Perpindahan Panas konveksi Perpindahan Panas

Gambar 2.5 Perpindahan panas konveksi dari permukaan media padat ke fluida yang mengalir Sumber: Incropera dan DeWitt, 3rd ed. Laju perpindahan panas konveksi adalah merupakan Hukum Newton tentang pendinginan Newton’s Law of Cooling yaitu: q konv = h.A s .T s - T  .......................................................................... 2.3 dimana : q konv = Laju perpindahan panas konveksi W h = Koefisien perpindahan panas konveksi Wm 2 .K A s = Luas permukaan perpindahan panas m 2 T s = Temperatur permukaan K T  = Temperatur fluida K Menurut aliran fluidanya, perpindahan panas konveksi dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: 1. Konveksi paksa forced convection, terjadi bila aliran fluidanya disebabkan oleh gaya luar seperti : blower, pompa, atau kipas angin. 2. Konveksi alamiah natural convection, terjadi bila aliran fluidanya disebabkan oleh efek gaya apungnya buoyancy forced effect. Pada fluida, temperatur berbanding terbalikberlawanan dengan massa jenis density. Dimana, makin tinggi temperatur fluida maka semakin rendah massa jenis fluida tersebut dan sebaliknya makin rendah temperatur maka makin tinggi massa jenisnya. Fluida dengan temperatur lebih tinggi akan menjadi lebih ringan karena massa jenisnya mengecil maka akan naik mengapung di atas fluida yang lebih berat.

2.5.3 Perpindahan Panas Radiasi

Proses perpindahan panas secara radiasi pancaran adalah suatu proses perpindahan energi panas yang terjadi dari benda yang bertemperatur tinggi menuju benda dengan temperatur lebih rendah dengan tanpa melalui suatu medium perantara. Kreith 1986. Pada proses perpindahan energi panas secara radiasi ini semua permukaan pada temperature tertentu mengemisikan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Proses perpindahan panas secara radiasi dapat pula terjadi pada dua media yang dibatasi oleh media yang bersuhu lebih dingin daripada keduanya Cengel 1997. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perpindahan panas secara radiasi adalah mekanisme perpindahan panas yang terjadi melalui gelombang elektromagnetik yang terjadi pada suatu permukaan dengan emisivitas antara nol dan satu. Laju perpindahan panas radiasi atau panas yang diemisika oleh permukaan suatu benda riil nyata adalah : q RADIASI = ε σ T s 4 A..........................................................................2.4 Dimana: q RADIASI = Laju perpindahan panas secara radiasi Watt ε = Emisivitas permukaan benda. σ = Konstanta Stevan – Boltzmann 5,67 . 10 -8 W T s = Temperatur permukaan benda, selalu dalamabsolut K A = Luas permukaan perpindahan panas radiasi m 2 T sur = Temperatur surrounding K Laju perpindahan panas radiasi netto antara permukaan benda yang bertemperatur lebih tinggi menuju permukaan media yang bertemperatur lebih rendah atau sebaliknya dinyatakan dengan : q RAD. NETTO = ε A σ T s 4 - T sur 4 jika T sur T s ......................................2.5 q RAD. NETTO = ε A σ T sur 4 - T s 4 jika T sur T s ......................................2.6

2.6 Udara Pengering

Fluida adalah suatu zat atau substanti yang akan mengalami deformasi secara berkesinambungan apabila menerima gaya geser walaupun gaya geser yang diterimanya tersebut sangat kecil. Fluida terdiri dari komposisi molekul –molekul dalam gerakan konstan.

2.6.1 Aliran Udara Pengeringan

Pada proses pengering ini yang digunakan adalah proses aliran alami Natural Flow yaitu menggunakan cerobong sebagai pengalir udara, sehingga laju aliran massa mass flow rate udara dipengaruhi oleh efek gaya apung Bouyancy Force Effect. Dengan laju aliran massa udara yang alami memungkinkan udara pengering mencapai temperatur yang lebih tinggi, sehingga udara pengering dapat mengeringkan dengan lebih efisien. Fungsi aliran udara pengering yaitu:  Sebagai perantara gelombang panas melintasi permukaan luarmaterial, sehingga yang terkandung pada material terevaporasi.  Membawa uap air yang terevaporasi dari permukaan materialmenuju cerobong pembuangan udara bercampur uap.

2.7 Kelembaban Udara

Air Humidity Material memiliki kemampuan untuk menyerap dan melepaskan kandungan air. Oleh karena itu penting untuk dapat mengetahui tingkat kelembaban udara sekitarnya. Adapun macam – macam kelembaban udara, adalah sebagai berikut: