KALESANG DESA (Studi kasus tentang Implementasi Program Kalesang Desa di Kabupaten Buru)
i
KALESANG DESA
(Studi kasus tentang Implementasi Program Kalesang Desa di Kabupaten Buru)
SKRIPSI
Di Ajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Disusun Oleh : Sahid Ridwan Latar
201010050311032
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Politik dan ilmu Sosial
Universitas Muhammadiyah Malang Dan Diterima Sebagai Persyaratan Untuk
Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata 1
Pada Tanggal : 06 Mei 2015 Dihadapan Dewan Penguji
1. Tri Sulistyaningsih, Dr., M.Si ( )
2. Hevi Kurnia Hardini, MA.Gov ( )
3. Drs. Krishno Hadi, MA ( )
4. Salahudin, S.IP, M.Si ( )
Mengetahui : Dekan FISIP-UMM
(3)
iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Sahid Ridwan Latar
Tempat, tanggal lahir : Sanana, 23September 1989
Nim : 201010050311032
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi :Kalesang Desa (Studi Kasus Tentang Implementasi
Program Kalesang Desa Di Kabupaten Buru)
Pembimbing : 1. Drs. Krishno Hadi, MA
2. Salahudin, S.IP, M.Si
Konsultasi
Tanggal Keterangan Paraf Pembimbing I Paraf Pembimbing II
Seminar Proposal 19-12-2014 1. 1.
ACC BAB I 23-12-2014 2. 2.
ACC BAB II 11-03-2015 3. 3.
ACC BAB III 08-04-2015 4. 4.
ACC BAB IV 04-05-2015 5. 5.
ACC BAB V 05-05-2015 6. 6.
Disetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Krishno Hadi, MA Salahudin, S.IP, M.Si
Mengetahui, Dekan Fisip-UMM
(4)
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Sahid Ridwan Latar
Tempat, tanggal lahir : Sanana, 23 September 1989
Nim : 201010050311032
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi :Kalesang Desa (Studi Kasus Tentang Implementasi
Program Kalesang Desa Di Kabupaten Buru)
Pembimbing : 1. Drs. Krishno Hadi, MA
2. Salahudin, S.IP, M.Si
Telah di periksa dan disetujui oleh
Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Krishno Hadi, MA Salahudin, S.IP, M.Si
Mengetahui,
Dekan Fisip Ketua Jurusan
(5)
v
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sahid Ridwan Latar
Tempat, tanggal lahir : Sanana, 23 September 1989
Nim : 201010050311032
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyatakan bahwa karya ilmiah atau skripsi yang berjudul Kalesang Desa (Studi Tentang Implementasi Program Kalesang Desa di Kabupaten Buru) adalah bukan merupakan karya tulisan orang lain kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebut sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mandapatkan sanksi akademik.
Malang, 04 Mei 2015 Yang menyatakan
(6)
vi
MOTTO
Untuk Mendapatkan Kesuksesan Keberanian Mu Harus Lebih Besar
Dari Pada Ketakutan Mu
(7)
vii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini saya persambahkan untuk kedua orang tua
tercinta
Drs. Ibrahim Latar S.pd dan Dj Djakiman
dan
Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang.
Semoga apa yang penulis tulis dan di teliti bisa memberikan
manfaat bagi banyak orang.
Amin
(8)
viii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang mana telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan
judul “Kalesang Desa (Studi Studi Tentang Impementasi Program Kalesang Desa di Kabupaten Buru)” tepat pada waktunya skripsi ini dibuat sebagai syarat kelulusan studi pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak akan tewujud tanpa adanya ban tuan dari berbagai pihak. Rasa syukur dan terima kasih penulis haturkan kepada :
1. Bapak Prof. Muhadjir Effendy, M.AP. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang
2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Malang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.
3. Hevi Kurnia Hardini, MA.Gov selaku Ketua Kajur Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosoal dan Ilmu Politik Unversitas Muhammadiyah Malang.
4. Drs. Krishno Hadi, MA selaku Dosen Pembimbing I dan Salahudin, S.IP,
M.Si selaku Dosen pembembing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, arahan dan nasehat yang sangat membantu dan bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si selaku Dosen Wali yang selama ini
memberikan bimbingan nasehat dan motivasi kepada peneliti dan Segenap dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan, yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu atas nikmat dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat anda berikan selama penulis menjadi mahasiswa. Ucapkan terima kasih.
