkohol 95% selama
2 jam, dan alkohol 100% selama 12 jam.
Proses clearing dimulai dari perendaman sampel dalam clearing agent.
Clearing agent berupa alkohol:xilol (1:1) kemudian diganti dengan xilol sebanyak
tiga kali pengulangan. Tahap impregnasi adalah perendaman sampel ke dalam
xilol:parafin (1:1) dalam gelas. Embedding adalah perendaman sampel di dalam
parafin cair sebanyak tiga kali pengulangan. Tahap impregnasi dan embedding
berlangsung di dalam oven pada suhu 60 oC.
Sampel kemudian di blok dengan parafin cair yang kemudian dibekukan
dalam cetakan berukuran 2x2x2 cm3. Setelah parafin beku dengan sempurna, blok
parafin dikeluarkan dari cetakan lalu ditrimming menggunakan silet. Pemotongan
jaringan setebal 4 μm dilakukan menggunakan mikrotom putar. Pita-pita parafin
yang terbentuk kemudian diletakkan di permukaan air hangat. Pita-pita parafin
kemudian direkatkan pada gelas obyek dan dibiarkan hingga mengering.
Proses pewarnaan dilakukan menggunakan hematoksilin dan eosin.
Pewarnaan diawali dengan perendamaan gelas obyek ke dalam xilol sebanyak dua
kali pengulangan, dilanjutkan perendaman dalam alkohol berseri (100%, 95%,
90%, 80%, 70%, dan 50%) masing-masing selama 2 menit. Setelah itu, obyek
dibilas dua kali dengan akuades. Obyek kemudian dimasukkan ke dalam pewarna
hematoksilin dan dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kelebihan zat
warna yang tidak diserap. Obyek direndam kembali dalam pewarna eosin dan
dicuci kembali dengan akuades. Preparat jaringan kemudian direndam dalam
alkohol berseri (100%, 95%, 90%, 80%, 70%, dan 50%) masing-masing selama 2
menit, dan xilol sebanyak dua kali pengulangan. Proses selanjutnya adalah
penutupan gelas obyek dengan pemberian mounting agent atau Canada Balsam.
Pengamatan preparat awetan dilakukan dengan mikroskop cahaya Olympus CX41
dan difoto menggunakan kamera Olympus DP21.

Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL). Data dianalisis dengan ANOVA (Analysis Of Varians) dengan formulasi
Steel dan Torrie (1993). Model rancangan yang digunakan adalah:
Yij = μ + τi + εij
Keterangan:
Yij = nilai pengamatan pada taraf ke-i ulangan ke-j
μ
= nilai tengah atau rataan umum pengamatan
τi
= pengaruh perbedaan umur panen pada taraf ke-i
(i = 3 minggu, 5 minggu, 7 minggu)
εij = galat percobaan pada umur panen taraf ke-i dengan ulangan ke-j

8

Hipotesis rancangan acak lengkap pengaruh perbedaan umur panen
terhadap komposisi kimia baby fish ikan mas (C. carpio) adalah sebagai berikut:
H0: perbedaan umur panen tidak mempengaruhi komposisi kimia baby fish ikan
mas (C. carpio)
H1: perbedaan umur panen mempengaruhi komposisi kimia baby fish ikan mas
(C. carpio)
Hipotesis rancangan acak lengkap pengaruh perbedaan umur panen
terhadap kandungan asam amino baby fish ikan mas (C. Carpio) adalah sebagai
berikut:
H0: perbedaan umur panen tidak mempengaruhi kandungan asam amino baby fish
ikan mas (C. carpio)
H1: perbedaan umur panen mempengaruhi kandungan asam amino baby fish ikan
mas (C. carpio)
Jika hasil dari pengujian menunjukkan adanya pengaruh pada selang 95%
(α=0,05) maka dilakukan uji lanjut Duncan. Rumus uji Duncan adalah:
Duncan = tα/2;dbs

2KTS
r

Keterangan:
dbs
= derajat bebas sisa
KTS = kuadrat tengah sisa
r
= banyaknya ulangan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Morfometrik Baby fish ikan mas (C. carpio)
Ciri-ciri fisik baby fish ikan mas sama seperti ikan mas dewasa. Baby fish
secara umum bertubuh pipih memanjang, memiliki bibir tebal, sirip-siripnya
lengkap, serta memiliki linea lateralis. Warna tubuh baby fish keemasan di bagian
perut dengan warna kehitaman pada sirip. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri ikan mas
menurut FAO Fisheries and Aquaculture Department (2013). Baby fish ikan mas
dapat dilihat pada Gambar 2.

9

(a)

(b)

(c)
Gambar 2 C. Carpio. (a) umur panen 3 minggu, (b) umur panen 5 minggu,
(c) umur panen 7 minggu.

Baby fish dari ketiga kelompok umur panen memiliki dimensi tubuh yang
berbeda-beda. Hasil pengukuran bobot dan ciri-ciri morfometrik baby fish ikan
mas disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Bobot dan morfometrik baby fish ikan mas (C. carpio)
Parameter
3 minggu 5 minggu 7 minggu
Bobot (gram)
0,3 ± 0,1 0,5 ± 0,1 2,0 ± 0,2
Panjang total (cm)
2,8 ± 0,3 3,3 ± 0,1 5,1 ± 0,3
Tinggi (cm)
0,7 ± 0,1 0,9 ± 0,1 1,5 ±0,1
Produk olahan baby fish menggunakan bahan baku ikan berukuran 3-5 cm
dan 5-8 cm, ikan berukuran 1-3 cm dianggap terlalu kecil, sedangkan ikan
berukuran 8-12 cm dipelihara lebih lanjut untuk dijadikan calon induk atau ikan
konsumsi dewasa (Amri dan Khairuman 2007). Tabel 1 menunjukkan ikan mas
yang memenuhi kriteria ukuran baby fish sebagai bahan produk olahan adalah
ikan mas berumur panen lima dan tujuh minggu.

Komposisi Kimia Baby Fish Ikan Mas (C. carpio)
Komposisi kimia baby fish ikan mas pada berbagai umur panen yang
merupakan rata-rata dari hasil tiga ulangan analisis disajikan pada Tabel 2.
Contoh perhitungan analisis proksimat dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil

10

analisis statistik pada Lampiran 2 menunjukkan bahwa perbedaan umur panen
mempengaruhi kadar air, abu, lemak, dan protein baby fish (P