1. Bila i terjadi, maka j pasti terjadi ; 2. Bila j terjadi, maka i pasti terjadi.
Kasus 4. Pada kasus ini terdapat : sebuah peristiwa awal dengan kegiatan dan dummy yang keluar darinya, sebab peristiwa akhir dengan beberapa kegiatan dan dummy yang
menuju kepadanya, dan terdapat sebuah dummy terletak antara kedua peristiwa tersebut Gambar 2.08.
Gambar 2.07 Tafsiran yang didapat dari kasus ini adalah :
1. Bila i terjadi, maka j mungkin terjadi ; 2. Bila j terjadi, maka i pasti terjadi.
3. Hubungan Antar Kegiatan
Untuk dapat menggambar sebuah network diagram yang dapat menyatakan logika ketergantungan antar kegiatan, perlu diketahui hubungan antar kegiatan yang mungkin
ada dalam sebuah proyek. Hubungan antar kegiatan tersebut bisa dikategorikan menjadi dua macam yaitu hubungan seri langsung dan hubungan seri tidak langsung.
Sedang hubungan paralel hanya ada satu macam pengertian saja tetapi mempunyai empat alternatif.
a. Hubungan Seri
Antara dua kegiatan terdapat hubungan seri bila sebuah kegiatan tidak dapat mulai dikerjakan kalau kegiatan lainnya belum selesai dikerjakan.
Kasus 1. A adalah kegiatan memakai kaos kaki, B adalah kegiatan memakai sepatu, dan C kegiatan mengikat tali sepatu. Tiga kegiatan tersebut digambarkan sebagai berikut :
peristiwa 1 terjadi, maka kegiatan A bisa dimulai; kegiatan A selesai maka peristiwa 2 terjadi; peristiwa 2 terjad, maka kegiatan B bisa dimulai; kegiatan B selesai, maka
peristiwa 3 terjadi; peristiwa 3 terjadi, maka kegiatan C bisa dimulai; kegiatan C selesai, maka peristiwa 4 terjadi Gambar 2.09
Gambar 2.08 Penjelasan Kasus 1.
BA Manajemen Proyek
7 of 21
SPA
i
SPL
i
i PAW
SPA
j
SPL
j
j PAK
L
A
1 2
3 4
A B
C L
B
L
C
1 Kegiatan C tidak bisa dimulai, bila peristiwa 3 belum terjadi dan kegiatan B belum selesai. Kalau kegiatan B selesai, maka peristiwa 3 terjadi, maka kegiatan C bisa
dimulai. Hubungan kegiatan B dengan kegiatan C adalah hubungan seri langsung.
2 Kegiatan B tidak bisa dimulai, bila peristiwa 2 belum terjadi dan kegiatan A belum selesai. Kalau kegiatan A selesai, maka peristiwa 2 terjadi, maka kegiatan B bisa
dimulai. Hubungan kegiatan A dengan kegiatan B adalah hubungan seri langsung.
3 Kegiatan C tidak bisa kegiatan A belum selesai. Sedang bila kegiatan A sudah selesai, belum tentu kegiatan C bisa dimulai. Hubungan kegiatan A dengan kegiatan
C adalah hubungan seri tidak langsung. b.
Hubungan Paralel
Antara dua kegiatan terdapat hubungan paralel, bila untuk memulai dan atau menyelesaikan sebuah kegiatan tidak perlu menunggu kegiatan lainnya mulai dan atau
kegiatan lainnya selesai. Hubungan paralel mempunyai empat alternatif bentuk dalam network diagram yaitu : memiliki satu peristiwa akhir bersama, memiliki satu peristiwa
awal bersama, memiliki satu peristiwa akhir dan satu peristiwa awal bersama, dan terakhir memiliki peristiwa awal yang berlainan dan peristiwa akhir yang berlainan.
Kasus 2. Syarat peristiwa pesawat terbang siap take off peristiwa 7 adalah kegiatan pemeriksaan dan perbaikan mesin kegiatan D selesai dan pilot menuju cockpit
kegiatan E selesai Gambar 2.10.
Gambar 2.09 Kegiatan D memiliki peristiwa awal peristiwa nomor 5 dan memiliki peristiwa akhir
peristiwa 7. kegiatan E memiliki peristiwa awal peristiwa nomor 6 dan memiliki peristiwa akhir peristiwa nomor 7. Jadi peristiwa nomor 7 merupakan peristiwa akhir
bagi kegiatan D dan bagi kegiatan E. Sehingga syarat terjadinya peristiwa 7 adalah kegiatan D selesai dan kegiatan E selesai.
Syarat terjadinya peristiwa 7 tidak menyinggung masalah saat selesainya kedua kegiatan tersebut, maksudnya boleh saja dua kegiatan tersebut selesai bersamaan atau
tidak bersamaan, yang satu lebih dulu selesai dari kegiatan lainnya. Begitu kegiatan D dan E selesai maka pada saat itu peristiwa 7 terjadi.
