ANALISIS KINERJA HOTEL SAHID BANDAR LAMPUNG

(1)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 6 November 1990, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Saut Hamonangan Pasaribu dan Ibu Simforosa Yvonne

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Immanuel Bandar Lampung tahun 1996, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Immanuel, Bandar Lampung pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Xaverius Pahoman Bandar Lampung pada tahun 2005 dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

di SMA Fransiskus Bandar Lampung pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Unila melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswi, penulis mengikuti organisasi Economics’ English Club, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kali Awi, Negeri Besar, Way Kanan.


(2)

“It’s not about perfect. It’s about effort. And when you bring that

effort every single day, that’s where transformation happens.

That’s how change occurs”


(3)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Papa dan Mama,

Opa, Ii, dan Adikku tersayang Yang senantiasa berdoa dan mendukung

Sahabat-sahabat terbaik

Serta


(4)

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus, karena atas berkat dan penyertaan-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul “Analisis Pengukuran Kinerja Hotel Sahid Bandar Lampung” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Terima kasih atas semua

bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan.

3. Bapak R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si. CPA. dan Bapak Komaruddin, S.E., M.Si., CPA.Selaku pembimbing utama dan pendamping, yang telah memberikan waktu untuk memberi bimbingan, masukan, saran, kritik, semangat serta dukungannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(5)

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dr. Susi Sarumpaet, S.E., MBA., Akt selaku pembimbing akademik yang telah membantu dalam perihal akademik.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Terima kasih untuk semua ilmu, wawasan, serta pelajaran yang telah diberikan selama ini.

7. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, terutama jurusan Akuntansi; Pak Sobari, Mbak Sri, Mas Leman, Mas Edi dan Mas Yana. Terima kasih atas semua bantuannya.

8. Papa dan mama yang tak henti-hentinyaberdoa, memberikan dorongan, waktu, dan semangat, serta memberikan segala fasilitas yang dibutuhkan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

9. Opa, I Tata, dan adikku Edo yang setia berdoa, mendukung, dan sabar menunggu sampai skripsi ini selesai.

10. My crazy bestfriend Olivia Gress. Thank you so much cintahhh. Terima kasih telah menemaniku pagi, siang, malam, panas terik, hujan badai demi

selesainya skripsi ini. Dan selesai sudah skripsi ini. So where will we go now? Bandung? Jogja? Or Bali? 

11. Sahabat baikku Nelly Eprilia, Eva Hermanto, Ayu Riani Mareta, Nancy Grace, Emma Khairunissa, Sandra Nova Riski, dan Marta Francisca. Terima kasih telah ada untukku.


(6)

bantuan dan doa kalian dari awal sampai skripsi ini selesai.

13. Semua rekan mahasiswa Akuntansi 2008. Terimakasihataskebersamaannya. 14. Teman-Teman KKN Kali Awi 2011, Anggun, Edi, Adhel, Dicky, Angga,

Asrul, Mia. Sri, Dini, Ferli, Faheri, Ari terima kasih untuk 40 hari yang sangat „bermakna‟.

15. Keluarga KKN Kali Awi especially for Bintang. Terima kasih atas nasihat, saran, dan doanya.

16. My Ninnoz. Thank you for your time, for your attention, for your affection. Thank you for everything that you have given to me.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, semangat dan doa dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap semoga keberadaan skripsi ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi maupun literatur bagi penulisan karya-karya ilmiah berikutnya.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis,


(7)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan perlu mengukur kinerja bisnis mereka untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas penerapan strategi tersebut tak terkecuali perusahaan di bidang jasa seperti hotel. Pengelola hotel perlu mengetahui apakah strategi-strategi yang telah ditempuh telah berjalan dengan efektif, efisien, ekonomis dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan dari hotel yang dikelola, yaitu mengoptimalkan laba.

