Hasil Analisis Data Jenis Tindak Ilokusi dalam Novel

yang diungkapkan, misalnya mengakui. Tuturan “mengakui” merupakan tuturan yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, mengakui untuk diri sendiri dan orang lain akan sesuatu hal. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan 8 dan 9 tindak tutur mengakui ditunjukkan dengan kata “ya”, yang menunjukkan pengakuan tentang sifat dan alasan. Sedangkan pada tuturan 10 Francine mengakui bahwa hubungannya dengan Rene sudah tidak seintim lima tahun yang lalu. Tuturan penutur merupakan tuturan yang sesuai dengan kenyataannya. Dengan demikian, fungsi tuturan “mengakui” adalah untuk menyatakan kebenaran akan suatu hal, karena kebenaran tindak ilokusi represent atif “mengakui” adalah apa yang dituturkan sesuai dengan kenyataan. Pengakuan dari masing-masing penutur itulah yang membuat peneliti memasukkannya ke dalam tindak ilokusi representatif “mengakui”.

4.3.1.4 Tindak Ilokusi Representatif Menyebutkan

Tindak ilokusi representatif “menyebutkan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang dituturkan dengan tuturan yang berisi menyebutkan, misalnya mengucapkan nama benda atau orang dan sebagainya. Tuturan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. 11 Petugas : “Nyonya datang dari mana?” Rina : “Dari Jenewa” Konteks : Rina menyebutkan kepada petugas bahwa dia datang dari Jenewa. La Barka hal. 9. 12 Monique : Wiski, yang hitam, itu bapak keluarga Tani, yang berekor seperti daun kelapa, betinanya, dan Arsul, anaknya.” Konteks : Monique menyebutkan nama-nama anjing yang ia miliki. La Barka hal. 14. 13 Monique : Ini, Joseph tukang kebun. Dia dulu penerbang di jaman perang. Ini, Nyonya Bonin dari Indonesia.” Konteks : Monique menyebutkan nama tukang kebunnya dan memperkenalkan namaku serta asalku kepada tukang kebunnya. La Barka hal. 14. Sejalan dengan teorinya Rustono 1999 : 38, tindak tutur representatif seperti di atas menyatakan bahwa t indak tutur representatif “menyebutkan” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003 : 73 tindak tutur representatif atau yang biasa juga disebut asertif, yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya menyebutkan. Tindak ilokusi representatif “menyebutkan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang dituturkan dengan tuturan yang berisi menyebutkan, misalnya mengucapkan nama benda atau orang dan sebagainya. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan 11 dituturkan oleh Rina kepada petugas yang menanyakan dari mana ia datang. Demikian juga dengan tuturan 12 serta tuturan 13. Tuturan itu diucapkan oleh Monique untuk memperkenalkan nama anjing dan nam bunnya kepada Rina. Dengan demikian, fungsi tindak ilokusi representatif “menyebutkan” adalah untuk mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang dituturkan dengan tuturan yang berisi menyebutkan, misalnya mengucapkan nama benda atau orang dan sebagainya.

4.3.1.5 Tindak Ilokusi Representatif Menunjukkan

Tindak ilokusi representatif “menunjukkan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya atas apa yang dituturkannya dengan menggunakan tuturan yang berisi menunjukkan. Tuturan tersebut dapat dilihat di bawah ini. 14 Monique : Lihatlah ke sebelah kanan, kau lihar rumah persegi panjang dengan latar belakang hutan-hutan cemara? Itulah La Barka Konteks : Monique menunjukkan La Barka kepada Rina. La Barka hal. 12. 15 Monique : Pantai Frejus di balik itu.” Konteks : Monique menunjukkan letak Pantai Frejus. La Barka hal. 13 16 Rina : Tangga masuk yang mana maksud anda? Maman : “Itu, di dekat pintu besar di mana anda sering duduk”. Konteks : Maman menunjukkan letak tangga yang ia maksud kepada Rina. La Barka hal. 41. Sejalan dengan teorinya Rustono 1999 : 38, tindak tutur representatif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur representatif “menunjukkan” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003 : 73 tindak tutur representatif atau yang biasa juga disebut asertif, yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya menunjukkan. Tindak ilokusi representatif “menunjukkan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya atas apa yang dituturkannya dengan menggunakan tuturan yang berisi menunjukkan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan 14 dituturkan oleh Monique kepada Rina untuk menunjukkan letak La Barka. Begitu juga dengan tuturan 15 memiliki maksud yang sama dengan tuturan 14 yaitu menunjukkan letak Pantai Frejus. Demikian pula dengan tuturan 16 tujuan juga untuk menunjukkan tangga yang dimaksud oleh si penutur.

