commit to user 2
dalam komplek Monumen Pers terdapat naskah-naskah dan dokumen kuno yang merupakan bukti-bukti perjalanan sejarah pers nasional dan perjuangan bangsa
Indonesia sejak masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, masa kemerdekaan hingga masa pemerintahan saat ini. Monumen Pers Nasional merupakan tempat yang
tepat untuk wisata sejarah dan melihat perkembangan pers Indonesia di kota Solo. Namun, pada saat ini masyarakat kurang tertarik untuk mengunjungi museum. Di
karenakan tidak adanya kegiatan yang bisa menarik mereka untuk berkunjung kesana. Bahkan anak-anak sekolah di kota Solo sendiri banyak yang tidak mengetahui
keberadaan Monumen Pers Surakarta ini. Dari penjelasan tersebut diatas, maka perlunya memperkenalkan kembali Monumen Pers Nasional Surakarta. Untuk itu
penulis akan mengangkat permasalahan tersebut untuk Tugas Akhir yang berjudul
PERANCANGAN MEDIA
PROMOSI MONUMEN
PERS NASIONAL
SURAKARTA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas Rumusan masalah yang akan dihadapi dalam merancang rancangan komunikasi visual Monumen Pers Nasional Surakarta
antara lain: 1.
Bagaimana merancang
Visual Identity
untuk kampanye kunjungi Monumen Pers Nasional?
2. Bagaimana merancang dan memilih media kampanye untuk memperkenalkan
Monumen Pers Nasional sebagai salah satu obyek wisata sejarah perkembangan pers di kota Solo?
commit to user 3
C. Tujuan Perancangan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan perancangan promosi dari Monumen Pers Nasional Surakarta sebagai berikut:
1. Merancang Visual Identity untuk kampanye kunjungi Monumen Pers Nasional.
2. Merancang dan Memilih media kampanye untuk memperkenalkan Monumen Pers
Nasional sebagai salah satu obyek wisata sejarah perkembangan pers di kota Solo. .
commit to user
4
BAB II IDENTIFIKASI DATA
A. Latar Belakang Monumen Pers Nasional
1. Sejarah Berdirinya
Istilah “pers” berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti
press
. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak. Dalam perkembangan pers mempunyai pengertian, yakni pers mencakup
semua media komunikasi massa, seperti radio, televisi, dan film yang berfungsi memancarkan menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau perasaan
seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Sejarah perkembangan Pers di indonesia dimulai sejak masa penjajahan
Belanda dan Jepang. Pada tahun 1828 di Jakarta diterbitkan Javasche Courant yang isinya memuat berita- berita resmi pemerintahan, berita lelang dan berita kutipan dari
harian-harian di Eropa. Sedangkan di Surabaya Soerabajash Advertentiebland terbit pada tahun 1835 yang kemudian namanya diganti menjadi Soerabajash Niews en
Advertentiebland. Di semarang terbit Semarangsche Advertentiebland dan Semarangsche Courant.
Di Padang surat kabar yang terbit adalah Soematra courant, Padang Handeslsbland dan Bentara Melajoe. Di Makassar Ujung Pandang terbit Celebe Courant dan Makassaarch
Handelsbland. Surat- surat kabar yang terbit pada masa ini tidak mempunyai arti secara politis, karena lebih merupakan surat kabar periklanan. Tirasnya tidak lebih dari 1000-
commit to user 5
1200 eksemplar setiap kali terbit. Semua penerbit terkena peraturan, setiap penerbitan tidak boleh diedarkan sebelum diperiksa oleh penguasa setempat.
Pada tahun 1885 di seluruh daerah yang dikuasai Belanda terdapat 16 surat kabar berbahasa Belanda, dan 12 surat kabar berbahasa melayu diantaranya adalah
Bintang Barat, Hindia-Nederland, Dinihari, Bintang Djohar, Selompret Melayudan Tjahaja Moelia, Pemberitaan Bahroe Surabaya dan Surat kabar berbahasa jawa
Bromartani
yang terbit di
Solo
. Ketika Jepang datang ke Indonesia, surat kabar-surat kabar yang ada di
Indonesia diambil alih pelan-pelan. Beberapa surat kabar disatukan dengan alasan menghemat alat- alat tenaga. Tujuan sebenarnya adalah agar pemerintah Jepang dapat
memperketat pengawasan terhadap isi surat kabar. Kantor berita Antara pun diambil alih dan diteruskan oleh kantor berita Yashima dan selanjutnya berada dibawah pusat
pemberitaan Jepang, yakni Domei. Wartawan-wartawan Indonesia pada saat itu hanya bekerja sebagai pegawai,
sedangkan yang diberi pengaruh serta kedudukan adalah wartawan yang sengaja didatangkan dari Jepang. Pada masa itu surat kabar hanya bersifat propaganda dan
memuji-muji pemerintah dan tentara Jepang. Monumen Pers Nasional yang berlokasi di Jl. Gajah Mada No. 59 yang
sebelumnya merupakan gedung yang bernama Gedung Sasono Suko Societet milik Kraton Mangkunegaran. Monumen Pers didirikan untuk memperingati Hari Jadi Pers
saat diadakan pertemuan para wartawan seluruh Indonesia PWI pada tanggal 9 Februari 1946. Peresmian gedung monumen ini baru dilakukan oleh Presiden Soeharto,
pada tanggal 9 Februari 1978 sebagai peringatan perjuangan pers di Indonesia. Melalui
commit to user 6
SK Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 151M.PAN tanggal 6 Juni 2002, Monumen Pers Nasional dijadikan sebagai UPT Lembaga Informasi Nasional.
