Perubahan Dimensi Vertikal Wajah Akibat Perawatan Ortodonti

Perubahan vertikal dapat menghasilkan rotasi posterior mandibula karena adanya posisi molar maksila dan mandibula. Posisi vertikal dan sagital mandibula selama pertumbuhan bergantung pada pertumbuhan vertikal yaitu gigi posterior maksila, pertumbuhan ramus, bentuk madibula dan perkembangan vertikal dari gigi posterior mandibula. 29 Dimensi vertikal wajah sangat erat hubungannya dengan indeks tinggi wajah yaitu perbandingan tinggi wajah posterior dengan tinggi wajah anterior. Perubahan tinggi wajah anterior pada perawatan maloklusi Klas II divisi 1 akan mengakibatkan FHI menjadi lebih kecil. Aplikasi klinis indeks tinggi wajah menunjukkan arah kecenderungan pergerakan mandibula rotasi ke bawah dan ke belakang. Kisaran nilai FHI untuk perawatan ortodonti adalah 0,55 sampai 0,85 dengan nilai rata-rata 0,70 Gambar 2. Kasus dengan perbandingan indeks tinggi wajah lebih rendah atau lebih tinggi dari kisaran tersebut, sebaiknya dilakukan kombinasi perawatan ortodonti bedah. 19 FACIAL HEIGHT INDEX Gambar 2. Skema indeks tinggi wajah untuk perawatan ortodonti. 19