Industri perhotelan merupakan bagian dari industri pariwisata yang memiliki arti penting, terutama bila dikaji dari aspek ekonomi. Industri perhotelan ini secara ekonomi dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk perekonomian terutama untuk pajak penghasilan, pajak pembangunan I, dan pajak bumi dan bangunan. Di samping itu, dengan keberadaan suatu hotel maka akan terjadi transaksi ekonomi antara hotel sebagai pihak yang memerlukan bahan makanan dan minuman dan keperluan operasional lainnya dengan para rekanan. Dari sisi ketenagakerjaan, hotel memberikan peluang kerja yang berarti. (IBM Wiyasha, 2010)


(8)

Hotel Sahid adalah salah satu hotel berbintang tiga yang ada di propinsi Lampungtepatnya di Jalan Yos Sudarso No. 294 Bandar Lampung. Selain memperoleh pendapatan dari penjualan kamar, Hotel Sahid juga memperoleh pendapatan dari penjualan food and beverage, penjualan tiket kolam renang, telepon, dan laundry.

Dengan semakin berkembangnya industri pariwisata di Indonesia, industri perhotelan juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya hotel-hotel berbintang baru, yaitu Amelia Hotel, Grand Anugrah Hotel, Novotel, dan yang akan segera dibuka Emersia Hotel.

Hotel Sahid memiliki 78 kamar dengan tingkat hunian sebesar 34,94% pada tahun 2009. Angka ini termasuk rendah apabila dibandingkan dengan tingkat hunian kamar hotel lain pada tahun yang sama. Berikut ini adalah tabel mengenai tingkat hunian kamar serta jumlah kamar hotel-hotel di Bandar Lampung tahun 2009.

Tabel 1.1

Jumlah Kamar dan Tingkat Hunian Kamar Hotel Di Bandar Lampung Tahun 2009

Hotel Jumlah

Kamar

Tingkat Hunian (%) Sahid Bandar Lampung 78 34,94

Indra Puri 64 44,04

Marcopolo 104 31,64

Bukit Randu 72 60,06

Grand Anugrah 81 69,20

Amalia Hotel 139 69,22

Sumber: Hotel Sahid Bandar Lampung

Dari data diatas dapat diketahui bahwa tingkat hunian Hotel Sahid berada di nomor dua terbawah dibanding dengan hotel lainnya. Hal ini merupakan


(9)

tantangan bagi Hotel Sahid Bandar Lampung untuk mempertahankan hidup dengan tetap menjaga standar pelayanan hotel yang berlaku. Oleh karena itu Hotel Sahid perlu melakukan analisis kinerja baik dari aspek keuangan maupun aspek pelayanan dan fasilitasnya agar dapat mengetahui keadaan dan perkembangan yang telah dicapai guna mempertahankan atau meningkatkan kinerja usahanya. Dengan menganalisa laporan keuangan periode yang sudah berlalu dapat diketahui kelemahan serta hasil yang dianggap cukup baik untuk kemudian bisa diambil langkah-langkah sebagai rencana ke depan guna memperbaiki kelemahan yang ada. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGUKURAN KINERJA HOTEL SAHID BANDAR LAMPUNG”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kinerja Hotel Sahid Bandar Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja Hotel Sahid Bandar Lampung.


(10)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi khasanah ilmu pengetahuan

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan gambaran dan pemahaman serta wawasan yang lebih mengenai tolak ukur kinerja perusahaan.

2. Bagi Hotel Sahid Bandar Lampung

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap kebijakan operasional dan organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja Hotel Sahid Bandar Lampung.


(11)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Kinerja

Menurut Mulyadi (2001:415), penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas suatu organisasi, bagian organisasi dari karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah memotivasi karyawan dalam pencapaian sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.

Menurut Mulyadi (2001:416), manfaat penilaian kinerja bagi manajemen adalah untuk :

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melaluipemotivasian karyawan secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.

3. Mengidentifikasi kebutuhan perhatian dan pengembangan karyawan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.


(12)

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi pengangguran.

