21
Polipropilena biasanya didaur ulang, dan symbol daur ulangnya adalah nomor 5. Pengolahan lelehan polipropilena bisa dicapai melalui ekstruksi dan pencetakkan. Metode
ekstruksi pelelehan yang umum menyertakan produksi serat pintal ikat dan tiup hembus leleh untuk membentuk yang panjang buat nantinya diubah menjadi beragam produk yang
berguna sekali dalam kehidupan masyarakat seperti masker muka, penyaring, lap, dan popok
http:en.wikipedia.org.wiki.Polypropylene.
2.5.1 Sifat-sifat polipropilena
Polipropilena merupakan jenis bahan baku plastik yang ringan,dengan densitas 0,90- 0,92gml dan memiliki kekerasan dan kerapuhan yang paling tinggi dan bersifat kurang stabil
terhadap panas dikarenakan adanya hidrogen tersier. Penggunaan bahan pengisi dan penguat memungkinkan polipropilena memiliki mutu kimia yang baik sebagai bahan polimer dan
tahan terhadap pemecahan karena tekanan strees-cracking walaupun pada temperatur tinggi. Kerapuhan Polipropilena dibawah 0
o
C dapat dihilangkan dengan penggunaan bahan pengisi. Dengan bantuan pengisi dan penguat, akan terdapat adhesi yang baik Gacther,1990.
2.6. Asam Akrilat
Asam akrilat acrylic acid atau prop-2-enoic acid mempunyai nama lain acroleic acid, Ethilenecarboxylic acid, Propene acid, propenoic acid dan vinylformic acid. Rumus
molekulnya CH
2
=CHCOOH dan rumus kimianya C
3
H
4
O
2
. Asam akrilat dapat bercampur dengan air, alcohol, eter, dan kloroform dan diproduksi dari propena dengan proses
penyulingan. Massa molar asam akrilat adalah 72,06 gmol dengan densitas: 1,051 gmL, titik
leburnya 12
o
C 285 K, 54
o
F, titik didihnya 139
o
C 412 K, 282
o
F, konstanta dissosiasinya 5,50 x 10
-5
, viskositasnya 1,1 cp pada suhu 25
o
C Kirk Othmer, 2001. Asam akrilat merupakan senyawa vinil karboksilat, berbau tajam dan menyengat,
merupakan asam lemah tetapi lebih korosif disbanding asam asetat, sehingga perlu penangan yang hati – hati, dan harus dihindarikontak langsung dengan kulit. Sama dengan monomer
lainnya, asam akrilat dapat berpolimerisasi dalam keadaan tak terhambat sehingga penyimpanannya harus dihindari dari banyak monomer pada temperature tertentu. Juga harus
dihindari terjadinya
polimerisasi prematur
sehingga dalam
penyimpanan dan
pendistribusiannya harus dalam keadaan terhambat Billmeyer, 1983
Universitas Sumatera Utara
22
2.7. Benzoil Peroksida
Benzoil peroksida mempunyai nama IUPAC: diphenylperoxyanhydride dengan rumus strukturnya adalah C
6
H
5
-COO-OOC-C
6
H
5
, PhCO-O-O-COPh, dan PhCO
2
O
2
, disingkat dengan Bz
2
O
2
. Rumus molekul benzoil peroksida adalah C
14
H
10
O
4
dan massa molarnya 242,227 gmol. Densitasnya 1,334 gcm
3
Kirk Othmer, 2001. Benzoil peroksida merupakan senyawa peroksida yang berfungsi sebagai inisiator
dalam proses polimerisasi dan dalam pembentukan ikatan silang berbagai polimer dan materialnya. Senyawa peroksida ini dapat digunakan sebagai pembentuk radikal bebas
Siriwardena, 2001. Benzoil peroksida adalah golongan komia peroksida, terdiri dari dua gugus benzoil asam
benzoic dan H dari asam karboxyl yang dipindahkan yang dihubungankan oleh gugus peroksida. Benzoil peroksida ini dapat diproleh dengan mereaksikan sodium peroksida dan
benzoil klorida yang menghasilkan benzoil peroksida dan sodium klorida Al Malaika, 1997.
2.8. Modifikasi polipropilena