Sifat Ketahanan Briket Proses Pembuatan Briket

50 2. Pengujian fixed carbon Kadar karbon terikat adalah fraksi karbon dalam arang selain fraksi abu, zat mudah menguap dan air. Prosedur perhitungan kadar karbon terikat. dilakukan dengan menggunakan standar ASTM D-3172 Anonim, 1979 sebagai berikut :Kadar karbon terikat = 100 – air + abu + zat menguap

3. Sifat Ketahanan Briket

1. Pengujian Stability Pengujian stability adalah pengujian untuk mengetahui perubahan bentuk dan ukuran dari briket sampai briket mempunyai ketetapan ukuran dan bentuk stabil. Briket yang dibuat dari bahan limbah organik dan dalam pembriketannya tidak mendapatkan campuran perekat, pasti akan mengalami perubahan ukuran secara perlahan-lahan. Tapi pada suatu saat akan mengalami kestabilan ukuran dan bentuk yang nantinya menjadi ukuran tetap dari briket. Langkah Pengukuran Pengujian ini dilakukan pada saat awal briket keluar dari cetakan sampai waktu selama 5 minggu. Pada saat briket keluar dari cetakan, diukur diameter dan tinggi dari briket. Kemudian diukur kembali secara bertahap dari minggu ke minggu sampai 5 minggu. Dari pengukuran briket selama 5 minggu, dapat terlihat terjadinya perubahan bentuk dan ukuran dari briket. 51 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sampai mana perubahan bentuk dan ukuran yang terjadi dan sampai ukuran berapa briket sudah tidak terjadi perubahan bentuk dan ukuran mengalami kestabilan. Apa bila briket terjadi perubahan ukuran dan bentuk secara terus-menerus, sehingga briket tidak mengalami kestabilan bentuk dan ukuran, itu dapat dipastikan dalampembriketan gagal. Dalam hal ini alat yang digunakan adalah jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm. Gambar 11. Pengukuran diameter briket Gambar 12. Pengukuran tebal briket 2. Pengujian Shatter Index Pengujian shatter index adalah pengujian daya tahan briket terhadap benturan yang dijatuhkan pada ketinggian 1,8 meter. Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa kuatnya briket tongkol jagung yang di kompaksi pada tekanan 9 ton terhadap benturan yang disebabkan ketinggian dan berapa bahan yang hilang atau yang lepas dari briket akibat dijatuhkan pada ketinggian 1,8 meter. 52 Langkah Pengujian Mula-mula briket ditimbang dengan mengunakan timbangan digital, ini disebut berat awal. Kemudian briket dijatuhkan pada ketinggian 1,8 meter yang dimana landasannya harus benar-benar rata dan halus. Setelah dijatuhkan, pasti akan ada partikel-partikel yang lepas dari briket. Lalu briket ditimbang ulang untuk mengetahui berat yang hilang dari briket. Dalam pengujian shatter indek mengunakan rumus : Partikel yang hilang = 100 x a b a − Dimana : a = Berat briket sebelum dijatuhkan gram b = Berat briket setelah dijatuhkan gram Setelah mengetahui berapa partikel yang hilang, kita dapat mengetahui kekuatan briket terhadap benturan. Apabila partikel yang hilang terlalu banyak, berarti briket yang dibuat tidak tahan terhadap benturan. Gambar 13. Pengujian shatter index 1,8 m 53 3. Pengujian Durability Durability daya tahan merupakan tolok ukur yang penting untuk mengambarkan kualitas fisik dari berbagai bahan bakar padat yang berupa pellet maupun briket. Pengujian durability adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui perubahan dimensi dan berat dari briket setelah briket diputar dalam drum dengan kecepatan 30 rpm selama 60 detik. Dalam pengujian ini mengunakan drum yang berukuran diameter dalam 770 mm dan tinggi 550 mm. sedangkan didalamnya terdapat sekat yang mempunyai ukuran panjang 550 mm dan lebar 100 mm, tegak lurus terhadap permukaan dinding silinder. Sekat ini dibuat sebagai tempat terjadinya tumbukan pada saat drum berputar. Dengan adanya putaran dari motor yang dihubungkan dengan drum, sehingga briket yang ada didalam drum juga ikut berputar mengikuti arah putaran atau terbentur-bentur pada dinding drum dan penyekat. Dalam pengujian ini dapat dilihat apakah ada partikel briket yang terlepas dari briket atau tidak. Jika ada partikel yang terlepas, diharapkan tidak melebi 0,1 gram. Langkah Pengujian a Timbang berat awal briket yang akan diuji b Masukkan briket pada drum uji. c Hidupkan mesin pada putaran 30 rpm 54 d Tunggu selama 120 detik e Ambil briket dari dalam drum dan timbang Dalam pengujian ini mengunakan rumus: Partikel yang hilang = 100 x a b a − Dimana : a = Berat briket sebelum diuji gram b = Berat briket sesudah diuji gram Gambar 14. Alat uji durability