Gambar 1 Monumen Pers Nasional Surakarta Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
2. Data Fisik
Di dalam komplek Monumen Pers terdapat Naskah-naskah dan dokumen kuno yang merupakan bukti-bukti perjalanan sejarah Pers Nasional dan perjuangan bangsa
Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, kemerdekaan hingga jaman pemerintahan saat ini. Terdapat ruang perpustakaan, museum pers, ruang
dokumentasi dan konservasi, serta ruang serbaguna. a.
Jenis jasa : Tempat pameran benda-benda bersejarah
b. Harga
: Geratis c.
Jadwal Buka : Senin – Jumat
Pukul 09.00 – 14.00 WIB
Berikut adalah beberapa koleksi dan ruangan yang ada di komplek Monumen Pers Nasional Surakarta.
commit to user 7
Gambar 2 Kenthongan Kyai Swara Gugah Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
Sebuah Kenthongan besar yang menghiasi beranda depan Monumen Pers Nasional. Kenthonan yang terbuat dari kayu ini melambangkan alat informasi yang
digunakan masayarakat masa lalu.
Gambar 3 Patung perintis pers Indonesia Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
commit to user 8
Terdapat sepuluh patung dada perintis pers Indonesia, yang masing-masing tersusun rapi di bagian kanan dan kiri museum. Nama-nama dari para perintis pers
tersebut adalah R. Darmosoegito, R. Bakrie Soeriatmadja, Soetopo Wonobojo, R.M. Bintarti, Dr. Abdul Rivai, Dr. GSSJ Ratulangie, R.M Tirto Hadisoerjo, Dr. Danudirdja
Setiabidhi, Djamaludin Adinegoro, dan R.M. Soedarjo Tjokrosisworo.
Gambar 4 Pemancar Radio Kambing Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
Pemancar radio kuno ini digunakan semasa perang grilya clash II tahun 1948- 1949. Pada saat itu Radio Republik Indonesia dan para Angkasawan terpaksa
mengungsi di desa Balong - Jenawi - Karanganyar. Guna menghindari serangan pasukan musuh, pemancar disembunyikan di dekat kandang kambing dan siaran
dipancarkan dari tempat tersebut walau terkadang terdengar suara kambing mengembik. Itulah yang menyebabkan para penduduk menyebut siaran radio RRI kambing.
commit to user 9
Gambar 5 Miniatur Gedung Monumen Pers Nasional Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
Gambar diatas adalah miniatur dari monumen pers nasional yang beralamatkan di Jl. Gajahmada No. 59 Surakarta. Dimana terdapat fasilitas berupa Museum, papan
Baca, Perpustakaan Aula serbaguna, dan Kantor.
Gambar 6 Aula Serbaguna Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
Aula Serbaguna ini digunakan untuk riset dan kunjungan ilmiah oleh para siswa ataupun mahasiswa. Dan bisa juda dijadikan tempat pameran pada
event-event
tertentu.
commit to user 10
Gambar 7 Diorama Perkembangan Pers Indonesia Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
Diorama yang terdapat di Monumen Pers Nasional ini menceritakan sejarah perkembangan pers dan informasi di Indonesia. Ada 6 episode diorama yang di pajang
di ruang pamer permanen Monumen Pers Nasional.
Gambar 8 Majalah dan Koran Kuno Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
commit to user 11
Gambar 9 Pameran Koran Kuno Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
Gambar 10 Ruang pameran Surat Kabar dari berbagai Media Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
commit to user 12
Monumen Pers nasional banyak menyimpan koleksi majalah dan koran kuno dari berbagai penerbit antara lain, Djaja Hindia, Daulat Rakjat, Skets Masa, dan Djawa
Baroe. Selain itu juga dipamerkan artikel-artikel penting pada masa penjajahan dan kemerdekaan dari berbagai penerbit antara lain :
a. Soeara Asia yang berjudul Proklamasi “Indonesia Merdeka”.
b. Asia Raya yang berjudul “Pengangkatan Kepala Negara Indonesia Merdeka”.
c. Majalah Panorama yang berjudul “The Varsity”.
d. Majalah Fikiran Ra’jat.
e. Skets Masa yang berjudul “Generasi Muda Bangkit”.
