4.3.1 Tindak Ilokusi Representatif
Tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Jenis tindak tutur ini kadang-kadang disebut juga
tindak tutur asertif. Adapun yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan
menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberikan kesaksian,
dan
berspekulasi.
Dari segi sopan santun, ilokusi-ilokusi ini cenderung netral yakni mereka termasuk kategori fungsi
bekerjasama seperti yang telah dimaksudkan Leech lihat fungsi tindak ilokusi pada 2.2.5. Namun ada perkecualian yang dianggap tidak sopan, misalnya membual.
Pada penelitian ini ditemukan tindak ilokusi representatif menyatakan, melaporkan, mengakui, menyebutkan dan menunjukkan. Adapun yang termasuk
dalam jenis tindak ilokusi representatif dalam Novel
La Barka
karya Nh. Dini dapat dijelaskan dalam penggalan berikut.
4.3.1.1 Tindakan Ilokusi Representatif Menyatakan
Tuturan “menyatakan” adalah tuturan yang sesuai dengan kenyataan. Penulis menemukan beberapa contoh tuturan menyatakan tersebut di dalam novel.
Tuturan menyatakan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini.
1. Petugas :
“ Saya tidak dapat menolong
anda sampai di luar stasiun. Nanti akan
ada tukang pelat.” Konteks : Petugas memberitahu kepada Rina bahwa dia tidak bisa menolong menggangkat barang sampai di luar
stasiun, dan akan ada tukang pelat yang bisa membantu untuk membawakan barang-barangnya.
La Barka hal. 9
2.
Petugas : “ Bis di depan itu akan berangkat ke Dragu
ignan tujuh menit lagi. Dia menunggu kereta api dari Nice. Kalau nyonya mau naik, saya tolong
membawakan kopor ke seberang jalan.” Konteks : Petugas memberi tahu kepada Rina bahwa akan ada bis yang akan menuju ke daerah tujuan Rina dan
akan membantu membawakan kopor ke seberang jalan jika Rina mau menumpang naik bis.
La Barka hal. 10.
3. Rina
: “ Aku kagum akan keringanan hati orang
-orang disini untuk menolong pendatang.
Konteks : Rina memberitahu kepada Monique bahwa ia kagum dengan keringanan orang-orang di tempat itu dalam menolong
pendatang.
La Barka hal 11.
Sejalan dengan teorinya Rustono 1999 : 38, tindak tutur representatif seperti di atas
menyatakan bahwa tindak tutur representatif “menyatakan” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Begitu juga
dengan teori Rahardi 2003 : 73 tindak tutur representatif atau yang biasa juga disebut asertif, yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi
yang diungkapkan, misalnya menyatakan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi.
Makna tuturan 1 di atas adalah
tuturan “menyatakan” yang dituturkan oleh petugas yang bermakna suatu pernyataan bahwa petugas tidak dapat membantu Rina
sampai di luar stasiun, dan akan ada tukang pelat yang bisa membantu. Oleh karena itu, kutipan tuturan 1 termasuk dalam tindak ilokusi
representatif “menyatakan” karena dalam tuturan tersebut berisi suatu pernyataan
yang dituturkan oleh petugas untuk menyatakan ketidaksanggupannya membantu membawakan barang sampai keluar. Pada kutipan tuturan 2 termasuk dalam tindak
ilokusi representatif “menyatakan” karena dalam tuturan tersebut berisi suatu