Analisis Data Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

3.4.3 Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari kuesioner berupa skala Likert, kemudian data diinput kedalam Microsoft Office Excel 2007. Selanjutnya, setelah data dijumlahkan berdasarkan masing-masing responden, hasil data tersebut diinput kedalam SPSS dengan metode Kruskal-Wallis.

2. Analisis Data

Jawaban pertanyaan responden tentang persepsi penggunaan sarung tangan berupa skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek tertentu. Skala likert merupakan skala ordinal yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Dalam penelitian ini menggunakan interval nilai 1 ~ 5 dengan keterangan; 1 = sangat tidak baik, 2 = tidak baik, 3 = sedikit baik, 4 = baik, dan 5 = sangat baik. Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan APD dilakukan uji Krusskal-Wallis. Savitri 2011 menyebutkan uji Kruskal-Wallis digunakan untuk membandingkan median lebih dari dua buah, data yang dikumpulkan berdasarkan sampel yang independen dan tingkat pengukuran sekurang-kurangnya ordinal. Rumus statistik uji Kruskal-Wallis: ...................................... 1 Jika ada ties, maka rumus Kruskal-Wallis terkoreksi menjadi: ............................................................ 2 Keterangan 1 2: R i = jumlah peringkat untuk contoh ke-i n = jumlah pengamatan pada contoh ke-i N = total pengamatan T = ties Langkah-langkah dalam pengujian metode Kruskal-Wallis ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan formulasi hipotesis H : semua sarung tangan tidak berbeda nyata M 1 = M 2 = M 3 H 1 : minimal ada satu sarung tangan yang berbeda nyata 2. Alpha α = 0,05 3. Menentukan kriteria pengujian Kaidah keputusan: Ho diterima apabila nilai Asymp. Sig α ˃ 0,05 Ho dito lak apabila nilai Asymp. Sig α ≤ 0,05 4. Jika Ho diterima berarti semua sarung tangan tidak signifikan Jika Ho ditolak berarti ada sarung tangan yang signifikan dan harus dilakukan uji lanjut Dunn untuk mengetahui sarung tangan mana yang paling baik. Sehingga hipotesis pada kasus tersebut menjadi: H = M STi = M STj Sarung tangan ke-i dan ke-j berpengaruh sama H 1 = M Sti ≠ M STj sarung tangan ke-i dan ke-j memberikan pengaruh berbeda 5. Dari uji lanjut Dunn didapatkan mean rank yang paling tinggi, maka nilai yang paling tinggi tersebut merupakan sarung tangan yang paling baik. Baik dalam hal ini terutama dari sisi kenyamanan dari sarung tangan tersebut saat digunakan.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI