Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Mohamad Syarip Hidayat, 2014 Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan satu Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia misalnya, haruslah lebih mengedepankan pendidikan secara formal dikarenakan dengan dikarenakan dengan pendidikan akan menjamin terjadinya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan sumber daya manusia yang baik tersebut, akan mingkatkan pula tarap hidup bangsa Indonesia. Dewasa ini terdapat kecenderungan bahwa untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, masyarakat lebih memilih pendidikan formal atau jalur sekolah meskipun tidak mengabaikan pendidikan di keluarga dan masyarakat yang bersifat informal dan non-formal. Masyarakat beranggapan bahwa melalui pendidikan formal atau sekolah, akan terjamin peluang untuk kehidupan masa depan yang lebih baik, atau lebih dikenal dengan ungkapan bahwa pendidikan sekolah merupakan investasi bagi kehidupan di masa yang akan datang. Dalam menjalankan proses kependidikannya, sekolah tidak bisa terlepas dari kegiatan pembelajaran, yang terdiri dari kegiatan intra-kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler. Ketiga kegiatan tersebut sangat berkaitan satu sama lain dalam proses pendidikan yang sifatnya saling melengkapi, sehingga memperbesar peluang pencapaian tujuan pendidikan suatu lembaga atau tujuan intitusional. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, bahwa: Mohamad Syarip Hidayat, 2014 Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melaui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasioal supplement dan complements kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunankalender pendidikan satuan pendidikan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran bagi siswa yang dilakukan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah dan di luar jam pelajaran biasa. Pola pembelajaran yang diberikan dalam ekstrakurikuler bersifat sangat beragam seperti PRAMUKA, PASKIBRA, PMR, Olahraga Basket, Sepakbola, Beladiri, dll, dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Dalam teori-teori modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun berdasarkan hubungan timbal balik antara guru dan siswa, yakni kedua belah pihak berperan dan berbuat baik secara aktif di dalam suatu kerangka kerja dan dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir yang seyogianya dipahami dan disepakati bersama. Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting dimana salah satunya adalah guru. Seorang guru harus bisa mengembangkan individu siswa yang terus berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan belajar untuk mencapai tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangan yang dijalaninya. Guru merupakan orang dewasa yang karena jabatannya secara formal selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat mengajar sehingga memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa, dengan Mohamad Syarip Hidayat, 2014 Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu mengarahkan segala sumber dan menggunakan strategi belajar mengajar yang tepat. Sebagai perencana guru harus bisa menetapkan apa yang harus dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga tujuan yang diharapkan tercapai setelah diadakan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran guru harus bisa menggunakan berbagai macam model pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk membuat pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dikenal banyak model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siwa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut Slavin dalam Juliantine 2011, hlm. 57 “Hakekat pembelajaran kooperatif adalah bekembangnya sikap kerjasama antar siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, artinya pembelajaran Cooperative Learning merupakan strategi pembelajaran gotong royong.” Pada model pembelajaran kooperatif ini guru tidak lagi berperan sebagai satu- satunya narasumber dalam proses belajar mengajar, tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator, dan manajer pembelajaran. Kelebihan pada pembelajaran kooperatif ini menurut Risal 2011, http:www.kelebihan-dan-kelemahan-model.html yaitu : 1. Siswa dapat terlibat secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam suasanabelajar mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis 2. Dapata mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah dimiliki oleh siswa 3. Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat 4. Siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai subyek belajar karena siswa dapt menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya Mohamad Syarip Hidayat, 2014 Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 5. Siswa dilatih untuk bekerjasama, karena bukan materi saja yang dipelajari tetapi juga tuntutan untuk mengambangkan poteni dirinya secara optimal bagi kesuksesan kelompoknya 6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa yang dipelajarinya lebih bermakna pada dirinya Jika dikaitkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, pembelajaran menggunakan model kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling bekerjasama, saling membantu, saling mendiskusikan dan saling mengemukakan pendapat untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing mengenai materi yang sedang dipelajari. Materi pembelajaran di sekolah dilakukan pada kegiatan intra-kurikuler, ko- kurikuler, dan ekstra-kurikuler seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dan pencak silat merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di ekstra- kurikuler SMP PLUS MUTHAHHARI. Pencak silat selain sebagai sarana bela diri, pencak silat juga memiliki beberapa aspek yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam belajar pencak silat terdapat empat aspek yang dikembangkan di setiap kegiatannya yaitu : 1. Aspek Olahraga 2. Aspek Seni 3. Aspek Bela Diri 4. Aspek Mental Spiritual Sesuai dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran pencak silat di SMP PLUS MUTHAHHARI yaitu pencak silat seni tepak paleredan. Aspek yang ditekankan di pembelajaran pencak silat ini adalah aspek seni, yaitu pencak silat Mohamad Syarip Hidayat, 2014 Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu mempunyai keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara wirama irama, wirasa perasaan, wiraga ketetapan gerakan. Pencak silat merupakan salah satu kegiatan olahraga yang dilakukan secara individual. Dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif diterapkan untuk menggugah partisipasi siswa saat pembelajaran berlangsung. Jadi maksudnya, dengan model pembelajran kooperatif diharapkan ketika seorang siswa melakukan gerakan pencak silat seni tepak paleredan, siswa lainnya tidak diam melainkan harus ikut berpartisipasi aktif dengan membantu, dan menganalisa gerakan yang sedang dilakukan temannya. Partisipasi siswa berarti keikutsertaan siswa dalam suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan prilaku fisik dan psikisnya. Belajar yang baik akan terjadi apabila siswa berpartisipasi aktif secara tanggung jawab dalam proses belajar. Keaktifan siswa ditunjukkan dengan partisipasinya. Partisipasi diperlukan dalam pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan maksudnya siswa harus aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan data awal yang penulis peroleh dari penyebaran angket, diperoleh tingkat partisipasi aktif siswa pada pembelajaran pencak silat seni tepak paleredan di ekstrakurikuler SMP PLUS MUTHAHHARI, diperoleh hasil tingkat partisipasi aktif siswa sebesar 10. Siswa banyak mengalami kesulitan, dan bahkan mereka enggan untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan gerakan, karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru yang mengajar adalah guru menjadi sumber utama pembelajaran teacher centered. Dan dengan tempat yang sempit dan waktu yang terbatas mengakibatkan siswa kurang berpartisipasi karena kesempatan untuk mencoba gerakan pencak silat seni paleredan menjadi sedikit. Untuk mengatasi atau meminimalisir permasalahan yang sangat sulit diatasi oleh guru seperti di atas, maka Mohamad Syarip Hidayat, 2014 Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan Studi PenelitianTindakanKelas padaEkstrakurikulerdi SMP PLUS MUTHAHHARI Kab. BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk berpikir secara kreatif dan inovatif dalam menggunakan berbagai model dan pendekatan pembelajaran yang tepat demi mengoptimalkan siswa belajar. Penulis tertarik untuk menindaklanjutinya dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas PTK, dengan fokus penelitian “Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning dalam Meningkatkan Partisipasi Aktif Belajar Siswa pada Pembelajaran Aktivitas Pencak Silat Seni Tepak Paleredan pada Ekstrakurikuler di SMP PLUS MUTHAHHARI Kabupaten Bandung .”

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Model Pembelajaran ISICARD-MATCH Untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa SMP

0 2 14

IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IS-

0 0 15

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT.

0 2 39

PERBEDAAN PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING (STAD) DENGAN MODEL KONVENSIONAL TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI TEPAK TILU PADA SISWA KELAS V(LIMA) DI SD INTERAKTIF ABDUSSALAM KAB. BANDUNG BARAT.

1 11 65

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG.

0 3 37

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR RESIPROKAL DALAM AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENCAK SILAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP DISIPLIN SISWA.

0 4 34

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN IBING PENCAK SILAT PALEREDAN PADA SISWA KELAS V SDN CIMALAKA III KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG.

5 19 51

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN TATA HIDANGAN DI JURUSAN MANAJEMEN PERHOTELAN

0 0 19

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI TEPAK PALEREDAN - repository UPI S JKR 1001546 Title

0 0 3

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENGUASAAN GERAK SENI IBING TEPAK TILU JALAN MUKA SATU PENCAK SILAT - repository UPI S JKR 1001566 Title

0 0 3