viii
h. Uji Bioautografi
Bioautografi dilakukan untuk mengetahui senyawa aktif dari bercak hasil KLT yang memiliki aktivitas antibakteri. Lempeng silika hasil elusi ditempelkan
selama 20 menit pada media MH dalam cawan petri yang telah diinokulasikan bakteri. Lempeng silika diambil kemudian cawan petri diinkubasi selama 24 jam
dengan suhu 37 C. Zona jernih menunjukkan letak senyawa aktif dalam ekstrak
etanol biji dan batang pepaya yang memiliki aktivitas antibakteri.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Determinasi Tanaman
Tanaman dideterminasi untuk memastikan kebenaran tanaman yang digunakan dalam penelitian. Hasil determinasi berdasarkan Backer dan Van den
Brink 1963, diketahui bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pepaya Carica papaya L..
2. Ekstraksi
Biji dan batang pepaya masing-masing diekstraksi menggunakan metode maserasi. Metode ini mudah dilakukan dan tidak merusak senyawa karena tidak
ada proses pemanasan. Biji pepaya kering sebanyak 312 g menghasilkan rendemen 39,038 dengan bentuk ekstrak kental berwarna coklat. Batang pepaya
kering 455,81 g menghasilkan rendemen sebanyak 22,926 dengan bentuk ekstrak kental berwarna coklat kehijauan.
3. Identifikasi bakteri
Bakteri diidentifikasi menggunakan metode pengecatan Gram yang digunakan untuk membedakan bakteri Gram positif dan Gram negatif. Bakteri
diamati menggunakan mikroskop perbesaran 1000x. Shigella dysenteriae menunjukkan bentuk batang, warna merah, dan menyebar. Streptococcus
pyogenes menunjukkan bentuk bulat, warna ungu, dan susunan sel berderet seperti rantai. Hasil pewarnaan bakteri Shigella dysenteriae dan Streptococcus pyogenes
sesuai teori bahwa Shigella dysenteriae merupakan Gram negatif berbentuk batang dengan susunan sel menyebar. Streptococcus pyogenes adalah bakteri
Gram positif bentuk bulat dan susunan sel berderet seperti rantai Todar, 2012.
6
ix Berdasarkan uji biokimia terhadap bakteri Shigella dysenteriae pada
media KIA menunjukkan bagian miring berwarna merah dan bagian tegak berwarna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa Shigella dysenteriae mampu
memfermentasi glukosa namun tidak mampu memfermentasi laktosa. Shigella dysenteriae tidak menghasilkan H
2
S dan tidak menghasilkan gas, hal ini ditunjukkan dengan tidak ada gelembung udara dan tidak ada warna hitam pada
media KIA. Bagian miring media LIA memperlihatkan warna ungu, bagian tegak berwarna kuning, tidak ada warna hitam, dan tidak ada rongga udara. Hal ini
menunjukkan bahwa Shigella dysenteriae tidak mendekarboksilasi lisin, tidak mendeaminasi lisin, tidak menghasilkan H
2
S dan gas. Identifikasi menggunakan media MIO memperlihatkan media tidak keruh dan berwarna kuning. Hal ini
sesuai teori yang menyatakan bahwa Shigella dysenteriae bersifat non motil tidak bergerak dan tidak mendekarboksilasi ornitin. Berdasarkan uji yang dilakukan,
sehingga disimpulkan bakteri yang diidentifikasi adalah benar Shigella dysenteriae Mikoleit, 2010.
Bakteri Streptococcus pyogenes diuji katalase dan hemolisis darah. Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase bakteri. Hasil uji katalase
memperlihatkan tidak ada gelembung udara. Hal ini sesuai teori bahwa Streptococcus pyogenes tidak memiliki enzim katalase yang mampu memecah
H
2
O
2
menjadi H
2
O dan O
2
sehingga tidak menghasilkan gelembung. Uji hemolisis darah digunakan untuk mengetahui bahwa bakteri mampu melisiskan sel darah
merah. Hasil uji hemolisis darah memperlihatkan adanya zona jernih disekitar koloni. Hal ini sesuai teori bahwa Streptococcus pyogenes termasuk beta
hemolitik yang mampu menghasilkan enzim untuk melisiskan sel darah merah Todar, 2012.
4. Uji Aktivitas Antibakteri