GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh FAJAR ABRORI

20120320090

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Fajar Abrori

Nim : 20120320090

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Fakultas :Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapunkepada perguruan tinggi lain. Sumber informasi yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini dihasil tiruan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 20 juli 2014 Yang membuat pernyataan


(3)

ii MOTTO

“Menuntut Ilmu itu wajib bagi setiap

muslim”. (HR. Ibnu Majah)

“Pedagang yang jujur dan terpecaya akan

dibangkitkan bersama para Nabi,

orang-orang Shidiq dan para Syuhada”. (HR.

Tirmidzi)

Ya Alloh, limpahkanlah ketaqwaan kepada

jiwaku dan sucikanlah. Engkau adalah

sebaik-baik Dzat yang mensucikan

jiwaku”. (HR. Muslim)

“Sesungguhnya Alloh sangat senang jika

salah satu diantara kalian mengerjakan

suatu pekerjaan yang dengan tekun dan

sungguh-

sungguh”.

“Berdo’alah kepada Alloh dan kalian

yakin akan dikabulkan. Ketahuilah,

sesungguhnya Alloh tidak akan menerima

satu do’a dari yang lalai lagi lengah”


(4)

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrohim

Alhamdulillahirobbil alamain, assholatuassalamu ala asrofil ambiyai wal mursalin, waala alihi washohbihi adzma’in.

Tidak hentinya berucap syukur kepada Alloh SWT yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk bisa menyelesaikan sebuah Karya Tulis Ilmiah ini. Sholawat beserta salam juga tidak akan terlepas untuk Nabi Muhammad SAW, semoga saya dan seluruh umut islam mendapatkan syafa’atnya di yaummul qiyamah nanti. Halaman persembahan ini diperuntukkan untuk kampus tercinta, kampus islam, kampus yang unggul dan islami.

Persembahan kecil ini ku berikan kepada kedua orrang tuaku yang selalu memberikan nasehat jiwa dan raga dikala susah maupun duka, disaat semua membutuhkan harta tapi tidak lupa dengan hati dan Alloh SWT. Perjalanan mendapatkan pendidikan tinggi yang mungkin mudah bagi sebagian orang tai tidak untuk kami, perjuangan banting tulang yang selau dihadapkan dengan kenyataan dari yang tidak bisa apa apa menjadi seorang yang ingin berusaha menjadi lebih baik. Dari diri jalan jiwa berwira usaha menjadi seorang perawat yang akan membantu setiap orang yang membutuhkan dengan niatan lillahi ta’ala. Tanpa ada kata “menyerah” hanya “do the best, you can do it” . apapun dilakukan demi memperjuangkan hal yang memang ingin dicapai sesuai dengan komitmen diawal. Perjalanan hidup tidak berhenti disini akan tetapi disinilah, mulai dari inilah Hidup akan dimulai.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan limpahan rahmat-Nya maka peneliti dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan Profesi (co-Ners) Angkatan 23 di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang telah mengantarkan umat dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yakni agama islam.

Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah diajukan sebagai syarat untuk dapat melakukan penelitian untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Terwujudnya Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing peneliti, baik tenaga, ide-ide maupun pemikiran. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. dr H. Ardi Pramono, Sp.An, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat., HNC selaku Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Wulan Noviani, S.Kep., Ns., MM selaku dosen pembimbing saya yang penuh kesabaran, kelembutan dan penuh pengorbanan sehingga beliau mampu membimbing dan mengarahkan saya dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Moh. Afandi, S.Kep.,Ns., MAN selaku dosen penguji saya yang telah membimbing dan menguji Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga ilmu, arahan


(6)

v

dan bimbingannya penyusunan Karya Tulis Ilmiah mendekati kesempurnaan.

5. Ibunda Etik Mamlu’in, Ayahanda Suprawoto, Adik Dwi Ambar sari, Jamilatun Nisa, M. Ilham Akbar yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Teman seperjuangan yang tanpa henti mendukung secara langsung dan tidak langsung dalam kelompok bimbingan yang sama, rahma, archil, tiwi, adin, agus, dan wakhidatun

7. Teman-teman mahasiswa PSIK UMY 2012, terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama penulis menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

8. Teman satu rumah yang tak akan terlupakan bantuannya dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

Peneliti sangat menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam materi ataupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal karya tulis ilmiah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, 20 Juli 2016 Penulis


(7)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH ... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... i

MOTTO ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... 10 Intisari ... Error! Bookmark not defined. Abstrak ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Penelitian Terkait ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Tinjauan Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 1. Mahasiswa Keperawatan ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined. 3. Kode Etik ... Error! Bookmark not defined. B. Kerangka Teori... Error! Bookmark not defined. C. Kerangka Konsep ... Error! Bookmark not defined. D. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1) Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2) Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(8)

vii

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1) Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2) Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1). Variabel Independen ... Error! Bookmark not defined. E. Definisi Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. F. Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. G. Sumber Data dan Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. H. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... Error! Bookmark not defined. I. Pengolahan dan Metode Analisa Data ... Error! Bookmark not defined. J. Etika Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Gambaran Wilayah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan budaya Error! Bookmark not defined.

2. Pengetahuan Terkait Kode Etik Keperawatan ... Error! Bookmark not defined.

C. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 1. Karakteristik responden ... Error! Bookmark not defined. 2. Tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan profesi (co-Ners) terhadap kode etik keperawatan ... Error! Bookmark not defined. D. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian... Error! Bookmark not defined. Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden .... Error! Bookmark not defined.


(9)

viii

Lampiran 3. Kuisioner Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 4. Hasil CVI ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 5. Lampiran Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 6. Surat Balasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 7. Surat Keterangan Kelayakan Etik Penelitian Error! Bookmark not defined.


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi operasional ... 34

Tabel 3.2 Pertanyaan kuisioner pengetahuan ... 35

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik mahasiswa... 46

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa... 47


(11)

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori terkait kode etik keperawatan ... 30 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 31


(12)

1 Pembimbing:

Wulan Noviani S.Kep.,Ns.,MM

INTISARI

Latar Belakang: Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan tertulis yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan. Pengetahuan terhadap kode etik keperawatan seharusnya diberikan kepada mahasiswa melalui institusi pendidikan keperawatan. Mahasiswa keperawatan merupakan calon perawat yang harus mengetahui kode etik keperawatan sebagai dasar pemberian asuhan keperawatan.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang kode etik keperawatan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan tehnik cluster sampling yaitu Homebase RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sejumlah 28 responden, Homebase RS PKU Muhammadiyah Gamping sejumlah 38 responden dan RSUD Tidar Magelang sejumlah 25 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah di Content Validity Index. Uji analisis data menggunakan statistik deskriptif.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang kode etik keperawatan dalam kategori baik 59 responden (71,1%) dan kategori cukup 24 responden (28,9%). Hasil uji statistik didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,95 atau p>0.9.

Kesimpulan: Pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang kode etik keperawatan di Rumah sakit pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam kategori baik.


(13)

2

Fajar Abrori (2016)Representation Of The Knowledge Level Of Students In Nursing About The Ethics Code Of Nursing In Universitas Of Muhammadiyah Yogyakarta”

Advisor:

Wulan Noviani S.Kep.,Ns.,MM

Abstract

Background: Ethics code of nursing is a written statement that expresses moral concerns, values and goals of nursing. Knowledge of Ethics code of nursing should be given to the students through nursing education institutions. Students of nursing is an aspiring nurse should know the Ethics code of nursing as a basic nursing care.

Objective: The aim of this study was to determine how the level of knowledge of nursing students about the code of ethics of nursing at the Teaching Hospital University of Muhammadiyah Yogyakarta.

Methode: This research was a descriptive and analytical. Sampling Method in this research used cluster sampling technique that took place at Homebase RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta were 28 respondents, Homebase RS PKU Muhammadiyah Gamping were 38 respondents and RSUD Tidar Magelang were 25 respondents. Research instrument used questionnaire which already tested were useing Content Validity Index. Test data analysis were using descriptive statistics.

Results: The results of this study indicated the level of knowledge of nursing students about the Ethics code of nursing in good categories as much as 59 respondents (71.1%) and fair categories as much 24 respondents (28.9%).

Conclusion: The knowledge level of students in nursing about the ethics code of nursing in Teaching Hospital Universitas Of Muhammadiyah Yogyakarta is dominated with good category..


(14)

1 Latar Belakang

Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan tertulis yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan. Kode etik keperawatan sebagai landasan bagi seorang yang berprofesi sebagai perawat untuk memberikan asuhan keperawatan serta menjadi suatu ciri atau persyaratan profesi yang berarti penting dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi keperawatan (Nasrullah, 2014).

