PERAN KELOMPOK KERJA GURU DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Penelitian di Kelompok Kerja Guru PAI Kecamatan Kasihan)

(1)

PERAN KELOMPOK KERJA GURU DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Penelitian di Kelompok Kerja Guru PAI Kecamatan Kasihan)

SKRIPSI

Oleh: Siti Muflidah NPM:20130720141

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

PERAN KELOMPOK KERJA GURU DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Penelitian Kelompok Kerja Guru PAI Kecamatan Kasihan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) strata satu pada program studi Pendidikan Agama

Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh: Siti Muflidah NPM:20130720141

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

(4)

MOTTO

ع فعاف كل ح ا ضف ا ب قلا ظي غ ًاظف ت ك ل ل ت ل ّ ة حر ا بف

ك ت لا بحي ّ إ ّ ى ع لك تف ت زع اذإف ر أا يف هر اش ل رفغتسا

ي

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.


(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

Bapak dan Ibuku Tercinta Mulki dan Ningsih

Semoga atas segala cucuran keringat dan do’anya yang tiada henti, Allah SWT selalu memuliakan kalian di dunia dan Akhirat.

Guru & Calon Guru di Seluruh Dunia,

Semoga tulisan ini dapat menjadi Amal Jariyah bagi Peneliti dan bermanfaat bagi para pendidik.


(6)

KATA PENGANTAR ﺴﺑ ا ّ ا حرل ا يحرل ا ﻼﺴل ﻜي ع ر ة ح ا ّ ﻪتكرﺑ

Segala puji dan syukur Peneliti panjatkan atas kehadiat Allah SWT yang telah memberikan karunia, taufik, hidayah dan rahmat-Nya sehingga kita semua masih dapat melaksanakan perintah-Nya dan manjauhi larangan-Nya. Semoga Sholawat dan Salam selalu Allah SWT limpahkan kepada junjungan kita semua yakni Nabi besar Muhammad SAW beserta Para Sahabat, keluarga dan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia yang mengikutinya hingga hari kiamat.

Alhamdulillahirrobil’alamiin, atas izin dan kasih sayang Allah SWT, Peneliti akhirnya dapat menyelesaikan Penelitian skripsi yang berjudul “Peran Kelompok Kerja Guru dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam (Penelitian KKG PAI Kecamatan Kasihan)” dengan baik, lancar dan tepat waktu. Skripsi ini merupakan bentuk pengamalan Peneliti terhadap ilmu yang telah Peneliti dapatkan di Program Studi Pendidikan Agama Islam dan juga sekaligus sebagai prasyarat dalam meraih Sarjana atau Strata 1 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti memiliki harapan yang tinggi bahwasanya skripsi ini dapat menjadi sumbangsih terhadap kemajuan Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Kemudian, Peneliti juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga, para sahabat, para pendidik dan rekan-rekan seperjuangan peneliti atas bantuan dan kontribusinya dalam penyelesaian skripsi ini:


(7)

1. Orangtua peneliti, Bapak Mulki dan Ibu Ningsih yang telah memberikan doa yang kuat dan bantuan yang tak ternilai jumlahnya, sehingga Peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan memuaskan.

2. Dosen Pembimbing peneliti, Bapak Dr. Abdul Madjid, M.Ag yang telah membimbing dengan Peneliti dalam menyusun skrispis ini hingga terselesaikan dengan baik.

3. Dosen Penguji Pendadaran peneliti yaitu Bapak Naufal Ahmad Rijalul Alam, S.Pd.I, MA atas saran dan masukkannya kepada Peneliti sehingga dapat membuat skripsi ini menjadi jauh lebih baik lagi ke depannya.

4. Segenap Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk segala kontribusi terbaik yang pernah diberikan dan semoga dapat menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah bagi masa depan Peneliti. 5. Ibu Marwanti selaku kepala KKG PAI Kecamatan Kasihan, Pengawas PAI

dan Ibu Faizah selaku Guru PAI SD Ambarbinangun.

6. Seluruh Keluarga Besar Rumah Tahfidz Al-Huffadz: Ustadzah Mimi, Mbak Aisyah, Mbak Nadia, Mbak Ovi Annisa, Dzakiyah, Pipit, Emak Rufaida dan Khodijah.yang telah memberikan kesempatan kepada Peneliti untuk belajar dan menghafal bersama.

7. Sahabat – sahabat seperjuangan peneliti terbaik di kampus tercinta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yaitu, Sri Wahyuningsih, Nursiah Irmayanti, Siti Aminah, Fella Dwi Finalita, Zidny Azhar Hasbiyan, Rumaisha, Luqman Saiful Fikri, Sutan Komala Pontas, Haikal Tri Sambodo,


(8)

Ari Asy Ari, A’yuni Putri.P, Rizqa Sholehatin, Saudatul Qomariah, Alfi Nurhidayati, Kamal, Hafidz dan sahabat lainnya yang tidak bisa Peneliti sebutkan satu persatu. Mereka adalah bagian dari pemompa darah semangat Peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini hingga ke titik akhir.

8. Senior-senior peneliti selama di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang tak henti selalu memotivasi Wiwiek Aulia Nugraha, S.IP dan Muhammad Yusuf Patria, S.IP.

9. Rekan – rekan seperjuangan peneliti di Lembaga Kampus dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang Peneliti pernah berkecimpung di dalamnya yaitu UKM Bahasa Arab Al-Mujaddid, Dosen Bimbingan BTA LPPI, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (HIMAPAI). dari sanalah peneliti banyak menimba ilmu serta menambah pengalaman yang berharga selain yang terdapat di dalam kelas perkuliahan.

Semua yang terukir dalam tulisan ini tidak akan mungkin atau mustahil dapat terselesaikan tanpa adanya izin dan pertolongan dari Allah SWT Yang Maha Besar dan Maha Kuasa serta bantuan dari seluruh keluarga, sahabat, kolega akademisi, dan para rekan seperjuangan peneliti. Terakhir, peneliti merasa sangat bahagia dan sekaligus meminta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada penelitian skripsi ini karena tiada gading yang tak retak dan sesungguhnya Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga ilmu dalam skripsi ini dapat menjadi


(9)

Amal Jariyah baik bagi peneliti maupun Para Pembacanya sehingga Allah SWT meningkatkan derajat kita semua di dunia dan akhirat. Amin ya robbal’alamiin.

Yogyakarta, 30 Desember 2016


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN NOTA DINAS ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

ABSTRAK ... xvi

TRANSLITERASI ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 7

C.Tujuan dan Manfaat ... 7


(11)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A.Tinjauan Pustaka ... 11

B.Kerangka Teori ... 18

BAB III METODE PENELITIAN... A. Jenis Penelitian dan Pendekatan... 34

B. Lokasi dan Subjek ... 35

C. Data dan Sumber Data ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Metode Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum KKG PAI Kecamatan Kasihan ... 42

B. Kolaborasi KKG PAI Kecamatan Kasihan ... 48

C. Proses Pelaksanaan KKG PAI Kecamatan Kasihan ... 48

D. Program Kerja KKG PAI Kecamatan Kasihan ... 50

E. Tujuan KKG PAI Kecamatan Kasihan ... 62

F. Profesionalisme Guru PAI di KKG PAI Kecamatan Kasihan………….. 63

G. Peran KKG PAI Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI... 69

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77


(12)

B. Saran ... 81

C.Kata Penutup ………...………... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Sekolah yang tergabung dalam KKG PAI Kecamatan Kasihan …….. 46 Tabel . 2 Pelaksanaan Program KKG PAI Kecamatan Kasihan .……… 55


(14)

PENGESAHAN

Judul Skripsi

PERAN KELOMPOK KERJA GURU DALAM MENINGKA TKAN PROFESIONALISME GURU P ENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Penelitian di Kelompok Kerja Guru PAl Kecamatan Kasihan)

Yang di persiapkan dan disusun oleh: NanIa : Siti Muflidah

NPM : 20130720141

Telah dimwIaqasahkan di depan Sidang Munaqasab Program Studi Pendidikan

Agama I slam pada tanggal 30 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat Lmtuk

diterima

Sidan g Dewan Mtmaqasah

Ketua Sidang : Sadam Fajar S., M. Pd. I HN@

Pembimbing : Dr. Abd. Madjid, M. Ag ( .. .. .. . .

...-

. . . ... . )

Penguji : N aufal Ahmad Rijalul Alam, S.Pd .l., MA (.

E!:i!!!t)

... .. .... .

Yogyakarta, 30 Desember 20 16 Fakultas Agama Islam

r L ....)

セ. . .. . .. ... . .


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar. Namun, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, tetapi suatu kegiatan yang penuh dengan tantangan.

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai seorang guru. Tanggungjawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya adalah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain kecuali dirinya sendiri. Oleh karena itu guru dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas profesinya. Ia harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Tugas dan tanggung jawab itu erat kaitanya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi, kemampuan dasar yang harus dimiliki adalah kompetensi guru.( Sudjana, 1995: 16)


(16)

Guru memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran guna menentukan dan mengarahkan segala kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tersebut diupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan, bukan sekedar formalitas saja akan tetapi harus diikuti dengan kemampuan pendidik sesuai tugas-tugasnya. Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era globalisasi.

