1. 2 Pendekatan Psikologis Sastra Pendekatan Biografi Sastra

12 tersebut drama atau puisi. Pendekatan biografis mengaburkan pemahaman proses sastra karena tradisi sastra dipecah-pecah menjadi sejumlah siklus hidup pengarang. Pendekatan biografis juga mengakibatkan fakta-fakta psikologis sederhana. Sebuah karya sastra lebih merupakan perwujudan mimpi pengarang daripada hidupnya. Karya sastra mungkin merupakan ”topeng”, ” pribadi yang berlawanan”, yang tersembunyi dibalik pengarangnya. Lagipula harus kita ingat bahwa utnuk karyanya, pengarang bisa ”mengalami” hidup dengan cara yang berbeda: pengalaman hidup dipakainya untuk bahan karya dan pengalaman itupun sudah dibentuk oleh tradisi sastra dan para konsepsi Rene Wellek dan Austin Warren: 86-87. 2. 1. 2. 2 Pendekatan Psikologis Sastra Untuk seniman-seniman tertentu, psikologi membantu mengentalkan kepekaan mereka pada kenyataan, mempertajam kemampuan pengamatan, dan memberi kesempatan untuk menjajaki pola-pola yang belum terjamah sebelumnya. Tapi psikologi itu sendiri baru merupakan suatu penciptaan. Dalam karya sastra, kebenaran psikologi baru mempunyai nilai artistik jika ia menambah koherensi dan kompleksitas karya. Dengan kata lain, jika kebenaran psikologis itu sendiri merupakan suatu karya sastra seni Rene Wellek dan Austin Warren: 108. 13 Proses kreatif meliputi seluruh tahapan, mulai dari dorongan bawah sadar yang melahirkan karya sastra sampai pada perbaikan terakhir yang dilakukan pengarang. Bagi sejumlah pengarang, justru bagian terakhir ini merupakan tahapan yang paling kreatif. Struktur mental seorang penyair berada dengan susunan sebuah puisi. Impresi berbeda denagn ekspresi. Teori Croce yang menggabungkan keduanya dalam apa yang disebut intuisi estetik tidak diterima baik oleh pengarang maupun oleh kritikus. Tetapi usaha menggolongkan kedua hal ini menjadi pasangan Erlebnis dan Dichtung sesuai dengan teori Dilthey, juga kurang memuaskan. Pelukis melihat sebagai seorang pelukis, sedangkan lukisannya merupakan penjelasan dan penyelesaian dari penglihatannya. Penyair adalah pencipta puisi, sedangkan puisinya adalah perwujudan dari persepsinya. Sebaliknya bagi seorang pelukis yang menggunakan teknik apapun, setiap impresi juga dibentuk oleh hasil pelukisnya, karena pelukis belajar dari pengalaman yang tuntas. Inspirasi adalah sebutan tradisional untuk faktor bawah sadar dalam proses penciptaan. Pada mitologi Yunani, inspirasi dihubungkan dengan dewi-dewi muse musik, putri-putri ingatan. Sedangkan dalam agama Kristen dianggap datang dari Roh Kudus. Jika sedang mendapat inspirasi, shaman, peramal atau penyair berada dalam keadaan yang lain dari biasanya. Pada zaman modern, inspirasi dianggap datang dengan tiba-tiba dan di luar kontrol: karya 14 seni seakan-akan ditulis melewati diri senimannya Rene Wellek dan Austin Warren: 97-98. 2. 1. 2. 3 Pendekatan Sosiologi Sastra

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENERJEMAHKAN TEKS BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Tingkat III Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang UNIKOM Angkatan 2003/2004)

0 21 1

PENGINTEGRASIAN NILAI NILAI KARAKTER DAN KONSERVASI PADA BAHAN AJAR MATA KULIAH MORPHOSYNTAXE UNTUK MAHASISWA SASTRA DAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FBS UNNES

0 5 11

Analisis Kesulitan Mengarang Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Angkatan Tahun 2009 Unnes

0 7 89

Perbandingan gaya bahasa pada Puisi Ibu karya Mustofa Bisri dengan lirik Lagu Keramat karya Rhoma Irama serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

9 226 155

IMPLEMENTASI QUANTUM TEACHING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA MAHASISWA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UHAMKA JAKARTA

0 6 7

Sinestesia Pada Tuturan Mahasiswa FBS Unnes.

0 0 5

(ABSTRAK.pdf)Kemampuan Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan Bahasa dan Sastra Asing FBS UNNES dalam Menggunakan La négation.

0 0 2

(ABSTRAK) EFEKTIVITAS PUISI SEBAGAI PENGUNGKAPAN PERASAAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FBS UNNES ANGKATAN 2004.

0 0 1

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN LABORATURIUM 3 LANTAI JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA INDONESIA DAN SASTRA INDONESIA FBS UNNES Kampus UNNES Sekaran Gunung Pati Kota Semarang.

2 11 251

Kemampuan Mahasiswa Semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan Bahasa dan Sastra Asing FBS UNNES dalam Menceritakan Gambar Diam ke dalam Karangan Tulis Berbahasa Prancis.

0 0 1