6. Kepada Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan semangat dan doa serta
memberikan perhatian dan kasih sayang yang begitu tulus, mejaga, merawat, dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan studi ini.
(9)
ix
7. Kepada Kepala Dinas Bappeda, BPMD, dan Kepala Desa Lala dan Karang
Jaya, yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian ini.
8. Untuk mereka yang selalu ada dan memberikan semangat serta dukungan
Narra, adik’ku Ikbal, Shany, Ipon, finho, Ismail, Bujang, Jais, Jul, fery, Ijal,
Amrani dan Onal.
9. Teman-teman seperjungan Ilmu Pemerintahan 2010 yang saling memberikan
motivasi, dan banyak lagi teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut andil dalam penelulisan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semuanya dengan lebih baik dan sempurna. Semoga skripsi ini dapat menjadi sesuatu yang memiliki manfaat dan kegunaan bagi seluruh pihak yag membutuhkan dan memerlukan.
Malang, 04 Mei 2015 Penulis,
(10)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
HALAMAN BERITA ACARA BIMBINGAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTARTABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAKS ... xv
ABSTRAC ... xvi
BAB I.PENDAHULUAN 1.1Latar Belakan ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 6
1.4Manfaat Penelitian ... 6
1.5Definisi Konsep ... 7
1.6Definisi Operasional ... 8
(11)
xi
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Desa ... 16 2.2 Pemerintahan Desa ... 19 2.3 Pembangunan Desa ... 27 2.4 Kalesang Desa Upaya Membangun Desa Berdasarkan
Kearifan Lokal ... 32 BAB III. DESKRIPSI WILAYAH
3.1 Gambaran Umum ... 37 3.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42 BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Persiapan Pelaksanaan Program Kalesang Desa ... 52 4.2 Pendanaan ... 57 4.3 Implementasi Pelaksanaan Program Kalesang Desa Oleh
Pemerintah Kabupaten Buru Berdasarkan Keputusan Bupati
Buru Nomor: 140/172 Tahun 2014 ... 58 4.4 Pelaporan Program Kalesang Desa ... 73 BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 74 5.2 Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN
(12)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bidang-bidang Perubahan Dalam UU No.5/1975 pada
UU No.22/1999... 20
Tabel 2.2 Bidang-Bidang Perubahan Dalam UU No.22/1999 pada UU No.32/2004... 22
Tabel 3.1 Daftar Kabupaten dan Kota di Maluku ... 38
Tabel 3.2 Jumlah Kecamatan, Desa dan Dusun di Kabupaten Buru ... 40
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Buru ... 41
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Desa Lala per RW ... 43
Tabel 3.5 JumlahPenduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 44
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 45
Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 46
Tabel 3.8 Jumlah Penduduk Desa Karang Jaya... 49
Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 49
Tabel 3.10 Jumlah Penduduk per Mata Pencaharian ... 50
Tabel 3.11 Jumlah Penduduk per Tingkat pendidikan... 50
(13)
xiii
Tabel 4.1 Program Kalesang Desa yang Terlaksana di Desa Lala dan Desa
Karang Jaya Berdasarkan Hasil Wawancara Peneliti dengan
Kepala Desa ... 68
(14)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Maluku... 39
Gambar 3.2 Peta Pulau Buru ... 41
Gambar 4.1 Peneliti Sedang Mewawancarai Kepala Dina BPMD ... 61
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Tim Koordinasi Kalesang Desa... 62
Gambar 4.3 Peneliti Sedang Mewawancarai Kepala Dinas BAPPEDA ... 66
Gambar 4.4 Program Wajah Desa Lala (Pembuatan pagar rumah warga desa) . 67 Gambar 4.5 Program Wajah Desa Karang Jaya (Pembuatan pagar rumah warga Desa) ... 68
(15)
xv
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Ananto dan Shofwan.2006. Penguatan Pemetintahan Desa Berbasis Good
Governance. SPOD. Malang
Cresswell, Jhon. Reserach Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan Mised.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Draft Pedoman Pelaksanaan Program Kalesang Desa Pemerintah Kabupaten Buru, 2014
Djam’an Satori dan Aan Komariah.2013. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Alfabeta
Faisal Sanapiah. 2008. Format-format Penelitian Sosial. Rajawali Pers. Jakarta Ikbar Yanuar.2012. Metode penelitian sosial kualitatif. Rafika Aditama. Bandung
Koentjaraningrat (ed.). Masyarakat Desa di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sudirwo, D.(1985). Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah dan
Pemerintahan Desa. Bandung: Aksara
UNDANG-UNDANG R.I. NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA. 2014. Bandung. Citra Umbara
Wahyudi Firman.2005. Upaya Meningkatkan Sumber Pendapatan Asli Desa dalam Penyelenggaraan Pembangunan Desa. skripsi. Tidak diterbitka.
