Lahirnya Partai Politik Masa Kemerdekaan

xliii SOBSI Madiun, dan pengaruh gerakan SOBSI terhadap politik-ekonomi Madiun. BAB V PENUTUP. Berisi Kesimpulan

BAB II SEJARAH LAHIRNYA SENTRAL ORGANISASI BURUH

SELURUH INDONESIA SOBSI

A. Lahirnya Partai Politik Masa Kemerdekaan

Kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Sukarno-Hatta sebagai pernyataan bangsa yang bebas telah memberi kebahagiaan dan kesadaran seluruh bangsa Indonesia untuk melakukan tindakan- tindakan bersama sebagai usaha untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan dengan dasar kekuatan sendiri. Tumbuhnya kesadaran ini membawa pengaruh bagi rakyat yang secara serentak bersama-sama membentuk kekuatan untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Kemerdekaan adalah modal bagi bangsa Indonesia dalam mencari identitas, sesuai dengan yang dicita-citakan. Penjajahan yang lebih dari tiga abad telah melumpuhkan masyarakat kita, menjadikan bangsa kita jauh tertinggal dalam segala segi kehidupan. Bagi bangsa Indonesia pengalaman semasa penjajahan oleh bangsa Barat Belanda telah mengajarkan kepada bangsa Indonesia betapa parahnya kehancuran sistem sosial sebagai akibat penjajahan tersebut. Secara politis penjajahan telah merusak sendi-sendi kemasyarakatan, xliv sehingga memungkinkan rakyat pribumi untuk bangkit memenuhi panggilan jiwanya sesuai dengan harkat, martabat dan hak-hak asasinya untuk berjuang merebut kemerdekaan untuk kemudian mempertahankan kemerdekaan tersebut. Masa revolusi adalah masa yang penuh gejolak suasana revolusi menimbulkan ketidakpastian pola komunikasi, baik antar individu maupun antargolongan. Pada saat seperti itu, yang sangat dibutuhkan dalam kondisi kehidupan di masa krisis semacam itu adalah suatu identitas baru. Dapat dipahami bahwa dalam masa gejolak seperti itu, terjadinya pergolakan adalah suatu proses yang wajar untuk memperkuat kebersamaan, sehingga lahirlah berbagai badan-badan perjuangan sebagai lembaga atau jembatan antara lapisan masyarakat dengan pemerintah. Pembentukan badan-badan perjuangan tersebut dijiwai oleh semangat rakyat. Kendatipun kemerdekaan telah diproklamirkan, perangkat negara sudah dilengkapi pada tahun 1945 itu juga, yakni tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya UUD 1945 sebagai UUD negara serta dipilihnya presiden dan wakil presiden, tidak berarti bahwa semua perangkat lain telah terpenuhi. Oleh karena itu, melalui Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat BPKNIP, yang berfungsi sebagai parlemen mengusulkan kepada pemerintah agar rakyat Indonesia diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikan partai politik disertai dengan pembatasan dan harapan bahwa partai-partai politik tersebut hendaknya memperkuat perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjamin keamanan masyarakat. Arbi Sanit salah seorang pemikir yang banyak mengarahkan perhatiannya terhadap sistem politik Indonesia dengan tidak melepaskan kaitan xlv antara gejala politik dengan gejala-gejala kemasyarakatan lainnya, yaitu dengan berpijak kepada realitas kehidupan partai itu melihat adanya empat masalah yang perlu dikaitkan tentang bagaimana partai politik itu mengorganisir dirinya. 16 Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 yang ditandatangani oleh Wakil Presiden Muhammad Hatta menjelaskan bahwa partai politik memiliki garis tempat berpijak yang kokoh. Pertama, maklumat tersebut memuat keinginan pemerintah akan kehadiran partai politik. Dengan partai politik, aliran paham yang ada dalam masyarakat dapat disalurkan secara teratur. Kedua lebih meyakinkan lagi, paham yang ada dalam masyarakat dapat disalurkan secara teratur. Kedua lebih meyakinkan lagi, berupa batas waktu pendirian partai politik, yakni harus sudah tersusun sebelum dilangsungkan pemilihan umum anggota badan-badan perwakilan rakyat pada bulan Januari 1946. 17 Dilihat dari sudut ideologi dasar, munculnya partai politik di Indonesia secara garis besar adalah sebagai aktualisasi dari tiga aliran atau pandangan politik yang menemukan momentum kelahirannnya pada dekade kedua dan ketiga abad ke 20. Ketiga aliran yersebut adalah Islam, Nasionalisme dan MarxismeSosialisme. Dengan dasar Maklumat Pemerintah inilah kemudian berdiri berbagai partai politik, baik meneruskan partai politik yang telah ada sejak jaman penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang maupun partai politik yang baru berdiri sama sekali. Sejak dikelurkannya maklumat tersebut, tumbuh dan berlomba-lombalah setiap kelompok untuk mendirikan partai politik. Perkubuan 16 Arbi Sanit, Sistem Politik Indonesia Kestabilan, Peta Kekuatan Politik dan Pembangunan, Jakarta:Rajawali, 1981, hal. 40 dalam Drs. M. Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik Indonesia. Sebuah Potret Pasang Surut, Jakarta:Rajawali, 1988 17 Kepartaian di Indonesia Kementerian Penerangan Republik Indonesia, hal.7 xlvi antar partai pun semakin terasa mencuat pada bulan Januari 1946 dan terbentuklah kelompok-kelompok yang saling berseberangan satu sama lain, yaitu antara Masyumi dengan Partai Komunis Indonesia PKI. Partai Nasional Indonesia PNI yang oleh Sukarno ingin dijadikan satu-satunya partai politik, akhirnya tidak disetujui melalui manifes November Hatta, yaitu dengan idenya untuk mendirikan multi-partai. Pada waktu itu yang paling mencolok menentang PKI adalah Masyumi. Masyumi ini sebenarnya merupakan lanjutan dari partai yang didirikan pada zaman Jepang, yaitu MIAI Majelis Islam A’la Indonesia. 18 Sedangkan Partai Masyumi sendiri dibentuk pada bulan November 1945. Anggotanya kebanyakan berasal dari golongan sosialis agama serta yang mempunyai peranan penting dalam tubuh partai ini. Masyumi pada tahun 1946 membentuk Sarekat Tani Islam Indonesia STII dan melalui STII ini, Masyumi membantu para buruh tani.

B. Lahirnya Partai Buruh Indonesia dan Partai Sosialis