Manajemen melakukan evaluasi kinerja dengan tujuan:

1. Memberikan masukan untuk keputusan sumber daya manusia seperti promosi, transfer dan pemutusan hubungan kerja.

2. Memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai bagaimana pendapat organisasi akan kinerja mereka.

3. Sebagai dasar dalam memberikan kompensasi yang mencakup peningkatan balas jasa, bonus karyawan dan kenaikan-kenaikan lainnya dalam gaji.

Menurut Mulyadi (2001:431), penilaian kinerja dilaksanakan dalam duatahap utama, yaitu:

1. Tahap persiapan yang terdiri dari tiga tahap rincian, yaitu: a. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang

bertanggungjawab.

b. Penentuan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja c. Pengukuran kinerja sesungguhnya

2. Tahap penilaian yang terdiri atas tiga tahap rinci, yaitu:

a. Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam standar.


(13)

b. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar.

c. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah yang tidak diinginkan.

Ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif menurut Mulyadi (2001:431) ada tiga macam yaitu:

a. Ukuran kinerja tunggal (singular), yaitu ukuran kinerja yang

hanyamempergunakan satu ukuran untuk mengukur kinerja manajemen. b. Ukuran kinerja beragam (multiple criteria), yaitu ukuran kinerja

yangmenggunakan berbagai ukuran untuk menilai manajer.

c. Ukuran kinerja gabungan (composite criteria), yaitu ukuran kinerja yangmenggunakan berbagai ukuran, perhitungan bobot masing-masing

ukuranyang menghitung rata-rata berbagai ukuran menyeluruh kinerja manajer.

Laporan keuangan hotel yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan modalmemuat informasi penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan atas kinerja dan prospek hotel. Laporan keuangan hotel dianalisis dengan membandingkan pos-pos laporan keuangan. Untuk memberikan makna yang lebih berarti, hasil analisis ini dibandingkan dengan periode

sebelumnya, anggaran tahun berjalan, atau dengan rerata pencapaian hotel sejenis untuk periode analisis. Analisis pos-pos laporan keuangan hotel lazim disebut analisis rasio. Hasil analisis rasio keuangan hotel bukan merupakan tujuan akhir, tetapi memberikan indikasi mengenai kondisi keuangan hotel di masa lalu. Selain


(14)

rasio keuangan, statistik yang mencakup aktivitas dan operasional departemen kamar dan makanan dan minuman juga memberikan gambaran kinerja hotel terutama yang berhubungan dengan pendapatan kamar, makanan dan minuman, dan rerata tinggal tamu. (IBM Wiyasha, 2010)

2.2 Rasio Keuangan

Laporan keuangan hotel harus diolah sedemikian rupa sehingga dapat

mengungkapkan informasi bagi pengguna yang bersangkutan. Salah satu tehnik dalam mengungkapkan informasi keuangan hotel adalah dengan analisis rasio keuangan. Manfaat analisis rasio keuangan bervariasi sesuai dengan kepentingan masing-masing individu. Bagi manajer, rasio memberikan panduan dalam

mengendalikan efesiensi operasional hotel, misalnya apakah persentase harga pokok penjualan makanan sudah sesuai dengan patokan (standar) yang ditetapkan, dan apakah tingkat efisiensi yang ditentukan sebelumnya dapat dicapai. Pada sisi lain, kreditur akan memberikan penekanan kinerja hotel pada kemampuan jangka panjang hotel dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Investor dan pemilik akan menganalisis return atas investasinya dengan menganalisis rasio-rasio yang berhubungan dengan investasinya. Interpretasi akan rasio-rasio keuangan hotel akan memberikan makna yang lebih baik bila dibandingkan dengan periode keuangan sebelumnya dan juga dibandingkan dengan hotel dalam klasifikasi yang sama. Ringkasnya dengan menganalisis rasio, individu yang berkepentingan mendapatkan informasi keuangan sesuai dengan kepentingannya.