Melaksanakan kode etik keperawatan dalam praktik keperawatan dimasyarakat haruslah mengetahui kode etik keperawatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pengetahuan terhadap kode etik keperawatan di mulai dari sekolah tinggi keperawatan atau kampus keperawatan untuk ikut serta memberikan materi atau pengetahuan terkait kode etik keperawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Tahmine et al (2010) menunjukkan konsep etika profesional keperawatan yang diberikan di sekolah atau kampus keperawatan hanya sebatas formalitas dan cenderung mengabaikan sehingga membuat banyak mahasiswa keperawatan menjadi tidak sensitif terhadap issue sehari hari dalam bekerja dibidang keperawatan.

Menurut Kececi dan Tippitt et al dalam Marilyn N. Klocko (2014) menyatakan bahwa pendidik perawat merupakan pemeran utama dalam membangun budaya integritas dan pengaturan akademik serta bertanggung jawab untuk memfasilitasi prestasi mahasiswa dari perilaku etika profesional. Dengan demikian, mahasiswa ilmu keperawatan seharusnya dapat mengetahui kode etik keperawatan yang berlaku di negaranya masing masing.


(15)

2

Menurut Tronto dalam Lachman, menjelaskan bahwa level yang mendasar bagi seorang perawat adalah dengan menjaga, melanjutkan dan memperbaiki segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang perawat mulai dari tubuh, diri dan lingkungan sekitarnya serta pasien yang menjadi tanggung jawabnya (Medsurg Nursing, 2012). Asumsi keperawatan saat ini menurut Maclntyrean dalam Derek (2010) adalah memberikan selain asuhan keperawatan seperti terapi okupasi, farmasi dan obat obatan yang membuat seorang perawat memiliki kebanggaan tersendiri. Oleh sebab itu, perawat melalaikan tugas utama sebagai perawat dan cenderung mempertahankan status serta mendapatkan imbalan yang lebih.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12 Desember 2015 kepada 32 mahasiswa keperawatan profesi angkatan 22 melalui wawancara mendalam terkait pengetahuan tentang kode etik keperawatan didapatkan hasil sebanyak 29 mahasiswa mengetahui pengertian kode etik keperawatan saja tanpa mengetahui isi dari kode etik keperawatan Indonesia dan 3 mahasiswa yang mengetahui kode etik keperawatan dan isi kode etik keperawatan Indonesia yang telah disahkan oleh MUNAS PPNI tahun 2000.

Dampak mahasiswa keperawatan yang tidak mengetahui akan kode etik keperawatan adalah terganggunya dalam pemberikan asuhan keperawatan yang dilakukan selama menjadi mahasiswa keperawatan profesi dan akan berdampak buruk atau merugikan bagi pasien dan lingkungan sekitarnya padahal pengetahuan mahasiswa keperawatan yang sedang menjalani program profesi ners sangatlah dibutuhkan dalam pemberian asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi didalam pemberian asuhan keperawatan (Carpenito & Moyet, 2007).


(16)

3

keperawatan yang menyatakan bahwa pengetahuan akan etik keperawatan tergolong cukup (Restu & Sulisno, 2012). Hal ini diperkuat dalam penelitian Nisa dan Suhartini (2012) yang menunjukkan bahwa perawat sebagian besar mampu mentetahui pengetian etik, ketidak tahuan, dan sosial-politik.

Pengetahuan yang kurang akan kode etik keperawatan sejak menjadi mahasiswa keperawatan juga akan berdampak pada mahasiswa tersebut ketika mamasuki dunia kerja yakni pelanggaran Undang Undang Republik Indonesia Tentang Keperawatan No 38 Tahun 2014 Bab XI Sanksi Administratif bagi perawat yang melanggar ketentuan seperti pemberian asuhan keperawatan yang tidak benar dan tidak sesuai dengan standra asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi serta melanggar tidak memiliki izin praktik keperawatan akan mendapatkan sanksi administratif yakni teguran lisan, peringatan tertulis, denda administratif dan atau pencabutan izin praktik.

Pelanggaran diatas akan didasarkan motif pelanggaran, situasi dan tempat serta apabila perawat tidak melakukan praktek keperawatan yang tidak sesuai dengan kewenangan, tidak berdasarkan pendidikan dan pengalaman, dan tidak mematuhi standar profesi, akan dipidana sesuai ketentuan pasal 35 Peraturan Pemerintah No 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan yaitu dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Kode etik juga termasuk dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan yang telah disusun dalam Undang Undang Keperawatan No. 38 tahun 2014 bahwa pelayanan keperawatan harus dilakukan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman dan terjangkau oleh perawat yang memiliki kompetensi, kewenangan, etik dan bermoral tinggi


(17)

4

Data pelanggaran terkait kode etik keperawatan di Indonesia sendiri belum mencakup secara keseluruhan. Sebagian kasus yang pernah dipublikasikan menjadi sebuah pernyataan bahwa masih ada oknum yang menyalahgunaan kode etik keperawatan seperti yang dilansir oleh m.liputan6.com yakni terjadinya pelanggaran kode etik keperawatan yang dilakukan oleh perawat B yang mengoperasi pasiennya S (42) hingga menyebabkan pasien bersangkutan lumpuh dan tidak bisa berjalan kembali. Saraf pada punggung pasien terputus karena tindakan pembedahan yang dilakukan oleh perawat B tersebut.

Masalah ini menunjukkan bahwa masih terdapat pelanggaran etika keperawatan yang seharusnya menjadi pedoman bagi perawat didalam memberikan asuhan keperawatan. Masalah diatas bisa dicegah apabila institusi keperawatan memberikan materi terkait etika keperawatan dengan standar nasional maupun internasional kepada seluruh mahasiswa keperawatan. Karena sejatinya kode etik keperawatan atau etika keperawatan merupakan asa atau aturan moral tertulis yang harus digunakan oleh seorang yang berprofesi sebagai perawat dan atau sesorang yang akan menjadi perawat sebagai prinsip berperilaku agar tetap berada dalam jalan kebenaran dan harus tertanam dalam diri serta dapat menjadi acuan kehidupan (Asmadi, 2008).

Dalam agama islam juga dijelaskan bahwa etika bekerja didefinisikan sebagai suatu prinsip moral yang dapat membedakan mana yang halal dan mana yang haram sesuai dengan tuntutan agama islam (Anisya, 2013). Didalam Al- Qur’an Nur Karim disebutkan dalam surah At- Taubah ayat 105 sebagai berikut :

Dan katakanlah “ Bekerjalah kamu! Niscaya Allah akan melihat

pekerjaanmu, dan Rosul-Nya, Dan orang-oarang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib


(18)

5

tolong menolong dalam kebaikan bukan kemungkaran sesuai dengan Firman Allah SWT yang menegaskan dalam Al Qur’an tentang kewajiban untuk saling tolong menolong dalam kebajikan dan merawat sesama manusia adalah bentuk perbuatan ibadah yang dicintai oleh Allah SWT, seperti dalam firman-Nya:

“.... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa danpelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.(QS. Al- Maidah : 2)

Berdasarkan ayat diatas, tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan sesama manusia adalah tugas yang mulia. Salah satu profesi yang mulia adalah profesi keperawatan yang memiliki etika yang berkaitan dengan ayat diatas. Sehingga peneliti sangat tertarik untuk meneliti terkait bagaimanakah tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang kode etik keperawatan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “bagaimanakah tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang kode etik keperawatan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?”

Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang kode etik keperawatan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun.


(19)

6 2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan aspek perawat dan klien pada kode etik keperawatan

b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan aspek perawat dan praktik pada kode etik keperawatan

c. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan aspek perawat dan masyarakat pada kode etik keperawatan

d. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan aspek perawat dan teman sejawat pada kode etik keperawatan

e. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan aspek perawat dan profesi pada kode etik keperawatan

Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa Profesi Ilmu Keperawatan :

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan kepada mahasiswa keperawatan profesi terkait tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan terhadap kode etik keperawatan sebelum memasuki dunia kerja. Sehingga, meminimalkan kesalahan etik keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan :

Hasil penelitian ini dapat juga dijadikan sebagai acuan dan evaluasi kepada pendidik perawat atau dosen keperawatan pada tahap profesi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap terkait kode etik dengan melalui penambahan mata kuliah kode etik keperawatan dan atau undang undang keperawatan,


(20)

7

keperawatan atau sosialisasi terkait Trend dan Issue kode etik keperawatan di Indonesia pada setiap tahunnya. mahasiswa akan lebih mudah mengingat, memahami, dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.