4.3.2. Tindak Ilokusi Direktif

Tindak tutur direktif sering juga disebut dengan tindak tutur impositif, adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Adapun yang termasuk ke dalam jenis tindak ilokusi direktif antara lain tuturan memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memerintah, memberikan aba-aba, dan menantang. Menurut Leech, jenis ilokusi ini sering dapat dimasukkan ke dalam kategori kompetitif, karena itu mencakup kategori-kategori ilokusi yang membutuhkan sopan santun negatif. Namun di pihak lain, terdapat pula beberapa ilokusi direktif seperti “mengundang” yang secara intrinsik memang sopan. Dalam penelitian ini ditemukan lima jenis tindak ilokusi direktif yang meliputi mengajak, meminta, menyuruh, memohon, dan menyarankan. Tuturan tersebut dapat dilihat pada data berikut ini.

4.3.2.1 Tindak Ilokusi Direktif Mengajak

Tuturan “mengajak” merupakan tuturan yang mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan. Tuturan mengajak tersebut dapat dilihat dari tuturan di bawah ini. 17 Monique : “Siapa ikut aku?” Konteks : Monique menanyakan ajakan siapa yang akan ikut dengannya. Josette : “Kukira aku akan naik bersamamu.” Poupette : “Aku juga.” La Barka hal. 39. 18 Maman : “Kita berbaring sambil omong -omong di teras. Mari Rina Konteks : Maman mengajak Rina untuk berbaring sambil omong-omong di teras. La Barka hal. 39. Sejalan dengan teorinya Gunarwan 1992:11, tindak tutur direktif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur direktif “mengajak” adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003 : 73 tindak tutur direktif yakni bentuk tutur kata yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya saja mengajak. Tuturan “mengajak” merupakan tuturan yang mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Gunarwan dan Rahardi. Makna tuturan 17 dituturkan oleh Monique untuk mengajak siapa saja yang akan ikut dengannya. Begitu juga dengan tuturan 18 dituturkan Maman untuk mengajak Rina berbaring sambil omong-omong di teras. Dengan demikian, fungsi dari tuturan “mengajak” merupakan tuturan yang mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan.

4.3.2.2 Tindak Ilokusi Direktif Meminta

Tuturan “meminta” menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan “meminta”, apakah itu dalam suatu perbuatan atau tuturan saja. Tuturan itu diantaranya dapat dilihat dari tuturan dibawah ini. 19 Anak kecil : “Mengapa kita tidak mengambil bis saja, mama?” Konteks : Anak kecil meminta kepada ibunya untuk naik bis saja karena terlalu lama menunggu jemputan. La Barka hal. 11. 20 Rina : “Pengertian sahabat bagimu mungkin berlainan denganku.” Rene : “Tidak mengapa.” “Pokoknya aku tidak suka, kalo kau takut padaku.” Konteks : Rene meminta kepada Rina untuk tidak takut padanya. La Barka hal. 93. 21 Rene : “Mengapa kau tertawa?” Rina : “Oh, maaf. Mungkin disebabkan oleh kebodohanku.” Konteks : Rina meminta maaf kepada Rene karena merasa telah berbuat salah. La Barka hal. 93. Sejalan dengan teorinya Gunarwan 1992:11, tindak tutur direktif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur direktif “meminta” adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003 : 73 tindak tutur direktif yakni bentuk tutur kata yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya saja meminta. Tuturan “meminta” menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan “meminta”, apakah itu dalam suatu perbuatan atau tuturan saja. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Gunarwan dan Rahardi. Makna tuturan 19 dituturkan oleh anak kecil kepada ibunya agar si ibu mengambil bis karena telah terlalu lama menunggu jemputan. Tuturan 20 dituturkan oleh Rene untuk meminta agar Rina tidak takut padanya merupakan tindak ilokusi direktif “meminta”. Oleh sebab itu, kutipan wacana 21 merupakan tindak ilokusi direktif “meminta” karena tuturan tersebut berisi suatu permintaan dari Rina agar Rene memaafkan kesalahan yang telah ia buat. Dengan demikian, fungsi dari tuturan meminta adalah untuk melakukan suatu tindakan “meminta”, apakah itu dalam suatu perbuatan atau tuturan saja.