(15)

IBM Wiyasha (2010) dalam bukunya mengungkapkan beberapa rasio yang lazim diterapkan untuk mengevaluasi kinerja keuangan hotel diantaranya:

1. Rasio likuiditas Rasio ini terdiri dari:

a. Current ratio, membandingkan antara aktiva lancar dengan utang lancar,

karenanya rasio ini mengukur kemampuan hotel dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

b. Acid-test ratio atau quick ratio, mambandingkan antara aktiva lancar yang

benar-benar likuid dengan kewajiban lancar hotel.

c. Tingkat perputaran piutang, membandingkan antara penjualan kredit dengan rata-rata piutang. Rasio ini mengukur tingkat perputaran piutang hotel menjadi kas.

d. Jangka waktu pengutipan piutang, mengukur jangka waktu piutang menjadi kas.

e. Arus kas operasional atas utang lancar, mengungkapkan informasi mengenai besaran arus kas dari kegiatan operasional hotel dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek hotel.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan hotel unutk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas terdiri dari beberapa, diantaranya:

a. Rasio solvabilitas, membandingkan jumlah aset yang dimiliki oleh hotel dengan kewajiban hotel.


(16)

b. Rasio ekuitas hutang, membandingkan total kewajiban hotel dengan total modal pemilik.

c. Number of times interest earned ratio (NTIE), mengukur kemampuan hotel

dalam menutupi beban bunga dalam menutupi beban bunga jangka panjang dibandingkan dengan laba sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan hotel.

3. Rasio Aktivitas

Rasio ini mengungkapkan informasi mengenai efektivitas manajemen dalam mengelola sumber daya hotel. Rasio aktivitas diantaranya:

a. Perputaran persediaan, mengungkapkan informasi tingkat kecepatan berputar persediaan bahan makanan dan minuman dalam satu periode. Pengertian perputaran persediaan bahan makanan adalah dari saat bahan makanan diterima dari rekanan-disimpan di gudang makanan-keluar gudang unutk diproduksi-dijual di restoran.

b. Jangka waktu perputaran persediaan, mengukur berapa lama waktu hari yang diperlukan untuk satu kali perputaran bahan makanan untuk periode satu bulan.

c. Perputaran aset, mengungkapkan aktivitas manajemen dalam mengelola aset hotel yang digunakan. Dalam menentukan perputaran aset ini, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa nilai aset yang diterapkan dalam

penghitungan adalah nilai buku aset. Rasio ini membandingkan antara total pendapatan dengan rata-rata total aset.

d. Persentase tamu yang bayar, membandingkan jumlah kamar yang dijual kepada tamu dengan jumlah kamar yang ditawarkan oleh hotel.


(17)

e. Persentase tamu komplimen, membandingkan antara jumlah kamar yang diberikan secara gratis dengan jumlah kamar yang ditawarkan hotel. f. Persentase hunian ganda, mengungkapkan informasi jumlah kamar yang

dihuni oleh lebih dari satu orang atau dihuni oleh dua orang. Rasio ini membandingkan antara jumlah tamu dikurangi jumlah kamar terhuni dengan kamar terhuni.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio ini memberikan gambaran pada pihak-pihak yang berkepentingan tentang kemampuan manajemen hotel dalm menghasilkan laba untuk periode tertentu. Rasio ini ada beberapa macam, diantaranya:

a. Margin laba, mengungkapkan informasi kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan total pendapatan.

b. Rasio efisiensi operasional, mengungkapkan informasi efisiensi manajemen dalam menghasilkan tingkat laba sebelum beban-beban tetap hotel. Rasio ini membandingkan antara laba bersih setelah dikurangu dengan

undistributed operating expenses dengan total pendapatan.

c. Return on asset, mengungkapkan informasi besaran laba yang diberikan

oleh aset hotel. Rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan rata-rata total aset.

d. Return on equity, mengungkapkan informasi laba yang diperoleh oleh

investor untuk dana yang diinvestasikan pada hotel. Rasio ini membandingkan antara rata-rata total aset dengan rata-rata modal.