Undang‐undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 ayat (b) mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pernyataan undang-undang tersebut pada intinya mempersyaratkan guru untuk memiliki: (i) kualifikasi akademik minimum S1 atau D‐IV; (ii) kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan (iii) sertifikat pendidik. Demikian peranan penting guru dalam kegiatan belajar mengajar yang menentukan berhasil atau gagalnya suatu proses pendidikan. (Undang‐undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005)


(17)

Profesioanal guru perlu ditingkatkan secara berkelanjutan, untuk itu diperlukan pengembangan keprofesian berkelanjutan, yaitu pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan secara bertahap, berkelanjutan dalam rangka meningkatkan professional guru. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran secara professional. Pengembangan keprofesian berkelanjutan mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi yang didesain untuk meningkatkan karakteristik, pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. (Priansa, 2014:117)

Upaya untuk membantu guru meningkatkan kompetensinya banyak yang dapat dilakukan antara lain yaitu dengan pelatihan, penulisan karya ilmiah, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), dan memberdayakan Kelompok Kerja Guru (KKG). Kelompok Kerja Guru sebagai wadah dalam pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar fikiran dan berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi dan simulasi dalam pembelajaran (Julia, 2010: 3). Menurut (Wahyudin,1995: 10), “Kelompok Kerja Guru merupakan wadah profesional guru yang aktif, kompak dan akrab. Di dalam wadah ini para guru dapat membahas permasalahan dari mereka dan untuk mereka”. Apabila ditinjau dari tujuan dan peran KKG seperti di atas, KKG adalah suatu wadah yang strategis untuk meningkatkan kompetensi guru dan siswa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan secara umum. Tetapi melihat kenyataan dilapangan keberadaan KKG masih banyak


(18)

keterbatasan. Keterbatasan tersebut dapat terlihat dari sumber daya manusia, keterlibatan pengurus dan peserta belum optimal, dana operasional yang terbatas, koordinasi antar KKG Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama , Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan dan pembinaan serta perhatian dari stakeholder pendidikan masih belum optimal.

Dengan demikian, dalam rangka usaha untuk meningkatkan profesionalisme guru maka keberadaan KKG sangat penting sekali. KKG merupakan suatu forum atau wadah profesional guru sekolah dasar yang berada pada suatu wilayah kecamatan pada gugus sekolah, yang prinsip kerjanya adalah cerminan kegiatan “dari, oleh dan untuk guru” dari semua sekolah. Secara umum KKG bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan profesional guru. Sedangkan secara khusus pemberdayaan KKG bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru melalui berbagai aktivitas.

KKG adalah suatu wadah bagi guru yang bergabung dalam organisasi gugus sekolah yang bertujuan menjadikan guru lebih profesional dalam upaya peningkatan pendidikan SD melalui pendekatan sistem pembinaan professional dan kegiatan pembelajaran aktif. KKG merupakan wadah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Melalui wadah KKG guru dalam suatu gugus sekolah berkumpul, berdiskusi membicarakan hal yang berkaitan dengan tugas mengajar ataupun mendidik. KKG mengadakan pertemuan berkala yang berfungsi untuk meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran.


(19)

Seorang guru haruslah seorang yang sudah professional dalam arti memiliki keterampilan mengajar yang baik, memahami atau menguasai bahan dan memiliki loyalitas terhadap tugasnya sebagai guru. Tetapi justru disinilah problematika yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia. Dalam banyak sekolah dasar ternyata masih terdapat guru-guru yang tidak kompeten, termasuk guru PAI. Upaya peningkatan profesionalisme guru antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan, penulisan karya ilmiah, dan kegiatan profesional lainnya. Kegiatan tersebut sangat dimungkinkan dilaksanakan di KKG untuk tingkat SD, mengingat wadah ini dijadikan sebagai tempat melakukan pertemuan bagi guru kelas atau guru mata pelajaran sejenis.

Fakta yang terjadi masih banyak guru termasuk guru PAI khususnya di tingkat sekolah dasar masih banyak yang belum memiliki keterampilan dalam mengajar dengan baik. berbagai upaya untuk meningkatkan keProfesionalismean guru seperti mengikuti pelatihan dan penulisan karya ilmiah itu belum mambawa dampak yang maksimal, termasuk dalam hal ini belum berhasil meningkatkan Profesionalisme guru sehingga sangat berdampak kepada prestasi siswa. (wawancara dengan Sr tanggal 22 juli 2016)

Selain itu, kenyataan yang terjadi di lapangan dalam pelaksanaan KKG PAI Kecamatan Kasihan untuk meningkatkan keprofesionalan guru masih belum optimal, peserta KKG masih terlihat tidak aktif dalam kegiatan, tanya jawab, diskusi tidak berlangsung dengan interaktif dan masih banyak peserta yang terlambat untuk mengikuti KKG. Sehingga perlu adanya pengembangan


(20)

pengelolaan KKG agar peran KKG dalam mendukung pengembangan profesional guru dapat berjalan dengan maksimal, sehingga guru bisa lebih ber kompeten dalam mengajar dan menghasilkan output yang baik. (wawancara dengan Sr tanggal 22 juli 2016)

Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan masyarakat. Hal ini dikarenakan pendidikan menyangkut kepentingan semua orang dan bukan menyangkut investasi kondisi kehidupan di masa yang akan datang. Itulah sebabnya, pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikkan dan peningkatan kualitas guru sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.

Oleh karena itu, Untuk mengetahui secara objektif peranan Kelompok Kerja Guru dalam meningkatkan Profesionalisme guru PAI di Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI Kecamatan Kasihan diperlukan penelitian yang seksama dan langsung melibatkan guru-guru tersebut. Harapan akhir penelitian ini adalah agar meningkatnya Profesionalisme guru PAI ditengah sistem pendidikan nasional indonesia dan setelah itu teraplikasi dalam praktik pendidikan. Sehingga, besar harapan langkah ini bisa memperbaiki mutu pendidikan islam.


(21)

B. Rumusan Masalah :

1. Bagaimana profesionalisme guru PAI di Kelompok Kerja Guru PAI Kecamatan Kasihan?

2. Bagaimana proses pelaksanaan Kelompok Kerja Guru di KKG PAI Kecamatan Kasihan?

3. Bagaimana peran Kelompok Kerja Guru dalam meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam?

C. Tujuan Penelitian :

1. Untuk mengidentifikasi Profesionalisme guru PAI di di Kelompok Kerja Guru PAI Kecamatan Kasihan.

2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Kelompok Kerja Guru PAI Kecamatan Kasihan.

3. Untuk memahami peran Kelompok Kerja Guru dalam meningkatkan Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam.

D. Manfaat Penelitian :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan, khususnya tentang peran Kelompok Kerja Guru dalam meningkatkan profesionalisme Guru.

a. Bagi pengambil Kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan, khususnya dalam pengelolaan kelompok kerja guru.


(22)

b. Bagi sekolah, sebagai bahan kajian dalam manajemen pengelolaan sumber daya sekolah.

c. Bagi peneliti, sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian sejenis untuk kedepannya.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, antara lain:

a. Untuk Kepala Dinas Pendidikan kecamatan Kasihan sebagai masukan dalam mengembangkan mutu pelaksanan program KKG sebagai wadah pengembangan guru profesional.

b. Sebagai masukan Ketua KKG PAI Kecamatan Kasihan, tentang keterlibatan guru dalam pelaksanaan KKG.

c. Sebagai salah satu acuan bagi gugus sekolah yang lain dalam pelaksanaan KKG untuk meningkatkan Profesionalisme guru.


(23)

E. Sistematika Penulisan

Pada peelitian ini dibagi menjadi 5 bab yang akan diuraikan dalam sub-sub bab. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

Bab I pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penelitian skripsi.

Bab II tinjauan pustaka dan kerangka teori. Bab ini memuai uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori relevan yang terkait dengan tema skripsi.

Bab III metode penelitian, bab ini memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta alasannya; jenis penelitian, desain, lokasi penelitian, metode pengumpulan data, serta analisis data yang digunakan.

Bab IV pembahasan dan hasil penelitian, bab ini berisi tentang data hasil penelitian tentang gambaran umum KKG PAI Kecamatan Kasihan yang terdiri dari; sejarah KKG PAI Kecamatan Kasihan, Struktur kepengurusan KKG PAI Kecamatan Kasihan periode 2016-2019 dan daftar sekolah yang tergabung dalam KKG PAI Kecamatan Kasihan. Selain itu berisi tentang kolaborasi KKG PAI Kecamatan Ksihan, tujuan, program, pelaksanaan KKG PAI Kecamatan Kasihan, profesionalisme guru PAI di KKG PAI Kecamatan Kasihan dan peranan KKG PAI Kecamatan Kasihan dalam meningkatkan Profesionalisme guru PAI.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka

Penelitian oleh Abdul Gani (2013) dengan judul “Peran Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kompetensi Paedagogik Guru Di Sekolah Dasar Negeri Gugus Kecamatan

Payaraman Kabupaten Ogan Ilir”. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, kegiatan KKG merupakan kegiatan yang sudah diprogramkan dari pembuat keputusan, dalam hal ini pemerintah. Secara kontekstual dapat dikatakan bahwa pemerintah mengharapkan kegiatan KKG harus dijalankan sebagai upaya peningkatan kompetensi guru. Karakteristik yang perlu dikembangkan di setiap daerah perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi sehingga kegiatan KKG dapat bermanfaat bagi guru, yakni munculnya perilaku inovatif dalam proses belajar-mengajar setelah mengikuti KKG. Program luhur yang ditetapkan pemerintah kemudian disosialisasikan kepada Depdiknas untuk ditelaah lebih lanjut.

Penelitian oleh Nurkholis (2010) yang berjudul “Evaluasi Program peningkatan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Melalui Kelompok Kerja Guru di Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

2009/2010” Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa KKG bertujuan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, khususnya


(25)

penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi/metode pembelajaran, memaksimalkan pemakaian sarana dan prasarana belajar, dan memanfaatkan sumber belajar. KKG bertujuan untuk mengembangkan mutu guru sebagai pilar utama dalam menejemen kelas, sehinga guru bangga terhadap profesinya. Selain itu KKG bertujuan menumbuh kembangkan budaya mutu melalui berbagai macam cara seperti diskusi, seminar, simposium, dan kegiatan yang lainnya. Perbedaanya dengan penelitian ini bahwa penelitian yang dilakukan Nurkholis mengenai evalusi peningkatan professional guru melalui KKG, sedangkan hasil penelitian ini lebih berfokus kepada peran pelaksanaan KKGnya dalam meningkatkan Profesionalisme guru pendidikan agama islam.