4.3.2.3 Tindak Ilokusi Direktif Menyuruh

Tuturan “menyuruh” merupakan tuturan yang termasuk dalam tindak ilokusi direktif. Tuturan “menyuruh” merupakan tuturan yang menyatakan tindakan. Tuturan tersebut diantaranya dapat dilihat di bawah ini. 22 Monique : “Letakkan barang -barang di kamar besar. Nyonya Bonin akan tinggal di kamar saya selama dia di sini.” Joseph : “Baik, nyonya.” Konteks : Monique menyuruh Joseph untuk meletakkan barang di kamar besar. La Barka hal.14. 23 Monique : “Kalau sudah selesai letakkan piring di ember”. Konteks : Monique menyuruh untuk meletakkan piring di ember jika sudah selesai makan. La Barka hal. 29. 24 Rene : “Kalau kau ke Draguignan, berbelanj a atau lain-lain, sewaktu pulang, telponlah ke hangar.” Konteks : Rene menyuruh untuk menelpon jika Rina sedang ke Draguignan. La Barka hal. 93. Sejalan dengan teorinya Gunarwan 1992:11, tindak tutur direktif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur direktif “menyuruh” adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003 : 73 tindak tutur direktif yakni bentuk tutur kata yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya menyuruh. Tuturan “menyuruh” merupakan tuturan yang menyatakan tindakan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Gunarwan dan Rahardi. Makna tuturan 22 dituturkan oleh Monique agar Joseph meletakkan barang- barang yang dibawa Nyonya Bonin ke kamar besar. Demikian juga dengan tuturan 23 dan tuturan 24 . Masing-masing dituturkan oleh penutur dengan maksud untuk menyuruh mitra tuturnya agar melakukan apa yang penutur minta. Dengan demikian, fungsi dari tuturan “menyuruh” adalah untuk menyatakan suatu perintah.

4.3.2.4 Tindak Ilokusi Direktif Menyarankan

Tindak ilokusi direktif “menyarankan” adalah tindak ilokusi yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang berisi saran dan anjuran. Tutran tersebut diantaranya dapat dilihat di bawah ini. 25 Monique : Nanti kita kembali lagi, sayang. Sekarang harus cepat belanja, karena kalau agak siang sedikit sudah tidak ada pilihan ikan basah.” Konteks: Monique menyarankan agar cepat belanja dan kembali lagi ketempat itu setelah selesai belanja supaya tidak kehabisan ikan basah. La Barka hal. 30. 26 Monique : Rina, kau sebaiknya tinggal di sini dulu. Aku akan ke mobil buat menyimpan belanja kita sedikit demi sedikit.” Konteks : Monique menyarankan kepada Rina untuk menunggu lebih dulu sementara ia memasukkan belanjaan ke dalam mobil. La Barka hal. 33. 27 Rene : Hari ini ada tetangga yang datang buat membersihkan rumah, menyikat lantai dan jendela. Anda tidak mau keluar untuk menghindari debu? Konteks : Rene menyarankan kepada Rina untuk keluar rumah agar terhindar dari debu saat rumah dibersihkan nanti. La Barka hal. 53. Sejalan dengan teorinya Gunarwan 1992:11, tindak tutur direktif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur direktif “menyarankan” adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003 : 73 tindak tutur direktif yakni bentuk tutur kata yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya menyarankan. Tindak ilokusi direktif “menyarankan” adalah tindak ilokusi yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang berisi saran dan anjuran. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Gunarwan dan Rahardi. Makna tuturan 25 dituturkan Monique agar Rina bergegas untuk ikut berbelanja agar mendapatkan ikan basah. Begitu juga pada tuturan 26 dan 27. Tuturan itu bermaksud agar mitra tutur mengikuti saran yang diucapkan oleh si penutur. Dengan demikian, tindak ilokusi direktif “menyarankan” digunakan penutur untuk menyuruh si pendengar agar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang berisi saran dan anjuran.

4.3.3 Tindak Ilokusi Komisif

Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jadi, erat kaitannya dengan suatu tindakan di masa depan berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan, berkaul. Jenis ilokusi ini cenderung menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif, karena tidak mengacu pada kepentingan penutur tetapi pada kepentingan petutur. Tindak ilokusi komisif yang ditemukan dalam penelitin ini yaitu menawarkan, menyatakan kesanggupan, dan berjanji . Tuturan tersebut dapat dilihat pada kutipan wacana di bawah ini.

4.3.3.1 Tindak Ilokusi Komisif Menawarkan

Tindak ilokusi komisif “menawarkan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan menawarkan. Tuturan “menawarkan” adalah tuturan yang dilakukan untuk menawarkan bantuan. Tuturan tersebut dapat dilihat dibawah ini. 28 Petugas : “Kalau nyonya mau naik, saya tolong mem bawakan kopor ke seberang jalan.” Rina : “Anda baik sekali. Tapi saya akan menunggu sebentar lagi.” Konteks : Petugas menawarkan diri untuk mengangkat kopor ke seberang jalan La Barka hal. 11. 29 Rene : Kalau anda mau ke kolam renang, saya antar. Rina : “Baik kolamnya?” Konteks : Rene menawarkan diri untuk mengantar Rina ke kolam renang La Barka hal. 53. 30 Monique : “Tidak ada bawang putih yang muda?” Angele : Minggu depan. Berapa kau mau, aku sisihkan buat kau.” Konteks : Angele menawarkan akan menyisihkan bawang putih muda kepada Monique jika ia ingin mengambil minggu depan. La Barka hal. 33. Sejalan dengan teorinya Rustono 1999 : 42, tindak tutur komisif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur komisif “menawarkan” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jadi, erat kaitannya dengan suatu tindakan di masa depan. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003 :73 tindak tutur komisif yaitu bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran,misalnya saja menawarkan. Tuturan “menawarkan” adalah tuturan yang dilakukan untuk menawarkan bantuan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan 28 berisi tentang tuturan si petugas untuk menawarkan bantuan jika Rina ingin naik bis. Demikian juga dengan tuturan 29 dan 30 berisi tentang kesanggupan dalam membantu si mitra tutur. Dengan demikian tuturan “menawarkan” berfungsi untuk menawarkan bantuan.

