beras. Oleh karena itu kita perlu menyadarkan kepada generasi muda lewat pendidikan bahwa negara ini Indonesia akan
mampu bersaing dalam dunia global jika kita mau dan mampu mengelola sumber daya alam yang kita punyai, yang akhir-akhir
ini sepertinya dilupakan, jangan sampai seperti pepatah jawa “
golek uceng kelangan delek” artinya kita susah payah mencari sesuatu yang menurut kita besar padahal sesuatu yang sudah
ditangan kita lepaskan padahal itu juga besar.
II. ANALISIS KONDISI PENDIDIKAN SAAT INI
A. ANALISIS MUTU PENDIDIKAN DAN DAYA SAING
Secara nasional , rerata nilai ujian nasional dapat dilihat pada tabel berikut :
N o
Tahun Rata-Rata Nilai
UN Persentase
kelulusan 1
200420 05
6,45 87,03
2 200520
06 7,07
92,36 3
200620 07
7,02 93,84
Berdasarkan tabel tersebut bahwa rerata hasil nilai UN menunjukkan kondisi mutu daya saing sedangkan persentase
kelulusan menunjukkan yang mengalami kenaikan menandakan kondisi mutu pendidikan. Namun jika dilihat data dari litbang
puspendik tentang perkembangan jumlah SMP berdasarkan kategori dengan indikator rerata nilai UN tahun 20022003 s.d
20062007 lihat httpwww.puspendik.com ternyata pada tahun 20062007, walaupun nilai rerata UN nasional sebesar 7,02,
tetapi masih terdapat 1.987 SMP 8,6 yang pencapaianya di bawah 5,5, dan 6.197 sekolah 26,7 yang masih mempunyai
rerata UN di bawah 6,5. Hal ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya 1 ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan
yang belum memadai baik secara kuantitas dan kualitas, maupun kesejahteraannya; 2 prasarana dan sarana belajar
yang belum tersedia dan belum didayagunakan secara optimal; 3 pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk
menunjang mutu pembelajaran; dan 4 proses pembelajaran
4
yang belum efisien dan efektif. Dengan demikian dalam masa- masa ini pendidikan masih dalam proses untuk dapat memenuhi
faktor-faktor yang menghambat dalam memperoleh mutu pendidikan yang berkualitas dan memiliki daya saing yang
tinggi.
B. ANALISIS EFISIENSI PENDIDIKAN
Proses implementasi dari beberapa program yang digulirkan pemerintah dalam berbagai kegiatan baik oleh pusat, provinsi,
kabupatenkota maupun sekolah, terkesan dilaksanakan hanya sekedar untuk pemenuhan target realisasi program dengan
kurang memperhatikan mutu. Nahkan terjadi penyimpangan yang ditemukan di lapangan. Rendahnya mutu dan terjadinya
penyimpangan ini yang mengakibatkan tujuan dari program itu tidak tercapai, bila demikian maka terjadi pemborosan sumber
daya yang ada dan dalam kondisi terbatas ini secara sia-sia. Untuk itu efisiensi pendidikan dibeberapa sektor perlu dilakukan,
program-program yang hanya asal jalan tetapi memakan biaya, seharusnya sudah mulai dipangkas.sebagai contoh jaman dulu
sekali beli buku, berlaku untuk lima tahun, namun yang terjadi sekarang, buku diterbitkan langsung tidak terpakai karena
sudah ganti kurikulum. Pendidikan berkulitas memang tidak mungkin murah, atau
tepatnya tidak harus murah atau gratis. Namun jika efisiensi dalam pendidikan dilakukan maka akan dapat menghasilkan
kualitas yang tinggi dengan dana yang memadai.
C. ANALISIS RELEVANSI PENDIDIKAN