Penelitian oleh Ali fina Herawati (2016) yang berjudul “Hubungan Antara Kinerja Pengewas Dengan Profesionlisme Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Se-Kabupaten Bantul” pelaksanaan dan pelatihana profesionalisme guru pendidikan agam islam dilakukan dengan berbagai cara, misalnya rapat dinas, workshop, seminar, kelompok kerja guru, group conference dan kunjungan kepada guru pendidikan agama islam melalui supervise akademik. Dalam hal ini pengawas pendidikan agama islam melakukan bimbingan yang berfokus pada masalah yang dihadapi guru dalam hal administrasi. Pengawas melakukan bimbingan dalam kunjungan supervise akademik dan rapat dinas saja. Perbedaanya dalam penelitian ini membahas tentang hubungan kinerja pengewas dengan profesionalisme, sedangkan


(26)

peneliti membahas upaya KKG dalam meningkatkan Profesionalisme guru pendidikan agama islam di KKG PAI kecamatan kasihan.

Penelitian oleh Munawir (2010) yang berjudul “ Managemen Kepala Sekolah Dalam meningkatkan Profesionalisme guru PAI di SMAN 1 Gemuh ”. Kompetensi guru sangat mempengaruhi kualitas pelaksanaan pembelajaran siswa di kelas. Untuk meningkatkan kompetensi guru terutama PAI di sekolah salah satu caranya adalah melalui managemen kepala sekolah yang berpihak pada peningkatan kompetensi guru. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa managemen kepala sekolah mempengaruhi peningkatan professionalism guru PAI di SMAN I Gemuh dalam melaksanakan proses pembelajaran. Perbedaan penelitian Munawir dengan penelitian ini adalah pada penelitian Munawir lebih memfokuskan pada masalah managemen kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru, sedangkan penelitian saya lebih menekankan pada program KKG dalam meningkatkan kompetensi guru PAI.

Penelitian oleh Sardi Salim (2013) dengan judul “Upaya Peningkatan

Kompetensi Profesi Guru Sekolah Kejuruan” hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. Suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocational), yang kemudian berkembang makin matang serta ditunjang oleh tiga hal: keahlian, komitmen, dan keterampilan, yang


(27)

membentuk sebuah segitiga sama sisi yang di tengahnya terletak profesionalisme. Senada dengan itu, secara implisit, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa

guru adalah ”... tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Pasal 39 Ayat 1). Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan.

Penelitian oleh Juwairiah (2014) dengan judul “Profesionalisme Guru

Dalam Melaksanakan KKG dan MGMP “ hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seorang guru yang professional dan sukses harus dapat mengetahui perannya dengan jelas, menyiapkan bahan atau materi pelajaran terutama yang baru, menyiapkan murid untuk menerima pelajaran, cara pengajaran yang tepat, teknik pengajaran yang sesuai, strategi pengajaran yang efektif, dan memiliki ketrampilan yang memadai, dan juga guru tidak melupakan untuk mereview pelajaran yang lalu, memberikan pelatihan aplikasi dan konsep, juga memberikan umpan balik atau koreksi & melakukan review mingguan dan bulanan. Untuk menjadi guru yang professional tidaklah semudah yang kita bayangkan.Guru memerlukan pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar yang tujuannya adalah untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi guru


(28)

itu sendiri. Untuk melaksanakan seminar maupun pelatihan diperlukan dana maupun narasumber yang benar-benar membuat peserta seminar maupun peserta diklat merasa sudah memiliki tambahan ilmu yang bermanfaat bukan hanya sekedar jalan-jalan diluar jam kantor. Dan untuk membuat pelatihan ataupun seminar diperlukan orang-orang yang punya kemampuan yang lebih untuk membuat perkumpulan guru-guru yang dinamakan Kelompok Kerja Guru (KKG).Untuk pengembangan KKG atau MGMP membutuhkan dukungan dari semua pihak ( Kemenag Pusat, Kemenag Provinsi, Kemenag Kabupaten Kota, Balai Diklat, LPMP, Pengawas, Kepala Sekolah, Peran Pengurus KKG). Peran peran instansi terkait sangat berguna untuk mengoptimalkan KKG atau MGMP. Peran peran instansi terkait akan menjadi optimal manakala ada kesepahaman terhadap apa yang menjadi peran dan tanggung jawabnya masing-masing.

Penelitian oleh Rois Kamdani tahun 2002 yang berjudul “ Kompetensi Profesional Guru Sesudah Mengikuti Program Sertifikasi Hubunganya dengan Kemampuan Mengajar guru MI Kab. Grobogan “. Penelitian ini untuk mengetahui kompetensi profesional guru sesudah mengikuti sertifikasi serta hubunganya dengan kemampuan mengajar guru MI. Hasilnya ada hubungan atau korelasi terhadap hasil mengikuti kegiatan sertifikasi dengan kemampuan mengajar guru MI di Kabupaten Grobogan. Perbedaanya dalam penelitian hanya membahas tentang hubungan antara kompetensi guru dan program


(29)

sertifikasi dengan kemampuan mengajar. Sedangkan peneliti membahas tentang peran KKG dalam meningkatkan Profesionalisme guru PAI.

Penelitian oleh Sutiyono (2011) dengan judul “Peningkatan Kompetensi Guru Melalui KKG” dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Untuk mewujudkan peran KKG dalam pengembangan profesionalisme guru, maka peningkatan kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan masalah yang mendesak untuk dapat direalisasikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja KKG melalui berbagai pelatihan instruktur dan guru inti, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan mutu manajemen KKG. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan kinerja KKG yang berarti. Di beberapa daerah menunjukkan peningkatan kinerja KKG yang cukup menggembirakan. Ada empat faktor yang menyebabkan kinerja KKG tidak mengalami peningkatan secara merata.

1) Kebijakan dan penyelenggaraan KKG menggunakan pendekatan education production function atau input-output analisis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa KKG berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang diharapkan. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input KKG seperti pelatihan guru dan perbaikan sarana dan prasarana lainnya dipenuhi, maka peningkatan


(30)

kinerja KKG (output) secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan, peningkatan kinerja KKG yang diharapkan tidak terjadi. Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan education production function terlalu memusatkan pada input pendidikan dalam hal ini guru yang mengikuti kegiatan KKG dan kurang memperhatikan pada proses kinerja. Padahal, proses kinerja sangat menentukan output kegiatan KKG.

2) Penyelenggaraan KKG yang dilakukan masih belum dapat melepaskan dari sistem birokrasi pemerintah daerah, sehingga menempatkan KKG sebagai wadah pengembangan profesionalisme guru masih tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kebutuhan guru setempat.

3) Akuntabilitas kinerja KKG selama ini belum dilakukan dengan baik. 4) Belum adanya panduan/petunjuk kegiatan kelompok kerja yang jelas

untuk dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dan pengurus KKG dalam melakukan aktivitas kelompok kerja. Perbedaannya dengan penelitian ini bahwa hasil penelitian yang dilakukan Sutiyono lebih kepada kompetensi guru, sedangkan penelitian ini lebih focus pada peran program KKG dalam meningkatkan profesionalisme guru.

Keunggulan penelitian ini adalah membahas mengenai peran kelopok kerja guru dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI melalui berbagai macam program yang dapat menambah wawasan guru


(31)

mengenai pendidikan. Dalam penelitian ini dibahas apa saja yeng menjadi indikator penting seorang guru yang profesional serta membahas megenai pengaruh positif dari keaktifan guru dalam mengikuti pelaksanaan kelompok kerja guru PAI.

Kaitan penelitian ini dengan peelitian sebelumnya, yaitu membahas tentang profesionlisme guru dan membahas indikator yang dapat meningkatkan profesionalisme guru mulai dari keaktifan guru dalam megikuti berbagai jenis kegiatan ataupun membahas tentang indikator yang harus dimiliki guru profesional.


(32)

B. Kerangka Teori

Dalam kerangka teoritik ini, peneliti memberikan gambaran secara ringkas landasan teori yang menjadi pijakan dan sandaran dalam membicarakan sekilas tentang Kelompok Kerja Guru dalam meningkatkan Profesionalisme guru.

1. Pengertian Guru

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat Profesionalisme tertentu yang tercermin dari kualifikasi dan kompetensi, disertai dengan ketaatasasan pada norma etik tertentu. (Danim, 2011:83)

Guru sangat menentukan keberhasilan pendidikan sutau negara melalui kinerjanya pada tingkat institusional dan instruksional. Peran strategis tersebut sejalan dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen , yang menempatkan guru sebagai tenaga professional sekaligus sebagai agen pembelajaran. Kedudukan guru sebagai tenaga professional memiliki terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip profesionalisme untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. (Supardi, 2013:7)


(33)

Pengertian Guru terdapat dalam Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mnegarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidkan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah pembimbing jiwaku dan jiwa adalah bagaikan mutiara, sedangkan orang tuaku adalah pembimbing badanku dan badan bagaikan kerangnya (tempat bagi jiwaku). Secara etimologisatau dalam arti sempit guru berkewajiban mewujudkan program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas.

Keberhasilan pembaruan sekolah sangat ditentukan oleh gurunya, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Karena itu guru harus mengembangkan diri secara mandiri tidak bergantung kepada inisiatif kepala sekolah dan supervisor saja. Terdapat karakteristik sekolah dasar yang unggul (berprestasi), yaitu: 1) adanya dukungan pendidikan yang konsisten dari masyarakat, 2) tingginya derajat profesionalisme dikalangan guru, 3) adanya tradisi jaminan kualitas (quality assurance) dari sekolah, dan 4) adanya harapan yang tinggi peserta didik untuk berprestasi. (Mulyasa, 2005:9)


(34)

2. Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme dapat dimaknai dengan istilah kemampuan atau juga keefektifan dan ketrampilan. Secara definitif Profesionalisme dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Profesionalisme ini sesunguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya (Bafadal, 2006:290)

Guru yang profesional menjadi harapan kita semua, karena dengan adanya peningkatan kemampuan guru sehingga menjadi guru yang profesional diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan. Peserta didik perlu dididik dan dibina oleh guru-guru yang profesional sehingga kualitas/mutu yang dihasilkan akan lebih maksimal. Guru profesional hendaknya memiliki empat kompetensi guru yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.