4.3.3.2 Tindak Ilokusi Komisif Menyatakan Kesanggupan

Tindak Ilokusi komisif “menyatakan kesanggupan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan yang berfungsi untuk menyatakan kesanggupan. Tuturan tersebut diantaranya dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. 31 Francine : Kau mau berbelanja? Monique : Ya. Rina biar melihat pasar di Draguignan.” Francine : “ Kau dapat meninggalkan anakmu di sini. Rina : Dia tidak mengganggu? Francine : Tentu saja tidak, pagi begini tidak banyak pembeli. Konteks : Francine menyanggupi untuk dititipi anak sementara mereka berbelanja. La Barka hal. 31. 32 Rene : Mari masuk, kuantar pulang. Rina : Mengapa Monique tidak datang? Rene : Aku lewat di dekat toko, ketika kulihat dia hendak naik ke mobilnya, kutanya mau ke mana. Katanya hendak menjemputmu. Aku tak ada kesibukan lain. Jadi kukatakan, aku saja mengantarkanmu pulang. Konteks : Rene menyatakan kesanggupan mengantarkan Rina pulang karena tidak ada pekerjaan. La Barka hal. 88. 33 Rene : Kalau kau setuju keluar malam, kutilpun sebelum akhir pekan ini?” Rina : “Baiklah.” Konteks : Rina menyatakan kesanggupan u malam dengan Rene. La Barka hal.93. Sejalan dengan teorinya Rustono 1999 : 42, tindak tutur komisif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur komisif “menyatakan kesanggupan” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jadi, erat kaitannya dengan suatu tindakan di masa depan. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003 :73 tindak tutur komisif yaitu bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran,misalnya saja menyatakan kesanggupan. Tindak Ilokusi komisif “menyatakan kesanggupan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan yang berfungsi untuk menyatakan kesanggupan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan 31 menyatakan kesanggupan si penutur untuk menjaga anak sementara mitra tutur berbelanja. Begitu juga dengan tuturan 32 dituturkan oleh si penutur untuk menyatakan kesanggupan mengantar pulang. Demikian juga dengan tuturan 33 yang dituturkan Rina merupakan tuturan “menyatakan kesanggupan” untuk keluar malam bersama dengan Rene. Dengan demikian, fungsi dari tuturan “menyatakan kesanggupan” untuk menyatakan kesanggupan. Isi tuturan di atas adalah sebuah janji dari penutur. Janji itulah yang mengikat penutur untuk melakukan sesuatu pada masa yang akan datang masa setelah tuturan itu diucapkan.

4.3.3.3 Tindak Ilokusi Komisif Berjanji

Tindak ilokusi komisif “berjanji” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya untuk mela ksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan “berjanji”. Tuturan “berjanji” adalah tuturan yang dilakukan untuk menyatakan suatu perjanjian. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menemukan 1 tuturan “berjanji”. Tuturan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. 34 Rene : Aku akan ingat kepadamu. Kaupanggil aku? Rina : Dan kau datang secepatnya? Rene : “Secepatnya” . Konteks : Rene berjanji akan datang secepatnya. La Barka hal. 128. Sejalan dengan teorinya Rustono 1999 : 42, tindak tutur komisif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur komisif “berjanji” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jadi, erat kaitannya dengan suatu tindakan di masa depan. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003:73 tindak tutur komisif yaitu bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran,misalnya saja berjanji. Tuturan “berjanji” adalah tuturan yang dilakukan untuk menyatakan suatu perjanjian. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan 34 masing-masing dituturkan oleh Rina dan Rene dengan maksud untuk memberikan janji segera datang menemui jika seseorang memanggil. Dengan demikian, fungsi dari tuturan “berjanji” adalah untuk menyatakan suatu perjanjian. Isi tuturan di atas adalah sebuah janji dari penutur kepada mitra tuturnya. Janji itulah yang mengikat penutur untuk melakukan sesuatu pada masa yang akan datang masa setelah tuturan itu diucapkan sesuai dengan isi tuturan yang dia ucapkan.

