Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Polimer

15

1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana menghubungkan dan meningkatkan keserasian diantara pengisi SKK yang bersifat hidrofilik dan matriks polipropilena bekas yang bersifat hidrofobik yang melemahkan sifat komposit? 2. Bagaimanakah pengaruh serbuk kulit kaca kopi sebagai filler komposit terhadap uji tarik , uji impak, uji densitas dan uji daya serap air pada komposit? 3. Apakah kombinasi seruk kulit tanduk kopi dan polipropilena bekas dapat menghasilkan komposit yang memenuhi standar?

1.3. Pembatasan Masalah

1. Polipropilena yang digunakan adalah polipropilena bekas dari limbah aqua gelas. 2. Jenis kulit kaca kopi yang digunakan adalah kulit kaca kopi ateng dari daerah Sidikalang . 3. Karakterisasi komposit plastik meliputi : uji tarik, uji impak, uji densitas dan uji daya serap air.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk menghubungkan dan meningkatkan keserasian diantara pengisi SKT yang bersifat hidrofilik polar dan matriks polipropilena bekas yang bersifat hidrofobik non polar. 2. Untuk mengetahui pengaruh komposisi serbuk kulit kaca kopi sebagai filler komposit terhadap uji tarik , uji impak, uji densitas dan uji daya serap air porositas komposit. 3. Untuk mengetahui kualitas komposit yang dihasilkan dari paduan serbuk kulit tanduk kopi dengan polipropilena bekas. Universitas Sumatera Utara 16

1.5. Manfaat Penelitian

1. Mengurangi limbah padat kulit kaca kopi. 2. Sebagai bahan informasi tambahan tentang pembuatan komposit plastik. 3. Sebagai pengembangan dari teori yang telah didapat peneliti selama perkuliahan. 4. Meningkatkan nilai ekonomis limbah padat kulit kaca kopi dan aqua gelas.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada masing – masing bab adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, tempat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk proses pengambilan data, analisa data serta pembahasan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian, diagram alir penelitian, prosedur penelitian dan pengujian sampel.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang tentang data hasil penelitian dan analisa data yang diperoleh dari penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan member saran untuk penelitian yang lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara 17 Universitas Sumatera Utara 18 dalam bentuk terikat, dan 15 bahan koloid yang tidak mengandung air. Bagian ini bersifat koloid hidrofilik yang terdiri dari ±80 pectin dan ±20 gula. Bagian buah yang terletak antara daging buah dengan biji endosperm disebut kulit tanduk. Densitas serbuk kulit kaca kopi ±0.65 gm 3 Baon, 2005. Berikut komposisi kimia kulit kaca pada biji kopi dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Persentase komponen – komponen Yang Terkandung Dalam Kulit Kaca Kopi Komponen Kandungan Protein kasar 1,46 Serat kasar 50,20 Hemiselulosa 11,60 Gula 21,30 Pentosa 26,00 Abu 0,96 Light petroleum extract 0,35 Sumber: www.academiaRedu...EKSTRAKSI_KAFEINA_DARI_SERBUK_KOPI Kulit tanduk berperan sebagai pelindung biji kopi dari kerusakan mekanis yang mungkin terjadi pada waktu pengolahan Sifat – sifat Kopi .pdf. Universitas Negeri Sebelas Maret, 2011.

2.2. Polimer

2.2.1. Sifat – sifat Polimer Polimer alam umumnya mudah menyerap air, tidak stabil karena pemanasan dan sukar dijadikan berbagai macam bentuk. Polimer sintetik mempunyai sifat yang berbeda dengan polimer alam. Polimer sintetik sukar diuraikan mikroorganisme, dan tahan terhadap air atau tidak menyerap air. Sifat – sifat polimer ditentukan oleh empat hal, yaitu: panjangnya rantai, gaya antar molekul, percabangan, dan ikatan silang anatar rantai polimer. Kekuatan dan titik leleh polimer naik dengan bertambah panjangnya rantai polimer. Bila gaya antar molekul pada rantai polimer besar, makapolimer menjadi kuat dan sukar meleleh. Rantai polimer yang bercabang banyak daya regangnya rendah dan lebih mudah meleleh. Ikatan silang antar rantai menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku dan membentuk bahan yang keras. Universitas Sumatera Utara 19 Makin banyak ikatan silang makin kaku polimer dan mudah patah. Polimer yang mempunyai ikatan silang bersifat termoset artinya hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu pada saat pembuatannya, selanjutnya apabila pecah tak dapat disambung lagi dengan pemanasan, karena susunan molekul – molekulnya pada ikatan silang antar rantai akan rusak apabila dipanaskan lagi. Sebaliknya polimer yang tidak memiliki ikatan silang bersifat termoplastik artinya dapat dipanaskan berulang – ulang. Ketika dipanaskan, polimer yang bersifat termoplastik meleleh dan kembali mengeras ketika didinginkan. Jadi apabila pecah polimer termoplastik dapat disambung kembali dengan cara dipanaskan atau dapat dicetak ulang dengan cara dipanaskan. Contoh polimer termoset ialah bakelit, sedangkan polimer termoplastik ialah polietilena dan polipropilena Hartomo, 1993.

2.3. Hemiselulosa