Widjaja,. 2005 Otonomi Desa, raja grafindo persada, Jakarta
Non Buku :
http://i43.tinypic.com/287neon.jpg http://id.wikipedia.org/wiki/Maluku http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Buru
http://wwwmohammadnasruddin.blogspot.com/2011/03/sosiologi-desa.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31692/4/Chapter%20II.pdf
(16)
xvi
http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/02/1329976606795474018.jpg
PemerintahKabupatenBuru.http://burukab.go.id/web3/index.php?option=com_cont ent&view=article&id=111&Itemid=521.
(17)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Desa seringkali di pandang dan dijeneralisasi banyak orang sebagai tempat yang merepresentasikan mayoritas komunitasnya mencari nafkah dengan cara bertani, kurang terdidik, miskin, terbelakang secara sosial dan ekonomi. Masyarakat desa umumnya dianggap kurang memiliki inisiatif untuk mengembangkan usahanya dan cenderung mudah merasa puas dengan apa yang di milikinya, risisten terhadap perubahan, dan mempertahankan tradisi yang diterima secara turun temurun tanpa ada koreksi melakukan penyesuaian dengan alam modern. Masyarakat desa juga dikenal mempertahankan budaya tipikal yang hampir dapat di jumpai di desa manapun di Indonesia, yakni memiliki ikatan antar keluarga, semangat kebersamaan yang tinggi antar warga, gotong royong, menghormati lingkungan yang di
tampilkannya melalui upacara ritual-ritual tertentu, dan relegius.1
Pembangunan pedesaan adalah pembangunan berbasis pedesaan dengan mengedepankan kearifan lokal, kawasan pedesaan yang mencakup struktur demografi masyarakat, karakteristik sosial budaya, karakterisktik fisik/geografis, pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa kota, sektor kelembagaan desa, dan karakteristik kawasan pemukiman.
1
Basuki Ananto dan Shofwan.2006. Penguatan Pemetintahan Desa Berbasis Good Governance. SPOD. Malang. Hlm 41.
(18)
2
Pembangunan yang berbasis pedesaan diberlakukan untuk memperkuat fondasi perekonimian negara, mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan perkembangan antar wilayah, sebagai solusi bagi perubahan sosial, desa sebagai basis perubahan. Dalam realisasinya, pembangunan pedesaan memungkinkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi digerakkan ke pedesaan sehingga desa menjadi tempat yang menarik sebagai tempat tinggal dan mencari penghidupan. Infrastruktur desa, seperti irigasi, sarana dan prasarana transportasi, listrik, telepon, sarana pendidikan, kesehatan dan sarana- sarana lain yang dibutuhkan, harus bisa disediakan sehingga memungkinkan desa maju dan berkembang.2
Pembangunan desa berkaitan erat dengan permasalahan sosial, ekonomi, politik, ketertiban, pertahanan dan keamanan dalam negeri. Dimana masyarakat dinilai masih perlu diberdayakan dalam berbagai aspek kehidupan dan pembangunan. Oleh karena itu, perlu perhatian dan bantuan negara (dalam hal ini pemerintah) dan masyarakat umumnya untuk menstimulans percepatan pembangunan desa di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Bantuan masyarakat dapat berasal dari masyarakat dalam negeri maupun masyarakat
internasional. Meskipun demikian, bantuan internasional melalui
organisasiorganisasi internasional bukanlah yang utama, tetapi lebih bersifat bantuan pelengkap. Semua bentuk bantuan, baik yang bersumber dari pemerintah, swasta (dalam bentuk Corporate Social Responsibility, hibah dan sebagainya), maupun organisasi-organisasi non-pemerintah (Lembaga Sosial Masyarakat) dalam negeri maupun internasional adalah merupakan stimulus
2
(19)
3
pembangunan di daerah pedesaan. Semestinya yang dikedepankan adalah kemampuan swadaya masyarakat desa itu sendiri.
