yang belum efisien dan efektif. Dengan demikian dalam masa- masa ini pendidikan masih dalam proses untuk dapat memenuhi
faktor-faktor yang menghambat dalam memperoleh mutu pendidikan yang berkualitas dan memiliki daya saing yang
tinggi.
B. ANALISIS EFISIENSI PENDIDIKAN
Proses implementasi dari beberapa program yang digulirkan pemerintah dalam berbagai kegiatan baik oleh pusat, provinsi,
kabupatenkota maupun sekolah, terkesan dilaksanakan hanya sekedar untuk pemenuhan target realisasi program dengan
kurang memperhatikan mutu. Nahkan terjadi penyimpangan yang ditemukan di lapangan. Rendahnya mutu dan terjadinya
penyimpangan ini yang mengakibatkan tujuan dari program itu tidak tercapai, bila demikian maka terjadi pemborosan sumber
daya yang ada dan dalam kondisi terbatas ini secara sia-sia. Untuk itu efisiensi pendidikan dibeberapa sektor perlu dilakukan,
program-program yang hanya asal jalan tetapi memakan biaya, seharusnya sudah mulai dipangkas.sebagai contoh jaman dulu
sekali beli buku, berlaku untuk lima tahun, namun yang terjadi sekarang, buku diterbitkan langsung tidak terpakai karena
sudah ganti kurikulum. Pendidikan berkulitas memang tidak mungkin murah, atau
tepatnya tidak harus murah atau gratis. Namun jika efisiensi dalam pendidikan dilakukan maka akan dapat menghasilkan
kualitas yang tinggi dengan dana yang memadai.
C. ANALISIS RELEVANSI PENDIDIKAN
Proses pembentukan SDM sebagian kalangan menyebutnya human-capital adalah meliputi seluruh kegiatan yang bertujuan
untuk mengembangkan pribadi individu, ditinjau dari banyak segi, dari sejak usia dini hingga terjun kedunia profesi, hal ini
jelas terkait langsung dengan pendidikan. Ada selorohan dari seorang mahasiswa bahwa belajar di luar negeri lebih mudah
dan setelah lulus juga lebih cepat dapat lapangan pekerjaan, tetapi belajar di dalam negeri jauh lebih sulit karena terlalu
5
banyak materi yang tidak jelas relevansinya, celakanya setelah lulus-pun akhirnya jadi pengangguran.
Lebih lanjut ada yang menulis di internet bahwa proses pendidikan yang relevan dengan dunia usaha dapat dilakukan
pada tahap pendidikan tingkat lanjut, sesungguhnya hal ini tidak tepat, jelas sudah terlambat. Pembentukan SDM justru harus
dilakukan sejak usia dini ketika siswa masih “lentur”, jika dipaksakan sewaktu telah “mengeras” di tingkat lanjut
akibatnya justru negatif. Untuk itu pengurangan-pengurangan materi yang tidak relevan dengan dunia usaha sudah harus
mulai dikurangi, dan sebaliknya materi yang relevan dengan dunia profesi lebih ditambah proporsinya.
D. ANALISIS AKSES KESEMPATAN PENDIDIKAN
Program- program perluasan dan pemerataan layanan pendidikan yang dilaksanakan pemerintah telah meningkatkan
APK dan APM SMPMTs. Pada tahun 2007 angka APK SMP secara nasional mencapai 92,52. Namun demikian masih terdapat 75
Kabupaten yang angka APK SMP-nya masih di bawah 75, dibawah angka nasional. Tanpa upaya-upaya khusus maka akan
sulit untuk mencapai APK yang telah ditargetkan yaitu 95 untuk tahun 20082009.
E. ANALISIS PENCITRAAN PENDIDIKAN
Sebagian masyarakat masih ada yang memandang bahwa pendidikan kurang penting, hal ini disebabkan banyaknya
pengangguran dari kaum intelektual yang notabene telah lulus sarjana. Hal ini yang kemudian melahirkan permasalahan-
permasalahan baru semisal kawin muda, dan banyaknya anak perempuan usia sekolah yang putus sekolah dikorbankan untuk
membantu orang tuanya.
III. ANALISIS KONDISI PENDIDIKAN MASA DATANG 4 TAHUN KE