Gambar 11 Perpustakaan Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
Perpustakaan Monumen Pers Nasional memiliki koleksi buku kurang lebih 12.000
eksemplar
. Keanggotaan perpustakaan terbuka untuk umum, di dalam
commit to user 13
perpustakaan juga dilengkapi katalok online untuk memudahkan pencarian buku, meja baca, dan ruangan AC.
Gambar 12 Kantor Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
Kantor dari Monumen Pers Nasional digunakan oleh KOMINFO, yaitu Kementrian Komunikasi dan Informasi yang ada di kota Surakarta.
Gambar 13 Papan Baca Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
commit to user 14
Papaan baca Monumen Pers Nasional saat ini berisi tabloid Komunika, surat kabar Suara Merdeka, dan harian Solo Pos edisi terbaru. Pengunjung papan baca tidak
hanya dari kalangan terpelajar, tetapi juga termasuk pejalan kaki, sopir taxi, pengemudi becak, pemulung dan sebagainya.
3. Struktur Organisai Perusahaan
Berdasarkan peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika nomor
06PERM.KOMINFO032011 tanggal 16 Maret 2011. Tentang tata kerja dan Organisasi Monumen Pers Nasional seperti bagan dibawah ini :
Gambar 14 Struktur organisasi perusahaan Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
Keterangan : a.
Kepela Monumen Pers Nasional adalah orang yang yang menjadi pimpinan tertinggi di dalam mengelola monumen pers nasional.
b. KA. Sub Bag Tata Usaha adalah bagian organisasi Monumen Pers Nasional yang
bertugas mengelola sistem keuangan Monumen Pers Nasional.
commit to user 15
c. Seksi Pelayanan Informasi adalah bagian yang yang berfungsi melayani masyarakat
atau pengunjung yang ingin mengetahui segala hal yang menyangkut Monumen Pers Nasional atau tentang pengetahuan Pers.
d. Seksi Konservasi dan Preservasi adalah bagian yang bertugas dalam pelestarian dan
perawatan koleksi benda bersejarah di Monumen Pers Nasional. e.
Kelompok Bagian Fungsional adalah bagian yang mengatus sistem kerja di dalam Organisasi pengelolaan Monumen Pers Nasional.
f. Selain itu juga terdapat 24 orang tenaga kerja pegawai negeri sipil yang mendukung
pengelolaan Monumen Pers Nasional Surakarta.
B. Pengunjung Museum
Monumen Pers Nasional ini terbuka untuk umum pada hari Senin – Jumat Pukul
09.00 – 14.00 WIB dan di perbolehkan bagi siapa saja yang ingin memasuki dan belajar
tentang sejarah yang ada di dalam musium ini. Tetapi seiring berkembangnya zaman, konsumen dimayoritaskan untuk kalangan pelajar SD, SLTP, SMA dan Mahasiswa. Kerena
untuk mengenalkan dan memenuhi materi pembelajaran sejarah untuk generasi muda.
C. Promosi
Sampai saat ini, Monumen Pers Nasional juga sudah menggunakan beberapa media promosi yang cukup menunjang, akan tetapi kurang maksimal dikarenakan media
commit to user 16
promosi yang sudah lama dan perlu di modernisasikan. Diantaranya adalah Poster, dan Leaflet.
Gambar 15 Leaflet Profil tampak depan Sumber : Monemen Pers Nasional
Gambar 16 Leaflet Profil tampak belakang Sumber : Monemen Pers Nasional
commit to user 17
Gambar 17 Leaflet Koleksitampak depan Sumber : Monemen Pers Nasional
Gambar 18 Leaflet Koleksitampak belakang Sumber : Monemen Pers Nasional
Monumen Pers Nasional telah menggunakan media promosi yang berupa leflet. Dimana ada dua buah leflet yaitu leaflet yang berisikan profil monumen pers nasional dan
leaflet yang berisikan tentang koleksi-koleksi benda bersejarah yang ada di monumen pers
commit to user 18
nasional. Definisi ukuran dari leaflet ini 33 X 20,8 cm, full color dua muka dan dilipat menjadi 3 bagian dengan cover berada halaman terdepan.
Gambar 19 Poster
Sumber : Dokumentasi Monemen Pers Nasional
Untuk poster sendiri berukuran 150 X 100 cm, full color dan di pasang di depan kantor media center Monumen Pers Nasional.
D. Target