(35)

Menurut Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, unsur kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan, salah satunya meliputi pengembangan diri, karena pengembangan diri merupakan upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau kebijakan pendidikan nasional serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan melalui diklat fungsional dan /atau kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi dan / atau keprofesian guru (Priansa, 2014: 118).

Pengembangan keprofesian guru sekolah dasar diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada peserta didik agar dapat mencapai hasil yang optimal dari proses pendidikan dan pembelajaran. Pengembangan keprofesian guru secara sistematik dapat dilakukan berdasarkan inisiatif guru itu sendiri yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, seperti: penataran, kursus, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan membaca berbagai sumber belajar. Namun demikian, pengalaman guru tersebut perlu terus menerus ditingkatkan dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan dan pembaharuan sekolah dasar yang mencakup berbagai aspek. (Mulyasa, 2013:139-140).

Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 menyatakan bahwa: diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesionalan guru yang bersangkutan


(36)

dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegitan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru baik disekolah maupun diluar sekolah ( KKG/MGMP/MGBK) dan bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru. Contoh bentuk kegiatan kolektif guru yang dapat meningkatkan keprofesionalan guru adalah Kelompok Kerja Guru (KKG) di tingkat SD. 3. Pengertian Guru Profesional

Guru Profesional adalah guru yang memiliki komponen tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh profesi keguruan. Guru profesional senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar mengajar, serta senantiasa mengembangkan kemampuan secara berkelanjutan, baik dalam segi ilmu yang dimilikinya maupun pengalamannya.

Karakteristik utama profesionalisme guru itu terletak pada kesadarannya sebagai manusia. Orientasi guru dalam bekerja bukan hanya tertuju pada keuntungan jangka pendek saja, tetapi guru tertuju pula pada keuntungan jangka panjang yang jauh lebih baik. Kesadaran diri yang tinggi tersebut akan mendorong seseorang bergerak menuju kualitas profesionalisme, melalui sikap selalu meningkatkan citra profesi. Guru adalah sosok yang selalu menjaga kedudukan dan martabat diri sebagai teladan bagi peserta didik dan lingkungannya. (Barnawi dan Arifin, 2014:17)


(37)

4. Kelompok Kerja Guru

Kelompok Kerja Guru adalah wadah kerja sama guru-guru dalam suatu kelompok, dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional mereka (Muslim, 2013:103). Selain itu, Kelompok kerja guru (KKG) merupakan pendekatan yang paling efektif dan terarah dalam mengembangkan diri yang sekaligus berdampak bagi kinerja mengajar guru. Kemampuan kinerja mengajar guru sangat diperlukan, karena guru adalah orang yang terdepan dan merupakan salah satu factor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru.

KKG menjadi salah satu bagian dari sistem pembinaan professional yang dianjurkan sekaligus dibina oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kelompok kerja guru merupakan wadah pertemuan professional guru sekolah dasar yang bersifat aktif, kompak dan akrab membahas berbagai masalah professional kependidikan dengan prinsip dari guru, oleh guru dan untuk guru dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya disekolah. Pembentukan kelompok kerja guru berangkat dari kesadaran bahwa guru sebagai profesi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia perlu terus menerus berusaha meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan


(38)

pendidikan dan memberi layanan terhadap peserta didik didalam sekolah maupun diluar sekolah (Mulyasa, 2013: 140).

KKG bertujuan untuk memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi guru disekolah, juga merupakan wadah kebersamaan guru dalam menentukan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Pemberdayaan forum ini lebih berharga lagi setelah kebijakan sertifikasi diberlakukan karena untuk memperoleh sertifikat pendidik, guru harus melakukan berbagai kegiatan yang relevan dengan tugas profesinya. Kegiatan yang dituntunt dalam sertifikasi tersebut sebagian besar dapat dilakukan diforum KKG. Selain itu diforum KKG juga guru dapat bertemu dan sharing dengan guru-guru lain yang senasib dan seperjuangan (Mulyasa, 2013:141).

a. Ruang lingkup kegiatan KKG, meliputi: 1) Pemecahan masalah pembelajaran ;

2) Pemecahan masalah yang berkaitan dengan kesulitan belajar peserta didik;

3) Pemecahan yang berkaitan dengan orang tua peserta didik; 4) Pemecahan masalah yang berkaitan dengan komite sekolah; 5) Pemecahan masalah yang berkaitan dengan masyarakat;

6) Pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru, terutama dalam mengembangkan kurikulum dalam tingkat satuan pendidikan (KTSP), silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);


(39)

7) Pemecahan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai denga standar proses;

8) Pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi simulasi;

9) Pemecahan masalah system Sistem Informasi Manajemen (SIM) sekolah yang berkaitan dengan penyampaian informasi penting untuk diketahui guru dan tenaga kependidikan lainnya;

10)Pemecahan masalah yang berkaitan dengan penyusunan materi pembelajaran secara rinci;

11) Pemecahan masalah yang berkaitan dengan pendekatan dan metode pembelajaran yang efektif (PAIKEM);

12) Pemecahan masalah yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran. (Mulyasa, 2013:145)

b. Penyelenggaraan KKG

Penyelenggaraan KKG dalam rangka pengembangan keprofesian berkelanjutan berkelanjutan bagi guru sekolah dasar dapat dilakukan melalui dua model. Pertama, model statis yang merupakan bentuk penyelenggaraan dengan tempat pertemuan yang tetap dan permanen disuatu tempat, tidak berpindah-pindah. Kedua model dinamis yaitu bentuk penyelenggaraan KKG yang tempatnya berpindah-pindah secara bergiliran, dari sekolah yang satu kesekolah lainnya.

Berdasarkan pesertanya, KKG dapat dilakukan dengan dua model, yaitu model guru kelas dan campuran. Sebaiknya KKG diselenggarakan seminggu


(40)

sekali, tetapi penjadwalan pada dasarnya merupakan kesepakatan kelompok sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Serta sesuai pula dengan perkembangan permasalahan yang harus dipahami guru. Hal ini perlu dipahami dan ditekankan kembali karena kegiatan KKG diperuntukkan bagi kepentingan pembelajaran, dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaanya. Jumlah sekolah peserta KKG umumnya berkisar antara 5 sampai 15 sekolah dengan mempertimbangkan letak geografis antara kelompok sekolah, waktu dan jarak tempuh, konsultan atau pemandu mata pelajaran, kesiapan narasumber, dan jumlah guru disetiap sekolah.

c. Permasalahan seputar KKG dan alternatif pemecahannya

Guru sekolah dasar sebagian besar adalah guru kelas yang harus mampu menyampaikan bahan ajar dari seluruh mata pelajaran, kecuali pendidikan olahraga, agama dan kesenian. Dalam kenyataannya, masih banyak sekolah dasar yang gurunya borongan penuh mengampu semua mata pelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memotivasi dan membangkitkan semangat guru-guru mengikuti berbagai kegiatan di KKG adalah sebagai berikut:

1) Program kerja KKG hendaknya dievaluasi dan direvisi setiap semester sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan para guru.

2) Program kerja KKG perlu dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya, serta dapat meningkatkan kompetensinya.


(41)

3) Perlu adanya dukungan moril dan materiil dari kepala sekolah, komite sekolah, dewan pendidikan, dan dinas pendidikan setempat.

4) Program-program yang menarik dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa, serta diperbaharui setiap saat sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi guru.

5) Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memajukan KKG agar menjadi forum yang menunjang Profesionalisme guru. (Mulyasa, 2013:146)

Melalui KKG tingkat gugus atau kecamatan, sekolah dasar dapat menyelenggarakan pertemuan-pertemuan rutin, bisa satu kali dalam satu minggu, satu kali dalam dua minggu, atau satu kali dalam satu bulan. Pertemuan yang dimaksud adalah pertemuan antar guru dalam KKG. Melalui pertemuan-pertemuan tersebut diharapkan dapat :

a) Menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan diantara sekolah dasar anggota gugus atau kecamatan dalam mencapai tujuan, dan mengusahakan berbagai upaya peningkatan pendidikan di sekolah dasar yang menjadi tanggung jawabnya.

b) Membudayakan berbagai kegiatan positif yang dapat menambah dan meningkatkan mutu profesionalisme guru yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan, dan wawasan yang akan memberi dampak peningkatan mutu pendidikan dan hasil kegiatan belajar-mengajar.


(42)

c) Membangun memecahkan masalah dan saling meringankan beban antar sekolah dasar anggota gugus.

d) Mencari informasi dan bahan dari berbagai sumber yang dapat dikembangkan bersama sebagai kreativitas dalam menciptakan inovasi pendidikan di dalam gugus sekolah dasar.

e) Memelihara komunikasi secara teratur antara sesama anggota gugus guna saling menyerap kiat-kiat keberhasilan pada setiap sekolah dasar anggota gugus atau sekolah dasar gugus lain.

f) Mengembangkan pola mekanisme pembinaan profesionalisme guru yang lebih efektif dan efisien.

g) Memacu guru dan kepala sekolah dasar untuk terus belajar meningkatkan mutu dan tanggap terhadap tugas profesi sebagai guru.

h) Mengembangkan hasil penataran pelatihan sesama teman sejawat dalam meningkatkan mutu profesi guru (Bafadal, 2006:63).

Pembentukan gugus sekolah dasar didasarkan kepada berbagai kebijaksanaan dan peraturan pemerintah diantaranya adalah peraturan No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0487/U/1982 tentang Sekolah Dasar dan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 079/C/K/I/1993 tentang pedoman pelaksanaan sistem pembinaan profesional guru melalui pembentukan gugus sekolah di Sekolah Dasar.


(43)

Konsep Dasar Kelompok Kerja Guru pada Sekolah Dasar di Daerah Tingkat Kabupaten/Kotamadya dan Kecamatan dengan jumlah anggota sekitar 8-15 orang. Pada setiap kecamatan dimungkinkan terdapat beberapa Kelompok Kerja Guru yang disesuaikan dengan jumlah guru yang bertugas mengajar pada Sekolah Dasar. Anggota KKG menetapkan susunan pengurus yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Ada beberapa tugas dan tanggung jawab KKG PAI baik secara umum maupun khusus, antara lain sebagai berikut:

1. Umum

Tugas dan tanggung jawab KKG PAI secara umum sebagai berikut: 1) Memberikan motivasi kepada guru-guru Pendidikan Agama Islam

agar mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di Pusat Kegiatan Guru (PKG) atau tempat lain.

2) Meningkatkan kemampuan profesional dan pengetahuan Guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan potensi atau kemampuan yang ada pada masing-masing guru untuk membina sesamanya sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu Pendidikan Agama Islam.

3) Menunjang pemenuhan kebutuhan Guru Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Khususnya yang menyangkut materi atau bahan pengajaran Pendidikan Agama Islam.


(44)

4) Memberikan pelayanan konsultatif dalam mengatasi permasalahn Guru Pendidikan Agama Islam dalam kegiatan belajar mengajar. 5) Menyebarkan informasi tentang segala kebijaksanaan yang berkaitan

dengan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam. 6) Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan hasil

kegiatan KKG PAI serta menetapkan tindak lanjut. Kegiatan KKG PAI pada umumnya dilakukan dalam bentuk tatap muka, dalam hal tertebtu tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan multi media, misalnya : medikom, rekaman, audio visual, buletin, surat menyurat dan lain lain.

2. Khusus

a. Tugas dan tanggung jawab KKG PAI tingkat Kabupaten atau Kotamadya adalah :

1) Membantu Kasi Pendidikan Agama Islam atau Kasi Binbaga Islam dalam menyebarkan dan mengembangkan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.

2) Mengkoordinasikan kegiatan KKG PAI tingkat Kecamatan. 3) Menyebarluaskan hasil penataran / pelatihan kerja tingkat

pusat/propinsi ke KKG PAI tingkat kecamatan.

4) Menampung saran-saran pendapat dari KKG PAI tingkat kecamatan.


(45)

5) Melaporkan kepada Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/ Kotamadya melalui Kasi Pendidikan Agama Islam / Kasi Binbaga Islam dengan tembusan kepada Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten /Kodya, mengenai pelaksanaan program dan kegiatannya baik yang sudah dan yang sedang maupun yang akan dilaksanakan. Tugas tanggung jawab KKG PAI tingkat Kecamatan adalah : 1) Mengkoordinasikan kegiatan KKG PAI tingkat Kecamatan. 2) Menyebarkan hasil penataran/pelatihan kerja tingkat pusat maupun

tingkat Kab/Kodya ke tingkat sanggar.

3) Menampung saran-saran dan pendapat dari sanggar.

4) Melaporkan kepada Kasi Pendidikan Agama Islam / Kasi Binbaga Islam dengan tembusan kepada Kasi Pendidikan Dasar, mengenai pelaksanaan program dan kegiatannya baik yang sudah dan yang sedang maupun yang akan dilaksanakan (Pedoman Pelaksanaan KKG PAI Pada Sekolah Dasar. Departemen Agama Jawa Timur.1997: 5)

Fungsi Dan Tujuan Kegiatan KKG. Dalam pelaksanaan suatu kegiatan, pasti selalu memiliki fungsi dan tujuan tersendiri dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Adapun fungsi dan tujuan pelaksanaan kegiatan KKG PAI adalah sebagai berikut:


(46)

Kelompok Kerja Guru (KKG) berfungsi sebagai forum konsultasi antara sesama Guru Pendidikan Agama Islam dalam peningkatan kemampuan profesional.

2. Tujuan KKG PAI

Kelompok Kerja Guru (KKG) bertujuan untuk :

a. Meningkatkan rasa kebersamaan dan tanggung jawab sebagai pendidik.

b. Menumbuhkan kegairahan Guru untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi program Kegiatan Belajar Mengajar.

c. Meningkatkan kemampuan dan kemahiran Guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menunjang usaha peningkatan pemerataan mutu pendidikan. d. Menampung segala permasalahan yang dialami oleh guru dalam

melaksanakan tugas sehari-hari dan bertukar pikiran serta mencari cara penyelaesaiannya sesuai dengan karakteristik pelajaran.

e. Membantu guru dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang berkaitan dengan Kegiatan Belajar-Mengajar.

f. Membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan kurikuler dan mata pelajaran lain yang bersangkutan.


(47)

g. Membantu guru untuk bekerjasama dalam meningkatkan kegiatan-kegiatan intra dan ekstra kurikuler

h. Memperluas wawasan dan saling tukar menukar informasi dan pengalaman dalam rangka mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta pengembangan metode/tekhnik mengajar.

i. Meningkatkan kemampuan profesionalisme berkarya dan berprestasi dalam pelaksanaan angka kredit bagi jabatan fungsional guru dilaksanakan (Pedoman Pelaksanaan KKG PAI Pada Sekolah Dasar. Departemen Agama Jawa Timur.1997: 7).

Pembentukan KKG Kecamatan di Sekolah Dasar bertujuan untuk memperlancar upaya peningkatan profesioanalisme para guru Sekolah Dasar dan tenaga kependidikan lainnya dalam satu kecamatan. Secara rinci KKG Kecamatan di sekolah dasar tersebut dapat difungsikan atau dimanfaatkan sebagai berikut : pertama, KKG Pada tingkat Kecamatan Sekolah Dasar dapat difungsikan sebagai prasarana pembinaan kemampuan profesional tenaga kependidikan sehingga mereka menjadi betul-betul mampu melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pendidik. Kedua, KKG Pada tingkat Kecamatan Sekolah Dasar dapat difungsikan sebagai wahana penyebaran informasi dan inovasi dalam bidang pendidikan bagi tenaga kepndidikan, sehingga mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dan tekhnologi pendidikan. Ketiga, KKG Pada tingkat Kecamatan sekolah dasar dapat difungsikan sebagai wahana menumbuhkembangkan semangat kerjasama dan kompetisi di kalangan anggota gugus


(48)

sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Keempat, KKG Pada tingkat Kecamatan sekolah dasar dapat difungsikan sebagai wadah penyemaian jiwa persatuan dan kesatuan serta menumbuhkembangkan rasa percaya diri guru, kepala sekolah, pengawas TK/SD, dan pembina dalam menyelesaikan tugas. Kelima, KKG Pada tingkat Kecamatan sekolah dasar dapat dijadikan wadah koordinasi peningkatan partisipasi masyarakat.( Bafadal, 2006: 62)


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif. Menurut (Arikunto, 2006: 239) bahwa penelitian kualitatif deskriptif bersifat eksploratif atau developmental dalam menginterprestasikan dan mengambil kesimpulan. Penelitian diskriptif bermaksud mendiskripsikan atau menggambarkan secara detail dari masalah-masalah penelitian, sehingga dapat diketahui akar pokok permasalahan yang dikaji. Sekaligus dapat menyajikan solusi sesuai dengan sifat masalah yang dihadapi. Tujuan utama penelitian diskriptif adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang material atau fenomena yang sedang diteliti. Diskriptif tersebut dilakukan dengan cara memilah kejadian sehingga dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut ( Hadjar, 1996: 274)

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif disebut juga fenomenologis atau impresionistik yang digunakan untuk menghasilkan grounded theory yakni teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam metode kuantitatif sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substantive ( Sudjana, 2004: 195). Ciri khas penelitian kualitatif terletak pada tujuannya yaitu mendiskriptif kebutuhan khusus dengan memahami makna dan gejala. Pendekatan kualitatif


(50)

lebih memusatkan perhatianya pada prinsip-prinsip umum yang melandaskan pada perwujudan dan satuan-satuan gejala yang muncul dalam kehidupan manusia. Jadi pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa informasi tentang Peran Kelompok Kerja Guru Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di PAI Kecamatan Kasihan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Terdapat tiga lokasi dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu SD Muhammadiyah Ambarbinangun, Kantor UPT dan Kantor Pengawas, dimana lokasi tersebut merupakan tempat diselenggarakannya rapat Kelompok Kerja Guru PAI Kecamatan Kasihan.

Adapun subjek penelitian adalah subjek dimana data diperoleh baik berupa benda, gerak ataupun proses sesuatu. (Arikunto, 2006:107) subjek dalam penelitian ini adalah, Ketua Kelompok Kerja Guru PAI, satu Guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di SD Muhammadiyah Ambarbinangun serta satu Pengawas PAI Kecamatan Kasihan.

Peneliti menjadikan ketua KKG PAI sebagai subjek penelitian, karena ketua KKG berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan KKG PAI dan ketua juga merupakan sebagai penggerak untuk pelaksanaan kegiatan KKG. Selain itu subjek penelitian ini adalah seorang guru PAI SD Muhammadiyah


(51)

Ambarbinangun, seorang guru PAI ini adalah peserta yang mengikuti kegiatan KKG PAI sekaligus salah satu guru yang pada setiap pertemuan KKG PAI melakukan sharing mengenai permasalahan pembelajaran, administrasi, evaluasi dan seperangkat pembelajaran lainnya, guru PAI pula yang menerapkan metode pembelajaran yang didapatkan ketika ada pelatihan dalam kegiatan KKG PAI. Dan subjek penelitian yang terakhir, yaitu pengawas PAI Kecamatan Kasihan, karena dalam pelaksanaan kegiatan KKG PAI Kecamatan Kasihan selalu melibatkan pengawas, pengawaslah yang mengetahui dan mencermati alur berjalannya kegiatan, serta pengawaslah yang ikut serta dalam agenda evaluasi kinerja KKG PAI Kecamatan Kasihan.

C. Data dan Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2000 : 112).

a. Sumber Data Primer

Data diperoleh dari : Ketua KKG, Pengawas, anggota peserta KKG serta dokumen tentang Kelompok Kerja Guru di PAI Kecamatan Kasihan.


(52)

Sumber data sekunder segala macam sumber dari berbgai macam buku literature, buku penunjang sebagai penguat, jurnal, penelitian terdahulu maupun website.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data penelitian bermacam-macam, tetapi dalam penelitian ini menggunakan tiga alat pengumpul data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam topik tertentu. Interview atau wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya (pewawancara) dengan penjawab (responden atau informan) dengan menggunakan alat yang dinamakan pedoman wawancara. (Sugiono, 2008: 231)

Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-defth interview), yakni pertemuan langsung dengan narasumber secara berulang-ulang atau berkali-kali (Burhan, 2007:108). Hal tersebut untuk memperoleh data ataupun penjelasan utuh dan mendalam dari informan. Oleh karena itu, aplikasi dari


(53)

wawancara mendalam tidak bersifat kaku dan terstruktur, bahkan bersifat terbuka.

