PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN LABORATURIUM 3 LANTAI JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA INDONESIA DAN SASTRA INDONESIA FBS UNNES Kampus UNNES Sekaran Gunung Pati Kota Semarang.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH
DAN LABORATURIUM 3 LANTAI JURUSAN BAHASA
DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA
INDONESIA DAN SASTRA INDONESIA FBS UNNES
Kampus UNNES Sekaran Gunung Pati Kota Semarang
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil
Disusun oleh :
1. Danang Agustian A. NIM: 5150304002 2. Abie Surya F. NIM: 5150304020
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
(2)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Tugas Akhir dengan judul Perencanaan Pembangunan Gedung Kuliah Dan Laboraturium 3 Lantai Jurusan Bahasa Dan Sastra Inggris Dan Jurusan Bahasa Indonesia Dan Sastra Indonesia FBS UNNES ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing,
Drs. Henry Appriyatno, M.T
NIP. 131658240
Penguji I : Penguji II :
Drs. H. Bambang Dewasa Drs. Henry Appriyatno, M.T
NIP. 130515759 NIP. 131658240
Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,
Drs. Lashari, M.T. Drs. Tugino, M.T.
NIP. 131471402 NIP. 131763887
Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik
Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753
(3)
iii
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Puji syukur kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Tiada Illah yang benar-benar hak untuk disembah melainkan Allah. Dialah pencipta seluruh langit dan bumi yang dalam semua ciptaan-Nya itu selalu ada tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi orang-orang yang berpikir.
Penyusunan Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Program Studi Diploma III Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.
Selama proses penyusunan ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang berkompeten, akhirnya Proyek Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Soesanto, selaku Dekan Fakultas Teknik UNNES. 2. Bapak Drs. Lashari, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil UNNES.
3. Bapak Drs.Tugino, M.T, selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES.
4. Bapak Drs. Henry Appriyatno, M.T. yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Bapak Subari, selaku Pelaksana Proyek sekaligus pembimbing lapangan. 6. Bapak dan ibu yang telah memberi motivasi pada Penyusun.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan Proyek Ahir ini. Penuyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Proyek Akhir ini. Kritik, saran dan pemanfaatan laporan ini sangat penulis harapkan, Semoga Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Semarang, Agustus 2007 Penyusun
(4)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
1. “Tidakah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya ( menjulang ) kelangit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya, Allah membuat perumpamaan – perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu berdzikir “ ( Ibrahim : 24 – 25 ).
2. “Adakah orang yang sampai kedudukan terpuji, atau akhir yang utama. Kecuali setelah ia melewati jembatan ujian. Demikianlah kedudukanmu jika engkau ingin mencapainya. Naiklah kesana dengan melewati jembatan kelelahan ” ( Ibnul Qoyim Al Jauzi ).
PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan tugas akhir ini pada :
1.
Allah SWT yang telah memberi kekuatan dalam
menyelesaikan proyek akhir ini.
2.
Ayah dan ibu, serta Keluargaku tercinta yang terus
mendukung dalam penyelesain proyek akhir ini.
3.
Bapak Drs. Henry Appriyatno M.T. yang telah
mengarahkan serta membimbing sampai selesainya
proyek akhir ini.
4.
Teman-teman Teknik Sipil ‘04 yang terus memberikan
semangat dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
5.
Ikhwah fillah di pesma Qolbun Salim sukron atas
semua bantuan dan doanya.
(5)
v
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL………. i
LEMBAR PENGESAHAN……….. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………... iii
KATA PENGANTAR………. iv
DAFTAR ISI……….…... vi
DAFTAR TABEL………. x
DAFTAR GAMBAR………... ix
DAFTAR LAMPIRAN……… xii
BAB I. BAGIAN PENDAHULUAN 1.1Judul Proyek Akhir ... 1
1.2Latar Belakang Proyek... 1
1.3Lokasi Proyek ………. 2
1.4Maksud dan Tujuan Proyek Akhir ... 2
1.5Ruang Lingkup Penulisan ... 2
1.6Metodologi Penelitian ... 2
1.7Sistematika Penulisan ... 4
BAB II. DASAR – DASAR PERENCANAAN 2.1 Uraian Umum ... 6
2.2 Kriteria dan Azas-asas Perencanaan ... 6
2.3Dasar – dasar Perencanaan ... 10
2.4Dasar – Dasar Perhitungan ... 13
2.5Klasifikasi Pembebanan Rencana... 14
2.6Metode Perhitungan ... 22
BAB III. PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG 3.1 Perencanaan Atap ... 17
BAB IV. PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA 4.1 Perencanaan Plat Lantai ... 61
4.2 Perencanaan Tangga ………. 68
(6)
vi
4.4 Perhitungan Gaya-gaya Geser yang Bekerja Pada Struktur …. 81
4.5 Perencanaan Balok ……… 89
4.6 Perencanaan Sloof ………. 97
4.7 Perencanaan Kolom ……….. 100
BAB V. PERHITUNGAN PONDASI 5.1 Uraian Umum ... 112
5.2 Alternatif Pemilihan Pondasi ... 112
5.3 Analisa Daya Dukung Tanah ... 113
5.4 Perencanaan Pondasi ... 114
5.5 Penulangan Pondasi ... 115
BAB VI. RENCANA KERJA DAN SYARAT BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA 7.1 Perhitungan Volume Pekerjaan ... 191
7.2 Daftar Harga Bahan dan Upah ... 151
7.3 Rekapitulasi Awal ... 232
7.4 Persentase Bobot Pekerjaan ……….. 233
7.5 Rekapitulasi Akhir ……… 235
BAB VIII. PENUTUP 8.1 Kesimpulan ... 253
8.2 Saran ... 254 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(7)
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rangka Kuda - Kuda Gambar 2. Koefisien Gempa Dasar C
(8)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dimensi Balok Tabel 2. Dimensi Kolom
Tabel 3. Gaya-gaya pada Kuda-kuda
Tabel 4. Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat total gempa kesepanjang panjang gedung dalam arah X dan Y untuk tiap portal
Tabel 5. Daftar harga bahan dan upah Tabel 6. Daftar satuan pekerjaan Tabel 7. Time Schedule
(9)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar Grafik Kuda-Kuda Baja (SAP 2000) 2. Input Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)
3. Output Kuda-Kuda Baja (SAP 2000) 4. Gambar Grafik Portal (SAP 2000) 5. Input Portal (SAP 2000)
6. Output Portal (SAP 2000) 7. Uji Tarik dan Bengkok Baja 8. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah 9. Gambar Bestek
(10)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Nama Proyek
Nama proyek ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES
1.2
Latar belakang Proyek
Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini dilatarbelakangi banyaknya kekurangan sarana dan prasarna gedung dengan kapasitas yang memadai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES sebagai Tugas Akhir dikarenakan struktur gedung yang memiliki 3 (tiga) lantai dan sebagai pertimbangan lain untuk memudahkan dalam penyusunan tugas ahir.
Pembangunan gedung ini nantinya akan di gunakan untuk kegiatan yang membutuhkan ruang luas. Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES mempunyai maksud dan tujuan antara lain :
(11)
2
2 . Meningkatkan kenyamanan dan efektifitas kegiatan di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES.
1.3
Lokasi Proyek
Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini terletak di Kampus UNNES Sekaran, Gunungpati, Semarang
1.4
Maksud dan Tujuan Proyek
Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk menerapkan materi perkuliahan yang telah diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh. Penerapan materi perkuliahan yang telah diperoleh diaplikasikan dengan merencanakan suatu bangunan gedung bertingkat banyak, minimal tiga lantai. Dengan merencanakan suatu bangunan bertingkat ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diaplikasikan dan mampu merencanakan suatu struktur yang cukup kompleks.
1.5
Ruang Lingkup Penulisan
Dalam Penyusunan Proyek Akhir ini, Penulis hanya menentukan pada permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil yaitu pada bidang perencanaan struktur meliputi:Perencanaan atap,Perencanaan plat lantai,Perencanaan tangga,Perencanaan balok,Perencanaan kolom,Perencanaan pondasi,Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS), dan Rencana anggaran biaya
(12)
1.6
Metodologi
Data yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan Proyek Akhir ini dapat di kelompokkan dalam dua jenis yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang didapat melalui peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan terdari dari:
a. Lokasi Proyek : Kampus UNNES Sekaran, Gunungpati,
Semarang
b. Topografi : Tanah datar c. Elevasi bangunan :
o Lantai 1 : + 00,00 m o Lantai 2 : + 04,60 m o Lantai 3 : + 08,80 m 2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses pembuatan dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain:
a. Literatur panjang
b. Grafik – grafik penunjang c. Tabel – tabel penunjang
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan sejak melaksanakan
(13)
4
Kerja Praktek, yang telah dilaksanakan pada proyek yang sama pada tanggal 1 September sampai dengan 1 November 2006.
2) Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan landasan teori dengan mengambil data literatur yang relevan maupun standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan. Pengumpulan dilakukan melalui perpustakaan atau pun instansi – instansi pemerintah yang terkait.
