Kejadian penyakit F. oxysporum pada Tanaman Bawang Merah

F. oxysporum agar mendapatkan produksi yang lebih besar. Pinem dan Wileswati 2005 melaporkan semakin tinggi dosis Trichoderma koningii dan Gliocladium virens yang diberikan maka semakin rendah intensitas serangan F. oxysporum karena semakin banyak kerapatan konidia dari setiap media. Pemberian antagonis seminggu sebelum penanaman bibit juga dapat membantu menghambat pertumbuhan dan perkembangan F. oxysporum.

3. Kejadian penyakit F. oxysporum pada Tanaman Bawang Merah

Data analisa sidik ragam kejadian penyakit F. oxysporum pada tanaman bawang merah dapat dilihat pada Tabel 3. Berikut ini : Tabel 3: Kejadian Penyakit F. oxysporum pada Tanaman Bawang Merah Perlakuan 15 hsi 30 his 45 hsi 60 hsi A0 0.000.71 0.000.71 0.00 C0.71 0.00 C0.71 A1 0.000.71 8.332.15 25.00 A5.01 25.00 A5.01 A2 0.000.71 0.000.71 0.00 C0.71 8.33 B2.15 A3 0.000.71 0.000.71 0.00 C0.71 0.00 C0.71 A4 0.000.71 0.000.71 0.00 C0.71 0.00 C0.71 A5 0.000.71 0.000.71 8.33 B2.15 8.33 B2.15 A6 0.000.71 0.000.71 0.00 C0.71 0.00 C0.71 A7 0.000.71 0.000.71 0.00 C0.71 0.00 C0.71 Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda sangat nyata pada taraf 1 menurut Uji Jarak Duncan. Angka di dalam kurung adalah hasil Transformasi Data Arc Sin. Dari analisa sidik ragam Tabel 3 dapat dilihat pada 15 hsi belum ditemukan gejala layu Fusarium pada semua perlakuan. Gejala F. oxysporum baru terlihat pada 30 hsi yaitu pada perlakuan A1 kontrol hanya diinokulasi dengan F. oxysporum, dilanjutkan pada perlakuan A5 Gliocladium sp. 12 g pada 45 hsi dan A2 Trichoderma sp. 12 g pada 60 hsi. Sedangkan pada perlakuan A0 Kontrol tanaman Universitas Sumatera Utara sehat, A3 Trichoderma sp. 18 g, A4 Trichoderma sp. 24 g, A6 Gliocladium sp. 18 g dan A7 Gliocladium sp. 24 g tidak ditemukan gejala hingga akhir penelitian. Pada Kejadian Penyakit pada perlakuan A1 pada 30 hsi sebesar 8,33. Kejadian Penyakit meningkat menjadi 25 pada 45 hsi dan 60 hsi. Hal ini terjadi karena A1 tidak diberikan agens antagonis yang dapat melindungi tanaman dari serangan patogen F. oxysporum serta menghambat pertumbuhan dan perkembangan F. oxysporum . Menurut Cook Baker 1983 salah satu syarat suatu organisme dapat dikatakan sebagai agen hayati adalah mempunyai kemampuan antagonisme yaitu kemampuan menghambat perkembangan atau pertumbuhan organisme lainnya. Dari Tabel 3 dapat dilihat pemberian Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. masing-masing sebanyak 12 grpolibeg A2 dan A5 masih terdapat tanaman bawang merah yang menunjukkan gejala layu. Pada perlakuan pemberian 12 g Trichoderma sp. A2 gejala layu baru terlihat pada 60 hsi yaitu sebesar 8,33. Sedangkan pemberian Gliocladium sp. A5 gejala layu sudah terlihat pada 45 hsi yaitu sebesar 8,33. Kejadian penyakit tidak meningkat hingga 60 hsi. Sebaliknya pemberian 18 dan 24 g Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. tidak menyebabkan gejala layu hingga akhir penelitian. Hasil ini menunjukkan perbedaan dosis jamur antagonis yang diberikan ke tanaman dapat mempengaruhi kejadian penyakit F. oxysporum. Menurut Purwantisari Hastuti 2009 Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. merupakan jamur antagonis yang sangat penting untuk pengendalian hayati. Selain memiliki mekanisme pengendalian yang spesifik target jamur juga dapat mengkoloni rizosfer dengan cepat dan melindungi akar dari serangan jamur patogen. Universitas Sumatera Utara 4. Jumlah daun Data jumlah daun tanaman bawang merah berdasarkan analisis sidik ragam berbeda nyata pada setiap perlakuan. Pengamatan 1 mst sampai 8 mst dapat di lihat pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah pada Berbagai Perlakuan Perlakuan Waktu Pengamatan 1 mst 2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst 8 mst A0 5.00 12.88 7.33B 15.70 11.00C 19.36 13.67C 21.69 16.67C 24.09 19.67C 26.31 22.00C 27.97 24.33D 29.55 A1 4.33 12.00 7.33B 15.68 10.67C 19.05 13.00C 21.11 16.33C 