11 2.
Desa rawan II sporadis.4 Yaitu desakelurahan yang dalam 3 bulan terakhir terjangkit penyakit DBD
tetapi tidak setiap tahun. 3.
Desa rawan III potensial. Yaitu desakelurahan yang dalam 3 bulan terakhir tidak pernah terjangkit
penyakit DBD, tetapi penduduknya padat, mempunyai hubungan transportasi yang ramai dengan wilayah lain, dan persentase yang
ditemukan jentik lebih dari 5. 4.
Desa ”bebas” Yaitu desakelurahan yang tidak pernah terjangkit DBD, dan
ketinggiannya lebih dari 1000 m dari permukaan laut, atau yang ketinggiannya kurang dari 1000 m tetapi persentase rumah yang
ditemukan jentik kurang dari 5 Depkes RI, 1999.
E. Gerakan PSN Dan Pokok-Pokok Kegiatannya
1. Pengertian Gerakan PSN DBD
Gerakan PSN DBD adalah seluruh kegiatan masyarakat bersama pemerintah yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mencegah dan
menanggulangi penyakit DBD. Gerakan PSN DBD ini merupakan bagian penting dari keseluruhan upaya mewujudkan kebersihan lingkungan dan
perilaku hidup sehat. PSN DBD dilakukan dengan cara 3M, yaitu : a.
Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandiWC, drum, dan lain-lain seminggu sekali.
12 b.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong airtempayan, dan lain-lain.
c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan. Adapun kegiatan kegiatan yang lain seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu waktu tidur, mamasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent,
memasang obat nyamuk, dan lain-lain sesuai dengan kondisi setempat. Keseluruhan cara tersebut dikenal dengan istilah ”3M PLUS. Tujuan
gerakan PSN DBD adalah membina peran serta masyarakat dalam pemberantasan penyakit DBD, terutama dalam memberantas jentik
nyamuk penularnya, sehingga penularan penyakit DBD dapat dicegah dan dibatasi Depkes RI, 2005.
Sasaran gerakan PSN DBD adalah semua keluarga dan pengelola tempat umum pelaksanaan PSN DBD serta menjaga kebersihan
dilingkungannya masing-masing, sehingga bebas dari jentik nyamuk Ae. aegypti. Melalui gerakan ini, semua keluarga juga diharapkan :
a. Melakukan konsultasi memeriksakan kepada petugas kesehatan jika
ada anggota keluarga yang sakit dan diduga menderita penyakit DBD, karena penderita penyakit ini perlu segera mendapatkan pertolongan.
b. Melaporkan kepada kepala desakelurahan, jika ada anggota keluarga
yang menderita penyakit DBD, agar dilakukan penggerakan masyarakat disekitarnya guna mencegah meluasnya penyakit ini.
13 c.
Membantu kelancaran penanggulangan kejadian penyakit DBD yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
Sasaran wilayah yang diprioritaskan adalah kecamatan endemis dan kecamatan sporadis. Di wilayah ini, pada akhir Pelita VI diharapkan
angka kesakitannya menjadi kurang dari 30 per 10.000 penduduk dan persentase rumahtempat umum yang bebas jentik ABJ : angka bebas
jentik mencapai 95 atau lebih. Gerakan PSN DBD di desa dikoordinasikan oleh Kelompok Kerja Pemberantasan Penyakit DBD atau
disingkat Pokja DBD, yang merupakan forum koordinasi kegiatan pemberantasan penyakit DBD dalam wadah LKMD.
2. Pokok-Pokok Kegiatan Penggerakan PSN DBD
a. Penggerakan PSN DBD di Desa
Sasaran penggerakan PSN DBD di Desa adalah keluarga yaitu dilaksanakannya PSN DBD di rumah-rumah secara terus menerus.
Kegiatan rutin penggerakan PSN DBD di desakelurahan antara lain meliputi:
1 Kunjungan rumah berkala sekurang-kurangnya tiap 3 bulan untuk
penyuluhan dan pemeriksaan jentik oleh kader di tingfkat RTRW, Kader Dasawisma atau tenaga lain sesuai kesepakatan masyarakat
setempat. Pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah berkala ini dibimbing oleh kader tingkat Desa Kader Inti yang telah dilatih
oleh petugas Puskesmas.
14 2
Penyuluhan kelompok masyarakat oleh kader dan tokoh masyarakat, antara lain di posyandu, Tempat Ibadah dan dalam
pertemuan-pertemuan warga masyarakat. 3
Kerja bakti PSN DBD dan kebersihan lingkungan secara berkala Depkes RI, 1995.
b. Penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat luas
Penyuluhan kepada masyarakat luas dilaksanakan melalui media massa seperti : TV, radio, bioskop, popster, surat kabar, majalah, dan
sebagainya. Motivasi tentang PSN DBD dilakukan antara lain melalui berbagai lomba misalnya lomba PSN Desa, Lomba SekolahTempat
Umum c.
Pemantauan penggerakan PSN DBD Pemantauan penggerakan PSN DBD di Desa maupun disekolah dan
tempat umum lainnya dipantau secara berkala, sekurang-kurangnya tiap 3 bulan oleh Pokjanal DBD Tingkat Kecamatan dan Pokjanal
DBD Tingkat KabupatenKodya. Pemantauan antara lain dilaksanakan dengan melakukan PJB pada sejumlah sampel rumah, sekolah, dan
tempat umum lainnya. Indikator keberhasilan penggerakan PSN DBD yang digunakan adalah ABJ, yaitu persentase rumahbangunan yang
tidak ditemukan jentik. d.
Peran Kader Kesehatan dalam Penanggulangan DBD Beberapa hal yang dilakukan oleh kader dalam pencegahan DBD
antara lain :
15 1
Memberikan informasi dan penyuluhan kepada warga tentang DBD. Kader dan tokoh masyarakat adalah warga teladan yang
dekat dengan masyarakat di tempat tinggalnya, sehingga mudah berkomunikasi. Memberikan penyuluhan DBD kepada keluarga,
teman dan tetangganya, posyandu, kelompok-kelompok pengajianagama, Arisan, PKK, Karang Taruna, dll, dan
menyampaikan pesan-pesan bahaya penularan DBD melalui poster, spanduk, selebaran, dan lain-lain
2 Membentuk kelompok kegiatan Poktan PSN DBD di tingkat
RTRWDusunLingkungan. Pencegahan penyakit DBD tidak dapat dilakukan oleh sebagian
masyarakat saja. Oleh karena itu sebaiknya kader dan tokoh masyarakat membentuk kelompok-kelompok kegiatan PSN DBD,
antara lain dikalangan ibu-ibu PKK, Karang Taruna, serta Dasawisma
3 Mengajak masyarakat untuk melakukan kerja bakti secara berkala
Kegiatan kerja bakti dapat menjaga kebersihan rumah dan lingkungan dari tempat berkembangbiaknya nyamuk Ae. aegypti
secara serentak oleh masyarakat sehingga seluruh warga terhindar dari DBD
4 Menggerakkan kelompok Dasawisma untuk melaksanakan
kunjungan rumah secara berkala untuk memeriksa jentik Depkes RI, 1999.
16
F. Kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala PJB