Latar Belakang Pembuatan dan Karakterisasi Komposit Polomer dari Polipropilena BerkasOLIPROPILENA BEKAS − SERBUK KULIT Tanduk Kopi

13 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu tanaman komoditas penting di dunia baik secara ekonomi maupun sosial. Tanaman ini merupakan komoditi ekspor utama negara – negara penghasil kopi. Indonesia sebagai negara tropis merupakan salah satu negara penghasil kopi terbanyak di dunia. Hingga akhir tahun 2013, Indonesia menempati urutan ketiga setelah negara Brazil dan Negara Vietnam sebagai negara penghasil kopi terbanyak di dunia Sri Edi Purnomo,2013. Hasil penjualan biji kopi merupakan pendapatan utama para petani kopi, sedangkan hasil sampingan yaitu kulit tanduk biji kopi atau kulit kaca biji kopi yang belum dimanfaatkan secara optimal bahkan sebagai sampah yang tidak diolah dan mengurangi keindahan lingkungan. Pada tahap – tahap pengolahan buah kopi, biji kopi yang telah kering digiling kasar menggunakan mesin. Pada tahap ini akan terkelupas dan terpisah antara kulit tandukkulit kaca dengan biji kopi. Proses ini biasanya terjadi di tempat penggilingan, sehingga kulit kaca biji kopi yang tidak dimanfaatkan tersebut menumpuk sebagai hasil sampingan penggiling kopi. Biasanya, kulit ini hanya ditebarkan kembali pada lahan perkebunan, hal ini dimaksudkan agar menjadi pupuk, tetapi sebagian besar hanya dibuang atau dibakar. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastic terus meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS, selama Januari hingga Juli 2013, nilai impor plastik dan barang dari plastik mencapai US 4,5 miliar, naik 9,7 ketimbang periode yang sama tahun 2012 lalu. Kenaikan impor plastik tertinggi sepanjang tahun ini terjadi pada Juli 2013. Saat itu, impor plastik mencapai US 774 juta. Angka ini naik 28,1 dari posisi Juni 2013. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun – tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan sisa olahan plastikpun tidak terelakkanBPS, 2013. Dengan melihat hasil penelitian sebelumnya Misri Yanty Lubis, 2009 yang membuat komposit kayu plastik dari serat kayu kelapa sawit dan polipropilena komersial Universitas Sumatera Utara 14 dengan menggunakan polipropilena yang dimodifikasi dengan asam akrilat sebagai bahan penghubung antara matriks dan pengisi. Berdasarkan penelitian tersebut dihasilkan bahwa asam akrilat dapat memodifikasi polipropilena. Dan polipropilena yang dimodifikasi dengan asam akrilat dapat digunakan sebagai bahan penghubung pada pembuatan komposit kayu plastik. Zulkarnaen Manalu pada tahun 2013 telah membuat papan komposit dari dari campuran polipropilena komersial, serat sabut kelapa, dan kulit kacatanduk kopi. Dari penelitian tersebut menghasilkan kuat tarik yang mengalami penurunan dan kuat impak mengalami kenaikkan seiring dengan penambahan serat sabut kelapa dan kulit kaca kopi sebagai variabel tetap. Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dapat diolah menjadi bahan baru dengan sifat mekanis dan fisis yang lebih baik dan bernilai ekonomis . Hal ini dilakukan dengan pengolahan limbah plastik polipropilena bekas dengan kulit kaca biji kopi menjadi komposit plastik sehingga bahan yang dianggap limbah tersebut nilai ekonomisnya dapat ditingkatkan dengan memberikan masukan ilmu, teknologi permesinan, dan lainnya sehingga dapat lebih bermanfaat. Pembuatan komposit dari limbah kulit kaca biji kopi dan limbah plastik polipropilena ini dapat menghasilkan produk yang inovatif sebagai bahan pembuatan komposit. Keunggulan produk ini antara lain: bahan bakunya melimpah, kerapatannya rendah, lebih bersifat biodegrabledibanding plastik, menjadikan bahan lebih ringan, memiliki sifat – sifat yang lebih baik dibandingkan bahan baku asalnya, dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan, serta bersifat dapat didaur ulang recycleable. Beberapa contoh penggunaan produk ini antara lain sebagai komponen interior kendaraan mobil, kereta api, dan otomotif lainnya, perabot rumah tangga, maupun komponen bangunan jendela atau pintu Febrianto,1999. Universitas Sumatera Utara 15

1.2. Perumusan Masalah