Selain itu, dalam wawancara ini peneliti juga menggunakan wawancara terpimpin, yakni wawancara terstruktur sebagai tehnik pengumpulan data. Dalam melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan pedoman wawancara. Tehnik ini digunakan untuk mengumpulkan informasi dari pguru peserta KKG. Selain itu juga menggunakan wawancara mendalam dengan ketua KKG PAI Kecamatan Kasihan dan pengawas digunakan untuk memperoleh informasi mengenai data KKG secara keseluruhan.

b. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Margono, 2010:158). Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2012:203).

Dalam teknik observasi ini, peneliti melakukan observasi langsung kelapangan pada saat dilaksanakan program kerja KKG. Observasi dilakukan dua kali, yakni pada pelaksanaan KKG bulan november yang dilaksanakan dikantor UPT dan pelaksanaan program


(54)

KKG PAI Kecamatan Kasihan pada bulan desember yang dilaksanakan di SD Kasongan.

Observasi ini digunakan untuk mengetahui peran KKG dalam meningkatkan Profesionalisme guru PAI. Dalam penelitian ini, peneliti mengobservasi pelaksanaan program KKG PAI Kecamatan Kasihan selama dua bulan, yakni pada dua kali pertemuan KKG PAI. Yang diobservasi adalah pelaksanaan KKG di Kecamatan Kasihan. Observasi dilakukan di tempat KKG PAI Kecamatan Kasihan. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan KKG dan untuk mencari data yang diperlukan. Selain itu peneliti juga melakukan observasi di kelas, bertujuan untuk mengetahui lebih jauh bagaimana guru dalam mengajar setelah aktif mengikuti kegiatan KKG.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang atau lembaga. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiono, 2012: 329)

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data


(55)

situasi umum KKG PAI Kecamatan Kasihan meliputi : susunan organisasi, data anggota KKG, foto kegiatan, kurikulum, visi misi, jadwal dan program kegiatan.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong, 2002:7). Analisis data adalah mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam satu pola, kategori dan satuan urutan dasar. Sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2000: 103).

Untuk memperjelas penelitian ini peneliti menetapkan metode diskriptif yaitu menyajikan dan menganalisis fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, maupun membuat prediksi.

Metode deskriptif yang digunakan mengacu pada analisis data secara induktif karena : 1) proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan jamak yang terdapat dalam data, 2) lebih dapat membuat hubungan peneliti dengan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan


(56)

akuntabel, 3) lebih dapat menguraikan latar belakang secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu latar lainya, 4) analisa induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama untuk yang mempertajam hubungan. 5) analisa demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian struktur analitik ( Moleong, 2002:105)

Indikator keberhasilan peran KKG dalam meningkatkan Profesionalisme guru PAI dapat dilihat dari terjadinya saling tukar pengalaman dan umpan balik antara anggota KKG, meningkatnya pengetahuan, keterampilan, sikap dan kinerja anggota KKG dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih professional ditunjukkan dari perubahan perilaku mengajar yang lebih baik di dalam kelas, pemanfaatan hasil kegiatan KKG oleh anggota KKG dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum KKG PAI Kecamatan Kasihan

1. Sejarah KKG PAI Kecamatan Kasihan

Berdasarkan fakta yang ada, masih banyak guru termasuk guru PAI yang perlu dilatih dalam bidang penilaian pendidikan, khususnya penilaian sikap guru dalam mengajar, yang berpengaruh terhadap kualitas peserta didik. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Guru PAI SD Kecamatan Kasihan dalam memahami berbagai kompetensi adalah pemberdayakan KKG PAI yang ada di Kecamatan. KKG merupakan kelompok kerja atau musyawarah guru yang difungsikan sebagai wadah untuk mengembangkan profesionalisme guru. Kelompok ini dipandang sangat strategis dan perlu terus diberdayakan guna terwujudnya guru yang professional. Oleh karena itu, Direktorat Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama memprogramkan pemberdayaan KKG PAI dengan harapan meningkatnya motivasi para guru PAI dalam pengembangan kompetensi dan profesionalisme. (Dokumen KKG PAI Kecamatan Kasihan)

Kelompok Kerja Guru PAI Kecamatan Kasihan sudah berdiri pada tahun 1972, namun pada saat itu nama kelompok kerja guru menggunakan nama Ikatan Guru Agama ( IGA ). Dan baru sekitar tahun 1994 berubah


(58)

nama menjadi Kelompok Kerja Guru PAI ( KKG PAI ). Sekretariat KKG PAI berada menjadi satu dengan Kantor Urusan Agama ( KUA ) kecamatan Kasihan yang terletak di Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Program kegiatan dahulu sampai sekarang adalah hampir sama yaitu sebagai wadah pembinaan dan peningkatan kualitas GPAI yang diikuti seluruh Guru PAI PNS dan Non-PNS, baik NIP 13 ( dahulu : Diknas ) maupun NIP 15 ( kemenag). Program yang selalu dilestarikan sampai sekarang adalah adanya KKG keliling dari rumah ke rumah sebagai wahana silaturahmi antar Guru PAI.

Guru PAI yang pernah menjabat sebagai ketua antara lain : Bapak Sukarjiyono, S.Ag menjadi ketua selama 3 periode berturut-turut tahun 1997-2000, tahun 2000-2003 dan tahun 2003 -2006. Kemudan selanjutnya ketua dipegang oleh Bapak Ngajiyono, S.Ag selama dua periode yaitu tahun 2006-2009 dan tahun 2009-2012. 2012-2015 Bapak Arwan, S.Ag. tahun 2016-2019 Ibu Marwanti, S.Pd.I

2. Susunan Pengurus KKG PAI Kecamatan Kasihan Periode 2016-2019 I. Pembina : Kepala UPT PPD Kecamatan Kasihan

Kasi PAIS Kemenag. Kabupaten Bantul Pengawas PAI Kecamatan Kasihan Pengawas SD Kecamatan Kasihan


(59)

II. Pengurus Harian

A. Ketua : 1. Marwanti, S.Pd.I (SDM Ambarbinangun) 2. Ahmad Jazuli, S.Pd.I (SD 1 Kadipiro) B. Sekretaris : 1. Ali Sumono, S.Pd.I (SDIT Insan Utama) 2. Budi Santosa, S.EI, M.Pd.I (SDM

Senggotan)

C. Bendahara : 1. Umi Purwati, S.Pd.I (SDDonotirto) 2. Siti Latifah, S.Pd.I (SD 3 Kadipiro) III. Seksi-seksi

A. Seksi Pendidikan :

1. Ahmad Faozan, S.Th.I, M.Si. (SD 1 Kadipiro)

2. Arwan, S.Ag. ( SD Sonosewu) 3. Haryanto, S.Pd.I ( SD Kalipucang) 4. Ngajiyono,S.Ag ( SD Kasongan )

5. Nurdin Arifin, S.Pd.I ( SD Karangjati ) 6. Itsna Ningsih, S,Pd.I ( SD Rejodadi ) B. Seksi Sosial :

1. Hj. Wardhiyah, S.Pd.I ( SD 1 Sribitan) 2. Suciati, S.Sos.I ( SD Sonosewu )


(60)

C.Seksi Simpan Pinjam :

1. Nur Isnainiyah, S. Pd. I. ( SD 1 Padokan )

2. Asfariyah, S.Pd.I ( SD 1 Kadipiro) D.Seksi Arisan:

1. Munajah, S.Pd.I ( SD Sembungan) 2. Mariana Fajarwati, S.Sos.I ( SD Bibis ) E.Seksi Humas:

1. Tamsiri, A.Ma. ( SD 2 Padokan ) 2. Pargiyono, S.Ag. ( SD Nirmala ) 3. M. Jauhari, A.Ma. ( SD Ngrukeman ) 4. Wasiman, S.Pd.I ( SD Banyuripan ) 5. Luqman Nur Huda ( SDM Mrisi)


(61)

Tabel. 1

Daftar Anggota KKG PAI Kec. Kasihan

No Nama SD

1 Arwan, S.Ag SD Sonosewu

2 Ngajiyono, S.Ag SD Kasongan

3 Hj. Wardhiyah, S.Pd.I SD 1 Sribitan

4 Faiza Dwi Nur Rahmanila, S.Pd.I SDM Ambarbinangun

5 Munajah, S.Pd.I SD Sembungan

6 Wiji, S.Pd.I SD Kasihan

7 Haryanto, S.Pd.I SD Kalipucang

8 Wasiman, S.Pd.I SD Banyuripan

9 Nuryanto, S.Pd.I SD Bangunjiwo

10 Siti latifah, S.Pd.I SD 3 Kadipiro 11 Ahmad Jazuli, S.Pd.I SD 2 Kadipiro 12 Nur Isnainiyah, S.Pd.I SD 1 Padokan 13 Akhmad Faozan, S.Th.I, M.Si SD 1 Kadipiro

14 Marwanti, S.Pd.I SD Muh Ambarbinangun

15 Pargiyono, S.Ag SD Nirmala

16 Ali Sumono, S.Pd.I SD IT Insan Utama 17 Umi Purwati, S.Pd.I SD Donotirto 18 H. Sukarjiyono, S.Ag SD Kasihan


(62)

19 Itsna Ningsih, S.Pd.I SD Rejodadi 20 Amirin Nurudin,S.Pd.I SD 2 Padokan

21 Tamsiri,A.Ma. SD 2 Padokan

22 Budi Santosa, S.EI., M.Pd.I SD Muh Senggotan

23 Suciati,S.Sos.I SD Sonosewu

24 Wakit Prabowo, S.Pd.I SD Mutiara Persada

25 Fatimah, S.Pd.I SD Bibis

26 Imam Turmudi, S.Pd.I SD Ngebel 27 Nurdin Arifin, S.Pd.I SD Karangjati 28 Wika Luh Mahanani SD IT Insan Utama 29 Nasori, S.Pd.I SD IT Insan Utama