Kabupaten Buru merupakan salah satu kabupaten yang mengalami dampakdiberlakukannya UU No. 32/ 2004, yang manapelaksanaan pembangunan pedesaan dengan melibatkan tiap level pemerintah dimulai dari pemerintah kabupaten, kecamatan dan desa. Terkait dengan peran pemerintah dalam pembangunan pedesaan, Kabupaten Buru sendiri telah banyak melakukan kegiatan pembangunan terutama dalam bidang pertanian dan prasarana pedesaan.Pembangunan dalam bidang pertanian dan prasarana pedesaan ini berupaya untukmewujudkan peningkatan pembangunan pertanian sebagai sektor ekonomi basis dan penyediaan infrastruktur sebagai pendukung
perekonomian daerah3. Salah satu kegiatan pembangunan pedesaan yang
dilakukan pemerintah adalah “Kalesang Desa”
“Kalsesang Desa” pada hakekatnya merupakan keberanian cara berpikir
melampaui tempurung (Out Of Box Thingking), semangat keluar dari belenggu
zona aman (Comfort Zone) dan semangat untuk mendobrak kebiasaan lama,
pembentukan budaya kalesang desa adalah sikap. Sikap yang bersifat adaptif,
positif, optimis, apresiatif dan demokratis. Program kalesang desa di
Kabupaten Buru merupakan sebuah program terobosan yang lebih difokuskan kepada masalah pendidikan, kesehatan dan potensi andalan desa termasuk bentuk-bentuk kearifan lokal pada masing-masing desa yang perlu dilestarikan4.
3
PemerintahKabupatenBuru.http://burukab.go.id/web3/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=111&Itemid=521.
4
(20)
4
Yang menjadi landasan utama program Kalesang Desa adalah proses
penyelenggaraan pemerintahan di bidang pembangunan pada Desa belum di laksanakan secara terintegrasi, cenderung boros, sporadis dan masiv. Hal ini menunjukan bahwa adanya disinkronisasi antara level Pemerintah pusat dan Daerah baik dari sisi pendanaan maupun target dari pelaksanaan kegiatan tersebut akhirnya outcome di rasakan oleh masyarakat belum maksimal. Berawal dari dasar tersebut kemudian di susunlah sebuah draf pedoman yang merupakan penjabaran dari ide tersebut yang di jadikan dasar pelaksanaan program Kalesang Desa bagi satuan perangkat kerja Daerah SKPD dilingkup Pemerintahan Daerah Buru.
Maksud di laksanakannya program Kalesang Desa adalah untuk
memfasilitasi dan mendorong masyarakat di desa agar membangun dan menata desanya agar menjadi desa yang mandiri, sejahtera dan makmur sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Buru.
Pedoman program Kalesang Desa ini disusun dengan tujuan agar :
a. Mendorong partisipasi masyarakat dalam bidang Pemerintahan,
Pembangunan dan Pelayanan publik, Ifrastruktur di Desa sesuai dengan karakteristik dan kearifan lokal serta RPJMD Kabupaten Buru.
b. Mempercepat penataan pemerintahan dan peningkatan SDM aparatur
pemerintahan Desa.
c. Mewujudkan masyarakat yang mandiri dan produktif dari aspek
(21)
5
d. Meningkatkan mental dan spiritual masyarakat sesuai dengan
nilai-nilai keagamaan dan kepercayaan yang dianut.
