while not STOP do while and itcounter �� and not EMPTY do while count ℓ + 1 � � not NOMORE do if �, � � �� �, � then end if 21: if jika semua kemungkinan pada langkah 13 dan 14 telah end while 25: if if end if if � then end if en
semua verteks-verteks di T, kemudian dipilih diberikann warna selanjutnya, menurut langkah 9. Jika mengikat masih terjadi, setiap verteks dapat dipilih.
Akhirnya, pilihlah verteks v yang diperoleh dengan kemungkinan jumlah warna terkecil, yang dialokasikan pada langkah 13, dan parameter x, diperbaharui pada
langkah 15 jika perlu.
2.3.3. Algoritma Pewarnaan Heuristik Tabu Search Hertz dan De Werra 1987 mengimplementasikan teknik tabu search untuk
mendapatkan pewarnaan yang tepat pada suatu graf. Ide mereka akan diadaptasi dan di implementasikan pada konteks pewarnaan dalam algoritma pewarnaan
heuristik tabu search Nieuwoudt, 2007. Algoritma pewarnaan heuristik tabu search diberikan dalam pseudo-code berikut, yang kita sebut sebagai algoritma 2,
yaitu :
Algoritma 2
Pewarnaan heuristik tabu search input : Suatu graf G dengan order n dan suatu nilai d yang mana untuk
menentukan Δ -chromatic number, tabu tenure, t, size dari
candidate list,
ℓ, dan jumlah maksimum dari iterasi, maxit. output : Batas atas
�
Δ
pada �
Δ
� sama artinya Δ , �
Δ
-coloringG. 1: x ←
Δ � + 1 + 1 2:
�
Δ
← -1 3:
STOP ← false