1.7
Sistematika Penulisan
Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 8 (delapan) bab yang terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan tujuan, pembahasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II : PERENCANAAN
Berisi uraian, kriteria, dan azas – azas perencanaan, dasar – dasar perencanaan, metode perencanaan, dasar perhitungan, dan klasifikasi pembebanan rencana.
BAB III : PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Berisi perhitungan pembebanan, perencanaan atap, tulangan plat, tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga, dan pondasi
(14)
BAB IV : PERHITUNGAN STRUKTUR
Berisi perhitungan pembebanan, tulangan plat, tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga.
BAB V : PERHITUNGAN PONDASI
Berisi perhitungan perencanaan pondasi
BAB VI : RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT
Berisi tentang rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), terdiri dari syarat umum, syarat administrasi, dan syarat teknis
BAB VII : RENCANA ANGGARAN BIAYA
Berisi tentang volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya. BAB VIII: PENUTUP
Berisi simpulan dan saran Daftar pustaka
(15)
6
BAB II
PERENCANAAN
2.1
Uraian Umum
Pada tahap perencanaan Struktur Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini perlu dilakukan study literatur untuk menghubungkan satuan fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan digunakan, disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis gedung tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola akibat syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang ruang yang besar serta harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan beban besar dan berdampak pada balok.
Study literatur dimaksudkan untuk dapat memperoleh hasil perencanaan yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep pemilihan sistem struktur dan konsep perencanaan struktur bangunannya, seperti denah, pembebanan struktur atas dan struktur bawah serta dasar-dasar perhitungan.
2.2
Kriteria dan Azaz–azaz Perencanaan
Perencanaan pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini
(16)
diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan, sehingga konstruksi bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak terjadi kesimpang- siuran dalam bentuk fisiknya.
Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut adalah : 1. Harus memenuhi persyaratan teknis
Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang berasal dari luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Bila persyaratan teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan membahayakan orang yang berada di dalam bangunan dan juga bisa merusak bangunan itu sendiri. Jadi dalam perencanaan harus berpedoman pada peraturan- peraturan yang berlaku dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ada.
2. Harus memenuhi persyaratan ekonomis
Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan kerugian bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai dengan adanya penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-bahan bangunan yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan tenaga kerja yang profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu pekerjaan secara tepat diharapkan bisa menghasilkan bangunan yang berkualitas tanpa menimbulkan pemborosan.
(17)
8
3. Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional
Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut akan mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan. 4. Harus memenuhi persyaratan estetika
Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan teknis yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah dan menarik. Jadi dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan pula segi artistik bangunan tersebut.
5. Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan
Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan bangunan baik dalam jangka pendek (waktu selama proses pembangunan) maupun jangka panjang (pasca pembangunan). Persyaratan aspek lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap dampak lingkungan di sekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan dengan terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal mungkin dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan berdirinya Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini.
(18)
6. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran
Untuk memudahkan dalam mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan di pasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim di pasaran sehingga mudah didapat.
Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan juga adanya azas-azas perencanaan yaitu antara lain:
1. Pengendalian biaya
Pengendalian biaya dalam suatu pekerjaan konstruksi dimaksudkan untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan sehingga sesuai dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil mungkin tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis.
a. Pengendalian mutu
Pengendalian mutu dimaksudkan agar pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam RKS. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai dari pengawasan pengukuran lahan, pengujian tanah di lapangan menggunakan alat sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan yang digunakan dalam pembangunan sudah dikendalikan oleh pabrik pembuatnya. Selain itu juga diperlukan pengawasan pada saat
(19)
10
bangunan tersebut sudah mulai digunakan, apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
b. Pengendalian waktu
Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan time schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam perencanaan pekerjaan harus dilakukan penjadwalan pekerjaan dengan teliti agar tidak terjadi keterlambatan waktu penyelesaian proyek.
2. Pengendalian tenaga kerja
Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian dilakukan oleh Pengawas (mandor) secara terus menerus maupun berkala. Dari pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja maupun menurunnya efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus dikendalikan untuk menghindari terjadinya penumpukan pekerjaan yang menyebabkan tidak efisiensinya pekerjaan tersebut serta dapat menyebabkan terjadinya pemborosan materil dan biaya.
2.3
Dasar – dasar Perencanaan
Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang berlaku di Indonesia, antara lain:
(20)
1. Plat Lantai
Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03 dan Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan syarat– syarat tumpuan.
Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini tebal plat lantai adalah 12 cm.
2. Balok
Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-1991-03 yaitu:
a. Syarat - syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah: 1) Tumpuan jepit penuh
2) Tumpuan jepit sebagian b. Ukuran balok
Dalam pra desain, tinggi balok menurut SK SNI T-15-1991-03 merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan. Adapun balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini adalah sebagai berikut :
(21)
12
Tabel 1. Dimensi balok
No Balok Dimensi balok (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8
A1=T=A2 VT1=T1=VT2 P3=P4
AP2=P2 AP1=P1 C1 CP SLOOF
20 x 35 20 x 50 30 x 60 30 x 80 30 x 60 40 x 40 40 x 100
20 x 50
3. Kolom
Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan (φ) = 0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini, kolom yang digunakan berukuran :
Tabel 2. Dimensi kolom
No Kolom Dimensi kolom (cm)
1 2 3 4 5 6
Kolom type K1 Kolom type K2 Kolom type K3 Kolom type K4 Kolom type K5 Kolom type K6
60 x 40 50 x 40 40 x 40 60 x 60 20 x 20 30 x 30
(22)
4. Pondasi
Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi foot plat dan pondasi Sumuran
2.4 Metode Perhitungan
Dalam perencanaan pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan Program Analsis Struktur SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES ) Perhitungan ini digunakan untuk memudahkan menghitung tulangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan struktur ini adalah :
1. Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat dianggap sebagai beban merata.
2. Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat.
Sebelum melakukan perhitungan mekanika, terlebih dahulu harus menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain: 1. Beban Gempa Statik
Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu sendiri.
2. Beban Mati
Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di atasnya.
(23)
14
3. Beban Hidup
Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPIUG) 1987 untuk bangunan gedung.
2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana
Pembebanan rencana diperhitungkan berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada gambar rencana.
Besarnya muatan–muatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Massa jenis beton bertulang : 2400 kg/m3 2. Berat plafon dan penggantung (gpf) : 18 kg/m2 3. Tembok batu bata (1/2) batu : 250 kg/m2 4. Beban hidup untuk tangga : 300 kg/m2 5. Beban hidup untuk gedung fasilitas umum : 250 kg/m2 6. Adukan dari semen, per cm tebal : 21 kg/m2 7. Penutup lantai, per cm tebal : 24 kg/m2
Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang berlaku di Kota Semarang. Kombinasi pembebanan digunakan dengan beberapa alternatif, yaitu:
1. Comb 1 = 1,4 DL
2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 LL 3. Comb 3 = 1,2 DL + 1 LL + 1,6 W 4. Comb 4 = 1,2 DL + 1 LL – 1,6 W
(24)
5. Comb 5 = 1,2 DL + 1 LL + 1 Q 6. Comb 6 = 1,2 DL + 1 LL - 1 Q
Combo (comb) = beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati.
LL (live load) = beban hidup atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban hidup.
Q (quake) = beban gempa atau momen dan gaya-gaya yang berhubungan dengan beban gempa.
2.6 Dasar Perhitungan
Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini digunakan standar perhitungan yang didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia antara lain:
1. Pedoman Beton 1989.
2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991-03.
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. 4. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung
1987.
5. Data perhitungan Program Analsis Struktur SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )
(25)
16
BAB III
PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
3.1
PERENCANAAN ATAP
1. Data-dataPerencanaan beban atap didasarkan pada Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.
Data-datanya antara lain :
• Bentuk kuda-kuda : Joglo
• Bentang kuda-kuda (L) : 15 m
• Jarak antar kuda-kuda ( l ) : 3,60 m
• Kemiringan atap bagian atas ( α1 ) : 60° Bagian bawah ( α2 ) : 30°
• Penutup atap : genteng (50 kg/m²)
• Sambungan konstruksi : baut (BJ 37)
• Mutu baja profil siku : BJH 37
• Tegangan dasar baja (σd) : 1600 kg/cm²
• Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai : Kelas kuat II
• Koefisien angin gunung : 25 kg/m²
• Tegangan lentur kayu ( σlt ) : 100 kg/cm²
• Modulus Lentur Kayu (E) : 100000 kg/ cm² 2. Perencanaan reng
(26)
a. Pembebanan Reng
Berat genting (gt) = 50 kg/m² Jarak reng (Jr) = 0,25 m Jarak usuk (Ju) = 0,5 m Beban pada reng (qr)
Berat genting . Jarak reng = gt . Jr
= 50 . 0,25 = 12,5 kg/m b. Momen yang terjadi
1. Momen yang terjadi pada sudut 60° Mx = 1/8 . qr . cos 60° . (Ju)² = 1/8 . 12,5 . 0,50 . (0,5)²
= 0,195 kg m
My = 1/8 . qr . sin 60° (Ju)² = 1/8 . 12,5 . 0,866. (0,5)² = 0,338 kg m
c. Dimensi Reng
Dimensi reng dimisalkan b = ⎟
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛
3 2
. h Wx = 1/6 . b . (h)2
= 1/6 . ⎟
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛
3 2
h . h2
= ⎟
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛
9 1
h3 cm3 Wy = 1/6 . b2 . h
(27)
18
= 1/6 . 2 3 2 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛
h . h
= ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 27 2
h3 cm3
σltr =
Wy My Wx Mx + = 3 3 27 2 9 1 h My h Mx ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛
100 kg/cm2 =
3 27 5 8 , 33 5 , 19 h ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ +
100 kg/cm2 = 2873,82 h h3 =
100 82 , 287
h3 = 2,878 h = 3 2,878
h = 1,42 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :
b =
3 2
h
b =
3 2
. 3 cm
b = 2 cm
Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm d. Kontrol Lendutan
fijin =
200 1
(28)
=
200 1
. 50 = 0,25 cm
Ix =
12 1
. b . (h)3
=
12 1
. 2 . (3)3 = 4,5 cm4
Iy =
12 1
. b3 . h
=
12 1
. (2)3 . 3 = 2 cm4
fx =
Ix E Ju qr . . 384 . cos . .