Pengenalan karakteristik wilayah dan kearifan lokal (Local Wisdom) Desa yang akan dilaksanakan program Kalesang Desa di lingkup Pemerintahan Kabupaten Buru merupakan langkah awal untuk menentukan keberhasilan kegiatan ini, pengenalan di fokuskan kepada :
a. Batas wilayah administrasi dari desa-desa yang telah di tetapkan
b. Memahami unsur sosial dan budaya di desa
c. Mengetahui sumber daya alam yang telah ada namun belum dapat di
manfaatkan dan sumber daya alam yang sudah di manfaatkan namun belum dioptimalkan
d. Mengetahui dan memanfaatkan jenis-jenis keterampilan dan
kerajinan masyarakat yang ada di desa yang belum termanfaatkan
e. Mengetahui dan memahami karakter masyarakat setempat.
Pendanaan program kalesang Desa terbagi menjadi 2 (dua) bagian yakni
pertama adalah pendanaan tim koordinasi Kalesang Desa dan kedua
pendanaan dalam rangka pelaksanaan kalesang desa. Pendanaan program
Kalesang Desa di lakukan dengan suatu sistem yang terintegrasi dan sistemik dengan melibatkan seluruh SKPD yang ada di Kabupaten Buru dengan pendanaan APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten. Tahapan
pelaksanaan program Kalesang Desa merupakan tahapan yang menentukan
berhasil atau tidaknya program Kalesang Desa, pada tahap ini seruruh
(22)
6
desa di tuntut untuk bekerja dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dari latar belakang di atas peneliti mencoba melakukan penelitian untuk
mengetahui implementasi program kalesang desa di Kabupaten Buru,
sehingga peneliti mengambil judul tentang “Kalesang Desa”
1.2Rumusan Masalah
Bagaimana implementasi pelaksanaan program kalesang desa oleh pemerintah kabupaten buru berdasarkan keputusan Bupati Buru Nomor: 140/ 172 Tahun 2014 ?
1.3Tujuan Peneitian
Untuk mengetahui Bagaimana implementasi pelaksanaan program kalesang desa oleh pemerintah kabupaten buru berdasarkan keputusan Bupati Buru Nomor: 140/ 172 Tahun 2014
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan baik dari aspek teoritis maupun praktis, diantaranya :
(23)
7
1) Manfaat teoritis,penilitian ini diharapkan mampu memberikan
penambahan khazanah keilmuan mata kuliah Pembangunan Daerah dengan implementasi kebijakan peraturan daerah.
2) Manfaat praktis, penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan rujukan
baik bagi praktisi sosial,politisi maupun pemerintah yang berkaitan dengan kebijakan.
1.5Definisi Konsep
Untuk memberikan pemahaman tentang judul penelitian yang dibuat oleh
peneliti tentang “Kalesang Desa”. maka perlu peneliti definisi sebagai berikut :
Kalesang Desa terdiri dari 2 (dua) suku kata yakni Kalesang dan Desa, secara
etimologi kata kalesang berasal dari bahasa Ambon yang tergolong sebagai rumpun atau dialok dari bahasa melayu standar yang di peruntukan di wilayah Provinsi Maluku yang mengandung arti merawat, melestarikan, mengurus, membenahi, memelihara, menata, membina atau memperbaiki, di mana pada prinsipnya makna-makna tersebut mempunyai tujuan yang sama yakni upaya untuk membangun menuju keadaan yang lebih baik.
Sedangkan Desa menurut undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yaitu “ kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yuridiksi, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usuldan adat istiadat setempat yang diakui dan di bentuk dalam sistem pemerintahan nasional dan
(24)
8
berada di Kabupaten/Kota, sebagaimana dimaksud Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara kesatuan Republik Indonesia terbentuk. Keberagaman karakteristik dan jenis desa, atau yang di sebut dengan nama lain, tidak menjadi penghalang bagi para pendiri bangsa (founding fathers) ini untuk menjatuhkan pilihannya pada bentuk negara kesatuan. Meskipun disadari bahwa dalam suatu negara kesatuan perlu terdapat homogenitas, tetapi negara kesatuan Republik Indonesia tetap memberikan pengakuan dan jaminan terhadap keberadaan kesatuan masyarakat hukum dan kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak
tradisionalnya.5
Berdasarkan makna tersebut maka kalesang Desa dapat didefinisikan
sebagai suatu upaya atau tindakan secara sungguh-sungguh oleh masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk menata, membenahi, membangun dan merawat Desa sesuai dengan karakterristik wilayah dan berbasis kearifan lokal melalui serangkaian kegiatan pemberdayaan dan pembangunan yang terintergrasi untuk mewujukan masyarakat pedesaan yang sejahtera.
