xii Berdasarkan analisis tersebut, nilai p 0,05 dapat disimpulkan bahwa aktivitas
antibakteri ekstrak etanol biji dan batang pepaya berbeda tidak signifikan terhadap Streptococcus pyogenes. Ekstrak etanol biji dan batang pepaya memiliki berbagai
jenis zat, namun memiliki aktivitas antibakteri yang sama terhadap Streptococcus pyogenes.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol batang pepaya mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus yang ditunjukkan dengan zona hambat berturut-turut sebesar 20 mm dan 28 mm sedangkan ekstrak etanol biji pepaya tidak mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Khan et al., 2012. Berdasarkan penelitian tersebut batang pepaya mampu menghambat
bakteri Gram negatif dan Gram positif lebih baik daripada biji pepaya. Hal ini tidak sesuai hasil yang didapatkan terhadap Shigella dysenteriae dan
Streptococcus pyogenes. Tempat tumbuh dan nutrisi tanaman yang berbeda dapat mempengaruhi aktivitas antibakteri biji dan batang pepaya terhadap suatu bakteri.
Biji dan batang pepaya yang digunakan dalam penelitian sebelumnya berasal dari berbagai tempat di Lucknow, India sedangkan dalam penelitian ini berasal dari
Boyolali, Indonesia. Spesies bakteri yang digunakan dalam penelitian sebelumnya berbeda dengan penelitian ini sehingga aktivitas antibakteri biji dan batang pepaya
juga berbeda.
5. Kromatografi Lapis Tipis
Kandungan senyawa ekstrak etanol biji dan batang pepaya dianalisis menggunakan Kromatografi Lapis Tipis KLT. Teknik ini memisahkan senyawa
berdasarkan prinsip adsorbsi antara fase diam dan fase gerak. Silika gel GF
254
digunakan sebagai fase diam. Fase gerak untuk ekstrak etanol biji pepaya digunakan etil asetat:metanol:air 100:13:17 vv, sedangkan untuk ekstrak etanol
batang pepaya digunakan metanol:kloroform 8:2 vv.
10
xiii
Tabel 2. Hasil analisis KLT ekstrak biji pepaya
N o
Rf Sebelum di-
semprot
Setelah di-
semprot
Senyawa Sinar
tam-
pak UV 254 nm
UV 366
nm
KOH etanol-
ik vis
LB UV
366 nm
Dragen- dorff
vis Uap
amo- nia
vis
FeCl
3
vis
1 0,083
Cok-lat Pe-
madaman Fluore-
sensi
biru Coklat
- Coklat
Cokl
-at -
Alkaloid 2
0,166 -
- -
- Fluore-
sensi
biru -
- -
Steroid 3
0,266 -
Pe- madaman
Fluore- sensi
biru -
- -
- Hitam
Tanin 4
0,95 -
Pe- madaman
- -
Fluore- sensi
biru -
- -
Steroid
Tabel 3. Hasil analisis KLT ekstrak batang pepaya
N o
Rf Sebelum di-
semprot
Setelah di-
semprot
Senyawa Sinar
tam-
pak UV 254 nm
UV 366
nm
KOH etanol-
ik vis
LB UV 366
nm
Dragen- dorff
vis Uap
amo- nia
vis
FeCl
3
vis
1 0,1
Abu-
abu
Pe- madaman
Merah Abu-
abu -
Hitam -
- -
2 0,4
- -
- -
- -
Cok- lat
- -
3 0,53
- -
- -
Merah
hitam -
- Hitam
Tanin
Hasil KLT menunjukkan ekstrak etanol biji pepaya mengandung alkaloid, steroid, dan tanin. Alkaloid ditunjukkan dengan warna kecoklatan
dengan Rf 0 setelah disemprot Dragendorff. Alkaloid memiliki Rf 0 karena tidak terelusi oleh fase gerak etil asetat:metanol:air 100:13:17 vv. Dalam penelitian
Nayak, et al., 2012, jenis alkaloid yang terkandung dalam biji pepaya merupakan alkaloid karpain. Ekstrak etanol biji pepaya dalam penelitian tersebut
mampu meningkatkan aktivitas penutupan luka pada tikus selama 13 hari sebesar 89, serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram negatif
Salmonella choleraesuis dan Gram positif Staphylococcus aureus, namun tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram negatif Escherichia coli dan
Klebsiella pneumonia. Hal tersebut menunjukkan bahwa alkaloid karpain lebih mampu menghambat bakteri Gram positif dibandingkan Gram negatif kecuali
Salmonella choleraesuis. Gram negatif memiliki lapisan lipopolisakarida sehingga
11
xiv sulit dihambat, namun Salmonella choleraesuis tidak memiliki kapsul sehingga
lebih mudah ditembus ekstrak etanol biji pepaya. Struktur alkaloid karpain terlihat seperti Gambar 1.
Steroid menunjukkan fluoresensi biru pada UV 366 nm dengan Rf 0,166 dan 0,95 setelah disemprot LB. Tanin menunjukkan warna hitam dengan Rf 0,266
setelah disemprot FeCl
3
. Hasil KLT ekstrak etanol batang pepaya menunjukkan adanya kandungan tanin. Tanin menunjukkan warna hitam setelah disemprot
FeCl
3
dengan Rf 0,53. Secara teori, steroid memberikan fluoresensi biru setelah disemprot LB, alkaloid menunjukkan warna merah jingga latar belakang kuning
kelabu, coklatjingga coklat, dan tanin memperlihatkan warna biru, merah ungu, hijau, atau hitam setelah disemprot FeCl
3
Wagner dan Bladt, 1995. Analisis fitokimia yang dilakukan Okoye 2011 menunjukkan bahwa
ekstrak etanol biji pepaya mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan steroid Okoye, 2011. Ekstrak etanol batang pepaya mengandung saponin,
alkaloid, glikosida, tanin, dan flavonoid Oladimeji et al., 2007. Berdasarkan uji KLT diketahui bahwa golongan senyawa dalam ekstrak etanol biji dan batang
pepaya tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya. Hal ini dikarenakan penelitian sebelumnya menggunakan metode uji tabung sehingga lebih mudah mengetahui
golongan senyawa dalam ekstrak etanol biji dan batang pepaya.
6. Uji Bioautografi