5 α 4
= 5 , 4 . 10 . 384 ) 50 .( 60 cos . 5 , 12 . 5 7 4 °
= 0,011 cm
fy =
Iy E Ju qr . . 384 . sin . .
5 α 4
= 2 . 10 . 384 ) 50 .( 60 sin . 5 , 12 . 5 7 4 °
= 0,019 cm fmaks = (fx)2 +(fy)2 = (0,011)2 +(0,019)2
(29)
20
e. Kontrol Tegangan
σytb =
Wy My Wx Mx+
=
3 2
) 3 .( 2 . 6 / 1
8 , 33 )
2 .( 3 . 6 / 1
5 , 19
+
= 21,017 kg/cm2≤ 100 kg/cm2 (σltr) Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai 2. Perencanaan reng pada bagian bawah sudut = 30°
a. Pembebanan Reng
Berat genting (gt) = 50 kg/m² Jarak reng (Jr) = 0,25 m Jarak usuk (Ju) = 0,5 m Beban pada reng (qr)
Berat genting . Jarak reng = gt . Jr
= 50 . 0,25 = 12,5 kg/m b. Momen yang terjadi
1. Momen yang terjadi pada sudut 30° Mx = 1/8 . qr . cos 30° . (Ju)² = 1/8 . 12,5 . 0,866 . (0,5)²
= 0,338 kg m
My = 1/8 . qr . sin 30° (Ju)² = 1/8 . 12,5 . 0,5. (0,5)² = 0,195 kg m
(30)
Dimensi reng dimisalkan b = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 3 2 . h Wx = 1/6 . b . (h)2
= 1/6 . ⎟
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 3 2
h . h2
= ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 9 1
h3 cm3 Wy = 1/6 . b2 . h
= 1/6 . 2 3 2 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛
h . h
= ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 27 2
h3 cm3
σltr =
Wy My Wx Mx + = 3 3 27 2 9 1 h My h Mx ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛
100 kg/cm2 =
3 27 5 8 , 33 5 , 19 h ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ +
100 kg/cm2 = 3
82 , 287
h h3 =
100 82 , 287
h3 = 2,878 h = 3 2,878
(31)
22
b =
3 2
h
b =
3 2
. 3 cm
b = 2 cm
Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm
d. Kontrol Lendutan
fijin =
200 1
. Ju
=
200 1
. 50 = 0,25 cm
Ix =
12 1
. b . (h)3
=
12 1
. 2 . (3)3 = 4,5 cm4
Iy =
12 1
. b3 . h
=
12 1
. (2)3 . 3 = 2 cm4
fx =
Ix E Ju qr . . 384 . cos . .
5 α 4
= 5 , 4 . 10 . 384 ) 50 .( 30 cos . 5 , 12 . 5 7 4 °
(32)
fy = Iy E Ju qr . . 384 . sin . .
5 α 4
= 2 . 10 . 384 ) 50 .( 30 sin . 5 , 12 . 5 7 4 °
= 0,0159 cm fmaks = (fx)2 +(fy)2
= (0,0159)2 +(0,0159)2
= 0,022 cm ≤ 0,25 cm (fijin) Ok! e. Kontrol Tegangan
σytb =
Wy My Wx Mx+ = 3 2 ) 3 .( 2 . 6 / 1 5 , 19 ) 2 .( 3 . 6 / 1 8 , 33 +
= 21,017 kg/cm2≤ 100 kg/cm2 (σltr) Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai 3. Perencanaan usuk
a. Perencanaan usuk pada bagian bawah sudut = 30º 1. Pembebanan Usuk
Berat genting (gt) = 50 kg/m3 Jarak gording (Jgd) = 1,5 m Jarak usuk (Ju) = 0,5 m Beban pada usuk (qu)
Beban genting, reng dan usuk = ggt . Ju = 50 . 0,5
qu = 25 kg/m
(33)
24
= 25 . cos 30º = 21.651kg/m qy = qu . sin 30º
= 25 . sin 30º = 12.5 kg/m Momen yang terjad
Mx = 1/8 . qu . cos α . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . cos 30º . (1, 5)2 = 6,089 kgm
My = 1/8 . qu . sin α . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . sin 30º . (1, 5)2 = 3,516 kgm
2. Karena Berat Pekerja
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN Px = 100 . cos α
= 100 . cos 30º = 86.603 kg Py = 100 . sin α
= 100 .sin 30º = 50 kg
Mx = 1/4 . P . cos α . Jgd = 1/4 . 100 . cos 30º. 1,5 = 32,476 kg m
(34)
= 1/4 . 100 . sin 30º. 1,5 = 18.75 kg m
3. Karena Beban Angin W ÆÆ diambil 25 kg/m2
Angin tekan = 0.02 x α x (-0.4) Æ dimana α = 300 = 0.02 x 30 x (-0.4)x 25 x 0.5
= 2,5 kg/m Momen yang timbul Mx = . .( )2
8
1 Wx jgd = 2.5 1.52
8
1 x
= 0.703 kgm Angin hisap
Koefisien angin hisab = -0.4 Tekanan angin hisab pada usuk : Wx = -0.4 x 25 x 0.5
= -5 kg/m Momen yang timbul Mx = . .( )2
8
1 W jgd = 5 1.52
8 1 x x = 1.406 kgm
(35)
26
Kombinasi Pembebanan M B. Mati
( a )
B. Hidup ( b )
A. Tekan ( c )
A. Hisab ( d )
P. Tetap ( a + b)
P. Sementara ( a + b ) + c
Mx 6,089 32,476 0.703 1.406 38,565 39,268
My 3,516 18.75 0 0 22,266 22,266
4. Dimensi usuk
Dimensi usuk dimisalkan b = h
3 2
Wx = 2
6 1
bh
= 3
9 1
h
Wy = 2
6 1
hb
= 3
27 2
h
σ ltr
Wy My Wx Mx
+ =
100 =
3 3
27 2
6 , 2226 9
1 8 , 3926
h h
+
h3 = 654,003
h = 8,68 dibulatkan = 10 cm b = h
3 2
(36)
Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm 5. Kontrol Lendutan
Fijin =
200 1
. Jgd
=
200 1
. 150 = 0,75 cm Ix =
12 1
. b . (h)3
=
12 1
. 6 . (10) 3 = 500 cm4 Iy =
12 1
. h . (b)3
=
12 1
. 10 . (6) 3 = 180 cm4 fx = 384 5 . Ix E Jg qx . .. cos
. α 4
+ 48 1 . Ix E Jg px . . cos
. α 3
= 384 5 . 500 . 10 ) 150 .( 30 cos . 25 . 0 5 4 ° + 48 1 . 500 . 10 ) 150 .( 30 cos . 100 5 3 °
= 0,151 cm fy =
384 5 . Iy E Jg qx . .. sin
. α 4
+ 48 1 . Iy E Jg px . . sin
. α 3
= 384 5 . 180 . 10 ) 150 .( 30 sin . 25 . 0 5 4 ° + 48 1 . 180 . 10 ) 150 .( 30 sin . 100 5 3 °
(37)
28
f max = (fx)2 +(fy)2 = (0,151)2 +(0,241)2
= 0,285 cm ≤ 0,75 cm OK! 6. Kontrol tegangan
σytb = 2 2
6 / 1 6
/
1 hb
My bh
Mx
+
=
2 2 1/6.10.6
6 , 2226 10
. 6 . 6 / 1
8 ,
3926 +
= 76,378 kg/cm
= 76,378 kg/cm2≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK! Jadi, usuk kayu dengan dimensi 6/10 cm aman dipakai b. Perencanaan usuk pada bagian bawah sudut = 60º
1 Pembebanan Usuk
Berat genting (gt) = 50 kg/m2 Jarak gording (Jgd) = 1,5 m Jarak usuk (Ju) = 0,5 m Beban pada usuk (qu)
Beban genting, reng dan usuk = ggt . Ju = 50 . 0,5
qu = 25 kgm
qx = qu . cos 60º = 25 . cos 60º = 12,5 kg/m qy = qu . sin 60º
= 25 . sin 60º = 21,651 kg/m
(38)
Momen yang terjad
Mx = 1/8 . qu . cos α . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . cos 60º. (1, 5)2 = 3,516 kgm
My = 1/8 . qu . sin α . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . sin 60º. (1, 5)2 = 6,089 kgm
2. Karena Berat Pekerja
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN Px = 100 . cos α
= 100 . cos 60º = 50 kg Py = 100 . sin α
= 100 .sin 60º = 86.603 kg
Mx = 1/4 . P . cos α . Jgd = 1/4 . 100 . cos 60º. 1,5 = 18.75 kg m
My = 1/4 . P . sin α . Jgd = 1/4 . 100 . sin 60º. 1,5 = 32,476 kg m
3. Karena Beban Angin W ÆÆ diambil 25 kN/m2
(39)
30
= 0.02 x 60 x (-0.4)x 25 x 0.5 = 10 kg/m
Momen yang timbul Mx = . .( )2
8
1 Wx jgd = 10 1.52
8 1 x x = 2.813 kgm Angin hisap
Koefisien angin hisab = -0.4 Tekanan angin hisab pada usuk : Wx = -0.4 x 25 x 0.5
= -5 kN/m Momen yang timbul Mx = . .( )2
8
1 W jgd = 5 1.52
8 1 x x = 1.406 kgm Kombinasi Pembebanan M B. Mati
( a )
B. Hidup ( b )
A. Tekan ( c )
A. Hisab ( d )
P. Tetap ( a + b)
P. Sementara ( a + b ) + c
Mx 3.516 18.75 2.813 1.406 22.266 25.079
(40)
4. Dimensi usuk
Dimensi usuk dimisalkan b = h
3 2
Wx = 2
6 1
bh
= 3
9 1
h
Wy = 2
6 1
hb
= 3
27 2
h
σ ltr
Wy My Wx Mx+
=
100 =
3 3
27 2
5 . 3856 9
1 9 . 2507
h h
+
h3 = 746.339
h = 9.071 dibulatkan = 10cm b = h
3 2
b = 6.047 dibulatkan = 6 cm Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm 5. Kontrol Lendutan
Fijin =
200 1
. Jgd
=
200 1
. 1,5 = 0,75 cm
(41)
32
Ix =
12 1
. b . (h)3
=
12 1
. 6 . (10) 3 = 500 cm4 Iy =
12 1
. h . (b)3
=
12 1
. 10 . (6) 3 = 180 cm4 fx = 384 5 . Ix E Jg qx . .. cos
. α 4
+ 48 1 . Ix E Jg px . . cos
. α 3
= 384 5 . 500 . 10 ) 150 .( 60º cos . 25 . 0 5 4 + 48 1 . 500 . 10 ) 150 .( 60º cos . 100 5 3
= 0.086 fy = 384 5 . Iy E Jg qx . .. sinα 4
+ 48 1 . Iy E Jg px . . sin
. α 3
= 384 5 . 180 . 10 ) 150 .( 60º sin . 25 . 0 5 4 + 48 1 . 180 . 10 ) 150 .( 60º sin . 100 5 3
= 0,417
f max = (fx)2 +(fy)2 = (0,086)2 +(0,0417)2 = 0,426 cm ≤ 0,75 cm OK! 6. Kontrol tegangan
σytb = 2 2
6 / 1 6 / 1 hb My bh Mx +
(42)
=
2 2
6 . 10 . 6 / 1
5 . 3856 10
. 6 . 6 / 1
9 . 2507
+
= 89.354 kg/cm
= 89.354 kg/cm2≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK! Jadi, usuk kayu dengan dimensi 5/7 cm aman dipakai Gambar 1. Rangka Kuda - Kuda
4. Mencari Panjang Batang
Tabel 3. Gaya-gaya pada Kuda-kuda
No Batang Panjang Batang (cm) No Batang Panjang Batang (cm)
a1 = a12 140 d1 = d10 180
a2 = a11 140 d2 = d9 210
a3 = a10 140 d3 = d8 254
a4 = a9 150 d4 = d7 249
a5 = a8 104 d5 = d6 277
a6 = a7 104 d11 = d12 306
b1= b12 156 v1 = v11 62
b2 = b11 156 v2 = v10 98
b3 = b10 156 v3 = v9 134
b4 = b9 167 v4 = v8 170
(43)
34
b6 = b7 200 v6 231
b13 = b16 119 v12 = v14 98
b14 = b15 115 v13 231
5. Perencanaan Gording Jarak gording = 1.5 m Jarak kuda-kuda = 3.6 m
a. Pembebanan Beban mati
- berat sendiri gording (taksiran) = 3.6 x 1.5 = 5.4 kg/m - berat sendiri genteng = 50 x 1.5 = 75 kg/m - berat penggantung + plafond = 18 x 1.5 = 27 kg/m
= 107.4 kg/m
- berat lain-lain 10 % = 10 % x 107.4 = 10.74 kg/m
q = 118.14 kg/m
Momen akibat beban mati q x = q x cos 30
= 118.14 x 0.866 = 102.312 kg/m qy = q x sin 30
= 118.14 x 0.5 = 59.07 kg/m
Mx = 1/8 x 102.312 x 3.62 = 165.745 kgm
(44)
My = 1/8 x 59.07 x 3.62 Beban Hidup ( P = 100 kg )
Py = P x sin 30 = 100 x 0.5 = 50 kg Px = P x cos 30
= 100 x 0.866 = 86.6 kg My = ¼ x Py x l
= ¼ x 50 x 3.6 = 45 kgm Mx = ¼ x Px x l
= ¼ x 86.6 x 3.6 = 77.94 kgm Beban angin
Koefisien angin tekan = 0.02 x 30 (-0.4) = 0.2 w = 0.2 x 1.5 x 25 = 7.5 kg/m
M = 1/8 x 7.5 x 3.62 = 12.15 kgm Koefisien angin hisap = -0.4 w = -0.4 x 1.5 x 25 = -15 kg/m M = 1/8 x (-15) x 3.62 = -24.3 kgm Momen kombinasi
(45)
36
Mx = 165.745 + 77.94 = 243.69 kgm My = 95.693 + 45 = 140.69 kgm
b. Beban mati + beban hidup + beban angin Mx = 165.745 + 77.94 + 12.15 = 255.84 kgm My = 95.693 + 45 = 140.69 kgm b. Pendimensian Gording
Direncanakan memakai profil C tipis, atap yang didunakan adalah atap genteng jadi merupakan struktur yang tegar sehingga diambil momen arah x yang terbesar Mx = 255.84 kgm
3 2 15.99 /
1600 25584
cm cm
kg kgcm Mx
Wx= = =
σ
Dicoba profil C 150x50x20x4.5 dari tabel Profil Baja didapatkan : Wx = 49.0 cm3
Wy = 10.5 cm3 Ix = 368 cm4 Iy = 35.7 cm4 Weight = 9.20 kg/m Kontrol tegangan
σytsb = Mx/Wx
= 25584/49.0 cm3
= 522.12 kg/cm2 < σ = 1600 kg/cm2 Kontrol lendutan
(46)
fx = xExlx Pxxl xExlx xqxxl 48 384
5 4 3
+ = 368 10 1 . 2 48 360 6 . 86 368 10 1 . 2 384 360 02312 . 1 5 6 3 6 4 x x x x x x x x x +
= 0.29 + 0.11 = 0.4 cm fy = xExIy l Pyx xExIy l xqyx 48 ) 2 / ( 384 ) 2 / (
5 4 3
+ = 7 . 35 10 1 . 2 48 ) 2 / 360 ( 50 7 . 35 10 1 . 2 384 ) 2 / 360 ( 5907 . 0 5 6 3 6 4 x x x x x x x x x +
= 0.11 + 0.08 = 0.19 cm f = fx2 + fy2
= (0.4)2 + (0.19)2
= 0.44 cm < 1.44 cm………oke! 6. Menghitung Pembebanan Kuda-kuda
Analisa pembebanan atap pada titik letak gording sebagai analisa data input pada perhitungan dengan SAP 2000.
A. Analisa Pembebanan
Berat gording (dari profil) = 9.20 kg/m Berat atap = 1.5 m x 40 kg/m2 = 60 kg/m Berat plafond + penggantung = 18 kg/m2 x 1.11 m = 19.98 kg/m + q = 89.18 kg/m
Trekstang = 10% x 89.18 kg/m = 8.918 kg/m + qt = 98.1 kg/m Beban atap terpusat/beban tiap titik pada gording
(47)
38
PDL = qt x l
= 98.1 kg/m x 3.6 m = 353.15 kg = 3.5315 KN
B. Analisa Beban Angin Angin tekan pada gording
= 0.02α – 0.4 x 25 kg/m2x 1.5 m x 3.6 m = 27 kg = 0.27 KN
Angin hisap pada gording
= -0.4 x 25 kg/m2 x 1.5 m x 3.6 m = 54 kg = 0.54 KN
Beban hidup 100 kg
PLL = 100 kg/10 = 10 kg = 0.1 KN 7. Pendimensian Batang
a. Perencanan Batang Horisontal (Batang Tarik ) Batang a1 s/d a12
Diketahui : P maksimum (Pk) : 125.48 KN = 12791.43 Kg (dari hasil perhitungan dengan SAP 2000)
Panjang maksimum (Lk) : 1,5 m = 150 cm Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2
Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2 Tebal plat buhul ( ) : 1 cm
(48)
σtr = 0,75 x σ = 0,75 x 1600 = 1200 kg/cm2
Menghitung luas profil yang diperlukan :
A netto 2 profil = 2 10.66 2 / 1200 43 . 12791 cm cm kg kg tr
P = =
σ
A bruto 2 profil = 2
2 54 . 12 85 , 0 66 . 10 85 , 0 2 cm cm profil Anetto = =
A bruto 1 profil = 2
2 27 . 6 2 54 . 12 2 2 cm cm profil Abruto = =
Dipakai profil siku sama kaki JL 80.80.8 Dari tabel profil diperoleh :
A = 12,3 cm2 e = 2,2 cm Ix = Iy = 72,3 cm4
A profil = 2 x 12,3 cm2 = 24,6 cm2
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) : a = 2 e +
= (2 x 2,2 cm) + 1 cm = 5,4 cm Momen kelembaman terhadap sumbu y-y :
Iy gabungan = 2 {Iy + A (0,5 x a)2}
= 2 {72,3 cm4 + 12,3 (0,5 x 5,4)2} = 323,93 cm4
(49)
40
iy gabungan =
A Iygabungan
2 =
3 , 12 2
93 , 323
x = 3,63 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu x-x : Ix gabungan = 2 x Ix
= 2 x 72,3 = 144,6 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu x-x :
ix gabungan =
A Ixgabungan
2 =
3 , 12 2
6 , 144
x = 2,42 cm
λx = 61.98
42 , 2 150 =
=
ixgabungan Lk
< 240 ( oke ) Digunakan imin=2,42 cm
Kontrol tegangan :
Aprofil P ytb= σ
6 , 24
43 . 12791
=
ytb σ
(50)
b. Perencanan Batang Vertikal (Batang Tarik ) Batang v1 s/d v14
Diketahui : P maksimum (Pk) : 38.09 KN = 3882.89 Kg (dari hasil perhitungan dengan SAP 2000) Panjang maksimum (Lk) : 2.31 m = 231 cm
Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2 Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2 Tebal plat buhul ( ) : 1 cm
Menentukan tegangan tarik karena lubang :
σtr = 0,75 x σ = 0,75 x 1600 = 1200 kg/cm2
Menghitung luas profil yang diperlukan :
A netto 2 profil = 2 3.24 2 / 1200 89 . 3882 cm cm kg kg tr
P = =
σ
A bruto 2 profil = 2
2 81 , 3 85 , 0 24 . 3 85 , 0 2 cm cm profil Anetto = =
A bruto 1 profil = 2
2 9 , 1 2 81 , 3 2 2 cm cm profil Abruto = =
Dipakai profil siku sama kaki JL 70.70.7 Dari tabel profil diperoleh :
A = 9,40 cm2 e = 1,97 cm Ix = Iy = 42,4 cm4
(51)
42
A profil = 2 x 9,40 cm2 = 18,80 cm2
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) : a = 2 e +
= (2 x 1,97 cm) + 1 cm = 4,94 cm Momen kelembaman terhadap sumbu y-y :
Iy gabungan = 2 {Iy + A (0,5 x a)2}
= 2 {42,4 cm4 + 9,40 (0,5 x 4,94)2} = 199,50 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu y-y :
iy gabungan =
A Iygabungan
2 =
40 , 9 2
50 , 199
x = 3,26 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu x-x : Ix gabungan = 2 x Ix
= 2 x 42,4 = 84,8 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu x-x :
ix gabungan =
A Ixgabungan
2 =
40 , 9 2
8 , 84
x = 2,12 cm
(52)
λx = 108,96 12 , 2 231 = = ixgabungan Lk
< 240 ( oke ) Digunakan imin=2,12 cm
Kontrol tegangan :
Aprofil P ytb= σ 80 , 18 89 . 3882 = ytb σ
= 206,54 kg/cm2 < σtr = 1200 kg/cm2 ( oke ) c. Perencanan Batang Miring ( Batang Tekan )
Batang b1 s/d b16
Diketahui : P maksimum (Pk) : 143,01 KN = 14578,44 Kg (dari hasil perhitungan dengan SAP 2000)
Panjang maksimum (Lk) : 2 m = 200 cm Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2
Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2 Tebal plat buhul ( ) : 1 cm
Penentuan dimensi :
Imin (perlu) = 2 6 4
2 2 2 57 , 98 10 1 , 2 ) 14 , 3 ( ) 200 ( 44 , 14578 5 , 3 . . . cm x x x x E Lk Pk
n = =
π
n : faktor keamanan ditentukan = 3,5 E : Modulus elastisitas
(53)
44
Dari Tabel Profil Diperoleh :
A = 15,50
e = 2,54 cm Ix=Iy = 116 ix=iy = 2,74 cm
= =
min
i Lk
λ 72,99 0,528
74 , 2
200
= ⇒
= α
cm cm
σtk = σ x α = 1600 x 0,528 = 844,92 kg/cm2 Ix profil = 2.Ix = 2 x 116 = 232 A profil = 2.A = 2 x 15,50 = 31 ix gabungan =
A Ix . 2
. 2
=
5 , 15 2
116 2
x x
= 7,48 cm Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun ( a ) :
a = 2.e +
= (2 x 2,54) + 1 = 6,08 cm Iy gab = 2{ Iy + A (0,5 x a)2}
= 2 {116 + 15,5 (0,5 x 6,08)2} = 518,49
iy gab = A Iygab
2 =
5 , 15 2
49 , 518
x = 4,09 cm
(54)
λx = ix Lk = 74 , 2 200 = 72,99
λg =
2400 . 7 , 0 E π = 2400 7 , 0 10 1 , 2 14 , 3 6 x x = 111,02
λs = g x λ λ
= 0,66 02 , 111 99 , 72 =
Karena 0,183 < λs < 1 maka :
s λ ω − = 593 , 1 41 , 1
= 1,51
66 , 0 593 , 1 41 , 1 = −
Kontrol tegangan
A P
ytb ω
σ =
= 710,11 / 844,92 / ( )
31 44 . 14578 51 ,
1 = kg cm2 <σtk= kg cm2 OK
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan y-y :
λy = iygab
(55)
46 = 09 , 4 200 = 48,9
λg =
2400 . 7 , 0 E π = 2400 7 , 0 10 1 , 2 14 , 3 6 x x = 111,02
λs = g y λ λ
= 0,44 02 , 111 9 , 48 =
Karena 0,183 < λs < 1 maka :
s λ ω − = 593 , 1 41 , 1
= 1,22
44 , 0 593 , 1 41 , 1 = −
Kontrol tegangan
A P
ytb ω
σ =
= 564.34 / 844,92 / ( ) 31 89 . 14578 22 ,
1 = kg cm2 <σtk = kg cm2 OK
d. Perencanan Batang Diagonal ( Batang Tekan ) Batang d1 s/d d12
Diketahui : P maksimum (Pk) : 31.13 KN = 3173,39 Kg (dari hasil perhitungan dengan SAP 2000)
(56)
Panjang maksimum (Lk) : 3.06 m = 306 cm Tegangan dasar (σ) : 1600 kg/cm2
Tegangan lentur (σlt) : 2400 kg/cm2 Tebal plat buhul ( ) : 1 cm
Penentuan dimensi :
Imin (perlu) = 2 6 4
2 2 2 23 , 50 10 1 , 2 ) 14 , 3 ( ) 306 ( 39 , 3173 5 , 3 . . . cm x x x x E Lk Pk
n = =
π
n : faktor keamanan ditentukan = 3,5 E : Modulus elastisitas
Dipakai profil siku samakaki JL 70.70.7 Dari Tabel Profil Diperoleh :
A = 9,4
e = 1,97 cm Ix=Iy = 42,4 ix=iy = 2,12 cm
= =
min
i Lk
λ 144,34 0,114
12 , 2 306 = ⇒ = α cm cm
σtk = σ x α = 1600 x 0,114 =182,34 Ix profil = 2.Ix = 2 x 42,4 = 84,8 A profil = 2.A = 2 x 9,4 = 18,8 ix gabungan =
A Ix . 2 . 2 = 4 , 9 2 4 , 42 2 x x
= 4,51 cm Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun ( a ) :
(57)
48
= (2 x 1,97) + 1 = 4,94 cm Iy gab = 2{ Iy + A (0,5 x a)2}
= 2 {42,4 + 9,4 (0,5 x 4,94)2} = 199,5
iy gab = A Iygab 2 = 4 , 9 2 5 , 199 x = 3,26 cm
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan x-x :
λx = ix Lk = 12 , 2 306 = 144,34
λg =
2400 . 7 , 0 E π = 2400 7 , 0 10 1 , 2 14 , 3 6 x x = 111,02
λs = g x λ λ
= 1,3 02 , 111 34 . 144 =
(58)
2 ) ( 381 ,
2 x λs ω =
= 4,02
Kontrol tegangan
A P
ytb ω
σ =
= 678,57 / 928 / ( )
8 , 18 39 , 3173 02 ,
4 = kg cm2 <σtk= kg cm2 OK Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan y-y :
λy = iygab Lk = 26 , 3 306 = 93,87
λg =
2400 . 7 , 0 E π = 2400 7 , 0 10 1 , 2 14 , 3 6 x x = 111,02
λs = g y λ λ
= 0,85 02 , 111 87 , 93 =
Karena 0,183 < λs < 1 maka :
s λ ω − = 593 , 1 41 , 1
(59)
50
= 1,89 85 , 0 593 , 1
41 , 1
= −
Kontrol tegangan
A P
ytb ω
σ =
= 318,39 / 928 / ( )
8 , 18
39 , 3173 89 ,
1 = kg cm2 <σtk = kg cm2 OK 8. Pehitungan Sambungan
a. Kekuatan satu baut
Diameter baut ½ ” = 1.27 cm Jenis sambungan = irisan dua
Tebal profil JL 90.90.9 = 2 x 9 mm = 18 mm Tebal profil JL 80.80.8 = 2 x 8 mm = 16 mm Tebal profil JL 70.70.7 = 2 x 7 mm = 14 mm Tegangan geser ijin (σ) = 0,6 x 1600 = 960 kg/cm2 Tegangan tumpuan ijin (σtp) = 1,5 x σ dsr
= 1,5 x 1600
= 2400 kg/cm2
Daya pikul satu baut terhadap geser : N gs = 2 x π / 4 x d2 x σ ijin
= 2 x 3.14 / 4 x (1.27 )2 x 960 = 2430,96 kg
Daya pikul satu baut terhadap tumpu : N tp profil 90.90.9 = tf x d x σ tp
(60)
= 1.8 x 1.27 x 2400 = 4389.12 kg N tp profil 80.80.8 = tf x d x σ tp
= 1.6 x 1.27 x 2400 = 3901.44 kg N tp profil 70.70.7 = tf x d x σ tp
= 1.4 x 1.27 x 2400 = 3413.76 kg
Maka dapat ditentukan kekuatan 1 baut = 2430,96 kg karena Ngs < Ntp.
