Hipotesis Kerangka Penelitian Kajian Pertemuan Budaya Pada Elemen Desain INterior Mesjdi Raya CIpaganti Bandung.

Universitas Kristen Maranatha

I.6 Metode Penelitian dan Teknik Penelitian

1.6.1 Metode Penelitian

Pembahasan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, sehingga survei dilakukan untuk memperoleh data dan mengetahui keadaan objek secara langsung, kemudian diperoleh data yang dapat dianalisis untuk mengetahui penerapan budaya yang terdapat pada elemen desainnya.

1.6.2 Teknik Penelitian

Pembahasan pada penelitian ini menggunakan teknik studi kepustakaan dengan memperoleh data literatur dari buku, artikel, dan studi lapangan berupa observasi yang dilakukan dengan wawancara dan foto bangunan.

I.7 Hipotesis

Dari pembahasan tersebut, maka penulis mendapatkan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Perpaduan budaya Jawa, Sunda, Kolonial dan Islam diterapkan pada elemen interior seperti, lantai, dinding, ceiling, dan elemen dekoratif pelengkap ruangan. 2. Pengaruh budaya yang kemungkinan paling dominan adalah budaya Islam karena mesjid merupakan tempat beribadah umat beragama Islam, dan selanjutnya adalah budaya lokal karena mudah beradaptasi dengan masyarakat. Budaya yang kemungkinan paling sedikit adalah budaya Kolonial sebagai budaya pendatang karena belum tentu cocok beradaptasi dengan keadaan setempat. Universitas Kristen Maranatha

I.8 Kerangka Penelitian

Latar Belakang - Budaya yang dibawa oleh arsitek Belanda - Mesjid pertama di kawasan Bandung Utara - Keunikan interior mesjid Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana budaya Jawa, Sunda, Kolonial dan Islam diterapkan pada elemen- elemen desain interior Mesjid Raya Cipaganti? 2. Budaya manakah yang pengaruhnya paling dominan dan budaya yang paling sedikit mempengaruhi elemen desain Mesjid Raya Cipaganti? Hipotesis 1. Perpaduan budaya Jawa, Sunda, Kolonial dan Islam diterapkan pada elemen interior seperti, lantai, dinding, ceiling, dan elemen dekoratif pelengkap ruangan. 2. Pengaruh budaya yang kemungkinan paling dominan adalah budaya Islam karena mesjid merupakan tempat beribadah umat beragama Islam, dan selanjutnya adalah budaya lokal karena mudah beradaptasi dengan masyarakat. Budaya yang kemungkinan paling sedikit adalah budaya Kolonial sebagai budaya pendatang karena belum tentu cocok beradaptasi dengan keadaan setempat. 1. Objek Studi Masjid Raya Cipaganti Penerapan budaya pada elemen desain interior Mesjid Raya Cipaganti, seperti pada lantai, dinding, ceiling, tiang, dan elemen dekoratif. Simpulan Mesjid Raya Cipaganti merupakan mesjid pertama di kawasan Bandung Utara yang dahulu merupakan daerah pemukiman para bangsawan Eropa. Mesjid ini memiliki pertemuan dengan budaya Jawa, Sunda, Kolonial dan Islam. Analisis diperlukan untuk melihat aplikasi budaya yang ada pada desain interior mesjid. Budaya Jawa Budaya Sunda Budaya Islam Budaya Kolonial Universitas Kristen Maranatha

I.9 Tabel Langkah Penelitian