L-pad Zobel Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Penyuara dengan Cacat Minimal T1 612009030 BAB II

2.2. L-pad

Penyuara yang digunakan dalam suatu sistem penyuara dapat memiliki tingkat kepekaan yang berbeda dan jika penyuara yang memiliki kepekaan berbeda digunakan begitu saja maka tidak akan dapat menghasilkan tanggapan magnitudo yang rata atau mendekati sama keras. Untuk mengatasi bedanya tingkat kepekaan antar penyuara maka perlu diberikannya untai L-pad. Untai L-pad merupakan pembagi tegangan yang bertujuan untuk mengurangi besarnya isyarat suara yang masuk ke kumparan suara dari penyuara. Dengan masukan yang sama tingkat kepekaan yang dihasilkan penyuara yang diberi untai L-pad akan berkurang dan menjadi setara dengan penyuara lainnya yang digunakan pada sistem penyuara.[5]. Pada untai L-pad yang ditunjukkan pada Gambar 2.4 perlu diperhatikan kepekaan dan impedansi dari penyuara. Kemudian ditentukan nilai impedansi yang diinginkan untuk digunakan pada tapis. Gambar 2.4. Skema untai L-pad Untuk menghitung hubungan tingkat kepekaan dengan bati tegangan digunakan persamaan : Pada persamaan 2.2 di mana bati tegangan, dan dB = kepekaan maka diperoleh hubungan tingkat kepekaan yang diinginkan untuk dikurangkan dengan nilai bati tegangannya. Setelah diperoleh nilai bati tegangannya, dihubungkan dengan nilai hambatan yang diperlukan yaitu : Di mana pada persamaan 2.3 nilai merupakan nilai hambatan total yang diinginkan pada untai L-pad.

2.3. Zobel

Impedansi pada penyuara tidak murni bersifat resistif tetapi ada perubahan terhadap frekuensi. Adanya perubahan tersebut mengakibatkan penurunan magnitudo pada tapis yang digunakan berubah. Perubahan impedansi pada closed-box driver midrange dan tweeter ditunjukkan dengan adanya kenaikan impedansi pada daerah frekuensi resonan yang dapat menjadi gangguan pada tapis yang digunakan. Gangguan yang dapat terjadi yaitu adanya kenaikan tanggapan magnitudo di sekitar frekuensi resonan apabila nilai cutoff tapis dekat dengan frekuensi resonan. Untuk mengatasi gangguan yang diakibatkan impedansi dari kumparan suara yang tidak murni resistif dapat juga dilakukan dengan penggunaan tapis dengan nilai cutoff cukup jauh dari frekuensi resonan penyuara, pada umumnya 2 oktaf di atasnya. Selain dengan cara tersebut dapat juga di atasi dengan penggunaan untai pencocokan yang dapat membuat impedansi dari kumparan suara bersifat mendekati resistif, umumnya untai pencocokan disebut juga dengan untai Zobel. Untai Zobel terletak antara crossover dan penyuara sehingga beban yang diterima tapis menjadi bersifat mendekati resistif. Pada Gambar 2.5 merupakan skema untai Zobel yang terhubung dengan untai persamaan kumparan suara penyuara. Pada frekuensi tinggi untai Zobel terdiri dari . Untai ini digunakan untuk mengatasi sifat induktasi kumparan suara pada frekuensi tinggi di mana impedansinya . Pada frekuensi resonan penyuara, dan beresonansi dan diberikan dengan konfigurasi paralel terhadap kumparan suara. Dengan untai tersebut dapat meredam kenaikan impedansi pada frekuensi resonan. Gambar 2.5. Untai pencocokan dan persamaan kumparan suara Dengan diasumsikan kumparan suara sebagai lossless inductor di mana open maka : Persamaan di atas didapatkan dengan asumsi open pada frekunsi rendah dan , , dan aktif. Sedangkan pada frekuensi tinggi open dan , , , aktif[5]. Pada Gambar 2.6 ditunjukkan contoh impedansi penyuara di mana “a” tanpa untai Zobel dan “b” dengan untai Zobel. Gambar 2.6. Impendasi penyuara tanpa dan dengan untai Zobel

2.4. Crossover