b. Penempatan baut ¾ 2.5 d < s < 7 d
2.5 x 1.27 cm < s < 7 x 1.27 cm 3.175 cm < s < 8.89 cm
¾ 1.5 d < s1 < 2 d
1.5 x 1.27 cm < s1 < 2 x 1.27 cm 1.905 cm < s1 < 2.54 cm
¾ 2.5 d < u < 7 d
2.5 x 1.27 cm < u < 7 x 1.27 cm 3.175 cm < u < 8.89 cm
(61)
52
c Perhitungan jumlah baut a. Titik buhul A
Batang S9
Besar gaya batang = 125.48 KN = 12791.43 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 5,26 6baut 96
, 2430
43 ,
12791 = ∞
Batang S17
Besar gaya batang = 142,8 KN = 14557,03 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 2,84 3baut
96 , 2430
1
∞ =
2. Titik buhul B
Batang S9
(62)
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 5,26 6baut 96
, 2430
43 ,
12791 = ∞
Batang S10
Besar gaya batang = 122,09 KN = 12445,86 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 5,12 6baut 96
, 2430
86 , 12445
∞ =
Batang S38
Besar gaya batang = 4,37 KN = 445,48 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,18 2baut 96
, 2430
48 ,
445 = ∞
Batang S39
Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,28 2baut 96
, 2430
17 ,
692 = ∞
(63)
54
Batang S18
Besar gaya batang = 143,01 KN = 14578,44 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 5,9 6baut 96
, 2430
44 ,
14578 = ∞
Batang S19
Besar gaya batang = 136,81 KN = 13946,41 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 5,74 6baut 96
, 2430
41 ,
13946 = ∞
Batang S39
Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,28 2baut 96
, 2430
17 , 692
∞ =
Batang S340
Besar gaya batang = 7,67KN = 781,88 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,32 2baut 96
, 2430
88 ,
781 = ∞
(64)
Batang S20
Besar gaya batang = 124,78 KN = 12720,07 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 5,23 6baut 96
, 2430
07 ,
12720 = ∞
Batang S29
Besar gaya batang = 98,37 KN = 10027,84 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 4,13 5baut 96
, 2430
84 ,
10027 = ∞
Batang S43
Besar gaya batang = 19,61 KN = 1999,04 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,82 2baut 96
, 2430
04 , 1999
∞ =
Batang S44
Besar gaya batang = 15,57KN = 1587,21 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,65 2baut 96
, 2430
21 ,
1587 = ∞
Batang S59
Besar gaya batang = 15,64 KN = 1594,34 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,66 2baut 96
, 2430
34 , 1594
∞ =
(65)
56
5. Titik buhul E
Batang S26
Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 3,11 4baut 96
, 2430
72 ,
7551 = ∞
Batang S27
Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 3,11 4baut 96
, 2430
72 , 7551
∞ =
Batang S48
Besar gaya batang = 38,09 KN = 3882,9 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 1,6 2baut 96
, 2430
9 ,
(66)
6. Titik buhul F
Batang S30
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 3,7 4baut 96
, 2430
2 , 8943
∞ =
Batang S31
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 3,7 4baut 96
, 2430
2 , 8943
∞ =
Batang S47
Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 1,01 2baut 96
, 2430
85 ,
2461 = ∞
Batang S48
(67)
58
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut = 1,6 2baut
96 , 2430
9 , 3882
∞ =
Batang S49
Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 1,01 2baut 96
, 2430
85 , 2461
∞ =
7. Titik buhul G
Batang S34
Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,45 2baut 96
, 2430
89 , 1097
∞ =
Batang S36
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
(68)
Jumlah baut = 3,7 4baut 96
, 2430
2 , 8943
∞ =
Batang S35
Besar gaya batang = 2,37 KN = 241,6 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,1 2baut 96
, 2430
6 ,
241 = ∞
Batang S34
Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,45 2baut 96
, 2430
89 , 1097
∞ =
Batang S60
Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,61 2baut 96
, 2430
98 , 1469
∞ =
Batang S62
Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut = 0,61 2baut 96
, 2430
98 ,
(69)
60
BAB IV
PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
PERENCANAAN PLAT LANTAI 1. Data Teknis :
- Mutu beton (fc) = 25 MPa - Mutu baja (fy) = 240 MPa
- Beban beton bertulang (PPIUG, 1983) = 2400 kg/m3 - Beban keramik (PMI, 1979) = 24 kg/m2 - Beban spesi 2 cm (PMI, 1979) = 21 kg/m2 - Beban rangka plafond (PMI, 1979) = 7 kg/m² - Beban plafond (eternit) diasumsikan dari berat
semen asbes dengan tebal 5mm (PMI, 1979) = 11 kg/m² = 0,11 kN/m² - Beban hidup untuk lantai (PPIUG, 1983) = 250 kg/m² = 2,5 kN/m²
- q lantai = 3 kN/m2
- Tebal spesi / adukan = 2 cm - Tebal keramik max = 1 cm 2. Tebal Plat :
Menurut buku-buku dasar perencanaan beton bertulang (CUR) table 10, tebal plat untuk fy = 240 Mpa adalah 1/32 L.
