82
yang sama-sama memiliki saham perusahaan tapi dengan jumlah saham yang berbeda, satu manajer memiliki saham yang besar dan manajer yang lainnya
dengan saham yang kecil akan memiliki kebijakan yang berbeda pula. Kebijakan yang dimaksud disini adalah kebijakan terkait kedudukannya sebagai manajer dan
pemegang saham, misalnya kebijakan hutang. Manajer tersebut akan mengambil kebijakan yang paling menguntungkannya baik sebagai manajer dan pemegang
saham atau harus mengorbankan salah satu kedudukannya tersebut demi kebijakan yang dapat menguntungkannya.
4.2.3 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis ketiga menyatakan terdapat pengaruh antara struktur modal terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian membuktikan bahwa hipotesis ketiga
ditolak. Struktur modal yang diproksikan dengan debt equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan di dalam
memenuhi seluruh kewajiban perusahaan. Tinggi rendahnya debt equity ratio akan mempengaruhi penilaian investor. Semakin besar debt equity ratio
menunjukkan semakin besar biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membiayai hutang tersebut, akibatnya distribusi laba usaha semakin terserap
untuk melunasi kewajiban jangka panjang tersebut. Sehingga laba yang tersisa untuk pemegang saham semakin kecil.
Hasil pengolahan data menunjukkan rata-rata variabel struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia adalah sebesar 1.42 yang menunjukkan
bahwa manajer lebih banyak mengambil kebijakan hutang untuk membiayai
83
perusahaan. Bahkan pada perusahaan PT Multipolar Corporation Tbk nilai struktur modalnya adalah sebesar 5.49 yang berarti perusahaan menggunakan 5.49
dari setiap rupiah modal sendiri untuk dijadikan sebagai jaminan hutang. Suatu perusahaan yang mempunyai hutang dengan jumlah besar akan memberikan
beban berat kepada perusahaan yang bersangkutan dan perusahaan ini dapat dikategorikan sebagai perusahaan dengan struktur modal yang tidak baik. Trade-
off theory menyatakan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan
hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan kenaikan biaya financial distress dan
konflik keagenan. Konflik keagenan memunculkan biaya keagenan agency costs yaitu biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan
hubungan antara pemilik perusahaan pemegang saham dan kreditor. Penelitian terdahulu bertentangan dengan hasil penelitian ini yaitu hasil
penelitian Sujoko dan Soebiantoro 2007 menemukan bahwa struktur modal leverage mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini konsisten dengan pandangan tradisional yang diwakili oleh trade off theory dan pecking order theory, Myers 1984 yang menyatakan bahwa
struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan.
4.2.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan