Waktu 20 menit Waktu 60 menit Waktu 90 menit

61 LAMPIRAN 7 PERHITUNGAN KANDUNGAN LOGAM EMAS DALAM LARUTAN HASIL PELINDIAN Berdasarkan data absorbansi larutan sampel yang telah ditulis pada Tabel 6, maka konsentrasi logam emas dalam larutan hasil pelindian dapat ditentukan dengan memasukkan data absorbansi tersebut ke dalam persamaan garis regresi linear larutan standarnya. Untuk larutan standar emas persamaan garis regresinya adalah : Y = 0,0123891 X + 0,0009365 Persamaan garis di atas digunakan dalam perhitungan pada optimasi perbandingan pelarut. Sedangkan pada optimasi waktu pelindian dan pengendapan digunakan persamaan garis = 0,0001946 + 0,0177200 dan = 0,0107805 - 0,0002013 Perhitungan konsentrasi logam Au dalam larutan hasil pelindian dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Optimasi Waktu Pelindian

a. Waktu 20 menit

i. Absorbansi 1 Y= 0,03510 = 0,0001946 + 0,0177200 = – 0,0001946 0,0177200 = 0,03510-0,0001946 0,0177200 = 1,9698 mgL Pengukuran absorbansi larutan sampel dilakukan dengan pengenceran 10 kali, maka 1,9698 mgL x 10 = 19,698 mgL. Sebelum pengukuran absorbansi, larutan sampel sebelumnya juga di encerkan 4 kali, sehingga konsentrasi sebenarnya sebesar 62 19,698 mgL x 4 = 78,792 mgL = 78,792 ppm ii. Absorbansi 2 Y= 0,03588 = 0,0001946 + 0,0177200 = – 0,0001946 0,0177200 = 0,03588-0,0001946 0,0177200 = 2,0138 mgL Pengukuran absorbansi larutan sampel dilakukan dengan pengenceran 10 kali, maka 2,0138 mgL x 10 = 20,138 mgL. Sebelum pengukuran absorbansi, larutan sampel sebelumnya juga diencerkan 4 kali, sehingga konsentrasi sebenarnya sebesar 20,138 mgL x 4 = 80,552 mgL = 80,552 ppm iii. Konsentrasi rata-rata ̅= 78,792+80,552 ppm 2 =79,62 ppm

b. Waktu 60 menit

i. Absorbansi 1 Y= 0,00879 = 0,0001946 + 0,0177200 = – 0,0001946 0,0177200 = 0,00879-0,0001946 0,0177200 =0,4850 mgL Pengukuran absorbansi larutan sampel dilakukan dengan pengenceran 10 kali, maka 0,4850 mgL x 10 = 4,850 mgL. Sebelum pengukuran absorbansi, larutan sampel sebelumnya juga di encerkan 4 kali, sehingga konsentrasi sebenarnya sebesar 4,850 mgL x 4 = 19,4000 mgL = 19,4000 ppm ii. Absorbansi 2 Y= 0,00818 = 0,0001946 + 0,0177200 63 = – 0,0001946 0,0177200 = 0,00818-0,0001946 0,0177200 = 0,451 mgL Pengukuran absorbansi larutan sampel dilakukan dengan pengenceran 10 kali, maka 0,451 mgL x 10 = 4,51 mgL. Sebelum pengukuran absorbansi, larutan sampel sebelumnya juga diencerkan 4 kali, sehingga konsentrasi sebenarnya sebesar 4,51 mgL x 4 = 18,04 mgL = 18,04 ppm iii. Konsentrasi rata-rata ̅= 19,40+ 18,04 ppm 2 =18,72 ppm

c. Waktu 90 menit

i. Absorbansi 1 Y= 0,00533 = 0,0001946 + 0,0177200 = – 0,0001946 0,0177200 = 0,00533-0,0001946 0,0177200 = 0,2898 mgL Pengukuran absorbansi larutan sampel dilakukan dengan pengenceran 10 kali, maka 0,2898 mgL x 10 = 2,898 mgL. Sebelum pengukuran absorbansi, larutan sampel sebelumnya juga di encerkan 4 kali, sehingga konsentrasi sebenarnya sebesar 2,898 mgL x 4 = 11,5920 mgL = 11,5920 ppm ii. Absorbansi 2 Y= 0,00498 = 0,0001946 + 0,0177200 = – 0,0001946 0,0177200 = 0,00498-0,0001946 0,0177200 = 0,270 mgL 64 Pengukuran absorbansi larutan sampel dilakukan dengan pengenceran 10 kali, maka 0,2700 mgL x 10 = 2,700 mgL. Sebelum pengukuran absorbansi, larutan sampel sebelumnya juga diencerkan 4 kali, sehingga konsentrasi sebenarnya sebesar 2,700 mgL x 4 = 10,8000 mgL = 10,8000 ppm iii. Konsentrasi rata-rata ̅= 11,5920 + 10,8000 ppm 2 = 11,1960 ppm

d. Waktu 120 menit