Latar Belakang GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI MENGENAI PREMENSTRUAL SYNDROME DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I PENEBEL KABUPATEN TABANAN TAHUN 2016.

premenstrual syndrome mengalami berbagai gangguan dalam lingkup belajar maupun aktivitas sehari-hari. Menurut Prawiroharjo 2005 premenstrual syndrome membuat wanita tidak dapat beraktivitas secara normal dan memerlukan pengobatan. Keadaan tersebut menyebabkan menurunnya kualitas hidup wanita, sebagai contoh siswi yang mengalami premenstrual syndrome tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi belajar menurun karena nyeri yang dirasakan. Premenstrual syndrome merupakan bagian dari masalah kesehatan reproduksi. Berdasarkan data penjaringan SMP Dinas Kesehatan Tahun 2015 mengenai masalah kesehatan reproduksi didapatkan bahwa Puskesmas I Penebel merupakan puskesmas yang memiliki masalah kesehatan reproduksi terbanyak se-Kabupaten Tabanan. Jumlah masalah kesehatan reproduksi berdasarkan data penjaringan kesehatan pada SMP yang dilaksanakan oleh Puskesmas I Penebel pada tahun 2015 tercatat 102 kasus. Masalah kesehatan reproduksi di SMP Negeri 1 Penebel sebanyak 37 kasus, diantara 37 kasus 23 orang diantaranya merupakan siswi. Masalah kesehatan reproduksi yang terjadi di SMP Negeri 3 Penebel sebanyak 65 kasus, 33 orang diantaranya merupakan siswi. Siswi yang mengalami masalah kesehatan reproduksi dengan kriteria, siswi yang merasakan nyeri perut yang hebat pada saat menstruasi, siswi yang pernah mengalami keputihan dan siswi yang mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, 2015. Studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Penebel, berdasarkan data UKS pada tahun 2011 terdapat 80 kunjungan remaja putri dengan keluhan nyeri haid. Kunjungan remaja putri meningkat sampai 95 kunjungan dengan nyeri haid pada tahun 2012. Hasil wawancara dengan pegawai UKS diperoleh keterangan bahwa setiap harinya ada saja siswi yang datang ke UKS karena tidak bisa mengikuti pelajaran diakibatkan nyeri yang dialami. Penatalaksanaan yang biasa dilakukan di UKS yaitu dengan mengoleskan balsam dan memberikan air minum hangat.

1.2 Rumusan Masalah

Premenstrual syndrome sering dianggap gejala yang wajar terjadi bagi wanita sebelum mendapat menstruasi sehingga sering tidak ada tindakan khusus untuk mencegah gejala tersebut. Berdasarkan data penjaringan SMP Dinas Kesehatan Tahun 2015 mengenai masalah kesehatan reproduksi didapatkan bahwa Puskesmas I Penebel merupakan puskesmas yang memiliki jumlah siswa yang memiliki masalah kesehatan reproduksi terbanyak se-Kabupaten Tabanan. Jumlah masalah kesehatan reproduksi berdasarkan data penjaringan kesehatan pada SMP yang dilaksanakan oleh Puskesmas I Penebel pada tahun 2015 tercatat 102 kasus. Masalah kesehatan reproduksi di SMP Negeri 1 Penebel sebanyak 37 kasus, diantara 37 kasus 23 orang diantaranya merupakan siswi. Masalah kesehatan reproduksi yang terjadi di SMP Negeri 3 Penebel sebanyak 65 kasus, 33 orang diantaranya merupakan siswi. Jumlah masalah kesehatan reproduksi yang tinggi disebabkan kurangnya pengetahuan remaja putri mengenai kesehatan reproduksi khususnya premenstrual syndrome. Pengetahuan yang kurang akan mempengaruhi sikap remaja putri terhadap menstruasi berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri mengenai Premenstrual Syndrome di Wilayah Kerja Puskesmas I Penebel Kabupaten Tabanan Tahun 2016.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah pengetahuan remaja putri mengenai premenstrual syndrome di Wilayah Kerja Puskesmas I Penebel Kabupaten Tabanan Tahun 2016? 2. Bagaimanakah sikap remaja putri mengenai premenstrual syndrome di Wilayah Kerja Puskesmas I Penebel Kabupaten Tabanan Tahun 2016?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri mengenai premenstrual syndrome di Wilayah Kerja Puskesmas I Penebel Kabupaten Tabanan Tahun 2016.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengetahuan remaja putri mengenai premestrual syndrome di Wilayah Kerja Puskesmas I Penebel Kabupaten Tabanan Tahun 2016. 2. Sikap remaja putri mengenai premenstrual syndrome di Wilayah Kerja Puskesmas I Penebel Kabupaten Tabanan Tahun 2016.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk lebih menggembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesehatan reproduksi untuk memperkuat teori mengenai gambaran pengetahuan dan sikap mengenai premenstrual syndrome. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa dijadikan acuan bagi penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan dengan premenstrual syndome.

1.5.2 Manfaat praktis

Memberikan informasi kepada semua pihak tentang gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri mengenai premenstrual syndrome di Wilayah Kerja Puskesmas I Penebel Kabupaten Tabanan Tahun 2016. Manfaat penelitian ini dari aspek kesehatan masyarakat, dapat dilakukan upaya untuk mencegah gejala-gejala premenstual syndrome, sehingga terhindar dari pengaruh-pengaruh dari gejala premenstrual syndrome.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian di bidang kesehatan reproduksi remaja yang menggambarkan pengetahuan dan sikap remaja putri mengenai premenstrual syndrome di Wilayah Kerja Puskesmas I Penebel Kabupaten Tabanan Tahun 2016.