Tahun 2011
10. Kecamatan Tomo, terdiri atas : Makam Cisahang, Makam Marongge, dan Makam Uyut Kamijah;
11. Kecamatan Conggeang, terdiri atas : Monumen Sebelas April, Makam Keramat Ungkal, Makam Anggayuda, Makam Keramat
Sawah Kalapa, Makam Tenjolaut, dan Makam Embah Pele; 12. Kecamatan Wado, terdiri atas : Makam Keramat Eretan, Makam
Tresna Putih, Makam Gagak Sangkur, dan Makam Pasir Leutik; 13. Kecamatan Jatigede, terdiri atas : Makam Keramat Bangkong,
Makam Keramat Jurug Emas, dan Makam Keramat Jemah; 14. Kecamatan Situraja, terdiri atas : Makam Keramat Bunut, Makam
Keramat Tarikolot, Makam Keramat Situraja, dan Makam Keramat Cikadu;
15. Kecamatan Buahdua, berupa Keramat Buah Warna; 16. Kecamatan Tanjungmedar, berupa Makam Keramat Gunung Geulis;
17. Kecamatan Ujungjaya, terdiri atas : Keramat Embah Jagakerti dan Makam Keramat Jaya;
18. Kecamatan Cisarua, berupa Makam Raden Wangsa Subaya; 19. Kecamatan Tanjungkerta, berupa Makam Eyang Sahrudin;
20. Kecamatan Paseh, terdiri atas : Makam Raden Ariapati, dan Makam Keramat Parugpug; dan
21. Kecamatan Jatingunggal, berupa Makam Raden Sancapati.
5. Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Tujuan perlindungan kawasan ini adalah untuk
melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.
Kriteria kawasan ini adalah semua lokasi yang diidentifikasikan memiliki potensi tinggi terjadimengalami bencana alam seperti: tanah longsor,
letusan gunung api, dan sebagainya. Kawasan ini perlu dilindungi agar
POKJA AMPL KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2011 II-83
Tahun 2011
kegiatan manusia terhindar dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun yang disebabkan oleh perubahan pemanfaatan lahan untuk
kepentingan manusia. Di wilayah Kabupaten Sumedang, kawasan rawan bencana alam yang
teridentifikasi yaitu kawasan rawan tanah longsor dan kawasan rawan banjir. a. Kawasan rawan tanah longsor merata pada semua kecamatan di
Kabupaten Sumedang, terletak di Kecamatan Jatinangor, Cimanggung, Pamulihan, Tanjungsari, Sukasari, Rancakalong, Sumedang Utara,
Sumedang Selatan, Ganeas, Cisarua, Cimalaka, Paseh, Tanjungkerta, Tanjungmedar, Situraja, Cisitu, Darmaraja, Cibugel, Wado, Jatinunggal,
Jatigede, Tomo, Conggeang, Buahdua, Surian, dan Jalan Cadas Pangeran.
b. Kawasan rawan banjir, terletak di Kecamatan Cimanggung, Ujungjaya dan Kecamatan Jatinangor.
6. Kawasan Lindung Geologi Merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah dan
gerakan tanah. a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah, terletak di
Kecamatan Cimanggung, Pamulihan, Tanjungsari, Sumedang Selatan, Ganeas, Situraja dan Kecamatan Cibugel.
b. Kawasan rawan gerakan tanah terletak di Kecamatan Jatinangor, Cimanggung, Pamulihan, Tanjungsari, Sukasari, Rancakalong,
Sumedang Utara, Sumedang Selatan, Ganeas, Cisarua, Cimalaka, Paseh, Tanjungkerta, Tanjungmedar, Situraja, Cisitu, Darmaraja,
Cibugel, Wado, Jatinunggal, Jatigede, Tomo, Conggeang, Buahdua, Surian dan Jalan Cadas Pangeran.
7. Kawasan taman buru, berupa kawasan taman buru Gunung Masigit
Kareumbi. Kawasan Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi meliputi wilayah seluas
8.499,78 Ha di Kecamatan Cimanggung seluas 1.485,85 Ha, Kecamatan Pamulihan seluas 774,94 Ha, Kecamatan Sumedang Selatan seluas
POKJA AMPL KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2011 II-84
Tahun 2011
3.447,26 Ha, Kecamatan Situraja seluas 854,30 Ha, Kecamatan Cisitu seluas 610,96 Ha, Kecamatan Darmaraja seluas 326,24 Ha, dan
Kecamatan Cibugel seluas 947,94 Ha.
POKJA AMPL KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2011 II-85
Tahun 2011
Peta 2.7. Peta Rencana Kawasan Lindung
POKJA AMPL KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2011 II-86
Tahun 2011
2.10.2.2. Kawasan Budidaya 1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan peruntukkan hutan produksi di Kabupaten Sumedang terdiri dari kawasan hutan produksi terbatas dan kawasan hutan produksi tetap.
Pengelolaan kawasan hutan produksi terbatas diarahkan untuk meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya hutan dan
meningkatkan fungsi lindung. Sedangkan pengelolaan kawasan hutan produksi tetap diarahkan untuk meningkatkan pembangunan lintas sektor,
subsektor serta kegiatan ekonomi di sekitarnya, meningkatkan pendapatan dan mendorong perkembangan usaha serta peran serta masyarakat
setempat. a. Kawasan hutan produksi terbatas, meliputi wilayah seluas 9.814,46 Ha
terdapat di Kecamatan Sumedang Selatan Ganeas, Cimalaka, Tanjungkerta, Tanjungmedar, Cisitu, Darmaraja, Cibugel, Wado,
Jatigede, Tomo, Conggeang, Buahdua dan Kecamatan Surian. b. Kawasan hutan produksi tetap, meliputi wilayah seluas 17.403,75 Ha
terdapat di Kecamatan Pamulihan, Sumedang Utara, Sumedang Selatan, Paseh, Tanjungmedar, Cisitu, Darmaraja, Cibugel, Jatigede,
Tomo, Ujungjaya, Conggeang, Buahdua dan Kecamatan Surian.
3. Kawasan Peruntukan Pertanian a. Pertanian Lahan Basah