Pendahuluan PANDUAN PRAKTIKUM SKILLS LAB

40 Oleh: Yanuar Primanda, S.Kep., Ns., MNS SKENARIO SUNTIK INSULIN

A. Pendahuluan

Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu 2-4 minggu. Apabila kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan obat hipoglikemik oral OHO dan atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu, OHO dapat segera diberikan secara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat badan yang menurun dengan cepat, dan adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan. Dasar pemikiran terapi insulin: 1. Sekresi insulin fisiologis terdiri dari sekresi basal dansekresi prandial. Terapi insulin diupayakan mampu meniru pola sekresi insulin yang fisiologis. 2. Defisiensi insulin mungkin berupa defisiensi insulin basal, insulin prandial atau keduanya. Defisiensi insulin basal menyebabkan timbulnya hiperglikemia pada keadaan puasa, sedangkan defisiensi insulin prandial akan menimbulkan hiperglikemia setelah makan. 3. Terapi insulin untuk substitusi ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap defisiensi yang terjadi. TERAPI INSULIN 2 Seorang laki-laki berusia 58 tahun menderita DM tipe 2 sejak 3 tahun yang lalu. Setelah mendapatkan obat antidiabetes metformin 500 mg x 3 dan sulfonilurea, selama 1 tahun, kadar gula darah puasa pasien adalah 150mgdl. Dokter memulai memberikan terapi insulin 10 IU sebanyak 3 x sehari. 41 4. Sasaran pertama terapi hiperglikemia adalah mengendalikan glukosa darah basal puasa, sebelum makan. Hal ini dapat dicapai dengan terapi oral maupun insulin. Insulin yang dipergunakan untuk mencapai sasaran glukosa darah basal adalah insulin basal insulin kerja sedang atau panjang. 5. Penyesuaian dosis insulin basal untuk pasien rawat jalan dapat dilakukan dengan menambah 2-4 unit setiap 3-4 hari bila sasaran terapi belum tercapai. 6. Apabila sasaran glukosa darah basal puasa telah tercapai, sedangkan A1C belum mencapai target, maka dilakukan pengendalian glukosa darah prandial meal-related. Insulin yang dipergunakan untuk mencapai sasaran glukosa darah prandial adalah insulin kerja cepat rapid acting atau insulin kerja pendek short acting. Kombinasi insulin basal dengan insulin prandial dapat diberikan subkutan dalam bentuk 1 kali insulin basal + 1 kali insulin prandial basal plus, atau 1 kali basal + 2 kali prandial basal 2 plus, atau 1 kali basal + 3 kali prandial basal bolus. 7. Insulin basal juga dapat dikombinasikan dengan OHO untuk menurunkan glukosa darah prandial seperti golongan obat peningkat sekresi insulin kerja pendek golongan glinid, atau penghambat penyerapan karbohidrat dari lumen usus acarbose. 8. Terapi insulin tunggal atau kombinasi disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan respons individu, yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah harian.

B. Alat Bahan