(18)

e. Earning per share, menggambarkan jumlah laba yang dihasilkan untuk setiap lembar saham yang dimiliki oleh pemilik atau investor. Rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan average share outstanding.

5. Rasio Operasional

Dengan menganalisis rasio ini, manajemen hotel mendapatkan informasi tentang operasional hotel, baik untuk revenue generating department seperti room dan food and beverage. Maupun non-revenue department seperti

marketing, administrative and general dan lainnya. Rasio ada beberapa macam

diantaranya:

a. Rerata harga kamar harian, membandingkan antara pendapatan kamar dengan jumlah kamar yang terjual. Dalam menentukan rasio ini, penjualan kamar komplimen tidak dibutuhkan.

b. Pendapatan per kamar, memberikan informasi mengenai penjualan yang dihasilkan setiap kamar yang dimiliki hotel yang dapat dijual kepada tamu. Rasio ini membandingkan antara pendapatan kamar dengan jumlah kamar yang ditawarkan hotel.

c. Rerata pengeluaran tamu restoran, mengukur efektivitas penjualan makanan di restoran hotel. Rasio ini membandingkan antara penjualan makanan dengan food covers.

d. Persentase harga pokok makanan, menggambarkan efisiensi kinerja bagian produksi makanan hotel. Rasio ini diukur dari persentase harga pokok makanan yang dijual dengan harga pokok makanan baku.


(19)

e. Persentase harga pokok minuman, mengungkapkan informasi mengenai efisiensi bagian minuman (bar) hotel. Rasio ini membandingkan antara harga pokok penjualan minuman dengan penjualan minuman.

2.3 Statistik Hotel

Statistik yang lazim dilakukan adalah untuk departemen kamar dan makanan dan minuman. Statistik ini mencakup tingkat hunian, rerata harga kamar, tingkat hunian, rerata lama tinggal, biaya per kamar terhuni, rerata pengeluaran tamu restoran, penjualan makanan per kamar terhuni, dan penjualan minuman per kursi. Formula statistik ini tumpang tindih dengan rasio-rasio keuangan, terutama untuk rasio-rasio aktivitas dan operasional.

2.3.1 Definisi Terminologi

a. Jumlah kamar hotel (number of rooms in hotel) adalah jumlah kamar untuk dijual kepada tamu.

b. Permanent house use adalah kamar yang diperuntukan bagi pejabat hotel

tertentu, misalnya general manager. Jumlah permanent house use

dikurangkan dari jumlah kamar hotel untuk mendapatkan jumlah kamar hotel tersedia untuk dijual.

c. Kamar tersedia untuk dijual (room available) adalah jumlah (a) dikurangi jumlah (b).


(20)

d. Kamar terhuni oleh tamu yang membayar (paid rooms occupied) adalah kamar dihuni oleh tamu yang membayar untuk setiap segmen pasar,

transientregular, transient group, permanent, dan transient contract.

e. Kamar komplimen (complimentary rooms) adalah tamu tidak membayar (gratis) jasa kamar yang dihuni pada saat meninggalkan hotel (check-out). f. Kamar terhuni (rooms occupied by guest) adalah jumlah (d) ditambah jumlah

(e).

g. Temporary house use rooms adalah kamar yang diperuntukkan bagi pejabat

hotel tertentu untuk jangka pendek. Jenis kamar ini dikurangkan dari jumlah kamar hotel untuk mendapatkan jumlah kamar tersedia untuk dijual (c).

h. Rooms in use adalah jumlah (f) ditambah jumlah (g).

i. Rooms vacant adalah kamar yang tidak terhuni dan siap untuk dijual pada

saat/hari tertentu.

j. Rooms available for sale adalah jumlah (h) ditambah jumlah (i) di atas.

k. Rooms out of order adalah kamar yang tidak dapat dijual kepada tamu pada

saat/hari tertentu karena renovasi atau perbaikan-perbaikan fasilitas kamar.

m. Rooms available adalah jumlah (j) ditambah jumlah (k).