2.3 Perubahan Dimensi Vertikal Wajah Akibat Perawatan Ortodonti

OPEN BITE DEEP BITE SURGERY SURGERY ORTHODONTICS Ortodontis selain menegakkan diagnosis dan rencana perawatan juga menilai perubahan jaringan struktur wajah yang mengikuti pertumbuhan selama perawatan ortodonti. Perubahan dimensi vertikal wajah tidak dapat lepas dari nilai estetika wajah yang harmonis, sesuai dengan salah satu tujuan perawatan ortodonti. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang pertumbuhan kraniofasial normal secara sefalometri lateral yang meliputi evaluasi jaringan lunak serta jaringan keras yang mendasarinya. 30 Angle pertama kali menulis tentang keserasian wajah dan arti penting jaringan lunak sekitar wajah. Dalam penelitiannya tentang ilmu ortodonti didapatkan istilah keseimbangan balance, keserasian harmony, keindahan beauty serta keburukan ugliness. Konsep Angle tentang keserasian wajah selanjutnya dikemukakan oleh Wuerpel, bahwa wajah yang sangat bervariasi itu dapat menjadi cantik, meskipun tidak proporsional. Tweed dalam penelitiannya menekankan pada inklinasi insisivus mandibula terhadap garis Frankfort horizontal. Penggunaan segitiga Tweed dalam rencana perawatan makin mendapat perhatian peneliti tentang analisis sefalometri dan estetika wajah. 4,30,31,32 Analisis jaringan keras menjadi pedoman pada penelitian wajah jaringan lunak. Subtelny mengatakan bahwa hubungan antara perubahan jaringan keras dan jaringan lunak bukan merupakan hubungan linier yang kuat. Pada penelitian tentang pengukuran wajah dalam arah horizontal dan vertikal tidak semua jaringan lunak wajah secara langsung mengikuti perubahan struktur skeletal. Pendapat tersebut didukung oleh Burstone yang menyatakan bahwa jaringan lunak wajah tidak selalu mengikuti bentuk skeletal yang mendasarinya, sebab ada variasi ketebalan jaringan lunak yang menutupi tulang wajah. 30 Dalam merawat suatu kasus maloklusi, tidak jarang kita harus melakukan pencabutan gigi, guna mendapat ruangan. Pemilihan gigi yang dicabut biasanya ditentukan oleh faktor-faktor tipe maloklusi, pola pertumbuhan wajah, kondisi gigi, dan jaringan periodontal, sasaran perawatan, dan teknik yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. 8,9 Pilihan gigi-gigi yang biasa dicabut untuk perawatan ortodonti adalah premolar pertama, premolar kedua, molar kedua bila terdapat molar ketiga, bahkan gigi insisif. 8 Gigi yang paling umum dicabut untuk perawatan ortodonti adalah gigi premolar pertama. Alasannya adalah gigi premolar pertama letaknya dekat dengan regio anterior sehingga mudah untuk melakukan retraksi atau mengatasi crowding pada segmen anterior, dengan demikian ruangan bekas pencabutan dapat ditutup dengan mudah. 8,9 Banyak ahli yang menyarankan dilakukan pencabutan premolar pertama pada kasus dengan tinggi wajah anterior yang besar dan bidang mandibula yang curam, walaupun diskrepansi dental dan skeletalnya cenderung ringan untuk mengurangi dimensi vertikal. 12,14 Cusimano yang menganalisis pengaruh pencabutan empat premolar pertama terhadap tinggi wajah pasien remaja dengan pola pertumbuhan wajah high angle, tidak menemukan terjadinya penurunan dimensi vertikal. Sebaliknya dimensi vertikal tetap atau sedikit bertambah. 14 Staggers meneliti bahwa pencabutan empat premolar pertama merupakan faktor etiologi terjadinya temporomandibular joint TMJ disorders, dan juga menyebabkan penurunan dimensi vertikal. 15 Hayasaki, Yamaguchi dan Schudy menganalisis bahwa perawatan dengan pencabutan empat premolar pertama menyebabkan molar bergeser ke mesial dan menyebabkan mandibula rotasi counterclockwise dan terjadi penurunan vertikal dimensi. 17,20,29 Perawatan ortodonti pada pasien yang telah selesai proses tumbuh kembang difokuskan pada reposisi geligi untuk mengatasi maloklusi, daripada untuk mengubah proporsi wajah. Selama perawatan ortodonti, penting dilakukan kontrol pada perkembangan dentoalveolar di segmen bukal dalam arah vertikal, karena mekanoterapi yang digunakan dalam perawatan ortodonti cenderung menyebabkan pergerakan gigi dalam arah vertikal. Pergerakan ini dapat terjadi mulai dari pemakaian separator sampai leveling dengan arch wire yang ringan. 25 Untuk mengetahui bagian wajah yang paling berperan terhadap pengukuran indeks tinggi wajah dapat dilakukan dengan mengukur tinggi wajah posterior, tinggi wajah anterior dan sudut Frankfort mandibula. Penggunaan rasio indeks tinggi wajah memungkinkan klinisi untuk mengawasi secara seksama penanganan geligi dan respon mandibula yang menyertainya selama perawatan. Indeks tinggi wajah ini adalah indikasi dari rotasi mandibula selama perawatan dan bila diawasi secara kontinyu, akan memberikan gambaran lebih dinamis mengenai apa yang sebenarnya terjadi dalam perawatan. 19,33 Nilai indeks tinggi wajah dapat membantu klinisi membuat keputusan diagnostik sebelum perawatan untuk mengevaluasi rotasi pertumbuhan mandibula. Pada rangkaian sefalogram yang diambil sebelum perawatan, FHI dapat memberikan indikasi kecenderungan rotasi mandibula, yaitu ke atas dan ke depan bila FHI meningkat, ke bawah dan ke belakang bila FHI berkurang. 19 Nilai FHI harus dikontrol selama perawatan. Dengan mengawasi FHI secara seksama selama berbagai tahap perawatan, klinisi dapat menentukan apakah dimensi vertikalnya terkendali. Jika FHI berkurang saat leveling pembukaan dimensi vertikal, klinisi harus segera mengambil langkah untuk mengendalikan gigi, yang berpengaruh pada dimensi vertikalnya. Mekanika Klas II tanpa penjangkaran atau perawatan kasus sudut mandibula tinggi tanpa ekstraksi juga akan mengurangi FHI. Dalam semua kasus yang diteliti, terdapat penurunan FHI yang hampir universal selama perawatan aktif. Temuan ini mengkonfirmasi fakta bahwa semua mekanika ortodonti bersifat ekstruktif. Hal ini ditemukan pada saat proses leveling. Oleh sebab itu salah satu peringatan bagi klinisi adalah kasus FMA tinggi FHI rendah harus dirawat dengan sangat hati-hati. 19,33

2.4 Analisis Sefalometri Indeks Tinggi Wajah