4. Bagi Peneliti Lain :

Dapat dijadikan sebagai referensi dan acuan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Kode Etik Keperawatan di Indonesia baik mahasiswa maupun praktisi keperawatan. Diharapkan lulusan keperawatan dan perawat di rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya dapat sadar akan tanggung gugat dan tanggung jawab dalam memberikan asuhan ilmu keperawatan.

Penelitian Terkait

Peneliti menemukan beberapa penelitian terkait pengetahuan dan sikap terhadap kode etik keperawatan sebagai berikut :

1. “Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang kode etik keperawatan dan

hukum kesehatan terhadap kinerja perawat yang melaksanankan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2009” yang diteliti oleh Wahyuni pada tahun 2009. Metode penelitian bersifat observasi deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional dengan sample sejumlah 15 perawat rumah sakit dari jumlah perawat sebanyak 27 orang. Dari hasil penelitiannya didapatkan hasil sebanyak 46.7% responden mendapatkan materi kode etik keperawatan dan membaca buku terkait kode etik keperawatan dan hukum kesehatan. Sebanyak 33,3% responden menggunakan tehnologi internet dan responden yang mengetahui dari teman seprofesinya sebanyak 20%. Perbedaan pada penelitian ini dengan penulis adalah pada responden. Berdasarkan


(21)

8

Wahyuni (2009) responden yang diambil adalah perawat rumah sakit. Sedangkan, pada penelitian ini responden yang akan diteliti adalah mahasiswa keperawatan profesi (co-Ners).. Persamaan penelitian peneliti adalah sama sama mengangkat tema kode etik keperawatan yang mana menjadi trend dan issue dalam dunia keperawatan.

2. “ Knowledge and practice of nursing ethics and laws” penelitian yang diteliti oleh Shrestha,S dan Jose P pada tahun 2014. Penelitian bersifat Deskriptif dengan rancangan penelitiaan cross-sectional dengan sampel sejumlah 60 perawat lulusan Universal College of Medical Sciences and Teaching Hospital (UCMS TH) yang dipilih oleh peneliti. Dari hasil penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil 45% memiliki pengetahuan yang memadai tentang etika keperawatan, 53% memiliki pengetahuan yang memadai tentang hukum keperawatan dan hanya 46% memiliki pengetahuan yang tidak memadai serta sebagian responden melakukan praktek etika keperawatan dengan indikasi kurang latihan dalam menjalankannya. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada respondendan metode penelitian. Berdasarkan Shretha, S dan Jose ,P (2014) responden yang diambil adalah mahasiswa keperawatan yang sudah lulus dari UMCS TH dan penggunaan rancangan cross-sectional Sedangkan pada penelitian ini, responden yang akan diteliti adalah mahasiswa keperawatan profesi (co-Ners) dan menggunakan rancangan one-shot. Persamaan penelitian adalah sama sama berkaitan dengan pengetahuan akan kode etik keperawatan.

3. “ Nurse attitudes in relation to health care ethics and legal regulation for

nursing” yang diteliti oleh Marta dkk (2014). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan pretest dan protest menggunakan skala likert dengan sampel sejumlah 43 perawat yang terdiri dari 7 perawat laki laki dan 36


(22)

9

mengatakan masalah hukum dan etika muncul harian dan mingguan. Mayoritas (74,4%) perawat menganggap etika menjadi sangat penting untuk pekerjaan mereka dan lebih dari (50%) responden memiliki pengetahuan yang buruk terkait peraturan hukum yang buruk yang didasarkan pada pengalaman dan pelatihan dari universitas masing masing. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada responden, peneliti mengguanakan mahasiswa keperawatan profesi sedangkan Marta dkk (2014) responden yang diambil adalah perawat dengan minimal bekerja 1 tahun bekerja. Persamaan penelitian adalah sama sama berkaitan dengan pengetahuan dan sikap akan kode etik keperawatan.


(23)

1 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

1. Mahasiswa Keperawatan

Mahasiswa adalah kaum akademis yang berintelektual terdidik dengan segala potensi, memiliki kesempatan dan ruang untuk berada dalam lingkungan serta mahasiswa sebagai “agent of change” yaitu sebagai agen pembawa perubahan dan menjadi orang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini. Oleh sebab itu, mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang besar dan mengemban tugas untuk menjadi orang yang aktif dalam segala hal baik akademisi maupun organisasi (Oharela, 2011).

Mahasiswa keperawatan merupakan tonggak awal pembangun bagi profesi keperawatan kedepannya. Baik dan buruk nya profesi keperawatan selanjutnya akan ditentukan oleh calon calon perawat yang sekarang tengah menduduki jenjang perkuliahan. Sebagai seorang mahasiswa keperawatan, dituntut untuk memilki sebuah kemampuan dan skill diatas para senior mereka, hal ini diwujudkan dalam sebuah perubahan dan inovasi. Sehingga kualitas pelayanan keperawatan dari tahun ke tahun akan semakin baik (Mepsa, 2012).


(24)

2. Pengetahuan

Pengetahuan manusia, sebagaimana dikatakan Heidegger, adalah a-letheia yang berarti pengetahuan adalah pernyataan diri yang ada, membatasi diri dari pada persepsi inderawi dan pemahaman intelektual, dimana pengetahaun tersebut dapat dimengerti secara luas dan secara sempit. Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai peristiwa yang menyebabkan kesadaran manusia memasuki pengetahuan yang terang atau pengetahuan yang dapat menganalisa terkait apa yang ada didalam pengetahuan tersebut atau pengetahuan yang didapatkan. Pengalaman didapatkan berdasarkan pengalaman yang dialami oleh manusia atau seseorang (Hardono. 2005). Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terdapat objek tertentu dimana mata yang merupakan salah satu organ tubuh yang sangat sensitif terhadap pengetahuan yang ada disekitarnya (Suryono, 2006).

Ada beberapa tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo (2012), diantarannya :

a. Tahu, merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah, tahu berarti dapat mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang dalam tingkatan tahu adalah dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.


(25)

3

b. Memahami, mempunyai arti mempunyai kemampuan untuk menjelaskan dan menginterprestasikan dengan benar tentang objek yang diketahui

c. Penerapan, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipalajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum-hukum, rumus, metode dalam situasi yan g nyata.

d. Analisis, berarti memiliki kemampuan untuk menguraikan objek kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih didalam suatu struktur objek tersebut dan masih terikat antara satu dengan lain hingga bagian yang terkecil.

e. Sintesis, merupakan suatu kemampuan untuk menghubungan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari beberapa pengetahuan yang ada.

f. Evaluasi, berkaitan dengan kemmpuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

Menurut Notoatmodjo (2012), terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, diantaranya :

a. Tingkat pengetahuan b. Informasi


(26)

c. Budaya pendidikan d. Pengalaman

e. Sosial ekonomi 3. Kode Etik

a) Pengetian Kode Etik

Etika merupakan terminologi dengan berbagai makna yang berhubungan dengan bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana melakukan hubungan dengan orang lain (potter dan perry,11997). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika memiliki 3 pengertian yakni : 1) ilmu tentang yang baik dan buruk serta adanya kewajiban moral, 2) kumpulan asa atau nilai yang berkenan dengan akhlak, dan 3) nilai tentang benar atau salah yang dianut oleh suatu golongan dan masyarakat.

Koeswadji dalam Praptianingsih (2008) mengatakan bahwa kode etik dapat ditinjau dari empat segi, yaitu segi arti, fungsi,isi dan bentuk :

a. Arti kode etik atau etika adalah pedoman perilaku bagi pengemban profesi. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang berisikan hak dan kewajiban yang didasarkan moral dan perilaku yang sesuai dan atau mendukung standar profesi.

b. Fungsi kode etik adalah sebagai pedoman perilaku bagi para pengemban profesi, dalam hal in perwat, sebagai


(27)

5

tenaga kesehatan dalam upaya pelayanan kesehatan dan atau kode etik juga sebagai norma etik yang berfungsi sebagaai sarana kontrol sosial, sebagai pencegah campur tangan pihak lain, dan sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik yang terjadi.

c. Isi kode etik berprinsip dalam upaya pelayanan kesehatan adalah prinsip otonomi yang berkaitan dengan prinsip veracity, non-maleficence, beneficence, confidentiality dan justice.

d. Bentuk kode etik keperawatan indonesia sendiri adalah Keputusan Musyawarah Nasional IV Persatuan Perawat Nasional Indonesia pada tahun 1989 tentang pemberlakuan kode etik keperawatan.

b) Teori dan Konsep Kode Etik

Menurut Nasrullah (2014), konsep etik keperawatan menegaskan bahwa perawat harus mempunyai kemampuan yang baik, berfikir kritis dan rasional, bukan emosional dalam membuat keputusan etis. Teori- teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan apabila terjadi konflik antara prinsip dan aturan dalam keperawatan. Terdapat beberapa teori terkait prinsip kode etik keperawatan, diantaranya :

1. Teologi adalah suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi yang menekankan pada pencapaian hasil dengan


(28)

kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bayi manusia seperti halnya bayi-bayi yang baru lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi beban masyarakat.