I. Analisa Data

Metode analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data dari hasil pengumpulan data. Teknik analisis data dari hasil penelitian ini menggunakan analisis desktiptif, yaitu dengan menggambarkan hasil penelitin yang dilakukan secara grafis dalam histogram atau poligon frekuensi yang menggambarkan variasi perekat terhadap karakteristik briket batang jagung. Penyekat Motor pengerak Lubang masuk Drum 55 Sedangkan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh variasi perekat terhadap karakteristik briket batang jagung, peneliti menggunakan Analisis varians ANAVA satu arah. Pada anava akan diuji hipotesis nol Ho dengan tandingan Ha paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku. Perekat : 1 , µ 2 , µ 3 , dan µ 4 H : µ 1 = µ 2 = µ 3 = µ 4 “Tidak ada pengaruh secara nyata dari perekat terhadap karakteristik briket batang jagung” Ha : µ 1 ≠ µ 2 ≠ µ 3 ≠ µ 4 “Ada pengaruh secara nyata dari perekat terhadap karakteristik briket batang jagung” Tabel 5. Format rumus-rumus untuk analisis varians satu arah Sumber variasi Dk JK KT F Rata-rata 1 R y R = R y 1 Antar kelompok k-1 A y A = A y k-1 Dalam kelompok D y D = D y A D Total ----- ----- Sudjana, 1996 : 305 Analisis varians satu arah adalah hasil perhitungan harga F hitung Fo, kemudian dikonsultasikan dengan F tabel Ft dengan taraf signifikan 0,05 α = 5 dan derajat kebebasan dk pembilang = k-1 dan derajat kebebasan penyebut = Σn 1 -1. Kriteria pengujian ini adalah : Fo Ft Ha diterima µ 1 ≠ µ 2 ≠ µ 3 ≠ µ 4 Fo Ft Ho diterima µ 1 = µ 2 = µ 3 = µ 4 56 DAFTAR PUSTAKA Adan Usti ismun, Ir.1998, Membuat Tungku Bio Arang, Yogyakarta, Kanisisus Agus Setyawan, 2007. Pengaruh Variasi Suhu Cetakan Terhadap Karakteristik Briket Tongkol Jagung, Skripsi, FT UNNES tidak dipublikasikan. Anonim, 2006. Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia. www.energyefficiencyasia.org. Anonim, 2007. Macam-Macam Tepung. http:abanaicha.blogsome.com. Anonim, 2007. Jagung. http:id.wikipedia.orgwikiJagung. Wikimedia Foundation, Inc. 1 Mei 2007 Anonim, 2007. Tepung Kanji. http:id.wikipedia.orgwikiTepumg Kanji. Wikimedia Foundation, Inc. 1 Mei 2007 Anton, G., 2007, Pengaruh Prosentase Campuran Batubara Terhadap Karakteristik Briket Tongkol Jagung, Skripsi, FT UNNES tidak dipublikasikan. Appolinario, M. dkk, 1997, Study on the Production Of Briquettes From Baggase Bahrul Afifi, 2007. Pengaruh Temperatur Cetakan Terhadap Karakteristik Briket Batang Jagung, Skripsi, FT UNNES tidak dipublikasikan. Bhattacharya S. C dkk, 2001, A Study On Improved Biomas Briqueting BPS, 2005, Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2005 Angka Ramalan III, Berita statistic No.55VII Earl, D.E, 1997. A report on corcoal, Andre Meyer Researc Fellow. FAO. Rome Estella Assureiro, 2002 Rice Husk – an Alternatife Fuel in Peru, Boiling Point No. 48 57 Hartoyo dkk., 1978, Pembuatan Briket Arang Dari 5 Jenis Kayu Indonesia Pusat Penelitian Hasil Hutan. Report No 103. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor. Haygreen, J.G dkk, 1989, Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Semua Pengantar. Diterjemahkan oleh Sutjipto A. Hadikusumo. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Imam, B, 2006 Bidang Energi dan Sumber Daya Alam Mengenal Batu Bara 2, www.beritaiptek.com KBBI Edisi III Kementrian Negara Riset dan Teknologi 2004.ristek.go.id Mani Sudhagar, et al., 2002. Compaktion Behavior of Same Biomass Grinds, AIC Meeting in Saskaton. Saskatchewan USA. Muh Khudori Bix, 2007. Pengaruh Variasi Tekanan Kompaksi Terhadap Karakteristik Briket Tongkol Jagung, Skripsi, FT UNNES tidak dipublikasikan. Peraturan Menteri No. 047, 2006, Pedoman Pembuatan dan Pemanfaatan Briket Batubara dan Bahan Bakar Padat Berbasis Batubara, www. ilmubatubara.wordpress.com Samsul, M., 2004, Pengaruh Penambahan Arang Tempurung Kelapa Dan PenggunaanPerekat Terhadap Sifat-Sifa et Arang Dari Arang serbuk KayuSengon,t Fisika Dan Kimia Briket Universitas Gadjah Mada. Singh, R.K and Misra, 2005, Biofels from Biomass, Department of Chemical 58 Engineering National Institue of Technology, Rourkela Sudjana, 1996. Metode Stastika. Taristo. Bandung Sudrajat, R 1983. Pengaruh Bahan Baku, Jenis perekat dan Tekanan Kempa terhadap Kualitas Briket Arang. Laporan No 165. Puslitbang Hasil Hutan, Bogor. Sugiyono, 2005. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfa Beta. Bandung. Sulistyanto, Amin. 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara dan Sabut Kelapa. Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Syafi’i, W., 2003. Hutan Sumber Energi Masa Depan. www.kompas.co.id. Harian kompas 15 april 2003. www.adobe.comrdrmessage_CPDF04_ENU, Teknologi Pengolahan Briket di Jepang 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Stability

Gambar 15. Grafik stabilitas diameter Gambar 16. Grafik stabilitas tinggi