11
mengindikasikan adanya spesifikasi cara bertanam kedelai. Oleh karena itu, langkah-langkah utama yang harus diperhatikan dalam bertanam kedelai yaitu
pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan.
2.2.1 Pemilihan Benih
Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan usaha tani kedelai. Pada penanaman kedelai, biji atau benih ditanam secara langsung, sehingga
apabila kemampuan tumbuhnya rendah, jumlah populasi per satuan luas akan berkurang. Di samping itu, kedelai tidak dapat membentuk anakan sehingga
apabila benih tidak tumbuh, tidak dapat ditutup oleh tanaman yang ada. Oleh karena itu, agar dapat memberikan hasil yang memuaskan, harus dipilih
varietas kedelai yang sesuai dengan kebutuhan, mampu beradaptasi dengan kondisi lapang, dan memenuhi standar mutu benih yang baik. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan varietas yaitu umur panen, ukuran dan warna biji, serta tingkat adaptasi terhadap lingkungan tumbuh yang tinggi.
2.2.2 Ukuran dan warna biji
Ukuran dan warna biji varietas yang ditanam harus sesuai dengan permintaan pasar di daerah sekitar sehingga setelah panen tidak sulit dalam
menjual hasilnya. Untuk daerah sentra pertanaman tertentu, misalnya di tanah masam, hendaknya memilih varietas kedelai unggul yang mempunyai tingkat
adaptasi tinggi terhadap tanah masam sehingga akan diperoleh hasil optimal, contohnya varietas Tanggamus. Demikian pula bila kedelai ditanam di daerah
banyak terdapat hama ulat grayak maka pemilihan varietas tahan ulat grayak amat menguntungkan, contohnya varietas Ijen. Selain itu, varietas yang
12
ditanam tersebut harus sudah bersifat aditif dengan kondisi lahan yang akan ditanami sehingga tidak mengalami hambatan dalam pertumbuhannya.
2.2.3 Persiapan Lahan
Tanaman kedelai biasanya ditanam pada tanah kering tegalan atau tanah persawahan. Pengolahan tanah bagi pertanaman kedelai di lahan kering
sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau, sedangkan pada lahan sawah, umumnya dilakukan pada musim kemarau. Persiapan lahan penanaman
kedelai di areal persawahan dapat dilakukan secara sederhana. Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian dikumpulkan, dan dibiarkan
mengering. Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m-10 m, yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak
penanaman dibuat saluran drainase selebar 25 cm - 30 cm, dengan kedalaman 30 cm. Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami.
Jika areal penanaman kedelai yang digunakan berupa lahan kering atau tegalan, sebaiknya dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanah
dicangkul atau dibajak sedalam 15 cm – 20 cm. Di sekeliling lahan dibuat parit selebar 40 cm dengan kedalaman 30 cm. Selanjutnya, dibuat petakan-petakan
dengan panjang antara 10 cm – 15 cm, lebar antara 3 cm – 10 cm, dan tinggi 20 cm – 30 cm. Antara petakan yang satu dengan yang lain kanan dan kiri
dibuat parit selebar dan sedalam 25 cm. Antara petakan satu dengan petakan di belakangnya dibuat parit selebar 30 cm dengan kedalaman 25 cm.
Selanjutnya, lahan siap ditanami benih.
13
Apabila lahan yang digunakan termasuk tanah asam memiliki pH 5,0, bersamaan dengan pengolahan tanah dilakukan pengapuran. Dosis pengapuran
disesuaikan dengan pH lahan. Lahan sawah s u p r a i n s u s dianjurkan diberi kapur sebanyak 300 kgha. Kapur disebarkan merata, kemudian tanah dibalik
sedalam 20 cm – 30 cm dan disiram hingga cukup basah. Sebelum dilakukan kegiatan penanaman, terlebih dulu diberi pupuk dasar. Pupuk yang digunakan
berupa TSP sebanyak 75 kg – 200 kgha, KCl 50 kg – 100 kgha, dan Urea 50 kgha. Dosis pupuk dapat pula disesuaikan dengan anjuran petugas Wilayah
Kerja Penyuluh Pertanian WKPP setempat. Pupuk disebar secara merata di lahan, atau dimasukkan ke dalam lubang di sisi kanan dan kiri lubang tanam
sedalam 5 cm. Untuk jenis kedelai manis e d a m a m e , jarak tanam 40 cm x 40 cm.
Tanaman kedelai e d a m a m e dan k o r a t a m e diberi pupuk dasar berupa Urea sebanyak 600 kg – 800 kg, TSP 600 kg – 800 kg, dan KCl 400 kg per
hektar. Pupuk disebar merata pada lahan tanam. Untuk menghindari hama lalat bibit, sebaiknya pada saat penanaman benih diberikan pula Furadan,
Curater, atau Indofuran ke dalam lubang tanam.
2.2.4 Penanaman