2. Deontologi adalah teori yang berprinsip pada aksi atau tindakan dan tidak menggunakan pertimbangan, misalnya seperti tindakan abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu, Karena setiap tindakan yang mengakhiri hidup (dalam hal calon bayi) merupakan tindakan yang secara moral buruk.

3. Keadilan (justice) adalah teori yang menyatakan bahwa mereka yang sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat harus diperlakukan tidak sederajat sesuai dengan kebutuhan mereka.

4. Otonomi adalah setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakan sesuai dengan rencana yang mereka pilih. Akan tetapi, pada teori ini mengalami terdapat masalah yang muncul dari penerapannya yakni adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang mempengaruhi banyak hal seperti halnya kesadaran, usia dan lainnya.

5. Kejujuran (veracity) adalah kejujuran merupakan dasar terbinanya hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Kejujuran berarti perawat tidak boleh membocorkan data


(29)

7

pasien atau informasi penting terkait pasien tanpa sepertujuan pasien.

6. Ketaatan (fidelity) adalah pada dasarnya ketaatan berprinsip pada tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan bersama antara perawat dan pasien serta keluarga pasien yang meliputi tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan dan memberikan perhatian.

c) Prinsip Etik Keperawatan

Menurut Nasrullah (2014), prinsip etik keperawatan adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan berubah. Prinsip dasar keperawatan antara lain :

1. Autonomy (otonomi) adalah suatu bentuk respek terhadap seseorang dan sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi juga diartikan sebagai kemandirian dan kebebasan individu untuk menuntut perbedaan diri.

2. Beneficience (berbuat baik) adalah suatu bentuk wujud kemanusiawian dan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejadian yang disebabkan oeh diri sendiri dan orang lain.

3. Justice (keadilan) adalah suatu bentuk terapi adil terhadap orang lain yang menjunjung tinggi prinsip moral, legal dan kemanusiaan, prinsip keadilan juga diterapkan pada


(30)

pancasila Negara Indonesia pada sila ke 5 yakni keadilan sosial bagi seluruh Indonesia. Dengan ini menunjukkan bahwa prinsip keadilan merupakan suatu bentuk prinsip yang dapat menyeimbangkan dunia.

4. Non maleficience (tidak merugikan) adalah sebuah prinsip yang mempunyai arti bahwa setiap tindakan yang dilakukan pada seseorang tidak menimbulkan secara fisik maupun mental.

5. Veracity (kejujuran) Merupakan suatu nilai yang menjunjung tinggi untuk menyampaikan kebenaran apa yang sebenarnya terjadi.

6. Fidelity ( loyalitas/ketaatan), Pada prinsip ini dibutuhkan orang yang dapat menghargai janji dan berkomitmen kepada orang lain.

7. Confidentiality (kerahasiaan), Prinsip yang harus dilakukan oleh semua manusia yang ada dibumi ketika mengiyakan suatu rahasia yang diberikan oleh orang lain.

8. Accountability (akuntabilitas) Prinsip ini berhubungan dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Prinsip ini juga diartikan sebagai standar pasti yang mana tindakan seseorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.


(31)

9

9. Moral (moralitas) Merupakan bagian dari prinsip etika keperawatan yang sangat penting, termasuk advokasi, responsibilitas, dan loyalitas. Advokasi dapat diartikan sebagai memberi saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasien. Responsibilitas merupakan eksekusi terhadap tugas tugas yang berhubungan dengan peran seseorang, dan loyalitas merupakan suatu konsep yang melewati simpati, peduli dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara langsung dengan orang lain secara profesional.

10. Value (nilai) Merupakan sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang yang menjadi standar prilaku seseorang.

d) Macam macam Kode Etik Keperawatan 1. Kode etik keperawatan menurut ICN

Menurut Ismani (2007) ICN atau International Council of Nurse adalah federasi perhimpunan perawat nasional di seluruh dunia yang didirikan pada tanggal 1 juli 1989 dengan uraian kode etik keperawatan sebagai berikut :

a. Tanggung jawab utama perawat

Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan. Untuk


(32)

melaksanakan tanggung jawab utama tersebut, perawat harus menyakini bahwa kebutuhan terhada pelayanan keperawatan diberbagai tempat adalah sama.

b. Perawat, individu dan anggota kelompok masyarakat Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan keperawatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu dalam menjalankan tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai adat kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menjadi pasien atau kliennya. Perawat dapat memegang tegus rahasia pribadi dan hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukan oleh pihak yang bersangkutan atau berkepentingan atau pengadilan. c. Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan

Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan keperawatan.

d. Perawat dan lingkungan masyarakat

Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif dan dapat berperan serta secara aktif


(33)

11

dalam menentukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi dimasyarakat.

e. Perawat dan sejawat

Perawat dapat menopang hubungan kerjasama dengan teman kerja, baik tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lainnya yang dapat melindungi dan menjamin seseorang bila dalam masa perawatannya merasa terancam.

f. Perawat dan profesi keperawatan

Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan. Perawat diharapkan ikut aktif dalam mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan secara profesional dan berpartisipasi dalam memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan.

2. Kode etik keperawatan menurut ANA

Menurut Nasrullah (2014), American Nurse Association (ANA) menyatakan kode etik keperawatan sebagai berikut : a. Perawat memberikan pelayanan dengan menghargai


(34)

mempertimbangkan status sosial atau ekonomi, kepribadian atau sifat masalah kesehatan.

b. Perawat melindungi hak terhadap kerahasiaan informasi tersebut.

c. Perawat bertindak sebagai pelindung klien dan masyarakat ketika perawatan kesehatan dan keamanan dipengaruhi oleh praktik yang tidak kompeten, tidak berdasarkan etik atau bersifat ileal terhadap siapapun.

d. Perawat memikul tanggung jawab dan tanggung gugat untuk tindakan dan pertimbangan keperawatan individual. e. Perawat mempertahankan kompetensi dalam keperawatan. f. Perawat melatih pertimbangan dan menggunakan

kompetensi serta kualifikasi individual sebagai kriteria dalam mencari konsultasi, menerima tanggung jawab dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain. g. Perawat berpartipasi dalam aktivitas membantu

pengembangan pengetahuan profesi.

h. Perawat berpartipasi dalam upaya-upaya profesi untuk melakukan implementasi serta meningkatkan standar keperawatan.

i. Perawat berpartisipasi dalam upaya profesi melindungi masyarakat dari terjadinya salah informasi dan salah interpretasi serta mempertahankan integritas keperawatan.


(35)

13

j. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat dalam meningkatkan usaha komunitas dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan umum.

3. Kode etik keperawatan menurut PPNI

Kode etik keperawatan indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Persatuan Perawat Nasional Indonesia melalui Musyawarah Nasional PPNI yang menghasilkan keputusan MUNAS VI PPNI Nomor: 09 VI/PPNI/2000 adalah sebagai berikut :

1. Perawat dan Klien

a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.

b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.

c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.


(36)

d. Perawat wajib menghasilkan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakaan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwewenang sesuai dengan hukum yang berlaku. 2. Perawat dan Praktik

a) Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus. b) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan

keperawatan yang tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

c) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mepertimbangkan kemampuan serta kualfikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.

d) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku keperawatan.

3. Perawat dan Masyarakat

Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.


(37)

15

4. Perawat dan Teman Sejawat

a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan menyeluruh.

b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.

5. Perawat dan Profesi

a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanaan dan pendidikan keperawatan.

b. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan.

c. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

Menurut Nasrullah (2014), Kemampuan membuat keputusan masalah etis merupakan salah satu persyaratan bagi perawat untuk


(38)

menjalankan praktik keperawatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan etik keperawatan diantaranya :

a. Faktor agama dan adat istiadat

Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama dalam membuat keputusan etik. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami memamng memerlukan proses yang sangat panjang dan semakin tua dan semakin banyak pengalaman belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.

b. Faktor sosial

Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etik. Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan perundang-undangan.

c. Faktor ilmu pengetahmenajuan dibidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannnya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obtan baru.uan dan teknologi

d. Faktor legislasi dan keputusan juridis

Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya


(39)

17

tindakan yang merupakan reaksi perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik. e. Faktor dana / keuangan

Dana ataukeuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik.

f. Faktor pekerjaan

Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam membuat suatu keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus diselesaikan dengan keputusan atau aturan tempat perawat tersebut bekerja.


(40)

Pengetahuan mahasiswa terhadap kode etik Mahasiswa Keperawatan

Profesi (co-Ners)

Faktor yang mempengaruhi keputusan etik : a. Faktor agama dan adat istiadat

b. Faktor sosial

c. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi d. Faktor legislasi dan keputusan juridis e. Faktor dana / keuangan

f. Faktor pekerjaan

Kerangka Teori

Gambar 1 Teori terkait kode etik keperawatan Keterangan :

= variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti


(41)

19 Mahasiswa

Keperawatan

Pengetahuan mahasiswa

terhadap kode etik

keperawatan dengan rincian :

1. Perawat dan klien

2. Perawat dan praktik

3. Perawat dan masyarakat

4. Perawat dan teman

sejawat

5. Perawat dan profesi

Baik Cukup Kurang

Faktor yang mempengaruhi adalah :

1. Proses belajar 2. Lingkungan Kerangka Konsep

Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan :

= variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti

Hipotesis

“Seberapa tinggi tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang Kode Etik

Keperawatan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?” Jenis kelamin

Usia budaya


(42)

1 BAB III

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan one-shot yaitu suatu rancangan yang dilakukan dengan tujuan utama untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang kode etik keperawatan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Populasi dan Sampel Penelitian

1) Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa keperawatan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjumlah 154 Mahasiswa keperawatan profesi (RSPUMY, 2016)

2) Sampel Penelitian

Cara pengambilan sampel dengan Cluster Sampling yaitu cara pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Arikunto, 2013). Penelitian ini, peneliti akan memilih cluster/area yang telah ditentukan sesuai


(43)

2

dengan waktu, biaya dan jarak penelitian. Peneliti memilih cluster penelitian di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yakni RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebanyak 28 responden, RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta sebanyak 35 responden, RSUD Tidar Kota Magelang sebanyak 25 responden. Sehingga, total responden pada penelitian berjumlah 88 mahasiswa keperawatan profesi. Dalam pengambilan data didapatkan sampel sebanyak 83 reponden karena 5 responden yang masuk kedalam kriteria eksklusi dengan rincian 2 responden keluar dari instansi pendidikan dan 3 responden tidak mengisi kuisioner dengan lengkap.

Sampel dalam penelitian ini dapat ditetapkan sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

1) Mahasiswa keperawatan angkatan 23 Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan Homebase dibawah ini :

a) RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta,

b) RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta c) RSUD Tidar Kota Magelang

b. Kriteria Eksklusi

1) Mahasiswa keperawatan yang menolak untuk mengerjakan kuisioner 2) Mahasiswa keperawatan yang sedang menjalani cuti

3) Mahasiswa keperawatan yang tidak mengisi data secara lengkap Lokasi dan Waktu Penelitian

1) Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(44)

3 Variabel Penelitian

Variabel independen pada penelitian ini adalah gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang Kode Etik Keperawatan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pemahaman dan pengukuran setiap variabel yang ada didalam penelitian. Maka, setiap variabel dirumuskan dengan cara operasional.

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel tingkat pengetahuan

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala Data

1. Pengetahuan

mahasiswa keperawatan profesi (co-Ners) terhadap

kode etik

keperawatan

Pengetahuan tentang kode etik keperawatan dengan aspek :

1. perawat dan klien 2. perawat dan praktik

3. perawat dan

masyarakat

4. perawat dan teman sejawat

5.perawat dan profesi

Kuesioner dari peneliti yang telah di CVI 1. 76-100% (baik) 2. 41-75% (cukup baik) 3. <40 %

(tidak baik) (Notoadmodj o, 2010) Ordinal Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen angket atau kuesioner yang berarti sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuisioner dalam penelitian ini bersifat terbuka dan langsung (Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan Tehnik Favourable dengan jawaban Benar diberi skor 1 dan jawaban Salah diberi skor 0 dan Tehnik Unfavourable dengan jawaban Benar diberi skor 0 dan jawaban Salah diberi skor 1. Penilaian pada kuisioner mengggunakan skala Likert.


(45)

4

Untuk kuisioner pengetahuan dengan tehnik yang digunakan peneliti seperti tabel berikut ini :

Tabel 3.2 Pernyataan kuesioner pengetahuan mahasiswa keperawatan profesi terhadap kode etik keperawatan

No Komponen Pertanyaan Favorabel Unfavorabel

1 Perawat dan klien 1,3,4 2

2 Perawat dan praktik 5,7 6,

3 Perawat dan masyarakat 10, 8,9,11

4 Perawat dan teman sejawat 12,14,17 13,15,16

5 Perawat dan profesi 19 18,20

Total 10 10

Sumber Data dan Pengumpulan Data 1. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer didapatkan dari responden dengan cara menggunakan kuesioner sebagai alat bantu dokumentasi. Data yang akan diambil meliputi gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan terkait kode etik keperawatan dengan 5 aspek yakni perawat dan klien, perawat dan praktik, perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat dan perawat dan profesi.

b. Data Sekunder

Data sekunder diambil dari responden meliputi umur, jenis kelamin, dan budaya.


(46)

5

bulan April-Juni 2016. Pengambilan data dilakukan ketika mahasiswa keperawatan profesi sedang berada diluar Rumah Sakit. Peneliti menyebarkan kuisioner sebanyak 88 kepada mahasiswa 3 homebase yakni RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebanyak 28 responden, RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta sebanyak 35 responden, RSUD Tidar Kota Magelang sebanyak 25 responden. Terdapat 5 kuisoner yang tidak lengkap dan masuk kedalam eksklusi penelitian ini.

Cara pengumpulan metode ini adalah : 1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan bulan Desember 2015. Pada tahap ini peneliti melakukan survey pendahuluan untuk mendapatkan fenomena masalah. Selanjutnya peneliti mengajukan judul proposal penelitian kepada dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah. Penelitisn menyusun proposal penelitian, mengikuti seminar proposal, malakukan revisi proposal penelitian dengan dosen pembimbing dan dosen penguji dan mengurus surat perijinan untuk melakukan penelitian terhadap pihak terkait.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian ini akan dimulai melakukan pengumpulan data pada bulan Maret 2016 yang meliputi :

a. Sebelum mengisi kuisioner, peneliti akan memberikan lembar informasi penelitian yang akan dibagian dalam waktu tersebut dengan maksud


(47)

6

penelitian dan meminta kebersediaan responden dalam mengikuti penelitian.

b. Setelah itu, peneliti akan memberikan lembar persetujuan menjadi responden

c. Mahasiswa keperawatan profesi yang bersedia menjadi responden akan diberikan kuisioner terkait tingkat pengetahuan terhadap kode etik keperawatan.

d. Responden mengisi kuisioner yang sudah diberikan oleh peneliti.

e. Responden akan mengumpulkan kuisioner yang telah diisi kepada peneliti dengan menggunakan aplop bewarna coklat yang disediakan oleh peneliti guna merahasiakan kuisioner responden.

3. Tahap Penilaian

Setelah semua kuisioner telah terkumpul, peneliti akan mengecek kelengkapan data yang sudah diisi oleh responden, diolah menggunakan statistika komputer berupa SPPS 20 dan akan dianalisis.

4. Tahap Akhir

Peneliti akan menyusun laporan yang meliputi pembahasan total, perumusan kesimpulan, seminar hasil penelitian, revisi hasil penelitian, penjilidan dan pengumpulan berkas hasil penelitian.

Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kesahihan atau kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan Valid, apabila mampu mengukur dari data variabel yang ditelitinya secara tepat, suatu alat uji dikatakan valid jika nilai p < 0.05 (Arikunto, 2013)


(48)

7

yang digunakan untuk memperbaiki alat ukur dengan memeriksa item-item pengukuran dalam instrumen. Cara untuk menguji instrumen ini adalah dengan cara mengkonsultasikan instrument kepada para ahli, dimana peneliti meminta pendapat dari para ahli yaitu 2 penguji ahli dalam bidang etik keperawatan atau lebih untuk mengukur validitas instrumen yang telah disusun oleh peneliti (Waltz, et al., 2010)

CVI digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan antara para ahli untuk menghitung CVI dengan 2 penguji ahli atau lebih akan diberikan instrumen pada penelitian gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan profesi (co-Ners) angkatan 23 terhadap kode etik keperawatan. Setelah itu, penguji akan memberikan masing-masing rating skala 4 point pada masing-masing item yaitu dengan cara : (1) tidak relevan; (2) agak relevan; (3) cukup relevan; dan (4) sangat relevan (Waltz, et al., 2010). Peneliti dapat menghitung Content Validity Index (CVI) yang mengindikasikan tingkat persetujuan ahli yang mana disarankan nilai CVI yaitu 0.90 atau lebih tinggi sebagai standar untuk menetapkan mutu dalam skala validitas isi dari instrumen tersebut (Polit and Back,2014), dengan rumus :

���= (�ℯ − �2)

� −1

Keterangan : Ne = poin

N = Jumlah pakar

Peneliti telah menguji validitas pengetahuan yang diperoleh dari pakar, kuisioner dikatakan valid jika nilai skor lebih besar daripada nilai Rtabel = 0,9.