30 M. Jauhari, A.Ma SD Ngrukeman

31 Wiyono, S.Pd.I SD Kasongan

32 M. Rizal Arif Rahman, S.Pd.I SDM Kembaran 33 Asfariyah, s.Pd.I SD 1 Kadipiro 34 Sabarudin Hadi, S.Pd.I SD Winongo 35 Hj. Siti Nurjanah, S.Pd.I SD Kalangan

36 Asmi`un, S.T SLB Bangun Putra

37 Syarif Hidayat, S.Pd.I SDM Tamantirto

38 Fatimah, S.Pd.I SD Bibis


(63)

40 Mariana Fajarwati, S.Pd.I SD Bibis

41 Fera Eka Widayanti, S.Pd.I MI Unggulan Muh. Lemahdadi 42 Siti Rohmawati, S.Pd.I MIM Jogonalan

43 Rohmiyatin, B.A. MIM Jogonalan

44 Suprihatin MIM Jogonalan

45 Mujiyati, S.Pd.I MIM Jogonalan 46 Kusumaning Ayu Widyanita MIM Jogonalan

47 Nurhasanah MIM Jogonalan

48 Achiyat, S.AP MI Al Mukhsin

49 Muh. Isnaini, S.Pd.I MI Al Mukhsin

B. Kolaborasi KKG PAI Kecamatan Kasihan a.Perguruan Tinggi

Dalam hal ini KKG PAI Kecamatan Kasihan baru menjalin kolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengenai penerapan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

a. KKG Mitra

KKG PAI Kecamatan Kasihan mejalin kolaborasi dengan KKG Mitra dalam hal pelaksanaan progran workshop.


(64)

Dalam hal ini KKG PAI berkolaborasi dengan Kementrian Agama mengenai isu-isu pendikan seperti adanya penerapan kulikulum baru. c. KKG Kabupaten

KKG PAI menjalin kolaborasi dengan KKG Kabupaten dalam hal-hal yang acara dari dinas pusat yang akan mengadakan program pengemangan profesionalisme guru.

C. Proses Pelaksanaan KKG PAI Kecamatan Kasihan

Proses pelaksanaan KKG PAI Kecamatan Kasihan ini berbeda dengan pelaksanaan KKG pada umumnya, KKG PAI Kecamatan Kasihan membiasakaan sebelum memulai kegiatan terlebih dahulu diawali dengan tadarus Al-Qur’an dan Kultum dari masing-masing anggota KKG PAI secara bergantian. Hal ini bertujuan agar saling mengoreksi bacaan Al-Qur’an dan menambah wawasan ke Islaman dari sertiap kultum yang di sampaikan.

a. Jadwal pertemuan Pertemuan KKG PAI Kecamatan Kasihan diadakan sebulan sekali yaitu tepatnya pada minggu pertama setiap bulan. b. Tempat pelaksanaan Pelaksanaan KKG PAI Kecamatan Kasihan ini

menggunakan model dinamis yaitu berpindah tempat. Adapun tempat yang digunakan dalam pelaksanaan KKG PAI ini yaitu:

1) Gedung UPT

Kegiatan KKG yang dilaksanakan di UPT berjalan ketika dari dinas akan mengisi suatu pelatihan atau adanya suatu kegiatan yang


(65)

pengisinya dari dinas, biasanya kegiatan di UPT ini 3 bulan sekali, namun terkadang waktunya menyesuaikan.

2) Sekolah

Kegiatan KKG yang dilaksanakan di sekolah berjalan satu bulan sekali dengan alur, tiap bulan berganti sekolah. Masing-masing sekolah anggota KKG PAI digunakan untuk pelaksanaan KKG PAI Kecamatan Kasihan tiap bulannya. Hal ini agar anggota KKG PAI bisa mengetahui satu sama lain sekolah yang terdaftar aktif dalam KKG PAI Kecamatan Kasihan.

3) Rumah Anggota KKG

Kegiatan KKG yang dilaksanakan di rumah anggota ini berjalan dua bulan sekali. Pembagian jadwal pelaksanaan dirumah anggota ini dikocok secara bersamaan, jadi setiap rumah anggota tentu akan digunakan untuk kegiatan KKG PAI Kasihan secara bergiliran. Hal ini agar silaturrahmi dan ukhuwah tiap anggota terus berjalan dengan baik.

D. Program Kerja KKG PAI Kecamatan Kasihan

Untuk meningkatkan kegiatan KKG PAI Kecamatan Kasihan, perlu adanya rencana kegiatan yang tersusun dengan baik sehingga arah kegiatan akan berjalan sesuai dengan program yang telah ditentukan menyadari hal tersebut pengurus KKG PAI periode 2016-2019 berusaha menyusun program


(66)

kerja dengan harapan dapat terlaksana secara baik dan mencapai tujuan yang optimal dengan kinerja yang efisien. Perlu disadari bahwa keberadaan KKG PAI perlu dukungan semua guru pendidikan agama Islam dan perlu adanya kerja sama dengan seluruh komponen kependidikan yang meliputi unsur manajemen personal maupun keuangan dimana hal ini sangat bergantung pada instansi tempat tugas guru tersebut. Selain itu untuk meningkatkan peran KKG agar mampu berkiprah secara mandiri perlu diupayakan agar KKG dapat mencari terobosan guna memperoleh dana pembiayaan setiap kegiatannya dengan pihak lain dengan cara yang benar sehingga KKG mampu berperan untuk meningkatkan kemampuan anggotanya melalui berbagai kegiatan yang direncanakan tanpa banyak membebani anggotanya.

Selama ini KKG PAI telah berperan aktif memberikan sumbangsihnya kepada anggota lewat berbagai kegiatan yang diadakan. Namun kiranya perlu ada peningkatan seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas hasil pendidikan yang dibarengi pula dengan upaya peningkatan kualitas administrasi sebagai tenaga guru yang selalu dituntut pro aktif dalam setiap kegiatan. Hal yang demikian menuntut setiap kegiatan perlu direncanakan sebaik-baiknya sehingga pada akhirnya mampu meraih hasil yang terbaik yang ditandai dengan peningkatan mutu dalam setiap kegiatan.

Program kerja yang telah di susun oleh KKG PAI Kecamatan Kasihan, antara lain:


(67)

1) Pertemuan-pertemuan a) Pertemuan Pengurus Inti

b) Pertemuan seluruh Anggota KKG PAI 2) Memberikan berbagai penghargaan

a) Sertifikat pemateri b) Sertifikat peserta 3) Melengkapi administrasi

a) Buku Notulen b) Buku Daftar Hadir c) Buku Agenda Kegiatan

d) Buku Agenda Surat masuk dan keluar

d) Dokumentasi /pengarsipan makalah hasil pelatihan dan Ringkasan materi

e) Data Base Anggota KKG PAI Kec. Kasihan 4) Pengelolaan Dana

a) Penggalian dana

b) Pengajuan Proposal kegiatan ke berbagai sumber dana c) Penyaluran dana pada porsinya

b. Bidang Pendidikan

1) Peningkatan Kompetensi Paedagogik a) Pemahaman kurikulum


(68)

b) Penyusunan perangkat pembelajaran c) Pelatihan Teknik evaluasi

d) Pelatihan model dan strategi pembelajaran 2) Peningkatan Kompetensi Kepribadian

a) Menyelenggarakan kultum secara bergilir

b)Menggalakkan infak spontan untuk bezuk sakit dan takziah anggota KKG

c) Menyelenggarakan tahsin Qur’an setiap KKG 3) Peningkatan Kompetensi Profesional

a) Menyelenggarakan pelatihan PTK sampai menghasilkan produk

b) Pelatihan TIK

c) Menyelenggarakan seminar tentang psikologi pendidikan d) Mengirimkan utusan pada berbagai diklat/ workshop/seminar e) Membahas hasil diklat/workshop/seminar

4) Peningkatan Prestasi Peserta Didik

a) Bekerja sama menyelenggarakan MTQ sekolah Umum b) Mengadakan pembinaan siswa berprestasi

c) Memfasilitasi pengadaan Tryout USBN PAI

c. Bidang Sosial


(69)

a) Menyelenggarakan wisata rohani b) Menyelenggarakan study banding

c) Mencari solusi kasus – kasus khusus dan rekomendasi

d) Mengikuti silaturrahmi dan halal bihalal di tingkat Kabupaten e) Melaksanakan kunjungan bezuk sakit, takziah, dan haji/umrah

anggota

f) Pemberian tali asih kepada purna tugas dan mutasi g) Menyelenggarakan kerja sama lintas sektoral 2) Pengelolaan Dana Sosial

a) Penggalian dana sosial

b) Penyaluran dana sosial kepada plotnya

a. Bidang Simpan pinjam

1) Menyelenggarakan koperasi simpan pinjam.

b. Bidang Arisan

1) Menyelenggarakan arisan

c. Bidang Humas

1) Sosialisasi program-program KKG PAI 2) Membantu lancarnya informasi


(70)

4) Menggali informasi terkait KKG PAI dari berbagai sumber.

No Bidang Program Penjelasan Keterangan

1.

Bidang Organisasi

1)Pertemuan-pertemuan a) Pertemuan Pengurus Inti b) Pertemuan seluruh

Anggota KKG PAI

Program ini dilaksanakan agar adanya interaksi yang baik dan saling menyambung ukhuwah sehingga terbentuknya kebersamaan

Terlaksana

2) Memberikan berbagai penghargaan

a) Sertifikat pemateri b) Sertifikat peserta

Program ini dilaksanakan dalam rangka untuk mengapresiasi pengisi acara atau pemateri ketika ada acara pelatihan atau talkshow ataupun penghargaan kepada guru yang aktif dan berprestasi dikancah pendidikan

Terlaksana

3) Melengkapi administrasi a) Buku Notulen

b) Buku Daftar Hadir c) Buku Agenda Kegiatan d) Buku Agenda Surat masuk dan keluar

Program ini bertujuan agar data, buku dan kesekretariatan KKG PAI Kecamatan Kasihan tertata rapi, sehingga semua dokumen penting mudah diakses.