4.3.4 Tindak Ilokusi Ekspresif

Tindak ilokusi ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturan-tuturan memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung termasuk ke dalam jenis tindak tutur ekspresif. Ilokusi ekspresif cenderung menyenangkan. Karena itu secara intrinsik, ilokusi ini sopan. Kecuali ilokusi-ilokusi ekspresif seperti “mengecam” dan “menuduh”. Dalam tindak ilokusi ekspresif, ditemukan tuturan mengucapkan terima kasih, mengeluh dan memuji . Tuturan tersebut dapat dilihat pada data berikut ini.

4.3.4.1 Tindak Ilokusi Ekspresif Mengucapkan Terima Kasih

Tindak ilokusi ekspresif “mengucapkan terima kasih” adalah tindak ilokusi yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan yang berisi ucapan terima kasih. Tuturan tersebut dapat dilihat di bawah ini. 35 Rina : Terimakasih, anda baik sekali. Konteks : Rina mengucapkan terimakasih kepada petugas yang menolongnya. La Barka hal. 9. 36 Rina : “Kalau anda sudi membawakan kopor ini sampai di luar setasiun, saya akan berterimakasih. Konteks : Rina akan sangat berterimakasih jika dibantu membawa kopor sampai luar setasiun. La Barka hal. 9. 37 Rina : Saya tidak tahu, apakah anda mau segelas air jeruk?” Maman : Nanti saja,terimakasih. Konteks : Maman mengucapkan terimakasih untuk tawaran segelas air jeruk. La Barka hal.39. Sejalan dengan teorinya Rustono 1999 : 41, tindak tutur ekspresif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif “mengucapkan terimakasih” adalah tindak ilokusi yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan yang berisi ucapan terima kasih. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003 : 73 tindak tutur ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya saja berterima kasih Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan 35 diucapkan Rina karena ada petugas yang menolongnya. Tuturan 36 diucapkan Rina sebagai ekspresi jika ada seseorang yang mau membantunya mengangkat kopor hingga ke luar setasiun. Begitu juga dengan tuturan 37 dituturkan oleh Maman untuk mengucapkan terimakasih karena tawaran air jeruk untuknya.

4.3.4.2 Tindak Ilokusi Ekspresif Mengeluh

Tindak ilokusi ekspresif “mengeluh” adalah tindak ilokusi yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan “mengeluh”. Tuturan “mengeluh” adalah tuturan yang dilakukan untuk menyatakan susah karena penderitaan, kesakitan, dan kekecewaan. Tuturan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. 38 Maman : Kita sering membicarakan rumah tangga Francine atau kenalan- kenalan lain. Sedangkan rumah tangga anak saya sendiri tidak sesehat yang dapat diharapkan. Anda melihat, bukan? Konteks : Maman mengeluhkan keadaan rumah tangga anaknya yang tidak begitu harmonis. La Barka hal. 41. 39 Francine : Kaulihat bagaimana suamiku.” Rina : Apakah dia selalu begitu? Francine : Dulu dia tidak demikian. Yang kumaksud, memang sifatnya serba ragu-ragu. Tetapi dulu selalu menarik perhatian, kepada segala yang kusukai atau yang tidak kusenangi. Konteks : Francine mengeluhkan perubahan sikap suaminya yang tidak seperti dulu lagi. La Barka hal. 61. 40 Francine : Lima tahun yang terakhir ini benar-benar aku kehilangan dia. Ya, kami masih bepergian bersama, mengunjungi kawan bersama-sama. Tapi kami tidak lagi mempunyai hubungan yang intim. Konteks : Francine mengeluhkan bahwa lima tahun terakhir ini ia tidak lagi mesra dengan suaminya. La Barka hal. 61. Sejalan dengan teorinya Rustono 1999 : 41, tindak tutur ekspresif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif “mengeluh” adalah tuturan yang dilakukan untuk menyatakan susah karena penderitaan, kesakitan, dan kekecewaan. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003 : 73 tindak tutur ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya saja mengeluh Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan 38 jelas terlihat bahwa Maman nampak susah melihat rumah tangga anaknya yang tidak sehat. Begitu juga dengan tuturan 39 dan 40 menunjukkan kesusahan hati Francine dengan sikap Rene yang telah berubah. Fungsi dari tuturan ekspresif “mengeluh” adalah untuk menyatakan susah karena penderitaan, kesakitan, dan kekecewaan.

4.3.4.3 Tindak Ilokusi Ekspresif Memuji

Tin dak ilokusi ekspresif “memuji” adalah tindak ilokusi yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan yang berisi pujian. Tuturan “memuji” adalah tuturan yang digunakan untuk melahirkan suatu penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah, berani, dan sebagainya. Tuturan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. 41 Monique : Bagaimana pendapatmu mengenai Sophie? Rina : “Sophie?” Monique : Ya, cantik bukan? Gadis yang cerdik dan baik hati. Rina : Dia bertubuh menggiurkan. Konteks : Monique memuji Sophie seorang gadis yang cantik, cerdik, dan baik hati sedangkan Rina menambahkan bahwa Sophie memiliki bentuk tubuh yang bagus. La Barka hal. 69. 42 Monique : David juga penggitar yang mahir. Kau harus melihat, malam- malam di sini pada waktu kami menyala kan api di pediangan. Lalu David memetik gitar dan menyanyi. Simpatik sekali. Konteks : Monique memuji David adalah seorang pemain gitar yang mahir. La Barka hal. 73. 43 Tukang maasak : “Bagaimana?” Rina : Enak. Rasanya kurang berlemak daripada yang pernah saya makan. Saya tidak begitu suka makanan yang bergajih.” Konteks : Rina memuji masakan yang dibuat si tukang masak enak dan tidak banyak mengandung lemak. La Barka hal. 80. Sejalan dengan teorinya Rustono 1999 : 41, tindak tutur ekspresif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif “memuji” adalah tuturan yang digunakan untuk melahirkan suatu penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah, berani, dan sebagainya. Begitu juga dengan teori Rahardi 2003 : 73 tindak tutur ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya saja memuji. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan 41 dituturkan oleh Monique untuk menunjukkan kekagumannya pada Sophie. Oleh sebab itu tuturan 41 merupakan tindak ilokusi ekspresif “memuji” karena tuturan tersebut berisi penghargaan terhadap diri Sophie. Begitu juga dengan tuturan 42 tuturan itu berisi penghargaan atas kemahiran David bermain gitar yang dituturkan oleh Monique. Demikian juga dengan tuturan 43 tuturan yang dituturkan Rina memuji tentang rasa masakan yang dibuat oleh si tukang masak. Dengan demikian f ungsi dari tuturan ekspresif “memuji” adalah untuk melahirkan suatu penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah, berani, dan sebagainya.

4.3.5 Tindak Ilokusi Deklarasi

Tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal status, keadaan, dan sebagainya yang baru. Menurut Leech, berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas. Misalnya mengesahkan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, mengabulkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni . Oleh Searle sendiri, tindakan-tindakan ini merupakan merupakan kategori tindak ujar yang sangat khusus, karena biasanya tindakan ini dilakukan oleh seseorang yang dalam sebuah kerangka acuan kelembagaan diberi wewenang untuk melakukannya. Contohnya adalah hakim yang menjatuhkan hukuman kepada pelanggar undang-undang, pendeta yang membabtis bayi, dan lain-lain. Sebagai suatu tindakan kelembagaan dan bukan sebagai tindakan pribadi tindakan-tindakan tersebut hampir tidak melibatkan faktor sopan santun. Dalam penelitian ini hanya ditemukan tiga tindak ilokusi deklarasi yaitu tindak ilokusi deklarasi “memutuskan”

4.3.5.1 Tindak Ilokusi Deklarasi Memutuskan

Tindak ilokusi deklarasi “memutuskan” adalah tindak ilokusi yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk memutuskan suatu hal atau permintaan dari mitra tuturnya. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan tutur an “memutuskan” yang dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. 44 Rene : “Kau tidak pergi dengan mereka ke pantai?” Rina : “Tidak. Monique pulang hari ini.” Konteks : Rina memutuskan untuk tidak ikut ke pantai karena ingin menunggu Monique pulang. La Barka hal. 121. 45 Monique : Ya, lebih baik Sabtu, karena Senin yang akan Daniel tiba. Konteks : Monique memutuskan untuk pergi sabtu karena Daniel akan datang hari Senin. La Barka hal. 122. 46 Yvone : Biarkan anakmu kami bawa. Rina : Terlalu merepotkan. Lagipula dia masih harus tidur siang.” Konteks : Rina memutuskan agar anaknya jangan dibawa ke pantai karena akan merepotkan dan masih harus tidur siang. La Barka hal. 134. Sejalan dengan teorinya Gunarwan 1992 : 12, tindak tutur deklarasi seperti di atas menyatakan bahwa tin dak tutur deklarasi “memutuskan” adalah tindak tutur yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal status, keadaan yang baru. Tinda k ilokusi deklarasi “memutuskan” adalah tindak ilokusi yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk memutuskan suatu hal atau permintaan dari mitra tuturnya. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Gunarwan. Makna tuturan 44 dituturkan oleh Rina kepada Rene dengan maksud untuk memutuskan sikapnya tetap di rumah untuk menunggu Monique pulang. Dengan demikian, tuturan di atas merupakan tinda k ilokusi deklarasi “memutuskan” karena tuturan di atas berisi tentang keputusan dari penutur kepada mitra tuturnya. Tuturan “memutuskan” berfungsi untuk memutuskan suatu hal atau permintaan dari mitra tutur.

4.4. Fungsi tindak tutur dalam novel

La Barka pengarang Nh. Dini Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi tindak tutur ilokusi yang ditemukan dalam tuturan novel La Barka pengarang Nh. Dini adalah fungsi kompetitif, menyenangkan, bekerja sama, dan bertentangan.