1.6Definisi Operasional
Dengan demikian definisi operasional merupakan penetapan dari indikator-indikatoryang akan dipelajari dan dianalisis, sehingga nantinya dapat diperoleh gambaran yang jelas diantaranya:
1. Masalah persiapan
5
UNDANG-UNDANG R.I. NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA. 2014. Bandung. Citra Umbara
(25)
9
a. Pengenalan karakteristik dan kearifan lokal Desa
b. Penyusunan program
c. Sosialisasi program
d. Pembinaan dan fasilitasi
2. Pendanaan
3. Pelaksanaan Program
4. Pelaporan Program Kalesang Desa
1.7Metode Penelitian
Pada dasarnya metode merupakan salah satu yang sangat penting guna menetukan berhasil atau tidaknya penelitian, hal ini akan banyak dipengaruhi oleh tepat tidaknya dalam memilih metode yang ada. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedekatan kualitatif untuk mendeskripsikan variabel
yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti yaitu Kalesang Desa.
Adapun metode penulisan yang akan digunakan dalam penyusunan ini adalah :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif kualitatif, yaitu menggambarkan dan menelah secara lebih jelas dari beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi, situasi dan fenomena yang
sedang diselidiki6, penelitian ini mengambarkan pembangunan Desa oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Buru melalui keputusan Bupati Nomor 142 tahun 2014 tentang Kalesang Desa.
6
Cresswell, Jhon. Research Design, pendekatan kualitatif, Kuantitatif dan Mised. Yogyakarta: Pustaka belajar. Hal:167
(26)
10 2. Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data atau informan yang menjadi perhatian atau kunci informasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Maka sumber data yang digunakan untuk menyediakan informasi terdapat dua sumber yaitu :
a. Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data-data diperoleh dari keterangan informan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, dalam pengumpulan data sekunder yang dipentingkan adalah keadaan atau ada-tidaknya data itu sendiri. Data-data yang diperoleh yakni arsip-arsip Desa, internet yang berkaitan dengan konteks penelitian dan buku yang dapat menunjang penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi
observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dengan demikian
(27)
11
pengertian observasi penelitian kualitatif adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, sitiuasi, konteks
dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian7.
Dalam teknik pengumpulan data untuk obervasi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi tak berstruktur. Maksud dari observasi tak berstruktur adalah bahwa instrumen observasi tidak dipersiapkan secara sistematis dari awal karena peneliti belum tahu pasti apa yang akan terjadi, jenis data apa yang berkembang dan dengan cara apa data baru itu paling sesuai untuk dieksplorasi. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengekspresikan informasi secara holistic dan
jelas dari informan8.
Wawancara tak berstandar, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
7
. Satori Djam’an dan Aan Komariah.2013. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Alfabeta.
Hlm105
8 . Ibid
(28)
12
permaslahan yang akan ditanyakan. Alasan peneliti mengunakan teknik wawancara ini agar proses wawancara berjalan apa adanya tetapi masih dalam konteks tema yang diangkat peneliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara megambil alih, mencatat data, gambar-gambar, peta dan lain sebagainya. Metode ini digunakan untuk menambah kelengkapan data, mengetahui keterbatasan peneliti, dan untuk mengetahui keaslian data. Alasan menggunakan teknik dokumentasi adalah sebagai pelengkap data yang tidak dapat dari teknik sebelumnya. Peneliti mengambil dokumentasi berupa foto arsip atau tulisan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dokumentasi yang peneliti ambil disini adalah arsip-arsip Desa dan foto-foto di lokasi penelitian.
4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini.Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Dinas Sosial dan beberapa desa yang menjadi progam pemerintah daerah dalam penetapan Desa sasaran program Kalesang Desa.
5. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang bermanfaat untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar sebuah penelitian,
(29)
13
karena sebagai subyek yang mampu memberikan informasi yang luas-luasnya, maka dalam penelitian ini peneliti sangat berhati hati dalam menentukan informan, agar didapatkan informasi yang valid dan lengkap.
Peneliti menetapkan para informan peneliti yang dipandang dapat memberikan pengalaman yang seluasnya, terutama yang berhubungan dengan kebijakan pembangunan Desa, sehingga ditetapkan subyek penelitian ini adalah:
1. BPMD
2. Bappeda
3. Kepala Desa
6. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah fokus pada makna petunjuk deskritif, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masing-masing seringkali melukiskan dalam kata-kata daripada dalam bentuk angka-angka. Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif model interaktif melalui empat tahap, yakni :
a. Reduksi Data
Merangkum, meringkas atau mengambil kesimpulan dari data-data yang sudah kita dapatkan, dengan mencari fokus atau pokok permasalahan terhadap progam Kalesang Desa di Kabupaten Buru.
(30)
14
Dengan demekian kita nantinya akan mendapatkan hasil penelitian yang lebih valid. Dari penelitian ini nanti akan dirangkum data-data yang sudah didapatkan baik data primer maupun dari data sekunder. Dengan hakikat objek tersebut, Husserl berpendapat bahwa untuk menangkap hakikat objek-objek tersebut, diperlukan dua macam reduksi guna menyingkirkan semua hal yang mengganggu dalam
mencapai tahap keilmuan pengetahuan9, yaitu:
1. Reduksi untuk menyingkirkan segala sesuatu (data)
yang subjektif untuk menerima data-data yang objektif.
2. Reduksi untuk menyingkirkan seluruh pengetahuan
tentang objek yang diperoleh dari sumber lain dan semua teori dan hipotesis yang sudah ada.
b. Display Data
Penyajian data atau display data merupakan langkah kedua setelah reduksi data dilakukan oleh peneliti. Penyajian data diikuti oleh proses mengumpulkan data-data yang saling berhubungan satu sama lain melalui wawancara.
Pendokumentasiandan pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksud untuk memperkuat hasil reduksi data untuk diolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan
terhadap program Kalesang Desa di Kabupaten Buru setelah data
diperoleh berupa tulisan baik dari catatan maupun rekaman yang suda
9
Dr. Drs. Yanuar Ikbar, MA, Metode penelitian sosial kualitatif, 2012, Rafika Aditama. Bandung, hal:164
(31)
15
reduksi, harus didisplay secara tertentu untuk masing-masing pola,
kategori, fokus atau tema yang hendak dipahami dan dimegerti10 data
kemudian disajikan dalam bentuk diskritif. Data-data yang saling berhubungan dikelompokkan sehingga terbentuk kelompok-kelompok data yang selanjutnya akan disimpulkan.
c. Kesimpulan
Langkah ketiga yaitu kesimpulan.Setelah peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian, peneliti mempelajari dan memahami kembali data-data hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh dilapangan.Isi kesimpulan tersebutkan menyatakan kredibilitas dari asumsi awal yang ditentukan oleh peneliti tehadap program Kalesang Desa di Kabupaten Buru.
10
(1)
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data atau informan yang menjadi perhatian atau kunci informasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Maka sumber data yang digunakan untuk menyediakan informasi terdapat dua sumber yaitu :
a. Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data-data diperoleh dari keterangan informan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, dalam pengumpulan data sekunder yang dipentingkan adalah keadaan atau ada-tidaknya data itu sendiri. Data-data yang diperoleh yakni arsip-arsip Desa, internet yang berkaitan dengan konteks penelitian dan buku yang dapat menunjang penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi
observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dengan demikian
(2)
pengertian observasi penelitian kualitatif adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, sitiuasi, konteks dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian7.
Dalam teknik pengumpulan data untuk obervasi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi tak berstruktur. Maksud dari observasi tak berstruktur adalah bahwa instrumen observasi tidak dipersiapkan secara sistematis dari awal karena peneliti belum tahu pasti apa yang akan terjadi, jenis data apa yang berkembang dan dengan cara apa data baru itu paling sesuai untuk dieksplorasi. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengekspresikan informasi secara holistic dan jelas dari informan8.
Wawancara tak berstandar, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
7
. Satori Djam’an dan Aan Komariah.2013. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Alfabeta.