2.3.2 Persentase Tingkat Hunian Kamar

a. Transient: regular (kamar yang dihuni oleh tamu individual dengan rerata


(21)

Persentase tingkat hunian kamar transient: regular dihitung dengan

membandingkan jumlah kamar transient: regular yang terjual dengan jumlah kamar yang tersedia untuk dijual.

Transient: regular =

b. Transient: group(kamar yang dihuni oleh tamu gabungan atau kelompok

dengan rerata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai dengan 7 hari) Persentase tingkat hunian kamar transient: group dihitung dengan

membandingkan jumlah kamar transient: group yang terjual dengan jumlah kamar yang tersedia untuk dijual.

Transient: group =

c. Permanent(kamar yang diperuntukkan bagi pejabat hotel tertentu, misalnya

general manager)

Persentase tingkat hunian kamar permanent dihitung dengan membandingkan jumlah kamar permanent yang digunakan dengan jumlah kamar yang tersedia untuk dijual.

Permanent =

d. Paid Occupancy (kamar terhuni oleh tamu yang membayar)

Persentase tingkat hunian kamar yang terjualdihitung dengan

membandingkan jumlah kamar yang terjual dengan jumlah kamar yang tersedia untuk dijual.


(22)

e. Complimentary (kamar yang dihuni oleh tamu yang tidak membayar jasa kamar (gratis) pada saat meninggalkan hotel)

Persentase tingkat hunian kamar complimentarydihitung dengan membandingkan jumlah kamar complimentary yang digunakan dengan jumlah kamar yang tersedia untuk dijual.

Complimentary =

f. Guest Occupancy (kamar terhuni oleh tamu yang membayar dan tamu yang

tidak membayar atau gratis)

Persentase tingkat hunian kamar inidihitung dengan membandingkan jumlah kamar yang dihuni oleh tamu yang membayar dan yang tidak membayar atau gratis yang digunakan dengan jumlah kamar yang tersedia untuk dijual.

Guest Occupancy =

g. Temporary House Use (kamar yang diperuntukkan bagi pejabat hotel tertentu

untuk jangka pendek)

Persentase tingkat hunian kamar inidihitung dengan membandingkan jumlah kamar temporary house useyang digunakan dengan jumlah kamar yang tersedia untuk dijual.

Temporary House Use =

h. Total Occupancy (jumlah semua kamar yang terhuni)

Persentase tingkat hunian kamar inidihitung dengan membandingkan jumlah semua kamar yang terhuni dengan jumlah kamar yang tersedia untuk dijual.


(23)

Total Occupancy =

NPRO = Number of Paid Rooms Occupied

2.4 Kriteria Fasilitas Hotel Bintang Tiga

Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut Umum:

a. Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur,

danfunctionroom

Bedroom:

a. Terdapat minimum 20 kamar standar dengan luas 22 m2/kamar b. Terdapat minimim 2 kamar suite dengan luas 44 m2/kamar c. Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai

Dining room:

a. Bila tidak berdampingan dengan lobby, maka harus dilengkapi dengan kamar mandi.

Bar:

a. Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC dengan suhu 240 b. Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 meter.

Ruang fungsional:

a. Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan kapasitasminimum 2,5 kali jumlah kamar.


(24)

c. Terdapat pre function room. Lobby:

a. Mempunyai luasan minimum 30 m. b. Dilengkapi dengan lounge.

c. Toilet umum minimum satu buah dengan perlengkapan. d. Lebar koridor minimum 1,6 m.