Hasil pelatihan agar bisa dingat atau dibahas ulang maupun dievaluasi,


(71)

e) Dokumentasi/pengarsipan makalah hasil pelatihan dan Ringkasan materi

e) Data Base Anggota KKG PAI Kec. Kasihan

maka penting adanya pengarsipan pada setiap pelaksanaan dokumentasi. Sehingga ketiaka akan mengadakan evaluasi bisa tertata dengan rapi.

4) Pengelolaan Dana a) Penggalian dana b) Pengajuan Proposal

kegiatan ke berbagai sumber dana

c) Penyaluran dana pada porsinya.

sering terjadi suatu kegiatan terhambat bahkan seringkali mengalami kegagalan dikarenakan minimnya pendanaan. Oleh karena itu adanya program ini untuk menunjang semua pelaksanaan KKG PAI.

Terlaksana

2. Bidang Pendidikan

1) Peningkatan Kompetensi Paedagogik

a) Pemahaman kurikulum b) Penyusunan perangkat

pembelajaran

c) Pelatihan Teknik evaluasi Pelatihan model dan strategi pembelajaran

Program ini dilaksanakan untuk memperkenalkan kurikulum yang diimplementasikan di sekolah. KKG PAI Mewajibkan setiap anggota KKG PAI Kecamatan Kasihan untuk membuat serta menyerahkan berbagai perangkat pembelajaran yang telah di buatnya seperti: silabus, program, protan, promes,


(72)

RPP dan KKM (kriteria ketuntasan minimal)

2)Peningkatan Kompetensi Kepribadian

a) Menyelenggarakan kultum secara bergilir b) Menggalakkan infak

spontan untuk bezuk sakit dan takziah anggota KKG

c) Menyelenggarakan tahsin

Qur’an setiap KKG

Menyelenggarakan kultum agar bertambah wawasan keislaman pada setiap Guru PAI.

Menggalakan infak, agar adanya kesadaran untuk berbagi melalui infak seikhlasnya yang akan digunakan untuk membantu anggota KKG PAI Kecamatan Kasihan ketika ada yang sakit atau untuk takziah.

Tahsin diselenggarakan agar adanya pengoreksian terhadap bacaan

Al-Qur’an hingga anggota KKG bisa

membaca Al-Qur’an dengan tartil.

Terlaksana

3)Peningkatan Kompetensi Profesional

a) Menyelenggarakan pelatihan PTK sampai menghasilkan produk

Pelatihan dilakukan karena biasanya guru PAI cenderung menerapkan metode pembelajaran yang monoton atau kurang variatif. Sehingga pada akhirnya akan berdampak pada


(73)

b) Pelatihan TIK c) Menyelenggarakan

seminar tentang psikologi pendidikan

d)Mengirimkan utusan pada berbagai diklat/

workshop/seminar e) Mengimbaskan hasil

diklat/ workshop/ seminar

pengetahuan, pemahaman dan penghayatan agama oleh siswa terbatas. Selain itu pelatihan mengenai TIK sangat diperlukan, karena seiring perkembangan zaman IPTEK meningkat, sehingga guru tidak boleh gagap terhadap teknologi yang merupakan salah satu fasilitas untuk mengajar.

Pelatihan ini biasanya di laksanakan ketika tiga bulan sekali akan tetapi bisa saja terlaksana sesuai kebutuhan anggota KKG PAI Kecamatan Kasihan. kegiatan ini biasanya dilaksanakan di kantor UPT.

4)Peningkatan Prestasi Peserta Didik

a)Bekerjasama

menyelenggarakan MTQ sekolah Umum

Program ini biasnya dilaksanakan setahun sekali dengan tujuan agar pengetahuan siswa terhadap pendidikan agama Islam bisa dikembangkan melalui kompetisi MTQ, serta dapat mengapresiasi


(74)

b) Mengadakan pembinaan siswa berprestasi

c) Memfasilitasi pengadaan Tryout USBN PAI

kemampuan siswa. Selain itu dengan memfasilitasi pengadaan Tryout USBN PAI agar kemampuan siswa terhadap persiapan USBN bisa terukur.

3. Bidang Sosial 1) Peningkatan kompetensi Sosial

a) Menyelenggarakan wisata rohani

b) Menyelenggarakan study banding

c) Mencari solusi kasus – kasus khusus dan rekomendasi

d)Mengikuti silaturrahmi dan halal bihalal di tingkat Kabupaten

e) Melaksanakan kunjungan bezuk sakit, takziah, dan haji/umrah anggota

Program ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para guru PAI SD untuk bersosialisasi dengan lingkungan luar, selain itu program ini khususnya study banding dilaksanakan guna melihat bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran PAI di sekolah lain yang notabenenya sudah terkenal dan favorit. Dari situlah guru PAI anggota KKG dapat meniru model pembelajarannya.


(75)

f) Pemberian tali asih kepada purna tugas dan mutasi

g) Menyelenggarakan kerja sama lintas sektoral 2) Pengelolaan Dana Sosial

a) Penggalian dana sosial b) Penyaluran dana sosial

kepada plotnya.

Program ini berfungsi agar anggaran dana KKG PAI Kecamatan Kasihan terkelola dengan baik sehingga penyalurannya akan tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Terlaksana

4. Bidang

Simpan pinjam

1)Menyelenggarakan koperasi simpan pinjam

Program ini bertujuan agar anggota KKG PAI bisa menyisihkan uang yang kapan saja ketika membutuhkan bisa diambil dan memudahkan untuk anggota yang mempunyai kebutuhan mendesak bisa meminjam.

Terlaksana

5. Bidang Arisan

1) Menyelenggarakan arisan Program ini brtujuan untuk menunjang kebutuhan anggota KKG seperti adanya arisan pembelian paket buku dll.


(76)

6. Bidang Humas

1) Sosialisasi program-program KKG PAI 2) Membantu lancarnya

informasi

3) Memperlancar kegatan surat-menyurat

4) Menggali informasi terkait KKG PAI dari berbagai sumber

Mengatur kesekretariatan secara baik dan tanggap terhadap informasi yang berkaitan dengan dunia pendidikan khususnya KKG PAI.

Terlaksana

Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan, mengenai program kerja KKG PAI Kecamatan Kasihan, peneliti pernah mengikuti kegiatan tersebut sebanyak dua kali. Adapun kegiatan yang peneliti observasi yaitu.

Pertemuan KKG PAI pada tanggal 9 November 2016 yang dilaksanakan di kantor UPT. Pada pelaksanaan kegiatan KKG PAI saat itu adalah pelaksanaan program pelatihan TIK. Sebelum mulai pelatihan, seperti biasa pelaksanaan kegiatan KKG PAI Kecamatan Kasihan selalu dibuka dengan tadarus Al-Qur’an bersama dan kultum yang disampaikan oleh salah satu anggota KKG yang sudah terjadwalkan, kemudian setelah itu Ibu Marwanti selaku ketua KKG memberikan sambutan. Dalam sambutannya beliau sangat mengharapkan dengan diadakannya pelatihan TIK ini mampu meningkatkan kinerja guru khususnya guru PAI. Setiap guru PAI yang mengikuti pelatihan


(77)

TIK ini diwajibkan membawa laptop, dengan sangat antusias peserta mengikuti pelatihan. Sebelum memasuki materi komputer dasar terlebih dahulu diberikan open mind yang bertujuan agar guru lebih termotivasi untuk belajar TIK. Pada pertemuan ini diberikan materi komuter dasar dengan harapan setelah selesai pelatihan peserta dapat mahir mengoperasikan komputer, selain itu para guru PAI juga diajarkan untuk mengakses yaitu Microsoft Word, Microsoft Excel, pembuatan multimedia interaktif dengan Microsoft Power Point, pembuatan multimedia interaktif serta materi terakhir Internet yaitu browsing artikel, RPP dan download gambar serta video pembelajaran. Suasana pelatihan saat itu berjalan dengan lancer, bahkan para guru tergerak untuk aktif bertanya mengenai materi yang disampaikan.

Pertemuan KKG berikutnya yang peneliti observasi yaitu pada tanggal 14 Desember 2016 yang bertempat di SD Kasongan. Dalam pertemuan kali ini KKG PAI Kecamatan Kasihan membahas tentang evaluasi atas kurikulum dan pembelajaran selama satu semester di semester ganjil, karena pada pelaksanaan KKG ini tepat saat semester ganjil telah selesai. Dalam pertemuan ini para guru PAI melaporkan mengenai kendala ketika mengajar dan keberhasilan atas penerapan berbagai macam metode mengajar. Seiap guru diwajibkan membawa perangkat pembelajaran seperti RPP, Silabus, Program semester dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk dievalusi dan dikoreksi secara bersama-sama. Pada kegiatan ini akan memberi banyak manfaat kepada guru PAI Krcamatan Kasihan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan agar menjadi bahan pertimbangan untuk semester yang akan datang.


(78)

E. Tujuan KKG PAI Kecamatan Kasihan a. Tujuan umum

Mengembangkan kreativitas dan inovasi guru PAI dalam meningkatkan profesionalisme guru.

b. Tujuan khusus

1) Memperluas wawasan dan pengetahuan guru PAI SD dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien.

2) Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan siswa.

3) Menumbuhkan Ukhuwah Islamiah antar guru PAI Kecamatan Kasihan. 4) Meningkatkan rasa percaya diri dan menambah wawasan keislaman

dengan adanya tadarus Al-Qur’an serta kultum sebelum dilaksanaknnya kegiatan KKG PAI.

5) Membina dan mengembangkan pengetahuan guru-guru PAI SD di Kecamatan Kasihan.

6) Membina dan meningkatkan kemampuan profesi guru-guru PAI SD di Kecamatan Kasihan.

7) Mendiskusikan permasalahan yang dihadapi guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan mencari cara penyelesaian yang sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan sekolah.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Penelitian wawancara dengan ketua KKG PAI Kecamatan Kasihan