Dipilih Ly/Lx terbesar
a. h min, arah x = 1/32 x 300 = 9.375 cm b. h min, arah y = 1/32 x 360 = 11.250 cm
(70)
Dipakai tebal plat 12 cm 3. Perhitungan Beban Plat :
Analisa Pembebanan Plat Plat lantai
• Beban Mati ( qD)
Berat sendiri plat = 0,12 m x 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2 Berat keramik = 1 x 0,24 kN/m2 =0,24 kN/m2 Berat spesi = 2 x 21 kN/m2 = 0,42 kN/m2 Berat plafond + penggantung = 0,18 kN/m2
+ Total berat mati (qd) = 3,72 kN/m2
• Beban Hidup (ql) = 2,5 kN/m2
• Beban Berfaktor (qu) = 1,2 qd + 1,6 ql
= 1,2 . 3,72 kN/m2 + 1,6 . 2,5 kN/m2 = 8,464 kN/m2
Plat tangga
• Beban Mati ( qD)
Berat sendiri plat = 0,12 x 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2 Berat keramik = 1 x 0,24 kN/m2 =0,24 kN/m2 Berat spesi = 2 x 0,21 kN/m2 = 0,42 kN/m2 +
Total berat mati (qd) = 3,54 kN/m2
• Beban Hidup (ql) = 3 kN/m2 Plat bordes
(71)
62
• Beban Mati ( qD)
Berat sendiri plat = 0,12 x 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2 Berat keramik = 1 x 0,24 kN/m2 =0,24 kN/m2 Berat spesi = 2 x 0,21 kN/m2 = 0,42 kN/m2 +
Total berat mati (qd) = 3,54 kN/m2
• Beban Hidup (ql) = 3 kN/m2
4. Plat Lantai
Momen Rancang Plat
β =
3000 3600
= 1.2 dipakai β = 1.2 cx+ = 34
cx- = 63
cy+ = 25
cy- = 57
Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2 Mtx = -63 . 0,001 . 8,464. 3,02 Mtx = -4,799 kNm
Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2 Mlx = +34 . 0,001 . 8,464. 3,02 Mlx = 2,59 kNm
(72)
Mty = -57 . 0,001 . 8,464. 3,02 Mty = -4,342 kNm
Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2 Mly = 25 . 0,001 . 8,464. 3,02 Mly = 1,904 kNm
Penulangan Plat
• Tebal Plat = 120 mm
• Selimut Beton = p = 20 mm Direncanakan
¾ Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm ¾ Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm Tinggi efektif
- Arah x = dx = h – p –Dx/2 = 120 – 20 – 10/2 = 95 mm
- Arah y = dy = h – p – Dx – Dy/2 = 120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm
(73)
64
Penulangan tepi arah x Mtx = 4,799kNm k = 2
. .bd Mu
φ = 2
95 1000 8 . 0
4799000
x
x = 0,665
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 makaρ = 0,0058
As tx1 = ρ.b.d
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As Astx1
n =
5 . 78
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi =
1 −
n b
=
7
1000mm
= 142,86 mm Dipaka tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah x Mlx = 2,59 kNm
(74)
k = 2 . .bd Mu
φ = 2
95 1000 8 , 0
2590000 x
x = 0,359
As lx1 = ρ.b.d
= 0,0058 x 1000 x 95 = 551 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As Aslx1
n = 5 , 78
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi =
1 −
n b
=
7
1000mm
= 142,8 mm Dipaka tulangan φ 10 – 150 mm As lx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As lx1 = 551 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan tepi arah y Ditinjau 1000 mm
Mty = 4,342 kNm k =
2 . .bd Mu
φ = 2
85 1000 8 . 0
4342000
x
x = 0.751
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 makaρ = 0,0058
(75)
66
As tx1 = ρ.b.d
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As Astx1
n =
5 . 78
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi =
1 −
n b
=
6
1000mm
= 166,67 mm Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah y Mly = 1,904 kNm
k = 2 . .bd Mu
φ = 2
85 1000 8 , 0
1904000 x
x = 0,189
As lx1 = ρ.b.d
= 0,0058 x 1000 x 85 = 493 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
(76)
= ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As Aslx1
n = 5 , 78
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi =
1 −
n b
=
6
1000mm
= 166,67 mm Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm As lx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As lx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
3.2 PERENCANAAN TANGGA Ketentuan Dan Dimensi Tangga - Skema tangga
(77)
68
- Tinggi lokal ruangan = 4.60 m - Ruangan tersedia = 3.6 x 5.1 m - Tinggi dasar sampai bordes = 2.3 m - Anak tangga
• Tinggi optride (t) = 17 s/d 19 Diambil 18 cm
• Jumlah anak tangga =
18 460
= 25,56 buah dibulatkan 26 buah
• Lebar antride a + 2 o = 0.60 s/d 0.66 (dipakai lebar antrede = 0.60) a = 60 – 2 x 18 = 24 cm - Kemiringan tangga (α) = arc tg
6 , 3
3 , 2
= 32,57 0 - Penulangan plat bordes
(78)
β =
5 . 1
6 . 3
= 2.4
cx+ = 42,1
cx- = 72,4
cy+ = 17,8 cy- = 54,9
Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2 Mtx = -72,4 . 0,001. 9,048 . 3,62 Mtx = -8,49 kNm
Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2 Mlx = +42,1 . 0,001 . 9,048 . 3,62 Mlx = 4,94 kNm
Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2 Mty = -54,9 . 0,001 . 9,048 . 3,62 Mty = -6,44 kNm
Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2 Mly = +17,8 . 0,001 . 9,048 . 3,62 Mly = 2,09 kNm
Penulangan Plat
• Tebal Plat = 120 mm
(79)
70
Direncanakan
¾ Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm ¾ Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm Tinggi efektif
- Arah x = dx = h – p –Dx/2 = 120 – 20 – 10/2 = 95 mm
- Arah y = dy = h – p – Dx – Dy/2 = 120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm
Penulangan tepi arah x Mtx = 8,49 kNm k = 2
. .bd Mu
φ = 2
95 1000 8 , 0
8490000 x
x = 1,18
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 makaρ =0,0058
As tx1 = ρ.b.d
(80)
Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2
= ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As Astx1
n = 5 , 78
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi =
1 −
n b
=
7
1000mm
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah x Mlx = 4,94 kNm k =
2 . .bd Mu
φ = 2
95 1000 8 , 0
4940000 x
x = 0,684
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 makaρ =0,0058
As tx1 = ρ.b.d
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
(81)
72
= ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As Astx1
n = 5 , 78
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi =
1 −
n b
=
7
1000mm
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan tepi arah y Mty = 6,44 kNm k =
2 . .bd Mu
φ = 2
85 1000 8 , 0
6440000 x
x = 1,114
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 makaρ =0,0058
As tx1 = ρ.b.d
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
(82)
Jumlah tulangan n = As Astx1
n = 5 , 78
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi =
1 −
n b
=
6
1000mm
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah y Mly = 2,09 kNm k = 2
. .bd Mu
φ = 2
85 1000 8 , 0
2090000 x
x = 0,362
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 makaρ =0,0058
As tx1 = ρ.b.d
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As Astx1
(83)
74
n = 5 , 78
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi =
1 −
n b
=
6
1000mm
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
- Penulangan plat tangga Momen Rancang Plat
β =
1500 4270
= 2.85 cx+ = 63,5 cx- = 83 cy+ = 14
cy- = 50
Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2 Mtx = -83 . 0,001. 9,048 . 1,52 Mtx = -1,69 kNm
Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2 Mlx = +63,5 . 0,001 . 9,048 . 1,52 Mlx = 1,293 kNm
(84)
Mty = -50 . 0,001 . 9,048 . 1,52 Mty = -1,018 kNm
Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2 Mly = +14 . 0,001 . 9,048 . 1,52 Mly = 0,285 kNm
Penulangan Plat
• Tebal Plat = 120 mm
• Selimut Beton = p = 20 mm Direncanakan
¾ Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm ¾ Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm Tinggi efektif
- Arah x = dx = h – p –Dx/2 = 120 – 20 – 10/2 = 95 mm
- Arah y = dy = h – p – Dx – Dy/2 = 120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm
(85)
76
Penulangan tepi arah x Mtx =1,69 kNm k = 2
. .bd Mu
φ = 2
95 1000 8 , 0
1690000 x
x = 0,234
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 makaρ =0,0058
As tx1 = ρ.b.d
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As Astx1
n = 5 , 78
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi =
1 −
n b
=
7
1000mm
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 570 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah x Mlx = 1,293 kNm
(86)
k = 2 . .bd Mu
φ = 2
95 1000 8 , 0
1293000 x
x = 0,179
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 makaρ =0,0058
As tx1 = ρ.b.d
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As Astx1
n = 5 , 78
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
Spasi =
1 −
n b
=
7
1000mm
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan tepi arah y Mty = 1,018 kNm k =
2 . .bd Mu
φ = 2
85 1000 8 , 0
1018000 x
x = 0,176
(87)
78
makaρ =0,0058 As tx1 = ρ.b.d
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As Astx1
n = 5 , 78
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi =
1 −
n b
=
6
1000mm
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah y Mly = 0,285 kNm k =
2 . .bd Mu
φ = 2
85 1000 8 , 0
285000 x
x = 0,049
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 makaρ =0,0058
(88)
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan n = As Astx1
n = 5 , 78
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
Spasi =
1 −
n b
=
6
1000mm
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
DASAR PERENCANAAN
6. Perencanaan struktur portal utama menggunakan beton bertulang dengan mutu beton fc = 25 MPa, fy = 240 MPa. Struktur dihitung dengan program SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )
untuk menghindari kesalahan perhitungan dengan cara manual. Perhitungan struktur portal meliputi :
(89)
80
Perhitungan pembebanan struktur portal berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.
2. Analisa Statik
Perhitungan denga menggunakan SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )
menghasilkan gaya – gaya dan momen-momen yang nantinya digunakan untuk menghitung penulangan
3. Perhitungan Penulangan
Momen atau gaya yang dihasilkan dari output SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )
diambil yang terbesar kemudian digunakan untuk menghitung penulangan balok, sloof, ringbalk, kolom, dan pondasi.
.