Drug store:

a. Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, airline

agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon.

b. Tersedia poliklinik. c. Tersedia paramedis. Sarana rekreasi dan keluarga:

a. Minimum 1 buah dengan pilihan tenis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard, jogging, diskotik atau taman bermain anak.

b. Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak. Utilitas penunjang:

a. Terdapat transportasi vertikal mekanis.

b. Ketersediaan air bersih minimum 500 liter/orang/hari. c. Dilengkapi dengan instalasi air panas dan dingin. d. Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal. e. Tersedia PABX.


(25)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Hotel Sahid Bandar Lampung yang berlokasi di Jl. Yos Sudarso No. 294 Bandar Lampung.

3.2 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan Hotel Sahid Bandar Lampung.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Data Kuantitatif

Adalah data berupa angka-angka yang dapat dihitung berdasarkan satuan hitung. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Neraca, Laporan Laba Rugi periode 2007, 2008, 2009,2010,2011, data


(26)

jumlah karyawan, data mengenai tingkat hunian rata-rata hotel di Bandar Lampung.

b. Data kualitatif

Adalah data yang tidak berbentuk angka-angka dan tidak dapat diukur dengan satuan hitung. Dalam penelitian ini yang termasuk data kualitatif yaitu sejarah berdirinya, struktur organisasi serta tugas masing-masing jabatan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009), teknik pengumpulan data adalah cara-cara

yangdigunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk menunjang analisisyang dilakukan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

a. Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara

melakukanpencatatan terhadap dokumen-dokumen, atau catatan-catatan yang dimilikiperusahaan yang berkaitan dengan penelitian. Data yang diperlukan untukpenelitian diambil langsung dari dokumen perusahaan yang meliputijumlah karyawan serta jumlah tamu, sejarah berdirinya, struktur organisasiserta uraian tugas masing-masing jabatan, aktivitas usaha perusahaan.

b. Wawancara langsung dengan karyawan Hotel Sahid Bandar Lampung. c. Observasi langsung Hotel Sahid Bandar Lampung dan observasi di media


(27)

3.5 Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis yang digunakan untuk menilai kinerja Hotel Sahid Bandar Lampung adalah dengan analisis rasio keuangan, analisis persentase tingkat hunian kamar, analisis perbandingan fasilitas dan pelayanan dengan hotel sejenis yaitu Hotel Bukit Randu, Hotel Grand Anugerah, Hotel Marcopolo, dan Hotel Amalia.

3.5.1 Analisis Rasio

Analisis rasio yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menganalisis seberapa jauh perusahaan mampu bertahan hidup.

a. Current ratio

Current ratio =

Bagi pemilik, current ratio yang relatif kecil akan lebih baik karena investasi dalam aktiva lancar berjumlah besar kurang menguntungkan apabila dibandingkan dengan investasi pada instrumen investasi jangka pendek yang lain.


(28)

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas mengukur kemampuan hotel untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

a. Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas =

Penekanan arti penting dari rasio ini berbeda dari pihak yang memerlukan informasi keuangan hotel. Pemilik memerlukan rasio rendah karena dapat memaksimalkan kapasitas hotel dengan utang jangka panjang dan beban bungan yang harus ditanggung. Di sisi lain, kreditur menginginkan rasio yang tinggi untuk keamanan dana yang ditanamkan pada hotel dalam jangka panjang.

3. Rasio Aktivitas

Rasio ini mengungkapkan informasi mengenai efektivitas manajemen dalam mengelola sumber daya hotel.

a. Perputaran aset (Asset Turn Over)

ATO =

Pemilik hotel lebih menyukai nilai rasio yang tinggi karena


(29)

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas memberikan gambaran pada pihak-pihak yang

berkepentingan tentang kemampuan manajemen hotel dalam menghasilkan laba untuk periode tertentu

a. Marjin laba(Profit Margin)

PM =

Semua pihak yang terlibat, pemilik, kreditur, dan manajemen lebih menyukai rasio PM yang relatif tinggi.

