9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan tentang Ruang Laboratorium
a. Pengertian Ruang
Secara harfiah ruang bisa diartikan sebagai alam semesta yang dibatasi oleh atmosfer dan tanah dimana kita berpijak, sedangkan secara sempit ruang
berarti suatu kondisi yang dibatasi oleh empat lembar dinding yang bisa diraba, dirasakan keberadaannya. Penempatan bidang pembatas pada keempat sisi
ruang bisa menimbulkan kesan bahwa ruang terasa sempit, luas, lebar, menyengankan, menakutkan, formal, dan sebagainya Pamudji Suptandar,
1995:31 Dari arti ruang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ruang adalah
unsur yang sangat penting sebagai tempat manusia untuk melakukan segala macam aktivitasnya. Ruang dapat dijadikan tempat tinggal, tempat beraktivitas,
sebagai sarana bersosialisai, bahkan sebagai lambang status sosial manusia. Ruang dapat dipelajari dari berbagai sisi berikut:
1 Sifat Ruang
Ruang memiliki sifat yang bisa dibentuk oleh manusia agar bisa menjadi agung,
megah, berwibawa,
seram maupun
menakutkan Pamudji
Suptandar,1995:33-34. Secara garis besar ruang dapat dibedakan menjadi: a Ruang nyata, yaitu ruang yang dapat diukur secara nyata dan bisa dirasakan
keberadaanya karena bentukan dari berbagai bidang atau komponen tertentu. Ruang nyata dibedakan atas dua macam yaitu ruang terbuka dan
10 ruang tertutup. Ruang nyata mempunyi hubungan langsung dengan bagian
luar yang disebut ruang terbuka. b Ruang abstrak, yaitu ruang yang tidak ada batasnya dan tidak ada fakta
nyata dan tidak mudah dipahami secara visual oleh setiap orang.
2 Pengelolaan Ruang
Pamudji Suptandar 1995:30-32 menjelaskan yang dimaksud dengan pengelolaan ruang adalah apabila gubahan elemen-elemen dilakukan melalui
suatu proses dinamis yang kualitasnya lebih dipentingkan daripada kuantitas. Ruang merupakan kebutuhan dasar maka desain interior bertujuan membentuk
suasana ruang agar menjadi lebih baik, lebih indah, dan lebih anggun sehingga memuaskan dan menyenangkan bagi pengguna ruang. Untuk memenuhi
tuntutan pengguna ruang maka ketajaman rasa dari desainer sangat dibutuhkan untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna ruang. Beberapa cara dapat
dilakukan dalam menenerapkan sistem gubahan ruang yang baik, antara lain: a Mengatur keserasian susunan perabot
furniture b Memilih materi dan elemen ruang yang sesuai dengan fungsi
c Dimensi perabot yang proposional terhadap besaran ruang d Menciptakan suasana ruang agar mampu menyatakan fungsi seperti
keinginan pemiliknya
3 Pengorganisasian Ruang
Pamudji Suptandar 1995: 34-37 menyatakan bahwa pengorganisasian ruang dilakukan dengan cara menyatukan elemen fisik dari ruang, yaitu dinding,
lantai, langit-langit, perabot, kondisi fisik bangunan, kondisi mekanik pengudaraan, dan sebagainya.
11
b. Ruang Laboratorium