PERHITUNGAN GAYA-GAYA GESER YANG BEKERJA PADA STRUKTUR
Berat Bangunan Total (W Tot) Untuk Bangunan Gedung Lantai 1
A. BEBAN MATI
•Berat plat = 15 x 54 x 2400 x 0.12 = 233280
•Balok induk
P3=P4 (30x60) = 30 x (0.6 – 0.12) x 0.3 x 2400 = 10368 AP2=P2 (30x80) = 114 x (0.8 – 0.12)x 0.3 x 2400 = 55814.4 AP1=P1(30x60) = 96 x 0.6 x (0.6 – 0.12) x 2400 = 66355.2
(90)
CP (40x100) = 34.4 x 1 x (1 – 0.12)x 2400 = 72652.8
•Balok anak
A1=A2=T (20x35) = 292.2 x (0.35 – 0.12)x 0.2 x 2400 = 28051.2 C1 (40x40) = 21.6 x (0.4 – 0.12)x 0.4 x 2400 = 5806.08
•Kolom
K1 (40x60) = 16 x (4.6 x 0.4 x 0.6) x 2400 = 42393 K2 (40x50) = 16 x (4.6 x 0.4 x 0.5) x 2400 = 35328 K3 (40x40) = 2 x (4.6 x 0.4 x 0.4) x 2400 = 3532.8 K4 (60x60) = 10 x (4.6 x 0.6 x 0.6) x 2400 = 39744 K5 (20x20) = 6 x (4.6 x 0.2 x 0.2) x 2400 = 2649.6 K6 (30x30) = 2 x (4.6 x 0.3 x 0.3) x 2400 = 1987.2
•Dinding = (2x14.85 ) + (2x53.85) x 4.6 x 250 = 123884.7
•Plafon+ penggantung = 14.85 x 53.85 x (11+7) = 14395.1
•Spesi = 14.85 x 53.85 x 42 = 33586.2
•Tegel = 14.85 x 53.85 x 24 = 19192.1 +
Jumlah = 788804.38
B. BEBAN HIDUP
•qh lantai = 250 kg/m2
•koef reduksi = 0.3
Wh = 0.3 x (15 x 54 x 250) = 60750 kg
•Beban total = Wm + Wh
(91)
82
= 849554.38 kg Lantai 2
A. BEBAN MATI
•Berat plat = 15 x 54 x 2400 x 0.12 = 233280
•Balok induk
P3=P4 (30x60) = 30 x (0.6 – 0.12) x 0.3 x 2400 = 10368 AP2=P2 (30x80) = 114 x (0.8 – 0.12)x 0.3 x 2400 = 55814.4 AP1=P1(30x60) = 96 x 0.6 x (0.6 – 0.12) x 2400 = 66355.2 CP (40x100) = 34.4 x 1 x (1 – 0.12)x 2400 = 72652.8
•Balok anak
A1=A2=T (20x35) = 292.2 x 0.35 x 0.2 x 2400 = 49089.6 C1 (40x40) = 21.6 x 0.4 x 0.4 x 2400 = 8294.4
•Kolom
K1 (40x60) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) x 2400 = 38707.2 K2 (40x50) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) x 2400 = 32256 K3 (40x40) = 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) x 2400 = 3225.6 K4 (60x60) = 10 x (4.2 x 0.6 x 0.6) x 2400 = 36288 K6 (30x30) = 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) x 2400 = 1814.4
•Dinding = (2x14.85 ) + (2x53.85) x 4.2 x 250 = 113114.7
•Plafon + penggantung = 14.85 x 53.85 x (11+7) = 14395.1
•Spesi = 14.85 x 53.85 x 42 = 33586.2
•Tegel = 14.85 x 53.85 x 24 = 19192.1 +
(92)
B. BEBAN HIDUP
a.qh lantai = 250 kg/m2 b.koef reduksi = 0.3
Wh = 0.3 x (15 x 54 x 250) = 60750 kg
c.Beban total = Wm + Wh
= 788433.7 + 60750 = 849183.7 kg Lantai 3
A. BEBAN MATI
•Balok
A1=A2=T (20x35) = 138 x 0.35 x 0.2 x 2400 = 23184
•Kolom
K1 (40x60) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) x 2400 = 38707.2 K2 (40x50) = 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) x 2400 = 32256 K3 (40x40) = 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) x 2400 = 3225.6 K4 (60x60) = 4 x (4.2 x 0.6 x 0.6) x 2400 = 14515.2 K6 (30x30) = 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) x 2400 = 1814.4
•Berat ring balk (20/15) = (2x69.5)+(2x16.5)x0.15x0.2x2400 = 2515
•Berat atap (berdasarkan SAP 2000) = 29.4 x 15 x 54 = 23814
•Dinding = (2x14)+(2x69.5)x4.5x250 = 156403
•Plafon + penggantung = 14x69.5x(11+7) = 17514
(93)
84
•Tegel = 14x69.5x24 = 23353 +
Jumlah = 357733.4 kg
B. BEBAN HIDUP
a. qh lantai = 250 kg/m2
b. koef reduksi = 0.3 Wh = 0.3x(15 x 54 x 250)
= 60750 kg
c. Beban total = Wm + Wh = 357733.4 + 60750 = 418483 kg
D. Beban bangunan total = beban lantai 1 + beban lantai 2 + beban lantai 3 = 849554.38 + 849183.7 + 418483
= 2117221.48 kg
= 2117.22148 Ton
Waktu Getar Bangunan (T)
Rumus empiris untuk portal beton Tx = Ty = 0,06
Dengan : H = Ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur gedung diukur dari tingkat penjepit lateral ( dalam m ).
H = h1 + h2 + h3 = 4.6 + 4.2 + 4.2 = 13 m
Tx = Ty = 0.06 x H(3/4) = 0.06 x 13(3/4)
(94)
= 0.411 detik Koefisien Gempa Dasar ( C )
Grafik koefisien gempa dasar untuk wilayah Semarang ( Zone 4 ) dengan struktur bangunan di atas tanah lunak diperoleh C = 0.05
Gambar 2. Koefisien Gempa Dasar C
Untuk Tx = Ty = 0.411 detik, zone 4 dan jenis tanah lunak diperoleh C = 0.05 (Lihat Gambar 1.1)
Faktor keutamaan (I) dan faktor jenis struktur (K) I = 1.5
K = 1
Gaya Geser Horizontal Total Akibat Gempa Vx = Vy = C x I x K x Wt
= 0.05 x 1.5 x 1 x 2117.22148 = 158.792 ton
Distribusi Gaya Geser Akibat Gempa ke Sepanjang Tinggi Gedung a. Arah x
3 24 . 0 54
13 = <
=
A H
(95)
86
Fix = xVx
Qixhi Qixhi
∑
b. Arah y
3 87 . 0 15
13= <
=
A H
(OKE)
Fiy = xVy
Qixhi Qixhi
∑
Dengan
Fi = gaya geser horizontal akibat gempa pada lantai ke-1 hi = tinggi lantai ke-1 terhadap lantai dasar
Vx, y = gaya geser horizontal total akibat gempa untuk arah x atau y A, B = panjang sisi bangunan dalam arah x dan y
Tabel 4 Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat total gempa kesepanjang panjang gedung dalam arah X dan Y untuk tiap portal
tingkat Hi (m)
Qi (t)
Hi x Qi (tm)
Fix,y Total (t)
Untuk tiap portal ½ Fix(t) 1/9 Fiy(t)
3 13 418.483 5440.28 51.36 25.68 5.71
2 8.8 849.1837 7472.82 70.54 35.27 7.84
1 4.6 849.55438 3907.95 36.89 18.45 4.10
Perencanaan Balok Balok P3=P4
L = 6 m
H min = 324.32mm
5 . 18 6000
(1)
237
8.2 Saran
1. Pelaksanaan poyek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat – syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan.
2. Pelaksanaan pembangunan proyek harus diusahakan cepat dan tepat dalam segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan.
3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya diperlukan kerjasama yang baik antara pihak – pihak yang terkait dalam pembangunan proyek tersebut.
4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal, baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan selama bangunan yang telah berdiri digunakan.
(2)
238
DAFTAR PUSTAKA
Apriyatno, Henry. 2003. Diktat Kuliah Strukur Beton. Jurusan Teknik Sipil FT UNNES Semarang.
DPU. 1961. Pedoman Perencanaan Kayu Indonesia 1961. Bandung: Yayasan Normalisasi Indonesia.
DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.
DPU. 1991. SK SNI T-15-1991-03, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan LPMB.
DPU. 1989. Pedoman Beton. Bandung: Yayasan Penerbit PU.
Tri Cahyo, H. 2005. Diktat Kuliah Teknik Fondasi I. Jurusan Teknik Sipil FT UNNES Semarang.
(3)
239
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa : Nama : Abie Surya Fuadi
NIM : 5150304020 Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya yang berjudul :
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang, Agustus 2007 Mengetahui,
Ketua Program Studi, Pembimbing,
Drs.Tugino, M.T Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP.131763887 NIP. 131658240
(4)
240
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa : Nama : Danang Agustian A
NIM : 5150304002 Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya yang berjudul :
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang, Agustus 2007 Mengetahui,
Ketua Program Studi, Pembimbing,
Drs.Tugino, M.T Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP.131763887 NIP. 131658240
(5)
241
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa : Nama : Abie Surya Fuadi
NIM : 5150304020 Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya yang berjudul :
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang, Agustus 2007
Pembimbing,
Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP. 131658240
(6)
242
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa : Nama : Danang Agustian A
NIM : 5150304002 Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya yang berjudul :
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang, Agustus 2007
Pembimbing,
Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP. 131658240