(49)

8

Pada penelitian ini, peneliti memilki 30 pernyataan kuisioner yang di Uji Validkan melalui proses CVI dengan 2 Pakar pada bidang Manajamen Keperawatan setelah di Uji Validkan hanya 20 pernyatan yang Valid sedangkan 10 pernyataan dinyatakan gugur oleh kedua pakar dan peneliti.

Peneliti telah menguji reliabilitas pengetahuan yang diperoleh dari pakar, kuisioner dikatakan reliabel jika nilai skor lebih besar daripada nilai Rtabel = 0,9.

Pada penelitian ini nilai reliabilitas yang didapatkan peneliti adalah Nskor= 0,95 maka Nilai Skor (Nskor) 0.95 lebih besar daripada Rtabel 0,90 maka kuisioner penelitian ini dinyatakan Reliabel.

Pengolahan dan Metode Analisa Data 1. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan computer dengan program Sistem pengolahan data komputer. Adapun langkah-langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut :

a. Editing

Peneliti meemeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh dari responden berupa informasi responden dan kuisioner pengetahuan kode etik keperawatan.

b. Coding

Peneliti memberikan beberapa item coding berupa angka “1” untuk responden pertama dan seterusnya. Peneliti memberikan kode “L” untuk laki laki dan “P” untuk perempun. Peneliti memberikan kode “21” untuk usia 21 tahun, “22” untuk usia 22 tahun, ”23” untuk usia 23 tahun, “24” untuk usia 24 tahun, “25” untuk usia 25 tahun dan “26” untuk usia 26 tahun. Peneliti memberikan kode dengan huruf “J” yang berarti jawa, “S”


(50)

9

“SS” berarti sasak, “MN” berati minang, “BJ” berarti banjar,”ML” berarti maluku dan “Bt” berarti Betawi.

c. Tabulating

Data yang diubah menjadi kode kemudian disusun dan dikelompokkan ke dalam tabel-tabel oleh peneliti.

d. Data entry

Peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer dengan menggunakan Microsoft Excel 2007, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana dengan menggunakan SPSS 20.

e. Processing

Peneliti menganalisis serta melakukan pemprosesan data di komputer.

f. Cleaning .

Peneliti mengecek kembali untuk mendeteksi kesalahan kode, lengkap atau tidaknya data yang sudah dimasukkan dan lain sebagainya. Setelah itu peneliti melakukan pengoreksian atau pembenaran dari data yang sudah didapatkan di komputer.

2. Analisa data

Dalam penelitian ini, analisa yang dilakukan dengan menggunakan analisis univariate dengan tujuan untuk mendeskripsikan karakteristik variable penelitian (Notoatmodjo,2012). Dengan hasil akhir bahwa jenis kelamin mahasiswa keperawatan di rumah sakit pendidikan rerata perempuan, umur mahasiswa keperawatan di rumah sakit pendidikan antara 21 tahun hingga 26 tahun, budaya


(51)

10

mahasiswa keperawatan dirumah sakit sangat beragam dengan budaya terbanyak adalah jawa, tingkat mahasiswa keperawatan tentang kode etik keperawatan dalam kategori Baik.

Etika Penelitian

Etika penelitian ini bertujuan untuk melindungi dan menjamin kerahasiaan responden (Notoadmojo, 2010).Sehubungan dengan etika penelitian yang akan dilakukan, peneliti meminta ijin kepada Kepala Program Studi Profesi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, bahwa peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Keperawatan tentang Kode Etik Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dilanjutkan dengan pengambilan data yang diambil dari kuisioner yang diberikan kepada responden dengan masalah etika yang meluputi.

1. Lembar informasi penelitian

Lembar informasi penelitian diberikan kepada responden pada saat sebelum pasien diberikan lembar persetujuan dengan tujuan agar responden mengetahui tatacara serta informasi penelitian yang akan diteliti melalui kuisioner

2. Lembar persetujuan responden

Lembar persetujuan diberikan kepada responden (informed consent) dengan tujuan agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti setelah pengumpulan data selesai.

3. Kerahasiaan

Kerahasiaan yang diberikan kepada responden akan dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan hasil penelitiannya dan tidak disebarkan luaskan melalui media sosial.


(52)

(53)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Wilayah Penelitian

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mempunyai masa Pendidikan selama 10 Semester yang terbagi atas 8 Semester pada Pendidikan Sarjana Keperawatan dengan fasilitas dikampus terpadu dan 2 semester pada Pendidikan Profesi Keperawatan dengan fasilitas di Rumah Sakit Pendidikan.

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terbagi menjadi beberapa homebase yang meliputi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, RS PKU II Muhammadiyah Gamping Yogyakarta, RSUD Tidar Magelang, RS PKU Parakan Temanggung, RSUD Temanggung, dan RSUD Kabupaten Purworejo.

Proses belajar belajar yang ada di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta meliputi 1). Bimbingan co-Ners berupa Laporan Kasus yang meliputi Pre-Conference, Post Conference dan Bimbingan asuhan keperawatan, 2). Bed Side Teaching (BST) merupakan inti dari pembelajaran klinik dengan tujuan mengajarkan keterampilan klinis dan mengamati pencapaian keterampilan klinis dengan memberikan feedback, 3).Case Based Learning yaitu proses pembelajaran dengan sebuah kasus nyata yang dikaitkan dengan bukti bukti ilmiah (Evidence Based), 4).Case Report Session meruakan suatu proses pembelajaran melalui diskusi kasus kelolaan pada setiap minggunya, 4). Journal Presentation adalah pembelajaran melalui diskusi terkait isu isu ilmiah yang berkaitan dengan topik pembelajaran. 5). Inovation Project yakni penyelesaian masalah keperawatan pasien dan berkaitan dengan tindakan mandiri keperawatan, 6). Case Resume merupakan evaluasi diperuntukan kepada mahasiswa co-Ners dalam pendokumentasian asuhan


(54)

2

yang dilakukan akhir minggu pada setiap stase, dan 9). Assesment yang meliputi penilaian proses (Mini Clinical Examination dan Direct Orservation) dan penilaian Akhir stase (Computer Base Test dan Long Case)

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan 3 homebase yaitu RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, RS PKU II Muhammadiyah Gamping Yogyakarta dan RSUD Tidar Magelang.

Penerapan Kode etik keperawatan yang dilakukan oleh perawat di rumah sakit RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, RS PKU II Muhammadiyah Gamping Yogyakarta dan RSUD Tidar Magelang sudah sesuai dengan dengan kode etik keperawatan dan UU Keperawatan. Penerapan kode etik keperawatan meliputi memberikan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan pasien dengan menghargai harkat martabat pasien, tidak membedakan suku bangsa walaupun rata rata operawat di rumah sakit tersebut mayoritas berbudaya jawa akan tetapi tidak membedakan kebudayaan dari pasien. Hal ini sesuai dengan kode etik keperawatan sub perawat dan pasien.

Perawat juga melakukan registrasi ulang 5 tahun sekali untuk memperoleh perpanjangan STR (Surat Tanda Registrasi) yang dikordinatori oleh PPNI dengan tujuan ilmu keperawatan akan selalu update mengikuti perkembangan ilmu keperawatan didunia yang sesuai dengan kode etik keperawatan sub perawat dan praktik, perawat dan teman sejawat dan perawat dan profesi.

Pemberian sanksi juga sudah dilaksanakan oleh bidang bagian keperawatan di rumah sakit tersebut sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh PPNI yakni sanksi


(55)

3

administratif berupa teguran lisan, peringatan tertulis, denda administratif dan atau pencabutan izin praktik. Dengan data ini menunjukkan bahwa rumah sakit yang menjadi area penelitian merupakan rumah sakit yang sudah melaksanakan kode etik keperawatan.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan budaya

Gambaran karakteristik responden mahasiswa keperawatan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik mahasiswa keperawatan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta N=83

No Karakteristik Frekuensi Persentase %

1 Jenis Kelamin

a. Laki laki 25 30%

b. Perempuan 58 70%

2 Usia

a. 21 Tahun 5 6%

b. 22 Tahun 32 39%

c. 23 Tahun 36 43%

d. 24 Tahun 6 7%

e. 25 Tahun 3 4%

f. 26 Tahun 1 1%

3 Budaya a. Jawa b. Sunda c. Dayak d. Melayu e. Bima f. Sasak g. Minang h. Banjar i. Maluku j. Betawi/jakarta

49 7 5 8 5 5 1 1 1 1 60% 8% 6% 10% 6% 6% 1% 1% 1% 1% Sumber : Data Primer tahun 2016

Distribusi karakteristik responden mahasiswa keperawatan pada tabel 4.1 menunjukkan distribusi berdasarkan jenis kelamin, usia dan budaya. Distribusi jenis kelamin responden mahasiwa keperawatan menunjukkan sebagian besar adalah


(1)

pasien, keyakinan akan asuhan dan kenyamanan pasien selama menjalani perawatan.

