2.2. L-pad
Penyuara yang digunakan dalam suatu sistem penyuara dapat memiliki tingkat kepekaan yang berbeda dan jika penyuara yang memiliki kepekaan
berbeda digunakan begitu saja maka tidak akan dapat menghasilkan tanggapan magnitudo yang rata atau mendekati sama keras. Untuk mengatasi bedanya
tingkat kepekaan antar penyuara maka perlu diberikannya untai L-pad. Untai L-pad merupakan pembagi tegangan yang bertujuan untuk
mengurangi besarnya isyarat suara yang masuk ke kumparan suara dari penyuara. Dengan masukan yang sama tingkat kepekaan yang dihasilkan
penyuara yang diberi untai L-pad akan berkurang dan menjadi setara dengan penyuara lainnya yang digunakan pada sistem penyuara.[5].
Pada untai L-pad yang ditunjukkan pada Gambar 2.4 perlu diperhatikan
kepekaan dan impedansi dari penyuara. Kemudian ditentukan nilai impedansi yang diinginkan untuk digunakan pada tapis.
Gambar 2.4. Skema untai L-pad
Untuk menghitung hubungan tingkat kepekaan dengan bati tegangan digunakan persamaan :
Pada persamaan 2.2 di mana bati tegangan, dan dB = kepekaan
maka diperoleh hubungan tingkat kepekaan yang diinginkan untuk dikurangkan dengan nilai bati tegangannya. Setelah diperoleh nilai bati
tegangannya, dihubungkan dengan nilai hambatan yang diperlukan yaitu :
Di mana pada persamaan 2.3 nilai merupakan nilai
hambatan total yang diinginkan pada untai L-pad.
2.3. Zobel
Impedansi pada penyuara tidak murni bersifat resistif tetapi ada perubahan terhadap frekuensi. Adanya perubahan tersebut mengakibatkan penurunan
magnitudo pada tapis yang digunakan berubah. Perubahan impedansi pada closed-box driver midrange dan tweeter ditunjukkan dengan adanya kenaikan
impedansi pada daerah frekuensi resonan yang dapat menjadi gangguan pada tapis yang digunakan. Gangguan yang dapat terjadi yaitu adanya kenaikan
tanggapan magnitudo di sekitar frekuensi resonan apabila nilai cutoff tapis dekat dengan frekuensi resonan.
Untuk mengatasi gangguan yang diakibatkan impedansi dari kumparan suara yang tidak murni resistif dapat juga dilakukan dengan penggunaan tapis
dengan nilai cutoff cukup jauh dari frekuensi resonan penyuara, pada umumnya 2 oktaf di atasnya. Selain dengan cara tersebut dapat juga di atasi
dengan penggunaan untai pencocokan yang dapat membuat impedansi dari kumparan suara bersifat mendekati resistif, umumnya untai pencocokan
disebut juga dengan untai Zobel. Untai Zobel terletak antara crossover dan penyuara sehingga beban yang diterima tapis menjadi bersifat mendekati
resistif.
Pada Gambar 2.5 merupakan skema untai Zobel yang terhubung dengan
untai persamaan kumparan suara penyuara. Pada frekuensi tinggi untai Zobel terdiri dari
. Untai ini digunakan untuk mengatasi sifat induktasi
kumparan suara
pada frekuensi
tinggi di
mana impedansinya
. Pada frekuensi resonan penyuara, dan
beresonansi dan diberikan
dengan konfigurasi paralel terhadap kumparan suara. Dengan untai tersebut dapat meredam kenaikan impedansi pada frekuensi resonan.
Gambar 2.5. Untai pencocokan dan persamaan kumparan suara
Dengan diasumsikan kumparan suara sebagai lossless inductor di mana open maka :
Persamaan di atas didapatkan dengan asumsi open pada frekunsi rendah
dan ,
, dan aktif. Sedangkan pada frekuensi tinggi
open dan ,
, ,
aktif[5]. Pada Gambar 2.6 ditunjukkan contoh impedansi penyuara
di mana “a” tanpa untai Zobel dan “b” dengan untai Zobel.
Gambar 2.6. Impendasi penyuara tanpa dan dengan untai Zobel
2.4. Crossover