Jasa
Menurt Saladin 2004:134 jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain, dan pada dasarnya tidak berwujud,
serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik, dan sebaliknya mungkin juga bisa tidak
terkait dengan produk fisik. Menurut Zeithaml dan Bitner 2003:3 jasa pada dasarnya adalah suatu
aktifitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi, dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan
secara prinsip tidak berwujud intangible bagi pembeli pertamanya. Berdasarkan definisi tersebut, maka jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang memiliki ciri-ciri
tidak berwujud tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen, proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu produk fisik, jasa
tidak mengakibatkan peralihan hak atau kemampuan, dan terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
1. Dimensi Kualitas Jasa
. Kualitas jasa menurut Zeithaml 2000:34 dalam Umar 2003:118 terdiri dari lima dimensi yaitu:
a. Reliability, merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
sesuai dengan janji yang ditawarkan. b.
Responsiveness, merupakan respon atau kesiagapan karyawan dalam
membantu nasabah dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani nasabah, kecepatan
karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan nasabah.
c. Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap
produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi,
kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan
nasabah. d.
Empathy, merupakan perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada nasabah, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan nasabahnya.
e. Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik, seperti gedung dan ruangan
front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan
karyawan.
2. Karakteristik Jasa
. Jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang atau produk. Terdapat empat karakteristik yang sangat
mempengaruhi rancangan program pemasaran yaitu: a.
Tidak berwujud intangibility
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak bisa dilihat, dirasa, didengar, diraba, atau dicium sebelum ada transaksi pembelian. Oleh karena
tidak berwujud, maka produsen mengalami kesulitan dalam memahami bagaimana konsumen mempersepsikan pelayanan dan menilai kualitas
jasanya.
b. Tidak dipisahkan
inspirability
Jasa pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang sama. Suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumber pemberinya, apakah sumber
itu merupakan orang atau mesin, apakah sumber itu hadir atau tidak, dan produk fisik yang berwujud tetap ada. Barang biasanya diproduksi,
kemudian dijual, lalu dikonsumsi, sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat
yang sama. c.
Berubah- ubah Variability
Jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah karena hal ini sangat tergantung pada siapa yang menyajikannya, kapan, dan di mana disajikan.
Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam
hal sikap dan perilakunya. d.
Mudah lenyap Perishability
Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi masalah jika permintaan selalu ada dan mantap karena penghasilan jasa tersebut dilakukan dengan mudah.
Apabila permintaan akan turun, maka masalah yang sulit akan segera muncul.
3. Model Kesenjangan Jasa