5. Rasio Operasional

Dengan menganalisis rasio-rasio operasional, manajemen hotel mendapatkan informasi mengenai operasional hotel.

a. Rerata harga kamar harian (Average Daily Rate)

ADR =

3.5.2 Analisis Persentase Tingkat Hunian Kamar

Analisis persentase tingkat hunian kamar yang digunakan adalah:

a. Transient: regular =

b. Transient: group =


(30)

NPRO = Number of Paid Rooms Occupied

3.5.3 Analisis Perbandingan Fasilitas dan Pelayanan

Tehnik analisis yang digunakan adalah dengan membandingkan fasilitas-fasilitas standar hotel bintang tiga yang tersedia di Hotel Sahid Bandar Lampung dengan hotel pesaing yaitu Hotel Marcopolo, Hotel Bukit Randu, Hotel Grand Anugerah, dan Hotel Amalia. Adapun fasilitas-fasilitas tersebut adalah coffee shop, fasilitas rapat, safe deposit box, layanan kamar, lift, restorant, bakery and cake, salon, concierge, transfer bandara, layanan kamar 24 jam, tur, laundry, pusat bisnis, taxi, wi-fi, ATM, kolam renang, billiard, spa, gym, ruang uap, taman, pijat, sauna, akses internet, internet (wireless), internet (gratis), internet wireless (gratis), tempat parkir mobil.


(31)

(32)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis rasio pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kinerja keuangan Hotel Sahid Bandar Lampung tidak baik.

2. Fasilitas yang ditawarkan baik tetapi tidak sesuai dengan yang ada di lapangan.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan terdapat beberapa saran, yaitu:

1. Agar dapat terus bersaing dengan hotel-hotel lain dapat dilakukan renovasi baik dari gedung, kantor maupun kamar hotel sehingga baik karyawan maupun pelanggan dapat merasakan kenyamanan yang setara dengan hotel bintang tiga. Untuk melakukan renovasi sebaiknya pemilik menambah modal karena apabila menggunakan laba tidak akan cukup untuk menutupi biaya renovasi.

2. Hotel sebaiknya bekerja sama dengan pihak tur dan travel untuk meningkatkan tingkat hunian kamar.


(33)

3. Untuk departemen kolam renang, head manager perlu meningkatkan kualitas air kolam dengan menjaga kebersihan kolam renang. Untuk menekan biaya perawatan kolam renang, Hotel Sahid dapat membeli alat daur ulang air kolam sehingga biaya untuk menjernihkan air kolam dapat berkurang, dengan alat tersebut Hotel Sahid juga dapat menghemat pemakaian air.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, Vijay Govindarajan (F.X Kurniawan Tjakrawala,

Penerjemah). 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Baridwan, Zaki. 1999. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE Universitas Gajah Mada.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen (Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Penerjemah). 2006. Management Accounting. Edisi ke-7. Jakarta: Salemba Empat.

Ismani, Ngadirin Setiawan, Andian Ari Istiningrum. 2011. Analisis Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Manajemen Hotel (Studi Kasus pada UNY-Hotel Yogyakarta).Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX No. 2. Kusumastuti, Iin. 2000. Analisis Kinerja Keuangan Pada Hotel Cantik Ungaran.

http://eprints.undip.ac.id

NN. 2011. Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan Jasa Akomodasi Lainnya

Provinsi Lampung 2011. Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung.

Sangkala, H. Abd. Azis. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan RasioProfitabilitasnya Pada Perusahaan Pabrik Roti Tony Bakery

Pare-Pare.Jurnal Balance Unismuh Makasar Volume 4 No. 3.

Subramanyam, K. R. dan John J. Wild.2008. Analisis Laporan keuangan Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat

Wiyasha, IBM. 2010. Akuntansi Perhotelan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. www.agoda.web.id

www.scribd.com/doc/56687680/18/Kriteria-Fasilitas-Hotel-Bintang-3 www.tripadvisor.com


(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)