Hambatan dalam Pelaksanaan Penilaian Portofolio Mata Pelajaran

remidi atau pengayaan. Dari catatan tersebut dapat diambil kesimpulan tentang nilai akhir masing-masing siswa berdasarkan indikator yang ada, sehingga akan mencerminkan kesimpulan tentang prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung dari awal sampai dengan akhir. Remidi dilaksanakan di luar jam pelajaran, mulai pukul 14.00, dan pelaksanaan remidi terjadwal. Pelaksanaan remidi ini dilakukan dengan membuat soal-soal latihan terhadap siswa latihan. Remidi ini hanya dilaksanakan pada saat siswa belum tuntas dalam mengerjakan ulangan blok. Jadi kalau terdapat siswa yang sudah mengikuti remidi, maka tidak akan diadakan remidi ulang.

3. Hambatan dalam Pelaksanaan Penilaian Portofolio Mata Pelajaran

PKn di SMA Negeri 4 Tegal Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru mata pelajaran PKn, terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan penilaian portofolio di SMA Negeri 4 Tegal. a. Kendala Waktu Waktu merupakan faktor penting untuk melaksanakan penilaian portofolio pada siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn di SMA Negeri 4 Tegal, bahwa waktu yang tersedia untuk mengkoreksi setiap folder atau bundel tugas-tugas terstruktur dan hasil tes siswa tidak ada. Karena jumlah siswa yang diajar terlalu banyak, sehingga hasil tes ulangan siswa, dan tugas- tugas terstruktur siswa setelah diberi nilai langsung dibagikan kepada siswa. Jadi guru tidak mengarsip, dan siswa sendiri juga tidak mengarsipnya. Selain itu, siswa membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakan portofolio tersebut bagi siswa. Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, penyimpanan, dan penggunaan. Sedangkan pada saat pelaksanaan penilaian, guru mata pelajaran PKn, cenderung banyak menggunakan soal yang berbentuk pilihan ganda, sisanya soal yang berbentuk uraian. Padahal soal yang berbentuk pilihan ganda tersebut hanya mengukur kemampuan siswa pada jenjang kognitif yang rendah. Jika semua soal yang digunakan dalam penilaian berbentuk uraian, maka waktu yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah soal yang ada serta tingkat kesulitan dari soal-soal tersebut. b. Tempat Penyimpanan Folder Portofolio Tempat yang dimaksud di sini adalah tempat untuk menyimpan bundel atau folder portofolio setiap siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKn, penilaian portofolio di SMANegeri 4 Tegal belum dilaksanakan dengan maksimal sehingga tidak terdapat folder portofolio. c. Karakter Siswa yang Beraneka Ragam Setiap siswa memiliki tingkat pemahaman yang berbeda dalam proses belajar mengajar. Tidak semua siswa memiliki keberanian untuk berpartisipasi secara aktif pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ada sebagian siswa yang aktif berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar, namun ada beberapa siswa yang cenderung pasif atau kurang berpartisipasi. Hal ini disebabkan oleh karakter siswa yang beraneka ragam. d. Kompetensi Guru Kompetensi profesional guru merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam jenjang pendidikan apapun, yang mencakup kompetensi kepribadian dan kemasyarakatan. Kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa tidak saja ditentukan oleh manajemen sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran, tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh karena itu, kompetensi guru sangat penting, karena dengan kompetensi yang dimiliki guru akan mendorong terciptanya kegiatan dan hasil belajar yang optimal. Guru yang teruji kompetensinya akan lebih mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, kreatif, efektif dan menyenangkan, sehingga mampu mengembangkan kompetensi seluruh peserta didik secara optimal E. Mulyasa, 2005:190 Kompetensi guru di SMA Negeri 4 Tegal, terutama guru PKn masih kurang bagus. Guru PKn di SMA Negeri 4 Tegal ini menganggap bahwa pelaksanaan penilaian portofolio dilaksanakan pada semua kompetensi dasar atau pokok bahasan. Padahal tidak semua kompetensi dasar atau pokok bahasan tersebut bisa diterapkan penilaian portofolio. Dalam pelaksanaan penilaian portofolio, guru tersebut tidak pernah mengikuti seminar atau pelatihan tentang penilaian portofolio. Pihak sekolah hanya menunjuk satu guru, yaitu guru Bahasa Indonesia untuk mengikuti seminar atau pelatihan penilaian portofolio. Guru yang bersangkutan itupun tidak menerapkan penilaian portofolio pada mata pelajaran yang diampunya. Hal ini menyebabkan guru mata pelajaran PKn kurang menguasai pedoman penilaian portofolio, sehingga siswa kurang kreatif dalam kegiatan belajar mengajar.

B. Pembahasan