Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data

Gilang Ramadhan, 2014 Perbandingan Latihan Sistem Skewed Pyramid Dan Flat Pyramid Terhadap Peningkatan Kekuatan Maksimal Dan Massa Otot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Kekuatan Maksimal adalah “mengacu kepada kemampuan untuk mengangkat suatu beban 100 yang hanya bisa diangkat dalam satu kali angkatan 1 RM” Harsono, 2001:27 4. Dalam kamus bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008 “Piramida adalah 1 bangunan dari batu, berbentuk limas tempat menyimpan mumi raja-raja Mesir dahulu; 2 bentuk yang menyerupai segitiga sama kaki dengan sudut terbentuk oleh dua kaki itu berada di atas; limas”. Sedangkan dalam dunia olahraga sistem Piramida adalah suatu konsep pengembangan menyeluruh untuk membantu mencapai prestasi atlet ke arah spesialisi. Dikdik, 2008:35 mengatakan “sistem piramida adalah bentuk latihan yang dimulai dari intensitas rendah dengan banyak repetisi dan diakhiri dengan intensitas tinggi dengan sedikit repetisi”. 5. Bompa 1999:54 mengungkapkan “the skewed pyramidis proposed as an improved variant of the double pyramid. The load is constanly increased throughout the session, except during the last set, when it is lowered 80-85- 90-95-80 percent ”. 6. Bompa 1999:54 mengungkapkan “the flat pyramid represents the best loading pattern for achieving maximum MxS benefits.this type of loading pattern starts with a warm-up lift of, say, 60 percent, followed by an intermediary set at 80 percent, then stabilizing the load at 90 percent for the entire workout. If the instructor wishes to add variety at the end of training, a set of lower load may be used ”.

E. Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data

a. Prosedur Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penulis melakukan 4 tahap, yaitu: 1. Tahap pertama mengukur massa otot awal subjek penelitian sebelum diberikan perlakuan penelitian. Adapun yang diukurnya itu adalah massa otot dengan menggunakan metode anthropometric measures of girth and skinfolds. 2. Tahap kedua adapun kemampuan yang diukur dalam penelitian ini adalah kekuatan maksimal dengan metode 1 RM. Pengelompokkan subjek penelitian Gilang Ramadhan, 2014 Perbandingan Latihan Sistem Skewed Pyramid Dan Flat Pyramid Terhadap Peningkatan Kekuatan Maksimal Dan Massa Otot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan penentuan model latihan untuk kelompok A dan B menggunakan purposive sampling yang memiliki tujuan agar sampel homogen dengan merangking data hasil tes. 3. Tahap ketiga mengukur massa otot sebjek penelitian setelah diberikan perlakuan penelitian, yaitu pengukuran anthropometric measures of girth and skinfolds. 4. Tahap keempat mengukur kemampuan subjek penelitian setelah diberikan perlakuan penelitian, dengan mengukur kekuatan maksimal subjek penelitian menggunakan metode 1 RM. b. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data yang dilakuakn penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan eksperimen yang terdiri dari: 1. Pengukuran Awal dan Tes Awal Pre-Test a. Pengukuran Awal Sebelum pengukuran awal dilaksanakan, terlebih dahulu penulis mempersiapkan semua peralatan yang akan dipergunakan, agar pelaksanaan pengukuran berjalan dengan lancar. Pengukuran dilaksanakan pada hari senin tanggal 23 September 2013, pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai. Mengenai sistematika pelaksanaan pengukuran awal, penulis memberikan penjelasan secara detail terhadap subjek penelitian tentang petunjuk pelaksanaan pengukuran awal menggunakan metode anthropometric measures of girth and skinfolds. Menurut Martin et al, 1990 mengenai Anthropometric Measures of Girth and Skinfolds, sebagai berikut: Aim: to calculate body muscle mass using the simply attained girth and skinfold measurements. Equipment required: skinfold calipers, girth measurement tape measure, marker pen, calculator. Procedure: The formula for calculating muscle mass requires six anthropometric measurements. Follow the links for detailed procedures for recording each of these measurements. Height and girths are measured in cm, skinfolds in mm. See the procedures for: height, mid-thigh girth, calf girth, forearm girth, mid-thigh skinfold and calf skinfold. The girth measurements include subcutaneous fat, which is corrected for using the skinfold measures. Gilang Ramadhan, 2014 Perbandingan Latihan Sistem Skewed Pyramid Dan Flat Pyramid Terhadap Peningkatan Kekuatan Maksimal Dan Massa Otot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Results: The equations to use is as follows, where: H = height, FG = forearm girth, CG = calf girth, CCG = corrected calf girth, TG = mid-thigh girth, CTG = corrected mid-thigh girth. CTG = TG - πmid-thigh skinfold10 CCG = CG - πcalf skinfold10 Muscle mass g = H0.0553CTG² + 0.0987FG² + 0.0331CCG² - 2445 Advantages: This calculation of muscle mass requires equipment that is available in most gyms, compared to many other muscle mass assessment techniques that require expensive and had to find equipment. Maksud kutipan diatas adalah tujuannya untuk menghitung massa otot tubuh menggunakan ketebalan hanya dicapai dengan pengukuran lipatan kulit. Peralatan yang dibutuhkan: skinfold calipers, lingkar pengukuran meteran, spidol, kalkulator dan alat tulis. Dengan prosedurnya rumus untuk menghitung massa otot membutuhkan enam pengukuran antropometri. Ikuti langkah-langkah untuk prosedur rinci untuk mencatat setiap pengukuran ini. Tinggi dan girths diukur dalam cm, lipatan kulit di mm. Lihat prosedur untuk tinggi, pertengahan paha lingkar, betis lingkar, lengan lingkar, pertengahan paha dan betis lipatan kulit lipatan kulit. Pengukuran ketebalan termasuk lemak subkuat, yang dikoreksi untuk menggunakan langkah- langkah ketat. Hasil: Persamaan untuk digunakan adalah sebagai berikut, di mana: H = tinggi, FG = lengan lingkar, CG = betis lingkar, CCG = dikoreksi betis lingkar, TG = pertengahan paha lingkar, CTG = dikoreksi ketebalan pertengahan paha. CTG = TG - π pertengahan paha skinfold10 CCG = CG - π betis skinfold10 Massa otot g = H 0.0553CTG ² + 0.0987FG ² + 0.0331CCG ² – 2445 Keuntungan dari metode ini adalah perhitungan massa otot memerlukan peralatan yang tersedia di sebagian besar gedung dan tidak mengeluarkan biaya yang besar, dibandingkan dengan banyak teknik penilaian massa otot lain yang memerlukan biaya mahal dan harus menemukan peralatan yang jarang dimiliki oleh suatu organisasi. Petunjuk pelaksanaan pengukuran massa otot tersebut adalah seperti yang tertera pada halaman 34: Gilang Ramadhan, 2014 Perbandingan Latihan Sistem Skewed Pyramid Dan Flat Pyramid Terhadap Peningkatan Kekuatan Maksimal Dan Massa Otot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Mengukur tinggi badan subjek penelitian menggunakan meteran dalam satuan cm.  Mengukur lipatan kulit pada pertengahan lingkaran paha dan betis dengan menggunakan skinfold calipers  Mengukur lingkaran betis, lingkaran paha dan lingkaran lengan dengan menggunakan meteran b. Tes Awal Pre-Test Sebelum tes awal dilaksanakan, terlebih dahulu penulis mempersiapkan dan mengecek semua peralatan yang akan dipergunakan, agar pelaksanaan tes berjalan dengan lancar. tes dilaksanakan pada hari senin tanggal 23 September 2013, pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai. Mengenai sistematika pelaksanaan tes awal, penulis memberikan penjelasan secara detail terhadap subjek penelitian tentang petunjuk pelaksanaan tes. Kemudian sebelum tes dilakukan seluruh subjek penelitian untuk melakuakn pemanasan. Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan tes 1 RM adalah sebagai berikut: a alat tulis, b alat beban Squat dan Bench Press, c calculator. Adapun prediksi tes 1 RM menurut Sidik 2008:34 yang digambarkan dengan piramida di bawah ini: Gambar 3.2 Hubungan antara Intensitas Latihan – Jumlah Ulangan Repetisi Set Latihan dan Istirahat antar Set Latihan Pada Latihan Kekuatan Gilang Ramadhan, 2014 Perbandingan Latihan Sistem Skewed Pyramid Dan Flat Pyramid Terhadap Peningkatan Kekuatan Maksimal Dan Massa Otot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 100 = 100 x 1RM 95 Rumus yang digunakan untuk menentukan 1RM menurut gambar 3.2 yaitu: 100 x berat beban = 1RM = 95 berapamelihat jumlah rep 2. Proses Latihan Pelaksanaan eksperimen berlangsung selama 6 minggu. Dalam 1 minggu dilakukan 3 kali latihan, sehingga jumlah latihannya sebanyak 18 kali. Lamanya eksperimen tersebut, ditentukan atas pertimbangan jarak waktu yang memadai untuk dapat mengukur pengaruh suatu latihan. Pelaksanaan latihan ini berpedoman pada pendapat Harsono 1988:194 menyatakan bahwa: “weight training sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu dan diselingi dengan satu hari istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut”. 3. Pengukuran Akhir dan Tes Akhir Post-Test a. Pengukuran Akhir Setelah massa latihan berakhir, maka dilaksanakan pengukuran massa otot akhir yang bertujuan untuk memperoleh data yang akan dibandingkan hasilnya dengan data pengukuran awal, sebagai upaya untuk mengetahui pengaruh dari latihan yang telah diberikan. Prosedur pelaksanaan pengukuran akhir ini sama pada prinsipnya dengan pelaksanaan pengukuran awal, pelaksanaan pengukuran akhir dilaksanakan pada hari rabu tanggal 6 november 2013, pukul 16.00 sampai dengan selesai. b. Tes Akhir Post-Test Pelaksanaan tes akhir dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 8 november 2013, pukul 16.00 sampai dengan selesai. Dimana tes akhir ini dilaksanakan setelah masa latihan berakhir. Tujuan dari tes akhir yaitu sebagai upaya untuk mengetahui pengaruh dari latihan yang telah diberikan. Data yang diperoleh pada Gilang Ramadhan, 2014 Perbandingan Latihan Sistem Skewed Pyramid Dan Flat Pyramid Terhadap Peningkatan Kekuatan Maksimal Dan Massa Otot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tes akhir ini dibandingkan hasilnya dengan tes awal. Dalam pelaksanaan tes akhir menggunakan prosedur yang sama dengan pelaksanaan tes awal.

F. Sistematika Pelaksanaan dan Program Latihan