Hlm105 8
(3)
permaslahan yang akan ditanyakan. Alasan peneliti mengunakan teknik wawancara ini agar proses wawancara berjalan apa adanya tetapi masih dalam konteks tema yang diangkat peneliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara megambil alih, mencatat data, gambar-gambar, peta dan lain sebagainya. Metode ini digunakan untuk menambah kelengkapan data, mengetahui keterbatasan peneliti, dan untuk mengetahui keaslian data. Alasan menggunakan teknik dokumentasi adalah sebagai pelengkap data yang tidak dapat dari teknik sebelumnya. Peneliti mengambil dokumentasi berupa foto arsip atau tulisan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dokumentasi yang peneliti ambil disini adalah arsip-arsip Desa dan foto-foto di lokasi penelitian.
4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini.Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Dinas Sosial dan beberapa desa yang menjadi progam pemerintah daerah dalam penetapan Desa sasaran program Kalesang Desa.
5. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang bermanfaat untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar sebuah penelitian,
(4)
karena sebagai subyek yang mampu memberikan informasi yang luas-luasnya, maka dalam penelitian ini peneliti sangat berhati hati dalam menentukan informan, agar didapatkan informasi yang valid dan lengkap.
Peneliti menetapkan para informan peneliti yang dipandang dapat memberikan pengalaman yang seluasnya, terutama yang berhubungan dengan kebijakan pembangunan Desa, sehingga ditetapkan subyek penelitian ini adalah:
1. BPMD
2. Bappeda 3. Kepala Desa
6. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah fokus pada makna petunjuk deskritif, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masing-masing seringkali melukiskan dalam kata-kata daripada dalam bentuk angka-angka. Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif model interaktif melalui empat tahap, yakni :
a. Reduksi Data
Merangkum, meringkas atau mengambil kesimpulan dari data-data yang sudah kita dapatkan, dengan mencari fokus atau pokok permasalahan terhadap progam Kalesang Desa di Kabupaten Buru.
(5)
Dengan demekian kita nantinya akan mendapatkan hasil penelitian yang lebih valid. Dari penelitian ini nanti akan dirangkum data-data yang sudah didapatkan baik data primer maupun dari data sekunder. Dengan hakikat objek tersebut, Husserl berpendapat bahwa untuk menangkap hakikat objek-objek tersebut, diperlukan dua macam reduksi guna menyingkirkan semua hal yang mengganggu dalam mencapai tahap keilmuan pengetahuan9, yaitu:
1. Reduksi untuk menyingkirkan segala sesuatu (data) yang subjektif untuk menerima data-data yang objektif.
2. Reduksi untuk menyingkirkan seluruh pengetahuan tentang objek yang diperoleh dari sumber lain dan semua teori dan hipotesis yang sudah ada.
b. Display Data
Penyajian data atau display data merupakan langkah kedua setelah reduksi data dilakukan oleh peneliti. Penyajian data diikuti oleh proses mengumpulkan data-data yang saling berhubungan satu sama lain melalui wawancara.
Pendokumentasiandan pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksud untuk memperkuat hasil reduksi data untuk diolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan terhadap program Kalesang Desa di Kabupaten Buru setelah data diperoleh berupa tulisan baik dari catatan maupun rekaman yang suda
9
Dr. Drs. Yanuar Ikbar, MA, Metode penelitian sosial kualitatif, 2012, Rafika Aditama. Bandung, hal:164
(6)
reduksi, harus didisplay secara tertentu untuk masing-masing pola, kategori, fokus atau tema yang hendak dipahami dan dimegerti10 data kemudian disajikan dalam bentuk diskritif. Data-data yang saling berhubungan dikelompokkan sehingga terbentuk kelompok-kelompok data yang selanjutnya akan disimpulkan.
c. Kesimpulan
Langkah ketiga yaitu kesimpulan.Setelah peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian, peneliti mempelajari dan memahami kembali data-data hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh dilapangan.Isi kesimpulan tersebutkan menyatakan kredibilitas dari asumsi awal yang ditentukan oleh peneliti tehadap program Kalesang Desa di Kabupaten Buru.
10