4.4.1 Fungsi Kompetitif

Fungsi kompetitif competitive adalah tuturan yang tidak bertatakrama discourteous , misalnya meminta pinjaman dengan nada memaksa. Tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan sosial, sehingga di sini melibatkan sopan santun, tetapi sopan santun yang mempunyai sifat negatif dan tujuannya mengurangi ketidak harmonisan; misalnya memerintah, meminta, menuntut, dan mengemis. Pada fungsi kompetitif i ni ditemukan tuturan “meminta”. Adapun yang termasuk fungsi “meminta” dalam novel La Barka pengarang Nh. Dini dapat dijelaskan pada data di bawah ini.

4.4.1.1 Fungsi Kompetitif Meminta

Fungsi tuturan “meminta” termasuk fungsi kompetitif karena melibatkan sopan santun walaupun sopan santun negatif. Empat diantaranya dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. 45 Rina : “Berilah aku waktu untuk istirahat, untuk mengenal rumahmu, untuk makan masakanmu dari Perancis Selatan.” Konteks : Rina meminta waktu untuk istirahat, mengenal rumah, dan mencicipi masakan buatan Monique. La Barka hal. 12 46 Monique : “Tidak ada bawang putih yang muda?” Monique meminta bawang putih muda kepada seorang penjual. La Barka hal. 33. 47 Soph ie : “Porto dengan es yang banyak” Konteks: Sophie meminta suatu jenis minuman dengan diberi es yang banyak kepada Francine. La Barka hal.76 48 Sophie : “Es krim, coklat marmer kalo ada” Sophie meminta es krim atau coklat marmer kepada pelayan. La Barka hal. 82 Sejalan dengan teorinya Searle dalam Leech yang diindonesiakan Oka 1993: 162 dalam bukunya yang berjudul The Principles of Pragmatics, fungsi kompetitif “meminta” seperti di atas menyatakan bahwa fungsi tuturan “meminta” termasuk dalam fungsi kompetitif karena melibatkan sopan santun walaupun sopan santun negatif. Tuturan “meminta” menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan “meminta”, apakah itu dalam suatu perbuatan atau tuturan saja. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Searle. Fungsi dari tuturan 45 adalah kompetitif “meminta”. Tuturan tersebut dituturkan oleh Rina untuk meminta Monique memberi kesempatan istirahat dan membuatkan masakan ala Perancis Selatan. Tuturan ini melibatkan sopan santun karena mengandung tuturan yang diperhalus. Makna tuturan 46 merupakan permintaan dari Monique untuk meminta penjual menyediakan barang yang diinginkan. Demikian juga dengan fungsi tuturan 47 dan 48. Tuturan-tuturan tersebut merupakan fungsi dari tuturan kompetitif “meminta” karena selain mengandung sopan santun, tuturan tersebut juga menggunakan tuturan yang diperhalus. Dalam fungsi kompetitif ini, sopan santun mempunyai sifat negatif dan tujuannya adalah mengurangi ketidakharmonisan yang tersirat dalam kompetisi antara apa yang ingin dicapai oleh penutur dengan apa yang dituntut oleh sopan santun.

4.4.2 Fungsi Menyenangkan

Fungsi menyenangkan convivial adalah tuturan yang bertatakrama mengandung tata karma. Tujuan ilokusi pada fungsi menyenangkan adalah sejalan dengan tujuan sosial. Pada fungsi menyenangkan ini, sopan santun lebih positif bentuknya dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah; misalnya tuturan menawarkan, mengajak, mengundang, menyapa, mengucapkan terimakasih, dan mengucapkan selamat. Pada fungsi menyenangkan ini, peneliti menemukan beberapa tuturan yang bertatakrama dan mempunyai tujuan yang sejalan dengan tujuan sosial. Tuturan tersebut adalah “mengucapkan terimakasih”, “menawarkan”, dan “menyapa”. Adapun yang termasuk fungsi “mengucapkan terimakasih”, “menawarkan”, dan “menyapa” dalam novel La Barka karya Nh. Dini dapat dijelaskan pada data di bawah ini.