Tingginya pengetahuan mahasiswa keperawatan profesi pada penelitian ini di pengaruhi oleh beberapa faktor diantara adalah proses belajar dan lingkungan sekitar. Proses belajar yang merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang berkaitan yang akan membentuk tingkah laku, pengetahuan serta perbuatan seseorang (Darmawan, 2011). Hal ini sejalan dengan PERMENDIKBUD RI No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi pada pasal 10-11 yang menyatakan bahwa standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran yang terdiri atas Interaktif yang berarti proses interaksi dua arah oleh mahasiswa dan dosen, Holistik yang berarti pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir komprehensif dan luas, Integratif yang berarti pembelajaran yang terintegrasi dengan tujuan untuk mencapai lulusan secara keseluruhan melalui pendekatan antar disiplin dan multidisiplin.

Saintifik yang berarti proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah, Kontekstual yang berarti proses pembelajaran yang disesuaikan dengan ranahnya, Tematik yang berarti proses pembelajaran yang disesuikan dengan karakteritik program studi dan kejadian nyata disekitar, Efektif yang berarti menginternalisasi materi baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum, Kolaboratif yang berarti interaksi antar individu pembelajar untuk mencapai

kapitalisasi sikap, pengetahuan dan keterampilan, dan Berpusat kepada mahasiswa yang berarti proses pembelajaran mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan

menemukan pengetahuan

(PERMENDIKBUD, 2014)

Proses pembelajaran intraktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektik, kolaboratif dan berpusat kepada mahasiswa akan meningkatkan pengetahuan mahasiswa, sikap serta pengalaman mahasiswa seperti kegiatan mahasiswa yang berlaku di

PSIK FKIK UMY yang

mengedepankan proses PBL (Problem Based Learning) dengan arti mahasiswa menggali informasi terkait masalah yang ada dengan bukti ilmiah seperti proses pembelajaran dikelas, Tutorial (Group Discussion) merupakan membentuk group diskusi kecil unntuk menyelesaikan masalah keperawatan, Skill Labs, Plennary Discussion dengan berdiskusi secara terbuka bersama pakar mata kuliah, dan Early Clinical Expossure yakni pembelajaran dengan mendekatkan mahasiswa keperawatan dengan lingkungan kerja nyata.

Faktor lingkungan sekitar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya pengetahuan seseorang. Menurut Notoadmojo (2012) salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang adalah lingkungan sosial. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmawati (2014) bahwa lingkungan berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan dalam


(2)

proses dan motivasi belajar sehingga kegiatan belajar seseorang tersebut akan menambah tingkat pengetahuan yang akan dimiliki.

Menurut Febrianti (2014) Lingkungan yang dapat meningkatkan pengetahuan adalah lingkungan yang kondusif sesuai dengan tahap pembelajaran sehingga meningkatkan motivasi belajar seseorang, adanya hubungan yang signifikan antara lingkungan yang kondusif dengan motivasi belajar untuk meningkatkan pengetahuan. Lingkungan yang kondusif misalnya lingkungan mahasiswa keperawatan yang ditnanakan nilai nilai etik keperawatan seperti kejujuran, berbuat baik kepada sesama, memiliki moralitas yang baik dan sebagainya sesuai dengan prinsip etik keperawatan. Oleh karena itu, faktor lingkungan sekitar seperti adanya norma atau aturan yang berkaitan dengan kode etik keperawatan mempengaruhi tingginya pengetahuan seseorang

Penelitian ini memiliki 5 item utama yang diteliti secara keseluruhan dalam kode etik keperawatan diantaranya perawat dan klien, perawat dan praktik, perawat dan teman sejawat, perawat dan masyarakat dan perawat dan profesi. Dari hasil penelitian yang didapatkan sebagai berikut :

a). Perawat dan klien

Penelitian ini menunjukkan bahwa 83,1% dari total responden mengetahui kode etik keperawatan antara perawat dengan pasien. Pengetahuan responden terkait kode etik keperawatan ini didasarkan karena adanya hubungan terapeutik yang sudah dijalin antara responden

dengan pasien sejalan dengan penelitan Yosiyah, dkk (2014) menyatakan bahwa terdapat

pengaruh komunikasi

interpersonal atau terapeutik terhadap pelayanan keperawatan sehingga isi dalam kode etik keperawatan antara perawat dan pasien seperti perawat dalam memberikan asuhan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit dan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai nilai budaya , adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dan perawat merahasiskan segala sesuai yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya serta tugas dan tanggung utama perawat adalah memberikan asuhan keperawatan

kepada mereka yang

membutuhkan.

b). Perawat dan praktik

Penelitian ini menunjukkan bahwa 81,9% dari total responden mengetahui kode etik keperawatan antara perawat dengan praktik. Pengetahuan akan kode etik keperawatan antara perawat dan praktik menunjukkan bahwa resoponden mengetahui akan hukum ketika akan bertindak untuk melakukan asuhan kepewatan sesuai dengan UU no. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki


(3)

pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan untuk melakukan upaya kesehatan. Dalam hal ini, sejalan dengan kode etik keperawatan antara perawat dan praktik yakni perawat memelihara dan meningkatkan

kompetensi dibidang

keperawatan, memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi, menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien, membuat keputusan yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan dan senantiasa menjunjung tinggi nama baik pofesi keperawatan dengan menunjukkan rilaku profesional. c). Perawat dan masyarakat

Penelitian ini menunjukkan bahwa 78,3% dari total responden mengetahui kode etik kepererawatan antara perawat dan masyarakat. Dalam hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmawati (2013) perawat mengetahui apa yang dilakukan dimasyarakat, perawat bekerja dengan baik dalam pemberian asuhan asuhan, penemuan kasus, pendidikan dan penyuluhan, kolaborator kordinator dan pelaksanaan konseling yang sesuai dengan isi kode etik keperawatan mengenai perawat dan masyarakat yakni perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

d). Perawat dan teman sejawat

Penelitian ini menunjukkan bahwa 81,9% dari total responden mengetahui akan kode etik keperawatan antara perawat dan teman sejawat sejalan dengan kode etik yang berlaku yaitu perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya serta bertindak melindungi klien dari tenaga medis yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal. Menurut (Kozier Erb, 2010) Tanggung jawab antar perawat merupakan 3 pokok tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh perawat yakni Tanggung Jawab utama terhadap Tuhan, Tanggung jawab terhadap pasien dan masyarakat dan Tanggung jawab terhadap teman sejawat dan atasan.

e). Perawat dan profesi

Penelitian ini menunjukkan bahwa 74,7% dari total responden mengetahui akan kode etik keperawatan antara perawat dan profesi, dalam penelitian pengetahuan akan kode etik keperawatan antara perawat dan profesi rendah daripada pengetahuan kode etik keperawatan lainnya hal ini sejalan dengan Wahyudi (2011) dengan hasil penelitiannya yang menyatakan pengetahuan sebagian perawat kurang terhadap profesi keperawatan sedangkan dalam kode etik keperawatan dicantumkan bahwa perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan


(4)

pelayanan dan pendididkan keperawatan dan berpen aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan serta berpartisipasi akhif dalam uaya profesi untuk membangun dan emelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Hasil penelitian pembahasan tentang tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan profesi (co-Ners) angkatan 23 terhadap kode etik keperawatan di Rumah Sakit Pendiidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat diambil kesimpulan :

a) Sebagian besar pengetahuan mahasiswa keperawatan profesi (co-Ners) angkatan 23 terhadap kode etik keperawatan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam kategori Baik dengan 56 Responden (71,1%).

b) Pengetahuan akan bagian kode etik keperawatan tertinggi adalah Perawat dan Klien sedangkan Perawat dan Profesi merupakan pengetahuan bagian kode etik keperawatan terendah.

c) Mahasiswa keperawatan profesi (co-Ners) didominasi oleh perempuan sebanyak 58 Responden (70%)

d) Usia mahasiswa keperawatan profesi (co-Ners) dalam rentang 21-26 tahun. Usia terbanyak adalah 23 Tahun sebanyak 36 Responden (43%).

e) Budaya mahasiswa keperawatan profesi (co-ners) ada 8 budaya

dengan budaya terbanyak adalah Budaya Jawa sebanyak 49 Responden (60%).

