1. Pelayanan masyarakat
a. Informasi adalah hak milik rakyat. Dengan menggenggam informasi yang bermanfaat akan menciptakan masyarakat yang cerdas. Masyarakat yang
cerdas mendorong terbentuknya masyarakat yang sejahtera. Berangkat dari prinsip tersebut Bagian Humas Setda Pemkab Sragen menjalankan tugas
pelayanan masyarakat di bidang komunikasi, informasi, dan kehumasan. Selain itu, aktivitas Bagian Humas Pemkab Sragen di era reformasi ini tidak
sekadar menjadi corong pemerintah tetapi juga menjadi penampung aspirasi masyarakat dan mengelolanya menjadi bahan kajian yang layak dijadikan
pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan pemerintah. b. Membangun pola komunikasi yang egaliter antara pemerintah dan warga
masyarakat yang mendorong terjadinya dialog interaktif. Pola komunikasi egaliter tersebut dapat dibangun oleh Bagian Humas dengan menjembatani
dan memfasilitasi berbagai kegiatan antara lain: ·
pagelaran seni budaya pertunjukan wayang kulit yang mana bupati menjadi dalangnya disiarkan langsung oleh RSPD
· siaran langsung dialog interaktif di RRI Surakarta dalam program
acara ’’Halo Wargaku’’ ·
siaran langsung dialog interaktif di RSPD Sragen dalam program acara ’’Halo Bupati’’
· siaran langsung dialog interaktif di TATV Solo dalam program acara
’’Forum Solusi’’ ·
dialog tatap mukasarasehan dalam kunjungan kerja bupati ke desa, misalnya ; dalam kegiatan jajah desa milangkori, tilik desa, sambang
desa, subuh keliling, ashar keliling dan tarawih keliling. ·
sarasehan dengan paguyuban masyarakat yang dilakukan secara berkala
c. Menjalin hubungan baik, saling pengertian, dan saling menghormati dengan pers;
· menyediakan press room dan perlengkapan redaksional komputer,
telepon, koneksi internet, sebagai fasilitas bekerja bagi jurnalis yang bertugas di wilayah Kabupaten Sragen.
· menerbitkan press release untuk memasok berita bagi wartawan
· menyediakan akses komunikasi langsung dengan Bupati dan seluruh
jajaran pejabat pemerintahan di lingkungan Pemkab Sragen. ·
menyediakan akses peliputan yang seluas-luasnya di wilayah Kabupaten Sragen, tanpa intervensi dari pihak manapun agar pers
dapat bekerja secara profesional. ·
menjalankan prosedur yang demokratis, sesuai dengan UU No. 40 1999 Tentang Pers dan UU No.322002 tentang Penyiaran, setiap kali
hubungan dengan pers mengalami krisis diakibatkan suatu pemberitaan. Misalnya dengan menggunakan prosedur hak jawab atau
dengan jalur dialogis lainnya contoh: konferensi pers, diskusi terbuka, anjangsana ke kantor media massa.
2. Pemberdayaan :