4.4.2.1 Fungsi Menyenangkan Mengucapkan Terimakasih

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan tuturan yang berfungsi menyenangkan “mengucapkan terimaksih”. 3 diantaranya dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. 49 Rina : Terimakasih, anda baik sekali. Konteks : Rina mengucapkan terimakasih kepada seorang laki-laki karena dibantu menurunkan kopor dan menggendong anaknya keluar dari kereta. La Barka hal. 9. 50 Rina : “Saya tidak tahu, apakah anda mau segelas air jeruk?” Maman : “ Nanti saja, terimakasih. ” Konteks: Maman mengucapkan terimakasih untuk tawaran segelas air jeruk dari Rina. La Barka hal. 39. 51 Petugas : ” Terimakasih, nyonya ” . Konteks : petugas mengucapkan terimakasih karena diberi uang oleh nyonya. La Barka hal. 10. Sejalan dengan teorinya Leech yang diindonesiakan oleh Oka 1993: 162 dalam bukunya yang berjudul The Principles of Pragmatics, data di atas termasuk ke dalam fungsi menyenangkan “mengucapkan terimakasih” karena bertata krama, beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial. Sopan santun mempunyai bentuk yang positif dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Leech. Makna Tuturan 49 dituturkan oleh Rina kepada seorang laki-laki dengan maksud untuk berterimakasih karena telah dibantu menurunkan kopor dan menggendong anaknya keluar dari kereta. Oleh karena itu, tuturan 49 merupakan fungsi menyenangkan “mengucapkan terimakasih” sebab tuturan tersebut berisi ucapan terimakasih yang bertata karma, beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial. Demikian juga dengan tuturan 50 dan 51 mengandung fungsi menyenangkan “berterimakasih” karena bertata krama, beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial. Sopan santun mempunyai bentuk yang positif dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah.

4.4.2.2 Fungsi Menyenangkan Menawarkan

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan tuturan yang berfungsi menyenangkan “menawarkan”. 3 diantaranya dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. 52 Monique : Kira-kira dua puluh menit dengan mobil. Kita bisa mandi-mandi di pantai tiga kali seminggu kalau kau mau.” Konteks : Monique menawarkan pergi ke pantai hingga tiga kali seminggu kepada Rina. La Barka hal. 13. 53 Francine : “Kau dapat meninggalkan anakmu di sini.” Konteks : Francine menawarkan untuk menjaga anak Rina. La Barka hal. 31. 54 Rene : Kalau anda mau ke kolam renang, saya antar. Konteks : Rene menawarkan mengantarkan Rina ke kolam renang. La Barka hal. 53. Sejalan dengan teorinya Leech yang diindonesiakan oleh Oka 1993: 162 dalam buku pragmatiknya yang berjudul The Principles of Pragmatics, data di atas termasuk ke dalam fungsi menyenangkan “menawarkan” karena bertata krama, beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial. “Menawarkan” mempunyai bentuk yang positif dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Leech. Makna tuturan 52 mengandung fungsi tuturan menyenangkan “menawarkan” karena penutur Monique berusaha bersikap ramah dan berlaku sopan dengan menawarkan mengajak ke pantai kepada Rina. Tujuan penutur bersikap demikian adalah untuk menciptakan situasai yang akrab. Demikian juga dengan tuturan 53 dan tuturan 54 mengandung fungsi menyenangkan “menawarkan” karena tuturan tersebut bertata krama, beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial.

4.4.2.3 Fungsi Menyenangkan Menyapa

Dalam penelitian ini, peneliti juga menemukan fungsi tuturan menyenangkan “menyapa”. Tiga diantaranya dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. 55 Monique : Ini Rina. Kau telah mengenal namanya sejak lama. Francine : Selamat pagi, Rina,aku Francine. Konteks : Francine menyapa Rina saat diperkenalkan oleh Monique. La Barka hal. 30. 56 Monique : “Selamat pagi, saya tinggalkan keranjang disini boleh?” Konteks : Monique menyapa penjual. La Barka hal. 32. 57 Monique : Ini Rene, Rina. Rene : “Selamat siang.” Konteks : Rene menyapa Rina setelah dikenalkan oleh Monique. La Barka hal. 34. Sejalan dengan teorinya Leech yang diindonesiakan Oka 1993: 162 dalam bukunya yang berjudul The Principles of Pragmatics, data di atas termasuk ke dalam fungsi menyenangkan “menyapa” karena bertata krama, beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial. “Menyapa” mempunyai bentuk yang positif dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Leech. Makna t uturan 55 mengandung fungsi tuturan menyenangkan “menyapa” karena penutur kondektur berusaha bersikap ramah dan berlaku sopan dengan mengucapkan salam atau menyapa orang yang baru diperkenalkan. Tujuan penutur bersikap demikian adalah untuk menciptakan situasi yang akrab dengan beramah tamah dan mengucapkan salam. Demikian juga dengan tuturan 56 dan tuturan 57 mengandung fungsi menyenangkan “menyapa” karena tuturan tersebut berfungsi untuk bertata krama, bersikap beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial.

4.4.3 Fungsi Bekerja Sama

Fungsi kerja sama collaborative adalah tidak melibatkan sopan santun karena pada fungsi ini sopan santun tidak relevan. Tujuan ilokusinya tidak melibatkan tujuan sosial; misalnya menyatakan, melaporkan, mengumumkan, dan mengajarkan. Pada penelitian ini ditemukan dua fungsi bekerja sama yaitu “mengumumkan” dan “melaporkan”. Tuturan tersebut dapat ditunjukkan pada data berikut.