23.81 19.00C 25.84 21.33C 27.50 23.67D 29.10 A2 5.00 12.88 8.00B 16.43 12.67B 20.84 15.67B 23.29 19.67B 26.31 21.67B 27.72 24.33B 29.56 27.33C 31.52 A3 5.33 13.34 8.67B 17.10 14.00B 21.64 17.67B 24.83 20.67B 27.00 22.67B 28.40 26.33B 30.86 29.00B 32.58 A4 6.33 14.57 11.33A 19.66 17.67A 24.84 21.33A 27.50 25.67A 29.55 26.67A 31.09 31.67A 32.78 35.33A 36.47 A5 4.33 12.00 7.67B 16.07 12.67B 20.84 15.00C 22.78 17.67C 24.84 21.00B 27.24 23.67B 29.09 27.00C 31.30 A6 5.00 12.88 8.33B 16.74 12.67B 21.68 16.67B 24.08 19.00B 26.56 22.00B 27.96 25.00B 29.97 27.67C 31.72 A7 6.00 14.15 10.67A 19.05 14.67A 22.51 19.00A 25.84 22.00A 28.43 24.67A 29.77 26.67A 31.08 31.00B 33.82 Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda sangat nyata pada taraf 1 menurut Uji Jarak Duncan. Angka di dalam kurung adalah hasil Transformasi Data Arc Sin. Dari Tabel 4 dapat dilihat pemberian agens antagonis dengan berbagai dosis dapat meningkatkan dan menambah jumlah daun pada tanaman bawang merah. Pemberian Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. masing-masing sebanyak 12 g dapat meningkatkan jumlah daun sebesar 27,33 A2 dan 27,00 A5 pada 8 mst sedangkan tanaman yang tidak diberi agens antagonis jumlah daunnya hanya sebesar Universitas Sumatera Utara 24,33 pada 8 mst. Jumlah daun bawang merah yang diberikan Trichoderma sp. dan Gliocladium sp berbeda sangat nyata dengan jumlah daun tanaman bawang merah yang hanya diinokulasi dengan F. oxysporum A1 yaitu sebesar 35,33 dan 31,00. Dari Tabel 4 juga terlihat jumlah daun yang paling sedikit terdapat pada perlakuan A1 pada pengamatan 8 mst sebesar 23,67, tidak berbeda nyata dengan perlakuan A0 tanaman sehat sebesar 24,33. Jumlah daun terbanyak berturut-turut terdapat pada perlakuan A3 29,00, A7 31,00 dan A4 sebesar 35,33. Hal ini disebabkan Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. dapat mengurai bahan organik di dalam tanah menjadi nutrisi serta mudah diserap bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanaman seperti pada perlakuan A3, A4, A6 dan A7. Cook Baker 1983 mengemukakan bahan organik yang yang diaplikasikan ke dalam tanah dapat menjadi sumber nutrisi mikroorganisme antagonis dan meningkatkan aktivitas gen antagonis. Pemberian Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. dengan dosis yang berbeda dapat memberikan pengaruh pada pertumbuhan jumlah daun bawang merah karena selain dapat digunakan sebagai agens hayati, Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. dapat juga digunakan sebagai pupuk hayati yang dapat menambah kesuburan tanah. Anggraeni 2004 mengemukakan Trichoderma sp. juga diketahui dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman yang menghasilkan peningkatan perkecambahan, pembungaan tanaman dan berat tanaman. Universitas Sumatera Utara

5. Tinggi Tanaman

Dokumen yang terkait

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

23 267 52

Teknik PHT Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum f. sp capsici Schlecht) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum armuum L.) di Dataran Rendah.

0 27 138

Uji Antagonis Trichoderma spp. Terhadap Penyakit Layu (Fusarium oxysforum f.sp.capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L) Di Lapangan

3 52 84

Pengaruh Kerapatan Trichoderma Harzianum Terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium Oxysporum Schlecht. F.Sp. Cepae (Hanz.) Snyd. Et Hans.)Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)

5 50 71

Penggunaan Jamur Antagonis Gliocladium virens Miller untuk Menghambat Pertumbuhan Penyakit Fusarium oxysporum f. sp. passiflora pada Pembibitan Markisa di Rumah Kassa

5 48 107

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

1 2 64

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

2 2 9

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

0 1 13

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

0 0 8

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

1 22 12