Saran

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti tersebut, maka peneliti memberikan saran yaitu :

1. Bagi mahasiswa keperawatan profesi

Mahasiswa keperawatan profesi (co-Ners) angkatan 23 dapat

mempertahankan dan

meningkatkan akan pengetahuan terkait kode etik keperawatan supaya perawat dimasa yang akan datang memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan yang berlaku. 2. Bagi institusi pendidikan

keperawatan

Institusi pendidikan keperawatan dapat mengembangkan tingkat pengetahuan akan kode etik keperawatan dimulai sejak duduk dibangku kuliah dengan cara mengaplikasikan kode etik keperawatan yang berlaku dan bersosialisasi terkait kode etik keperawatan jika terdapat pembaharuan sehingga mahasiswa mendapatkan pengetahuan baru terkait kode etik keperawatan. 3. Persatuan perawat nasional

indonesia

Organisasi perawat nasional dapat memberikan sosialisasi terkait kode etik keperawatan kepada seluruh calon Ners dan mahasiswa keperawatan secara menyeluruh atau nasional

4. Bagi peneliti lain :

Peneliti lain yang akan meneliti terkait kode etik keperawatan dapat meneliti terkait sikap dan perilaku mahasiswa keperawatan


(5)

profesi dengan menggunakan sistem observasional dan wawancara secara langsung

supaya bisa mendapatkan data

yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Aditya, A. (2013). Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Komitmen Organisasi PNS pada Dinas Pendidikan dan Kesehatan Kota Malang.

Al- Qur'an.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Darek, S. (2010). Profesional Value and Nursing. Med, Health Care and Philos , 203-208.

Darmawan, D. (2011). Konsep Dasar Pembelajaran. Dipetik Juni 10, 2016, dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PE ND._LUAR_BIASA/196209061986011-AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Kons ep_Pembelajaran.pdf

Dasilva, R. (2015). Gambaran Tingkat Stres Mahasiswa PSIK yang Berorganisasi di FKIK UMY. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .

Dorothy, A.-P. (2013). The Attitudes of Student Nurses Toword Clinical Work. International Journal of Nursing and Midwife , 22-27.

Febrianti, A. (2014). Hubungan Suasana Lingkungan Belajar dengan Motivasi belajar Siswa Kelas V SD Negeri Gugus III Kota Bengkulu. . Skripsi Universitas Bengkulu .

Gabriel Abdi, S. (t.thn.). Oknum Perawat Operasi Pasien Hingga Sarafnya Terputus. Dipetik june 10, 2015, dari m.liputan6.com/health/read/691951/oknu m-perawat-ini-operasi-pasien-hingga-sarafnya-putus.html

Gunawan, I., & Palupi, A. R. (2015). Taksonomi Bloom-Revisi Ranah Kognitif Kerangka Landasan Utuk Pembelajaran, Pengajaran dan Penilaian. Skripsi, IKIP PGRI MADIUN .

Hadi, H. (2005). EPISTEMOLOGI, Filsafat Pengetahuan. Jakarta: KANISUS.

Harlock, E. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Haryanto. (2007). Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep. Jakarta: Salemba Medika.

Ismani, N. (2007). etika keperawatan. jakarta: widya Medika.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktek Keperawatan. Klocko, M. N. (2014). Academic Dishonesty

in Schools of Nursing. Journal of Nursing Education , 53.3.

Kozier Erb, e. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep. Proses, dan Praktis, alih Bahasa, Pamilih Eko Karyuni. (et.al) edisi 7. Jakarta: EGC. Krisyanti, Y. T., & dkk. (2014). hubungan

komunikasi interpersonal perawat dengan pelayanan keperawatan di ruang inap rumah sakit panti waluyo surakarta. Stikes kusuma husada surakarta .

Lachman, V. D. (2012). Applying the Ethics of Care to Your Nursing Practice. Medsurg Nursing , Vol 21/No 2.

Marta, E. L. (2014). Nurse Attitudes in Relation to Helath Care Ethics and Legal Regulation for Nursing. Acta Bioethica , 255-264.

Martina, A. (2012). Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit Paru Dr. Moehammad Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor. Karya Tulis Ilmiah, Universitas Indonesia.

Martini, I. G. (2013). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Beban Kerja dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan IRNA RSUP Sanglah Denpasar. Tesis Pasca Sarjana, Bali. MUNAS VI PPNI Nomor:09/VI/PPNI/2000. Nasrullah, D. (2014). Etika dan Hukum

Keperawatan untuk Mahasiswa dan Praktisi Keperawatan. Jakarta: TIM. Notoatmodjo, S. (2012). Etika dan Hukum


(6)

Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Ohorella, N. (2011). Pengaruh Kajian Islam

Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan di Stikes Surya Global. Skripsi Strata Satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (LNRI Tahun 1996 Nomor 49 TLNRI Nomor 3637). Polit and Back. (2014). Essentials of Nursing

Research: Apprraising Evindence for Nursing Practice. Wolters Kluwer. Praptianingsih, S. (2008). Kedudukan Hukum

Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Putra, M. (2012). Revolusi Mahasiswa Keperawatan untuk Kemajuan Profesi dan Negeri. Skripsi Srata Satu, Universitas Brawijaya.

Rahmawati, E. (2014). Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas VII SMP 22 Pamulang. Skripsi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatulloh Jakarta .

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSPUMY) 2016.

Salehi, T. Dehghn Nayeri,N. Nagarendah, R. (July 14, 2010). Ethics : Patients’ Rights and the code of Nursing Ethics in Iran. OJIN: The Online Journal of Issue in Nursing , Vol.15/No.3.

Shrestha, S and Jose P. (2014). Knowledge and practice of nursing ethics and laws. Journal of Universal Collage of Medical Sciences , Vol 02/No.03.

Suddin, A. (2013). Hubungan Pelaksanaan Peran Perawat Keperawatan Kesehatan Masyarakat dengan Mutu Pelayanan di Puskesmas Kabupaten Takalar tahun 2013. Makasar: Program Pasca Sarjana Universitas Hasanudin.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo, A. (2013). Perbedaan Gaya Belajar Antara Laki Laki dan Perempuan dalam Belajar Matematika di SDN 1 Selodoko Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana .

Sunaryo. (2006). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Undang Undang Keperawatan No. 38 tahun 2014. (t.thn.). Dipetik Oktober 31, 2015, dari http://indonesiannursing.com/wp- content/uploads/2014/11/UU-No.-38-Th-2014-ttg-Keperawatan..pdf

Wahyudi, I. (2011). Hubungan Persepsi Perawat Tentang Profesi Keperawatan, Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD dr. Slamet Garut. Jakarta: Pasca Sarjana Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Waltz, e. a. (2010). Meansurement in Nursing Health Research,. New York: LCC. Wong. (2009). Buku Ajar Pediatrik Vol. 1

Edisi 6. Jakarta: EGC.

Yosiah, T. K., & dkk. (2014). hubungan komunikasi interpersonal perawat dengan pelayanan keperawatan di ruang inap rumah sakit panti wayulo surakarta. Stikes Kusuma Husada Surakarta .

Zuhriy, M. S. (2011). Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter pada Pondok Pesantren Salaf. Walisongo , Vol 9 No 2.


Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan Angkatan 2012 Tentang Penyakit Tinea Korporis

1 67 66

Pengetahuan Mahasiswa Tingkat III Akademi Kebidanan Widya Husada Medan Tentang Hipotermi pada Bayi Baru Lahir Tahun 2009

0 29 52

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ULKUS KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 4 101

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN TERHADAP PELAKSANAAN OSCA DI UNIVERSITAS Gambaran Tingkat Kepuasan Mahasiswa S1 Keperawatan Terhadap Pelaksanaan Osca Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 10 24

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN TERHADAP PELAKSANAAN OSCA DI UNIVERSITAS Gambaran Tingkat Kepuasan Mahasiswa S1 Keperawatan Terhadap Pelaksanaan Osca Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 14

GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 2 16

PENDAHULUAN Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 4 6

Persepsi Mahasiswa Profesi Ners Tentang Kode Etik Keperawatan Indonesia di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta | Noviani | IJNP (Indonesian Journal of Nursing Practices) 2684 9542 1 PB

0 0 10

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK PROFESI DAN CARING

0 0 8

GAMBARAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM MAHASISWA KEPERAWATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 15