1
BAB I PENDAHULUAN
1.5 Latar Belakang Masalah
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik lainya.
Puisi sebagai salah satu karya sastra selalu di minati dari tahun ketahun. Pengarang terkenal Edgar Allan Poe membatasi puisi kata
sebagai bahasa kreasi keindahan yang berirama The Rhythmical Ceation of Beauty. Ukuran satu-satunya untuk itu ialah rasa. Dengan intelek dan
kesadaran bersifat insidental, maka puisi itu tidaklah mempunyai hubungan apapun baik dengan kejiwaan maupun dengan kebenaran Blair
dan Chandler dalam Tarigan 1985: 5 Menurut Badrun 1982 puisi pada hakikatnya pengomunikasian
pengalaman yang penting-penting karena lebih berpusat pada pengorganisasiannya. Perrin dalam Badrun 1989: 2 menegaskan bahwa
puisi tidak berhubungan dengan keindahan, kebenaran filsafati, dan juga tidak dengan presuasi. Akan tetapi puisi berhubungan dengan berbagai
pengalaman mencakup yang baik dan yang tidak baik. Lebih lanjut Badrun 1989: 2 mengemukakan puisi merupakan bahasa multimensional yang
2
mampu menembus pikiran, perasaan, dan imajinasi manusia, oleh karena itu puisi hadir untuk mebawa kehidupan dan kesenangan hidup manusia.
Waluyo 1991: 25 mendefinisikan puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan
disusun dengan pengonsentrasian semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur baitnya.
Baribin 1990: 1 berpendapat berdasarkan pengertian katanya, puisi berarti ucapan yang menbuat atau dibangun. Maksutnya adalah puisi
adalah sebagai ucapan dari seseorang secara tidak langsung. Adapun menurut Yassin puisi merupakan penaglaman batin penyair
mengenai kehidupan, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang estetik, secara padu padat dipadatkan dalam bait-bait teks berbentk puisi dalam
Khariroh 2003: 12 Jadi puisi merupakan hasil imajinasi penyair yang mengandung
unsur gaya bahasa sebagai penambah unsur estetik. Puisi bisa juga dihasilkan dari perenungan atas suatu kejadian yang dirasa menyentuh hati
seorang penyair puisi-puisi tersebut. Puisi adalah kata-kata yang indah dalam susunan terindah sebagai
hasil pengungkapan kembali segala peristiwa dan kejadian yang terhadap dalam kehidupan sehari-hari.
Puisi sering dibuat atas dasar ungkapan hati dan perasaan sang penyair, kemana arah perasaan pennyair tersebut bersadar, kesitulah arah
3
amanat dan isi puisi tersebut ditujukan agar pembaca dan pendengan dapat ikut merasakan perasaan hati sang penyair.
Menurut kamus puisi 2005: 77 perasaan dalam puisi timbul dari sifat pemilihan serta penyusunan perkataan, ungkapan dan ayat dalam
baris-barisnya. Perasaan dalam sajak boleh juga dikaitkan sebagai emosi penyair suatu menghasilkan sebuah sajak, sama ada emosi yang marah,
simpati, sayu, dan sebagainya. Dalam hal penggunaan perasaan, sebagaian orang menganggap
puisilah jawaban yang tibul dari tanggapan rasa emosional terhadap suatu kejadian yang terjadi di sekelilingnya, entah itu dari pengalaman hidup
sendiri ataupun yang dilihat dari pengalaman hidup orang lain. Bagi seorang penyair, peristiwa tertentu dapat dijadikan bahan
tulisan untuk dikongsi bersama-sama dengan pembaca lain. Bagi penyair yang tersentuh karena marah, tentu saja akan menghasilkan sajak yang
mencerminkan perasaan marah atau benci terhadap suatu peristiwa. Puisi sebagai wujud ekspresi dari perasaan adalah media
penggambaran sekaligus untuk penyampaian yang ingin ditampilkan oleh si pengarang puisi tersebut. Dalam penyampaiannya ada yang
diperuntukan untuk kalangan umum dan ada juga yang hanya untuk kalangan privasi.
Perasaan merupakan suatu hal yang tidak dapat diterka kemana dan kapan perasaan tersebut akan berarah, kadang perasaan berarah pada
kebahagiaan, keharuan, kebimbangan, bahkan kesedihan. Yang pasti
4
dimanapun arah perasaan itu bersandar akan menghadirkan ekspresi dalam sikab tersebut.
Ekspresi dari perasaan adalah suatu wujud ungkapan isi hati yang lembut dan sulit diraba. Hanya dari ekspresi itulah kita dapat meraba isi
hati seseorang, tinggal kemana ekspresi itu diwujudkan, jika hanya sekedar diwujudkan melalui sikab, maka kita dapat menebaknya langsung dari
sikab orang tersebut. Namun jika perwujudan perasaan itu dilahirkan dalam bentuk puisi maka kita harus memaknai dan menangkap isi dari
puisi tersebut. Dan masih banyak wujud ekspresi dari perwujudan perasaan.
Di kalangan pemuda sering diguncang oleh angin asmara sebuah percintaan. Dan dalam percintaan tidak selalu berjalan mulus, ada kalanya
jalan itu teral dan berliku. Seiring dengan jalannya banyak sekali yang dapat menimbulkan hadirnya sebuah perasaan, dimana emosi berpadu
merenungi suatu kejadian tersebut. Pada hakikatnya tidak hanya dalam percintaan saja, dalam
kehidupanpun penuh dengan intrik dan liku-liku kehidupan. Kadang- kadang cobaan mendera sebagai pengujian hidup. Waktu dan
tempatnyapun tidak dapat kita tentukan apalagi kita jadwal. Mengalir begitu saja tanpa harus kita minta dan kita tolak.
Perasaan yang hadir sebagai bahasa yang memenuhi ungkapan hati. Tidak selalu tertuang dalam media. Hanya pada waktu dan situasi yang
tepatlah ungkapan hati itu dapat diungkapkan.
5
Di waktu itu jugalah emosi kita berpadu menghadirkan suatu perasaan dimana rasa haru, sedih, sunyi, marah dan sebagainya itu muncul.
Maka jika saatnya tepat dan situasi yang memungkinkan itulah para pemuda-pemudi mencurahkan isi hatinya.
Dalam pencurahan isi hati banyak cara dan media, agar perasaan yang muncul itu tidak terlalu membebani. Ada sebagian kalangan yang
suka menyendiri untuk merenunginya. Ada juga yang melalui media, entah itu merokok, mein gitar, dan ada yang suka melalui plystation.
Juga tidak sedikit pemuda yang mencurahkan isi hatinya melalui media tertulis, dan tulisan-tulisan dari pengungkapan perasaan itulah yang
nantinya akan disebut sebagai karangan Fiksi, entah itu dalam bentuk cerpen, novel, ataupun mungkin dalam bentuk drama. Tergantung
kegemaran tiap individual masing-masing. Namum yang sering saya jumpai banyak terdapat pemuda yang memilih mecurahkan perasaannya
melalui media tulisan yang berbentuk puisi.
1.6 Rumusan Masalah