a Kelembaban Udara Absolut Absolute Humidity, ω
Kelembaban udara absolut adalah nilai jumlah kandungan uap air dalam satu kilogram udara grKg. Namun nilai kelembaban udara
absolut ini sangat dipengaruhi oleh panas termal udara dan nilainya tidak mengalami perubahan saat mengalami pemanasan ataupun
pendinginan. Pada temperatur tinggi, udara cenderung menghisap
kelembaban uap air. b
Kelembaban Udara Relatif Relative Humidity, Ф
Adalah jumlah persentase kandungan uap air yang dihitung atas dasar udara berkandungan maksimum udara jenuh. Kelembaban relatif
pada udara jenuh harus selalu 100. Kelembaban udara relatif akan menurun bila udara dipanaskan dan meningkat bila udara didinginkan.
Dengan catatan bahwa jumlah kandungan air yang ada pada udara tidak mengalami perubahan.
2.8 Sistem Pengering Buatan
Sistem pengering buatan berbeda dengan sistem pengering secara alami Natural Air Drying. Pada sIstem ini proses pengeringan tidak sepenuhnya
bergantung pada kondisi cuaca. Sirkulasi gerakan dan arah angin yang mengandung energi panas udara yang mengalir baik proses aliran paksa maupun alami. Bila udara
dalam ruangan terlalu lembab udara tersebut dapat dibuang melalui saluran pembuangan damper untuk kemudian digantikan dengan udara baru yang tidak
terlalu lembab. Sifat pengering buatan dibuat untuk mendapatkan beberapa nilai positif
yang tidak dapat dicapai oleh sistem pegeringan secara alami, misalnya: 1.
Proses pengeringan tidak sepenuhnya bergantung pada panas matahari atau kondisi musim.
2. Dengan singkatnya proses pengeringan, kapasitas pengeringan dapat ditingkatkan.
3. Proses pengeringan dapat terjadi secara kontinyu dan dapat dilakukan sewaktu
–waktu sesuai keinginan. 4. Bahan yang dikeringkan akan lebih aman dari gangguan luar yang dapat
merusak bahan atau produk seperti : debu, hewan, gangguan cuaca dan lain- lain.
5. Penggunaan filter udara pada saluran udara masuk memungkinkan bahwa udara pengeringan benar
–benar bersih dari kotaran, debu dan lainnya.
2.9 Stack Effect
Stack efek adalah pergerakan udara ke dan dari cerobong asap, tumpukan gas buang dan didorong oleh kemampuan mengapung. Apung terjadi karena
perbedaan tekanan antara dalam ruangan dorongan kerapatan udara bebas yang disebabkan oleh perbedaan suhu dan kelembaban. Hasilnya adalah positif atau
negatif gaya apung. Semakin besar perbedaan termal dan ketinggian struktur, semakin besar kekuatan daya apung, dan dengan demikian efek tumpukan yang
disebut sebagai “efek cerobong asap” akan membantu mendorong ventilasi alami dan infiltrasi.
2.10 Nilai Kalor
Nilai kalor adalah suatu angka yang menyatakan jumlah panaskalori yang dihasilkan dari proses pembakaran sejumlah bahan bakar tertentu dengan
udaraoksigen menurut Yelina,dkk 2000. [14] Nilai kalor dapat dicari dengan menggunakan alat bomb calorimeteruntuk
mengetahui selisih perubahan temperatur dalam proses pembakaran dan data tersebut dapat dihitung dengan rumus:
..............................................................2.7
HHV
=
................................................................2.8