5
pengelolaan perparkiran kepada pemakai jasa parkir secara maksimal yaitu melalui peraturan daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002 tentang Perizinan Pelataran
Parkir Ditepi Jalan Umum. Berdasarkan latar belakang di atas penulis memilih judul Prosedur Izin
Pengelolaan Pelataran Parkir Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002.
I. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana pengaturan hukum izin pengelolaan pelataran parkir?
2. Bagaimana prosedur izin pengelolaan pelataran parkir berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002? 3.
Bagaimana akibat hukum yang timbul dalam pemberian izin pengelolaan pelataran parkir?
J. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaturan hukum izin pengelolaan pelataran parkir.
2. Untuk mengetahui prosedur izin pengelolaan pelataran parkir berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002. 3.
Untuk mengetahui akibat hukum yang timbul dalam pemberian izin pengelolaan pelataran parkir.
8
Ibid
Universitas Sumatera Utara
6 Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara:
1.
Secara teoritis Diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu hukum administrasi negara berkaitan dengan prosedur izin pengelolaan pelataran parkir.
2.
Secara praktis Diharapkan bermanfaat bagi lembaga penegak hukum, praktisi hukum dan
pemerintah agar dapat lebih mengetahui dan memahami tentang prosedur izin pengelolaan pelataran parkir.
K. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran literatur di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara maupun Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Cabang Fakultas Hukum,
bahwa penelitian dengan judul prosedur izin pengelolaan pelataran parkir berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002, belum pernah
diteliti oleh penelitian sebelumnya, namun ada beberapa judul berkaitan dengan prosedur izin pengelolaan pelataran parkir, antara lain :
Irfan Fajri Ramb 2014, dengan judul penelitian Tinjauan Hukum Administrasi Negara Tentang Retribusi Parkir Kota Padangsidimpuan. Adapun
permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1.
Manfaat retribusi parkir terhadap pedapatan daerah Kota Padangsidimpuan?
2.
Pemerintah kota Padangsidimpuan mengatur pengelolaan parkir agar retribusi parkir meningkatkan pendapatan asli daerah
Universitas Sumatera Utara
7
3.
Upaya penertiban dan sanksi yang diterapkan terhadap pengelola parkir yang terbukti melanggar Perda Kota Padangsidimpuan No. 5 tahun 2010?
L. Tinjauan Pustaka
Negara hukum ialah negara yang susunannya diatur dengan sebaik-baiknya dalam undang-undang, sehingga segala kekuasaan dari alat-alat pemerintahannya
didasarkan pada hukum. Rakyat tidak boleh melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum. Negara hukum itu ialah negara yang diperintah bukan oleh orang-
orang, tetapi oleh undang-undang. Karena itu, di dalam negara hukum, hakhak rakyat dijamin sepenuhnya oleh negara dan terhadap negara, sebaliknya,
kewajiban-kewajiban rakyat harus dipenuhi seluruhnya dengan tunduk dan taat kepada segala peraturan pemerintah dan undang-undang negara. Ide sentral negara
hukum adalah pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia yang bertumpu atas prinsip kebebasan dan persamaan. Adanya undang-undang dasar
akan memberikan jaminan konstitusional terhadap asas kebebasan dan persamaan.
9
Tugas pemerintahan dalam negara hukum modern Welfare state seperti sekarang ini tidak hanya melaksanakan undang-undang saja, tetapi lebih luas dari
itu yaitu menyelenggarakan kepentingan umum. Negara Kesejahteraan Welfare state dituntut harus selalu dapat bertindak untuk menyelesaikan segala aspek atau
persoalan yang menyangkut kehidupan warga negaranya, meskipun dalam penyelesaiannya belum ada peraturan yang mengaturnya.
10
9
Murtir Jeddawi, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta, Total Media, 2012, hal. 28
10
Hartono Hadisoeprapto, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta, Liberty, 2008, hal. 71.
Universitas Sumatera Utara
8
Dengan memberi izin penguasa memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenamya dilarang, ini
menyangkut perkenan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya.
11
Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas,
menyatakan syah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu.
12
Izin adalah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi negara. Pemerintah menggunakan izin sebagai sarana yuridis
untuk mengemudikan tingkah laku para warga.
13
Izin ialah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam
keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perundang- undangan.
14
Izin vergunning adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan Undang-Undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu
menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan peraturan perundang-undangan.
15
11
N.M.Spelt dan J.BJ.M. Ten Berge, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya, 1992, hal3
12
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Pasal 1 ayat 8
13
Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara, Jakarta, Rajawali Press, 2013, hal 199.
14
Ibid.
15
Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sertor Pelayanan Publik, Jakarta, Sinar Grafika 2010, hal. 168
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk memperuraikan
tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang.
Universitas Sumatera Utara
9
Pemberian pengertian izin tersebut menunjukkan adanya penekanan pada izin yang tertulis, yakni berbentuk dokumen, sehingga yang disebut sebagai izin
tidak termasuk yang diberikan secara lisan.
M. Metode Penelitian