Jadi untuk memulai dan atau menyelesaikan kegiatan D tidak perlu menunggu kegiatan E mulai dan atau kegiatan E selesai. Demikian pula sebaliknya, untuk memulai dan
atau menyelesaikan kegiatan E tidak perlu menunggu kegiatan. D mulai dan atau
BA Manajemen Proyek
8 of 21
6 5
7 E
L
E
L
D
D
kegiatan D selesai. Maka kegiatan D adan kegiatan E mempunyai hubungan paralel satu sama lain, dan memiliki satu peristiwa akhir bersama.
Kasus 3. Peristiwa pesawat terbang dalam keadaan berhenti setelah landing peristiwa 8 merupakan syarat agar awak pesawat bisa turun dari pesawat kegiatan F dan agar
barang bisa diturunkan dari pesawat kegiatan G Gambar 2.11. Kegiatan F memiliki peristiwa awal peristiwa nomor 8 dan memiliki peristiwa akhir
nomor 9. Kegiatan G memiliki peristiwa awal peristiwa nomor 8 dan memiliki peristiwa akhir peristiwa nomor 10. jadi peristiwa nomor 8 merupakan peristiwa awal
bagi kegiatan F maupun bagi kegiatan G. Oleh karena itu, agar kegiatan F bisa dimulai dan kegiatan G bisa dimulai syaratnya adalah peristiwa 8 sudah terjadi, dan kalau
peristiwa 8 terjadi mungkin saja kegiatan F dan kegiatan G mulai pada saat yang bersamaan atau mulai pada saat yang berbeda yang satu lebih dahulu daripada yang
lain. Jadi untuk memulai dan atau menyelesaikan kegiatan F tidak perlu menunggu kegiatan
G selesai dan atau kegiatan G tidak perlu menunggu kegiatan F selesai dan atau kegiatan F mulai. Maka kegiatan F dan kegiatan G merupakan dua kegiatan yang
mempunyai hubungan paralel yang memiliki sebuah peristiwa awal bersama.
Gambar 2.10 Kasus 4. Dalam suatu penerbangan, dilakukan stop over di bandar udara, dalam hal ini
antara pesawat dalam keadaan berhenti setelah mendarat peristiwa 11 dengan keadaan siap take off peristiwa 14, dilakukan kegiatan pemeriksaan dan perbaikan
mesin pesawat kegiatan H, serta awak kapal dan penumpang transit di bandar udara kegiatan I. Kegiatan H memiliki peristiwa awal peristiwa awal peristiwa nomor 11
dan memiliki peristiwa akhir peristiwa nomor 14. Demikian pula kegiatan I memiliki peristiwa awal peristiwa nomor 11 dan memiliki peristiwa akhir peristiwa peristiwa
nomor 14. Syarat agar kegiatan H dan kegiatan I dapat dimulai adalah peristiwa nomor 11 terjadi. Mulainya kegiatan H dan mulainya kegiatan I bisa pada satu saat yang
bersamaan dan bisa pula pada saat yang berlainan. Jadi dapat disimpulkan bahwa, untuk memulai dan atau menyelesaikan kegiatan H
tidak perlu menunggu kegiatan I selesai dan atau kegiatan I mulai. Demikian pula
BA Manajemen Proyek
9 of 21
10 9
8 G
L
G
L
F
F
sebaliknya, untuk menyelessaakan dan atau memulai kegiatan I tidak perlu menunggu kegiatan H selesai dan atau kegiatan H mulai.
Perlu diperhatikan pula, meskipun secara logika diagram pada kasus ini benar, tetapi tidak memenuhi syarat aturan penggambaran yang menyatakan bahwa antara dua bah
peristiwa hanya boleh ada satu kegiatan saja atau satu dummy saja. Dalam kasus ini, antara peristiwa nomor 11 dengan peristiwa nomor 14 terdapat dua kegiatan yaitu
kegiatan H dan kegiatan I.
Gambar 2.11
Kasus 5. Ada dua kejadian yang tidak ada hubungannya satu sama lain, baik dari segi peristiwa awal, peristiwa akhir, dan atau kedua kegiatan yang bersangkutan. Sebagai
contoh : john pergi dari new York ke Washington, dan yono pergi dari jakarta ke Bandung.
Gambar 2.12
BA Manajemen Proyek
10 of 21
11 14
H L
H
I L
I
15 17
18
16
J L
J
K L
K
John Pergi dari New York ke Washington adalah kegiatan J yang memiliki peristiwa akhirnya. Yono pergi dari Jakarta ke Bandung adalah kegiatan K yang memiliki
peristiwa nomor 16 sebagai peristiwa nomor 18 sebagai peristiwa akhirnya. Untuk memulai danatau menyelesaikan kegiatan J tidak perlu memperhatikan
mulainya kegiatan K dan atau memperhatikan selesainya kegiatan K. Demikian juga sebaliknya, untuk memulai dan atau menyelesaikan kegiatan K tidak perlu
memperhatikan mulainya kegiatan J dan atau memperhatikan selesainya kegiatan J. Jadi kegiatan K dan j berhubungan paralel satu sama lain.
c. Hubungan Kegiatan yang Paling Menentukan