commit to user
84
4.2.3 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
Bagian ini bertujuan untuk mengadakan penelitian, misalnya : diversifikasi produk
perlindungan terhadap lingkungan Disamping mengadakan penelitian rutin, laboratorium ini juga
mengadakan penelitian yang sifatnya non rutin, misalnya penelitian terhadap produk di unit tertentu yang tidak biasanya dilakukan penelitian guna
mendapatkan alternatif lain terhadap penggunaan bahan baku. Alat analisa penting yang digunakan antara lain :
1. Hidrometer, untuk mengukur specific gravity. 2. Viscometer, untuk mengukur viskositas cairan.
3. Gas Liquid Chromathogarphy, alat yang digunakan untuk analisa konsentrasi material cair.
4. Spectrofotometer, digunakan untuk mengetahui konsentrasi suatu senyawa terlarut dalam air.
5. pH meter, digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman kebasaan air.
6. Conductivity meter, untuk mengetahui konduktivitas suatu zat yang terlarut dalam air.
4.3 Unit Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan dari pabrik benzene dapat diklasifikasi : 1. Bahan buangan cair
2. Bahan buangan padatan
commit to user
85
3. Bahan buangan gas Pengolahan limbah ini didasarkan pada jenis buangannya :
1. Pengolahan bahan buangan cair Pada pengolahan limbah cair, semua limbah cair yang berasal dari limbah
domestik diolah di dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL kecuali oli bekas yang akan ditampung di dalam penampungan yang selanjutnya dikirim
ke badan yang berwenang. Limbah dari berbagai sumber sebelum masuk ke IPAL dilewatkan melalui bak ekualisasi untuk menyamakan beban dalam
pengolahan dengan jalan melakukan pengadukan pada limbah sehingga menjadi homogen, dari bak ekualisasi limbah masuk ke bak netralisasi untuk
menetralkan pH, karena pH yang netral selain tidak mengganggu lingkungan juga dapat berguna untuk mempermudah proses pengendapan pada bak
sedimentasi. Penetralan
pH dilakukan
dengan jalan
penambahan Na
2
CO
3
H
2
SO
4
, setelah netral limbah dialirkan ke bak sedimentasi untuk mengendapkan kandungan solid yang terdapat di dalamnya dengan bantuan
koagulan. Dari bak sedimentasi selanjutnya dilakukan penyaringan dengan
menggunakan media penyaring berbutir seperti kerikil, pasir, dan juga ditambahkan karbon aktif untuk menghilangkan bau. Limbah setelah melalui
proses filtrasi dimasukkan ke dalam bak Bio Control yang bertujuan untuk menguji apakah limbah tersebut sudah benar–benar tidak mencemari
lingkungan, pengujian dilakukan dengan memasukkan ikan ke dalam bak Bio Control, bila ikan tersebut tetap hidup normal maka proses pengolahan air
commit to user
86
limbah dapat dikatakan sudah berhasil dan air yang dihasilkan selanjutnya akan dibuang ke badan penerima air baik di selokan, ataupun di laut.
Gambar 4.3 Skema Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL 2. Pengolahan bahan buangan padatan
Limbah padat yang dihasilkan berasal dari limbah domestik dan IPAL. Limbah domestik berupa sampah-sampah dari keperluan sehari-hari seperti
kertas dan plastik, sampah tersebut ditampung di dalam bak penampungan dan selanjutnya dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir TPA. Limbah yang
berasal dari IPAL diurug didalam tanah yang dindingnya dilapisi dengan clay Bak
Ekualisasi
Bak Netralisasi
Bak Sedimentasi
Filtrasi
Bak Bio Drying Bed
Badan Penerima Air
Air Buangan
cairan padatan
commit to user
87
tanah liat agar bila limbah yang dipendam termasuk berbahaya tidak menyebar ke lingkungan sekitarnya.
3. Pengolahan limbah gas Limbah gas yang berasal dari alat–alat produksi dibuang ke udara melalui
stack yang mempunyai tinggi minimal 4 kali tinggi bangunan, banyaknya limbah gas yang dibuang dapat diminimalisasi dengan jalan melakukan
perawatan yang
rutin terhadap
mesin–mesin produksi
sehingga pembakarannya sempurna dan dapat meminimalisasi pencemaran udara.
commit to user
88
BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN
5.1 Bentuk Perusahaan
Pabrik benzene yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: Bentuk
: Perseroan Terbatas PT Lapangan Usaha
: Industri Benzene Lokasi Perusahaan
: Cilegon, Jawa Barat Alasan dipilihnya bentuk perusahaan ini didasarkan atas beberapa faktor,
antara lain : 1. Mudah untuk mendapatkan modal, yaitu dengan menjual saham perusahaan.
2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas, sehingga kelancaran produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan.
3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain, pemilik perusahaan adalah para pemegang saham dan pengurus perusahaan adalah direksi beserta
stafnya yang diawasi oleh dewan komisaris. 4. Kelangsungan Perusahaan lebih terjamin, karena tidak berpengaruh dengan
berhentinya pemegang saham, direksi beserta stafnya atau karyawan perusahaan.
5. Efisiensi dari manajemen Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai dewan
komisaris dan direktur utama yang cukup cakap dan berpengalaman.